Anda di halaman 1dari 10

45

Bab 7 : Sintesa Organik


7. 1. Pengertian Sintesa Organik.
Senyawa organik pada umumnya dihasilkan oleh organisme hidup (mahluk hidup). Dalam
tubuh mahluk hidup senyawa organik disintesa melalui proses biosintesa dan dikatalisis oleh biokatalis
yang disebut enzim yang sangat spesifik. Biosintesa lebih dikenal dengan nama metabolisme dengan
proses in vivo , sehingga produk sintesanya dikenal dengan nama metabolit. Ada dua jenis hasil
metabolisme yaitu: metabolit primer yang fungsinya jelas (Biokimia) dan metabolit sekunder yang
fungsinya belum jelas pada mahluk hidup (Senyawa hasil alam = natural product).
Kandungan senyawa organik khususnya metabolit sekunder dalam mahluk hidup pada
umumnya relatif rendah padahal kebutuhan akan senyawa – senyawa organik untuk berbagai
kepentingan terus meningkat, sehingga ahli kimia organik berusahan mensintesa senyawa yang sama,
mirip atau berfungsi mirip di laboratorium ( in vitro) . Meniru proses in vivo di laboratorium (in – vitro)
tentu sangat sulit sehingga prosesnya lebih tepat bila disebut sebagai proses semisintetik. Proses
semisintetik mencakup transformasi metabolit primer dan sekunder menjadi senyawa lain yang lebih
bermanfaat.
Di laboratorium kimia organik tentu saja ahli kimia organik sintetik sangat intens melakukan
penelitian semisintetik. Demikian juga halnya ahli kimia industri telah banyak menghasilkan produk
sintetik seperti : berbagai surfaktan, pupuk kimia, bahan – bahan farmasi, polimer (aneka plastik), zat
warna, pestisida, bahan pewangi dan parfum, detergen dan berbagai bahan desinfektan dan lain – lain.
Berbagai cara telah dilkukan oleh para ahli agar sintesa senyawa organik semakin maksimal dan
semakin banyak jenis senyawa organik yang dihasilkan melalui proses sintetik. Dewasa ini berkembang
suatu metode sintesa organik melalui pendekatan pemutusan (diskoneksi) atau pendekatan sinton.
Dengan metode ini struktur molekul yang akan disintesa ditentukan terlebih dahalu yang dikenal
sebagai molekul target (MT). Selanjutnya MT dipecah/dipotong/diputus dengan seri diskoneksi untuk
mendapatkan bahan awal (starting material) atau sinton yang tersedia atau disediakan melalui suatu
reaksi (interkonversi gugus fungsional = IGF).
Contoh : Molekul targetnya adalah etil asetat
O
H3 C– C O – CH2CH3

C-O
Tanda ( ) menyatakan diskoneksi ikatan C – O , dengan simbol yang lebih umum
46

O
Dari hasil diskoneksi tersebut diperoleh sinton CH 3 – C+ dan CH3-CH2-O-. Muatan negatif akan
terdapat pada atom yang lebih elektronegatif. Dari sinton tersebut maka akan diperoleh dua bahan awal
(strating material) sebagai berikut:
O O
Sinton : CH3 - C+ ,maka bahan awalnya adalah CH3 – C – Cl (OH) –OCO-CH3
Sinton : CH3- CH2 – O-, maka bahan awalnya adalah CH3 – CH2 - OH
Maka cara mensintesanya adalah:
O O
CH3 – C – Cl + CH3 – CH2 – OH CH3 – C – O – CH2 – CH3 (MT)

Pedoman yang sangat penting untuk meripta suatu sintesis dengan pendekatan diskoneksi
adalah dua hal sebagai berikut:
1. Analisis.
a. Mengenal gugus fungsional dan molekul target (MT).
b. Melakukan diskoneksi dengan metode yang berhubungan dengan reaksi – reaksi yang
mungkin.
c. Memastikan bahwa reagen pereaksi hasil pemutusan (sinton) tersedia sebagai starting
material.
2. Sintesis.
a. Membuat rencana berdasarkan analisis starting material dan kondisi sintesis
b. Bila tidak berhasil dalam sintesis dilakukan pengkajian ulang analisis.
Dengan demikian hal yang mutlak harus dipahami agar sukses dalam melakukan sintesis
dengan pendekatan diskoneksi adalah memahami reaksi – reaksi senyawa organik maupun jenis –
jenisnya serta mekanismenya.. Ada kalanya pada waktu melakukan analisis terhadap bahan awal
(starting material) hasil diskoneksi harus diperoleh dari suatu hasil sintesik yang dikenal sebagai
Interkonversi Gugus Fungsional (IGF), karena reaksi senyawa organik tidak lain dan tidak bukan adalah
transformasi gugus fungsional. Dari penjelasan di atas maka diskoneksi pada hakekatnya adalah
merupakan kebalikan langkah sintetik atau reaksi senyawa organik. Ikatan yang didiskoneksi adalah
yang diyakini reaksi tersebut dapat berlangsung berdasarkan kaedah – kaedah dan jenis – jenis reaksi
yang mungkin.
47

7. 2. Pendekatan Diskoneksi Beberapa Golongan Senyawa Organik.


Berikut ini akan dibahas beberapa sintesa golongan senyawa organik (golongan berdasarkan
gugus fungsional) dengan pendekatan diskoneksi . Ulasan ini dapat digunakan sebagai pedoman
untuk sintesa senyawa golongan lain yang tidak dikemukakan dalam pembahasan ini.

1. Senyawa Aromatik.
Reaksi terhadap senyawa aromatik khususnya derivat benzena adalah substitusi elektrofilik,
sehingga analisis didasarkan pada reaksi tersebut.
Contoh : Molekul target (MT) adalah sebagai berikut.
O
C OEt

NH2
Analisis I: O O
C OEt C OH
C-O
+ Et - OH
NH2 NH2
Bahan awal (starting material ) p – amino benzoat adalah tidak lazim dan diskoneksi ( C-----NH 2) juga
tidak ada. Maka untuk mendapatkan bahan awal yang tersedia harus dilakukan IGF sebagai berikut:
CO2H CO2H CH3
IGF IGF
Oksidasi Reduksi
NH2 NO2 NO2
Berdasarkan IGF di atas maka diskoneksi (C--------NO 2) adalah sesuatu yang logis dan umum
dilakukan.
Analisis II: CH3 CH3

Nitrasi

NO2
48

Berdasarkan kedua analisis di atas maka disusun rencana sintesis sebagai berikut.
CH3 CH3 COOH COOH CO 2 - Et
HNO3 KMnO4 H2,Pd,C Et – OH (MT)
H2O4 (nitrasi) oksidasi reduksi esterifikasi
NO2 NO2 NH2 NH2

2. Senyawa Organo Halida.


Terdapat dua macam senyawa organo halida yaitu organo halida aromatik (Ar – X) dan halide
alifatik (R – X). Untuk halida arimatik maka sintesanya adalah berdasarkan reaksi substitusi elektrofilik
seperti (1), yaitu melalui halogenasi (X 2) yang umumnya adalah Cl2 dan Br2 dengan katalis AlX3 atau
FeX3. Sedangkan untuk halida alifatik reaksi sintesanya lazim melalui reaksi substitusi nukleofilik.
Walapun halide adalah merupakan nukleofil yang relatif lemah namun dengan penggunaan katalis
akan dapat mengganti gugus (-OH) dari suatu alkohol.
Reaktivitas alkohol adalah : tersier > sekunder > primer. Katalis yang biasa digunakan adalah
asam yang akan memprotonasi gugus (-OH) , menjadi H 2O+ yang merupakan suatu gugus pergi yang
sangat baik.
Contoh : Molekul target (MT) adalah t-butil klorida (CH 3)3 – C – Cl
C Cl
Analisis : (CH3)3 – C Cl (CH3)3 – C – OH + HCl

BF3
Sintesis : (CH3)3 – C – OH + HCl (CH3)3 – C – Cl (MT) + (HOB-F3)H+ (fasa air)

3. Senyawa Alkohol.
Alkohol lazim disintesa dengan mereaksikan senyawa karbonil dengan pereaksi Grignard
(R – Mg X) dengan reaksi umum sebagai berikut.
Formaldehid + R – MgX Alkohol 1 o
Aldehid + R – MgX Alkohol 2o
Keton + R – MgX Alkohol 3o
Untuk alkohol 1o maka gugus samping (-R) dari alkohol tergantung dari pereaksi Grignard,
sedangkankan untuk alkohol 2o dan 3o tergantung pada pereaksi grignar serta aldehid dan ketonnya.

Contoh : Molekul Target adalah


2,4 – dimetil pentanol -2
49

OH
Analisis :
C---C + O=
OH MgBr

Sintesis : Br Mg/Et2O MgBr Me2C = O


OH (MT)

Jalur lain untuk sintesa alkohol adalah dengan cara substitusi nukleofilik (S n) organo halogen dengan
basa kuat (OH-) dengan reaksi umum sebagai berikut.
R – X + OH- R – OH + X-
Dengan melakukan analisis dan sintesis terhadap suatu MT teretentu maka pendekatan diskoneksi
dapat diaplikansikan pada sintesa alkohol lewat jalur Sn ini.

4. Senyawa Eter dan Tioeter (Eter Sulfida).


Golongan eter ( R – O – R) dan tioeter ( R – S – R) mempunyai struktur yang mirip karena baik
O maupun S berada pada satu golongan pada SPU yaitu golongan VIA. Sintesa eter paling lazim
adalah melalui mekanisme Sn yang dikenal dengan sintesa Williamson dengan (RO- = alkoksi atau
PhO- = fenoksi) sebagai nukleofil .
Contoh : Molekul targen adalah Wallflower Me O-Me

Analisis : Me O Me C --- O Me OH + Me – Y

Bahan awal (sinton) Me – Y adalah suatu reagen pengasilisasi fenol dan dimetil sulfat
(MeO)2 SO2 lazim digunakan untuk metilasi fenol.]
CH3 - O
Sintesis: Me OH + SO 2 NaOH Me OMe (MT)
CH3 - O

Untuk eter alifatik maka nukleofilnya adalah alkoksi (RO -) dan perekasi yang umum , juga adalah
senyawa organo halide dengan reaksi umum sebagai berikut (Sintesa Williamson).
R–X + R1O- R – O – R1 + X--
50

5. Senyawa Karbonil.
Senyawa karbonil adalah merupakan turunan atau derivat asam karboksilat melalui jalur
sintesa sebagai berikut.
SOCl2/PCl5 R–C=O klorida asam
Cl
Ac2O R–C–O–C–R anhidrida asam
R–C=O O O
OH R1-OH/H+ R–C=O ester
OR1
R2- NH R–C=O amida
NR2

Reaksi derivatisasi di atas adalah merupakan dasar sintesis dengan MT senyawa karbonil melalui
pendekatan diskoneksi.
Contoh : Molekul target suatu amida
O
NH – C – CH2 – CH3
O C----N O
Analisis : NH C – CH2 – CH3 NH2 + CH3 – CH2 – C - Cl
IGF (reduksi)
C – N (nitrasi)
NO2

Sintesis: HNO3/H2SO4 NO2 H2, Pd, C NH2


Reduksi O
CH3 – CH2 – C - Cl
O
NH C – CH2 – CH3

(MT)
51

6. Senyawa Alkena.
Sintesa alkena adalah melalui jalur eliminasi dan yang umum adalah eliminasi air dari suatu
alkohol (dehidrasi) atau dehidrohalogenasi (eliminasi HX). Sesuai dengan Hukum Sayitzev maka alkena
yang banyak substituennya akan lebih muda terbentuk (stabilitas termodinamika).
Contoh : a. Molekul target

OH
Analisis : CH3 IGF/dehidrasi
CH3
C---C

=O + CH3 – Mg – Br (X)
CH3
Sintesis : O + CH3 – Mg - Br H2SO4(pekat)
OH dehidrasi
(MT)
b. Molekul target Ph

Ph CH3
Analisis : Ph Ph OH O
IGF/dehidrasi C–C Ph – C –CH 2 – CH3
Ph CH3 Ph CH3 + Ph – Mg Br(X)
O Ph
Sintesis : Ph – C – CH2 – CH3 + Ph – MgBr CH 3
Ph OH

P2O5(dehidrasi)

Ph
CH3 (MT)
Ph
7. 3. Kemoselektivitas Dan Gugus Pelindung.
52

Reaksi kemoselektif artinya bahwa peraksi hanya bereaksi dengan gugus fungsional yang
dikehendaki (tertentu) atau hanya bereaksi sampai pada tahapan tertentu atau menghasilkan suatu
produk dengan stereokimia tertentu (stereoselektif).
Contoh :
1. Oksidasi alkohol primer sampai menjadi aldehid.
O
R – CH2 – OH + [O] R-C–H
Dalam hal ini selektif hanya satu langkah, dan tidak terjadi oksidasi lanjut menjadi asam
karboksilat. Maka dalam hal ini perlu selektivitas oksidator agar hasil selektif.
2. Reduksi senyawa bergugus fungsi jamak alkena dan karbonil.
O O
R – CH = CH – C – CH3 + [H], Kat R – CH2 – CH2 – C – CH3
Dalam hal ini perlu selektivitas reduktor agar tidak terjadi reduksi kedua gugus tidak jenuh
seperti berikut.
OH
R – CH2 – CH2 – C – CH3
Pada prakteknya kemoselektivitas ini dilakukan dengan cara melindungi gugus yang tidak
dikehendaki untuk bereaksi dengan suatu gugus pelindung (protecting group). Pada akhir reaksi gugus
pelindung dilepaskan dengan suatu pereaksi tertentu. Ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi oleh
suatu gugus pelindung sebagai berikut.
1. Mudah dimasukkan dan dikeluarkan.
2. Resisten terhadap reagen yang akan menyerang gugus fungsional yang tidak terlindungi.
3. Resisten terhadap semua jenis reagen lain yang mirip , yang dapat menyerang gugus yang
tidak terlindungi.

Contoh : Reduksi terhadap ketoester OH O


O OEt
OH NaBH4
OEt O OH
(MT)

Reduksi terhadap ketoester di atas secara teoritis akan menghasilkan dua jenis reaktan sebagai MT.
Agar reaksi kemoselektif maka gugus keton harus dilindungi sehingga diperoleh hasil selektif 4-keto
pentanol (MT).
53

Untuk gugus keton (karbonil) digunakan gugus pelindung dengan dasar reaksi sebagai berikut.
1. Reaksi antara aldehid dan keton akan menghasilkan asetal.
O OH
R – OH + R’-C – H R – C – R’ (Asetal)
H
2. Reaksi antara alkohohol dan keton akan menghasilkan ketal.
O OH
R – OH + R’-C –R” R – C – R’ (Ketal)
R”

Dengan demikian molekul target di atas harus disintesa dengan gugus pelindung melalui jalur berikut.
O
O HO OH
OEt O O
(gugus pelindung) O
OEt
H2O,H+
(melepaskan gugus pelindung)

O OH
(MT)
Beberapa gugus pelindung untuk gugus fungsional senyawa organik dan cara mengeluarkannya ,
ketahanan dan reaksinya adalah seperti tabel 7. 1 berikut ini.
Tabel 7. 1 : Beberapa gugus pelindung (GP)
Gugus GP Penambahan Penghilangan Ketahanan GP GP bereaksi
dengan
Aldehida Asetal R-OH, H+ H2O/H+ Nukleofil, basa Elektrofil,
, reduktor oksidator
Keton Ketal R-OH, H+ H2O/H+ Nukleofil, basa Elektrofil,
, reduktor oksidator
Asam Ester Alkohol H2O/H+,OH- Basa lemah, Basa kuat,
elektrofil nukleofil,
reduktor.
Alkohol/Fenol Eter Basa Hidrogenasi Nukleofil Elektrofil

7. 4. Soal – Soal Latihan.


54

1. Jelaskan arti istilah – istilah berikut dan kemukakan masing – masing sebuah contoh.
a. semisintetik b. transformasi gugus fungsional c. sinton d. Molekul target d. IGF
2. Lakukan analisis dan jalur sintesisnya untuk molekul target parasetamol dari zat awal benzene
dengan rumus molekul sebagai berikut.
O
NH –C – CH2-CH3

3. Suatu senyawa mengandung gugus alkohol dan alkena akan dioksidasi dengan MT hanya
alkena yang teroksidasi menjadi karbonil. Jelaskan GP untuk alkohol dan bagaimana cara
mengeluarkannya.
4. Jelaskan bagamana analisis dan jalur sintesa untuk MT sikloheksanol.

Anda mungkin juga menyukai