Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH SUPERVISI PENDIDIKAN

Disusun Oleh :

1. Alza Delia (211434162)


2. Dinda Lestari (211434099)
3. Hamidah Nasution (211434191)

4. Vierca Cantika Budi (211434212)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

T.A 2021/2022
Daftar Isi

Daftar Isi ..............................................................................................................................................1

BAB I Pendahuluan ..............................................................................................................................2

A. Latar Belakang ........................................................................................................................2

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................................2

BAB II Pembahasan..............................................................................................................................4

A. pengertian Supervisi Pendidikan..............................................................................................4

B. Prinsip-Prinsip Supervisi...........................................................................................................5

C. Tujuan Supervisi Pendidikan....................................................................................................6

D. Fungsi Supervisi Pendidikan.....................................................................................................8

E. Tipe Supervisi Pendidikan........................................................................................................9

F. Jenis-Jenis Supervisi...............................................................................................................10

G. Alat-Alat Bantu Supervisi Pendidikan....................................................................................11

H. Objek Supervisi Pendidikan ...................................................................................................12

I. Langkah-Langkah Supervisi Pendidikan ..................................................................................14

J. Manfaat Supervisi Pendidikan ...............................................................................................17


K. Bagaimana Jika Tidak Ada Supervisi Pendidikan ...................................................................18
L. Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Guru Dengan SUpervisi .......................................18
M. Peran Supervisi Dalam Evaluasi Program Pendidikan ..........................................................19
N. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan....................................................................................20
BAB III Penutup .................................................................................................................................21

A. Kesimpulan ...........................................................................................................................21

B. Saran .....................................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................22

1
BAB I

PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk


memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang
tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah
satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam supervisi.
Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia
bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan


pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru berakar
mendalam dalam kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan supervisi diperlukan
kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan dalam peningkatan
mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya
sekedar menggunakan penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya bukan masalah
kongkrit yang tampak, melainkan memerlukan kepekaan batin.

Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan


dengan usaha-usaha mennciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek
akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada
kinerja dan pengawasan mutu pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan
supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada
kepala sekolah dalam mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan
memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara
efektif dan efisien.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.       Apa pengertian supervisi pendidikan

2.       Apa saja prinsip-prisip supervisi pendidikan

3.       Apa tujuan supervisi pendidikan

4.       Apa fungsi supervisi pendidikan

5.       Apa tipe supervisi pendidikan

2
6.       Apa saja jenis-jenis supervisi pendidikan

7.       Apa objek supervisi pendidikan

8.       Apa saja langkah-langkah supervisi pendidikan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A.     PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Sejatinya, istilah pendidikan sudah tidak asing lagi diperkenalkan dalam dunia
pendidikan. Kemudian istilah supervisi adalah sebuah kegiatan yang mengacu kepada
sebuah perbaikan dalam sebuah institusi. Banyak para pegawai yang berkecimpung
dalam sebuah institusi merasa ketakutan ketika mendengar bahwa institusi yang
bersangkutan akan dikunjungi oleh supervisor. Anggapan masyarakat institusi
supervisor adalah yang diperintahkan oleh atasannya untuk membentak dan memarahi
para pegawai-pegawai yang sedang aktif di institusi.

Kata “Supervisi” diadopsi dari bahasa inggris “supervision” yang berarti


pengawasan/ kepengawasan. Orang yang melaksanakan pekerjaan supervisi disebut
supervisor. Supervisi adalah sebagai bantuan dan bimbingan kepada guru dalam
bidanga instruksional, belajar, dan kurikulum dalam usahanya untuk mencapai tujuan
sekolah.

Ada beberapa ahli yang telah memberikan sumbangsih pemikirannya tentang


makna supervisi, diantaranya sebagai berikut :

a.       Kimball Wiles merumuskan bahwa supervisi adalah sebagai bantuan dalam


pengembangan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.

b.       Harold P. Adams dan Frank G.Dickey merumuskan supervisi sebagai


pelayanan/ layanan khusus dibidang pengajaran dan perbaikannya mengenai proses
belajar-mengajar termasuk segala faktor dalam situasi itu.

c.       Thomas H.Briggs dan Josep Justman merumuskan supervisi sebagai usaha yang
sistematis dan terus menerus untuk mendorong dan mengarahkan pertumbahan diri
guru yang berkembang, secara lebih efektif dalam membantu tercapainya tujuan
pendidikaan dengan murid-murid di bawah tanggung jawabnya.

Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk
melihat kinerja personalia dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap salah satu
bagian kerja yang tidak masksimal dalam menunjukkan kinerjanya. Berdasarkan

4
pendapat di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa supervisi merupakan suatu
layanan dan bantuan yang diberikan oleh supervisor kepda guru dalam upaya
memperbaiki pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

B.     PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI

Dalam melaksanakan tugasnya seorang supervisor harus berpegang pada


prinsip-prinsip yang kokoh demi kesuksesan tugasnya atau memiliki pedoman bagi
pelaksnaan tugasnya, yaitu:

1.       Prinsip Fundamental/ dasar (Foundamental/ basic principle)[2]

Setiap pemikiran, sikap dan tindakan seorang supervisor harus berdasar/


berlandaskan sesuatu yang kokoh/ kuat serta dapat dipulangkan kepadanya. Bagi
bangsa indonesia Pancasila adalah falsafah dan dasar negara kita, sehingga  bagi
supervisor, Pancasila adalah prinsip fundamental. Setiap supervisor pendidikan
Indonesia harus bersikap konsisten dan konsekuen dalam pengamalan  sila-sila
Pancasila secara murni dan konsekuen.

2.       Prinsip Praktis

Sesuai prinsip fundamental sebagai pedoman seorang supervisor pendidikan


Indonesia, maka dalam pelaksanakan sehari-hari mereka berpedoman pada prinsip
positif dan prinsip negatif.

a)       Prinsip positif merupakan pedoman yang harus dilakukan seorang supervisor


agar berhasil dalam pembinaannya.

 Supervisi harus konstruktif dan kreatif


 Supervisi harus mampu membangun pendidikan dan pengajarn ke arah yang lebih
baik dengan mengembangkan aktivitas, daya kreasi dan inisitaif orang-orang yang
disupervisinya.
 Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional, bukan berdasarkan
hubungan pribadi/ konco.
 Supervisi hendaklah progresif tekun, sabar, tabah dan tawakal.
 Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat dan kesanggupan
untuk mencapai kemajuan.
 Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan serta hubungan baik
yang dinamik.

5
 Supervisi hendaklah bertolak dari keadaan yang kini nyata ada (Das Sein) menuju
sesuatu yang dicita-citakan (Das Sollen).
 Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri demi kemajuan.

b)       Prinsip negatif merupakan pedoman yang tidak boleh dilakukan oleh seorang
supervisorr dalam pelaksanakan supervisi.

 Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya (otoriter) kepada orang-orang


yang disupervisi. Berikan argumentasi/ alasan yang rasional tentang tindakan-
tindakan serta instruksi-instruksinya. Jangan menonjolkan jabatan/ kekuasaannya
agar tidak menghambat kreativitas bawahannya.
 Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi, keluarga,
persahabat-an dan sebagainya.
 Supervisi hendaklah tidak menutup kemungkinan terhadap perkembangan dan
hasrat untuk maju bagi bawwahannya dengan dalih apapun. Supervisi tidak boleh
terlalu cepat mengharapkan hasil, mendesak dan memperkuda bawahan.
 Supervisi tidak boleh menutup kemungkinan terhadap hasrat berkembang dan
ingin maju dari bawahannya dengan segala dalih apapun.
 Supervisi tidak boleh mengeksploitasi  bawahan dan bersifat otoriter.
 Supervisi tidak boleh menuntut prestasi diluar kemampuan bawahannya/ cita-cita
muluk-muluk yang hampa.
 Supervisi tidak boleh egois. Tidak jujur dan menutup diri terhadap kritik dan saran
dari bawahannya.

C.     TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu mengarah kepada
tujuan yang ingin dicapai tersebut. Pendidikan merupakan salah satu bentuk kegiatan
manusia yang memiliki tujuan yang ingin dicapai dari proses pelaksanaanya.
Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu mencari dan
menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih efektif. Tujuan supervisi
pendidikan adalah:

·         Membantu guru agar dapat lebih mengerti/ menyadari tujuan-tujuan pendidikan


di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.

·         Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan
masalah-masalah yang dihadapi siswannya supaya dapat membantu siswanya itu lebih
baik lagi.

6
·         Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis
dalam rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan hubungan
antara staf yang kooperatif untuk bersana-sama meningkatkan kemampuan masing-
masing.

·         Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta


mengembang-kan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung jawab
yang sesuai dengan kemampuannya.

·         Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.

·         Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat


menyesuaikan diri dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan kemampuannya
secara maksimal.

·         Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan


merencanakan tindakan-tindakan perbaikannya.

·         Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak wajar
baik tuntutan itu datangnya ddari dalam (sekolah) maupun dari luar (masyarakat).

Menurut Hasbullah, fungsi dan tujuan supervisi pendidikan adalah sebagai berikut:

a.       Sebagai arah pendidikan. Dalam hal ini, tujuan akan menunjukkan arah dari
suatu usaha, sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi
sekarang kepada situasi berikutnya. Sebagai contoh, guru yang berkeinginan
membentuk anak didikanya menjadi manusia yang cerdas maka arah dari usahanya
ialah menciptakan situasi belajar yang dapat mengembangkan kecerdasan.

b.       Tujuan sebagai ttitik akhir. Dalam kaitan ini, apa yang diperhatikan adalah hal-
hal yang terletak pada jangkuan masa datang. Misalnya, jika seorang pendidik
bertujuan agar anak didiknya menjadi manusia yang berakhlak mulia, tentu
menekannya di sini adalah deskripsi tentang pribadi akhlakul karimah yang
diinginkannya tersebut.

c.       Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujun
pendidikan yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.

d.       Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-usaha yang
dilakukan, kadang-kadang didapati tujuannya yang lebih luhur dan lebih mulia
dibanding yang lainnya semua ini terlihat apabila berdasarkan nilai-nilai tertentu.

7
Tujuan supervisi pendidikan adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang
lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.

Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum supervisi


adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil
tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan
melaksanakan proses belajar mengajar.

D.     FUNGSI SUPERVISI PENDIDIKAN

Menurut Swearingen terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:

1.       Mengkoordinasi semua usaha sekolah. Usaha-usaha sekolah meliputi:

a.       Usaha tiap guru

Guru ingin mengemukakan ide dan menguraikan materi pelajaran menurut pandanga-
nnya ke arah peningkatan. Usaha-usaha yang bersifat individu tersebut perlu di
koordinasi. Itulah fungsi supervisi.

b.       Usaha-usaha sekolah

Sekolah dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas setiap kegiatan


sekolah, termasuk program-program sepanjang tahun ajaran, perlu ada koordinasi
yang baik.

c.       Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan setiap guru ingin bertumbuh dalam


jabatan-nya. Oleh karena itu, guru selalu belajar terus menerus, mengikuti seminar,
workshop, dan lain-lain. Mereka berusaha meningkatkan diri agar lebih baik. untuk
itu, perlu ada koordinasi yang merupakan tugas dari supervisi.

2.       Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. Kepemimpinan merupakan suatu


keterampilan yang harus dipelajari dan membutuhkan latihan yang terus-menerus.
Salah satu fungsi supervisi adalah melatih dan memperlengkapi guru-guru agar
mereka memiliki keteram-pilan dalam kepemimpinan disekolah.

8
3.       Memperluas pengalaman guru. Supervisi harus dapat memotivasi guru-guru
untuk mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan. Melalui pengalaman baru ini
mereka dapat belajar untuk memperkaya pengetahuan mereka.

4.       Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif. Seorang supervisi harus bisa


memberi-kan stimulus agar guru-guru tidak hanya berdasarkan instruksi atasan, tetapi
mereka adalah pelaku aktif dalam proses belajar mengajar.

5.       Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus. Penilaian yang diberikan
harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Mengadakan penilaian secara teratur
merupakan suatu fungsi utama dari supervisi  pendidikan.

6.       Menganalisis situuasi belajar mengajar. Tujuan dari supervisi adalah untuk


memperbaiki situasi belajar mengajar. Penganalisisan memberi pengalaman baru
dalam menyusun strategi dan usaha ke arah perbaikan.

7.       Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf supervisi


befungsi untuk memberikan dorongan stimulasi dan membantu guru agar dapat
mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan mengajar.

8.       Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-
tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan  mengajar guru-guru.

E.      TIPE SUPERVISI PENDIDIKAN

1.       Otokratis: supervisor penentu segalanya.

2.       Demokratis: mementingkan musyawarah mufakat dan bekerjasama atau gotong


royong secara kekeluargaan.

3.       Pseudo/ Quasai demokratis (demokratis semu). Dalam praktiknya sering


terdapat seorang supervisor yang berbuat seolah-olah demokratis, seperti mengadakan
rapat untuk memusyawarahkan sesuatu permasalahan tetapi dalam rapat tersebut
supervisor berusaha memaksakan rencanannya/ keinginannya untuk dituruti
bawahannya dengan cara/ muslihat yang halus dan licin.

4.       Manipulasi diplomatis: mengarahkan orang yang disupervisi untuk


melaksanakan apa yang dikehendaki supervisor dengan cara muslihat.

9
5.       Laissez-faire: memberikan kebebasan dan keleluasan kepada orang yang
disupervisi untuk melakukan apa yang dianggap mereka baik.

F.      JENIS-JENIS SUPERVISI

1.       Supervisi umum dan supervisi pengajaran.

Yang dimaksud dengan supervisi umum disini adalah supervisi yang dilakukan
terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan
dengan usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiiatan pengelolaan
bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap
kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor
pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi kantor, supervisi
pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan.

Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah kegiatan-kegiatan


kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personal
maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih
baik demi terciptanya tujuan pendidikan.

2.       Supervisi klinis

Dikatakan supervisi  klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan


kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar
mengajar, dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara
memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.

Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran


dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan
analisis intelektual yang intesif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan
tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional. Adapun ciri-ciri supervisi klinis
menurut La sulo adalah sebagai berikut : Bimbingan supervisor kepada guru/ calon
guru bersifat bantuan, bukan perintah atau intruksi. Jenis ketrampilan yang akan di
supervisi diusulkan oleh guru atau calon guru yang akan disupervisi dan disepakati
melalui pengkajian bersama antar guru dan supervisior.

Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai ketrampilan


mengajar secara terintegrasi, sasaran supervisi hanya pada beberapa ketrampilan

10
tertentu saja. Instrumen supervisi dikembangkan disepakati bersama antara supervisor
dan guru berdasarkan kontrak. Balikan diberikan dengan segera dan secara objektif.
Meskipun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam oleh
instrumen observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan guru/ calon guru
diminta terlebih dahulu menganalisis penampilannya.

Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau


menga-rahkan. Supervisi berlangsung dalam suasana terbuka dan supervisi
berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi dan diskusi balikan.
Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan atau peningkatan dan
perbaikan ketrampilan mengajar.

G.     ALAT-ALAT BANTU SUPERVISI PENDIDIKAN

Agar kegiatan supervisi pendidikan berjalan dengan lancar, seorang supervisor


dapat menggunakan berbagai alat bantu. Alat-alat bantu itu dipergunakan dengan
maksud untuk memungkinkan pertumbuhan kecakapan dan perkembangan
penguasaan pengetahuan oleh guru/ orang yang disupervisi sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan khususnya.
Alat-alat bantu supervisi antara lain:

·         Perpustakaan profesional dan perpustakaan sekolah

Dari perpustakaan baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan khusus mengenai


profesi guru (pendidikan dan pengetahuan), setiap guru dapat menambah pengetahuan
dan meningkatkan keterampilannya masing-masing. Supervisor harus mendorong agar
dilingkungan lembaga pendidikan/ sekolah diselenggarakan perpustakaan. Supervisor
harus selalu memberikan motivasi kepada guru-guru agar selalu berminat untuk
membaca di perpustakaan guna perkembangan ketrampilan dan pengetahuannya.

·         Buku Kurikulum/ rencana pelajaran dan buku pegangan guru

Setiap guru yang bertugas pada sebuah lembaga pendidikan harus mengetahui
program yang akan dilaksankan baik secara mendetail tentang program yang
berkenaan dengan bidangnya. Program suatu lembaga pendidikan pada umumnya
telah tersusun di dalam buku yang disebut Kurikulum Pelajran yang berisi jenis
kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan sekolah.

11
·         Bulletin pendidikan dan bulletin sekolah

Bulletin pendidikan termasuk brosur-brosur dan majalah-majalah tentang pendidikan


merupakan salah satu sarana tertulis yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan
ketrampilan dan pengetahuan guru. Bulletin sekolah dapat juga dipergunakan untuk
menyalurkan kemampuan murid dan guru dalam membahas suatu persoalan,
menyusun suatu kerangka dan lain-lain agar diantara yang satu dengan yang lain
terdapat komunikasi yang sehat. Dalam bentuk yang lebih sempurna bulletin atau
majalah pendidikan dapat diterbitkan oleh suatu badan yang berusaha menghimpun
berbagai tulisan tentang perkembangan pendidikan/ ilmu pengetahuan.

·         Penasehat asli dan resource person

Pada sebuah sekolah atau kantor pendidikan perlu ada seorang atau sejumlah
orang yang tergabung dalam suatu cabang ilmu sebagai suatu staf ahli yang selalu siap
memberikan bantuan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi sekolah
atau guru. Seorang supervisor dapat meminta bantuannya bilamana  dipandang perlu,
misalnya memberikan nasihat/ saran-saran penyelesaian masalah.

Bilamana staf ahli atau penasehat ahli itu tidak tersedia, supervisor dapat
meminta bantuan dari siapa pun di luar lembaga pendidikan yang dipandang mampu/
ahli, untuk membantu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan guru.

H.     OBJEK SUPERVISI PENDIDIKAN

Menurut Piet  A. Sahertian: Objek supervisi di masa yang akan datang mencakup:

1.       Pembinaan kurikulum

2.       Perbaikan proses pembelajaran

3.       Pengembangan Staff

4.       Pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru

Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni pembinaan
personil dan pembinaan non personil.

1.       Pembinaan Personil

12
a.       Kepala sekolah

Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga menjadi objek dari supervisi
pendidik-an tersebut. Dan sebgai pemegang tertinggi dalam suatu sekolah juga perlu
disupervisi, karena melihat dari latar belakang perlunya supervisi pendidikan bahwa
kepala sekolah itu juga perlu tumbuh dan berkembang dalam jabatannya, maka kepala
sekolah harus berusaha mengembangkan dirinya, meningkatkan kualitas
profesionalitasnya serta menumbuhkan semangat dalam dirinya dalam melaksanakan
tugasnya sebagai kepala sekolah. Tidak jauh berbeda dengan supervisi kepada guru,
kepala sekolah disupervisi oleh seorang pengawas. Sistem dan pelaksanaannya hampir
sama dengan supervisi guru. Namun ada perbedaan jika guru pada pelaksanaan
pembelajaran kalau kepala sekolah pada bagaimana ia mampu melaksanakan
tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah yang sesuai dengan yang telah ditetapkan
seperti pengelolaan dan manajement sekolah.

b.       Guru

Guru sebagai agent of change yang merupakan ujuk tombak pelaksanaan


pembelajaran, dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya pengawasan oleh
supervisor yakni kepala madrasah yang menyuvervisi guru. Karena guru juga manusia
yang setiap saat mengalami perkembagan dan perlu adanya pengawasan secara
berkala dan sistematis. Selain itu, guru juga perlu meningkatkan kualitas
profesionalitasnya, meningkatkan efektifitasnya sebagai seorang pendidik. Karena
guru harus mampu mengembangkan dan meningkatkan proses kegiatan belajar
mengajar siswa yang lebih baik lagi. Yakni dengan cara pembinaan tersebut.
Pembinaan yang dilakukan oleh supervisor kepada guru bisa berupa pembinaan secara
individu maupun secara kelompok. Terkadang guru juga memiliki permasalahan yang
sama dan juga berbeda dengan guru satu dan lainnya. Oleh karena itulah pembinaan
guru harus disesuaikan dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru. Diluar
itu guru juga dituntut mampu untuk menata administrasi pembelajaran secara benar
dan baik, guna menunjang kegiatan belajar mengajar. Adapun point-point yang
menjadi supervisi guru antara lain adalah: Kinerja Guru, KBM Guru, Karakteristik
Guru, Administrasi Guru dll.

c.       Staff sekolah

Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama. Pembinaan atau
supervisi terhadap staff sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah sama seperti guru,

13
namun dalam staff sekolah yang perlu disupervisi adalah tentang kinerja staff,
penataan administrasi sekolah, kemampuan dalam bekerja atau skill serta loyalitas
terhadap pimpinan atau kepala sekolah.

d.       Peserta didik

Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah yang
saling terkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi objek dari pelaksanaan
kegitan belajar mengajar tersebut, juga ikut disupervisi. Namun berbeda dengan
supervisi yang dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staff sekolah. Siswa
disupervisi dalam tiga aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif oleh guru
sebagai supervisornya.

1.       Pembinaan Non Personil

Pembinaan Non Perssonil menitik beratkan pada pembinaan Sarana dan Prasarana
yaitu semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 079/1975, sarana
pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:

-          Bangunan dan perabotan sekolah

-          Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan laboratorium.

-          Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang


menggunakan alat penampil.

I.        LANGKAH-LANGKAH SUPERVISI

Supervisi dilakukan secara cermat sehingga hubungan antara supervisor dengan klien
bersifat sejajar dan terbuka. Untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal. Maka
dilalui langkah-langkah sebagai berikut:

1.       Pertemuan pendahuluan

Kegiatan yang dilakukan antara lain:

a.       Menciptakan suasana kekeluargaan antara guru dengan supervisor (establish


rapport) agar komunikasi selama kegiatan dapat berjalan dengan efektif.

14
b.       Membuat kesepakatan (contract) antara guru dengan supervisor tentang aspek
proses belajar mengajar yang akan dikembangkan dan ditingkatkan (misalnya
keterampilan bertanya, cara memotivasi siswa). Secara singkat, pertemuan
pendahuluan ini akan disepakati mengenai:

1.       Sasaran atau keterampilan mengajar yang akan diamati secara cermat oleh
supervisor

2.       Strategi observasi yang akan dilaksanakan,

3.       Panduan atau instrumen observasi yang akan digunakan.

4.       Kriteria atau tolak ukur yang akan digunakan dalam pengisian observasi.

1.       Perencanaan oleh guru dan supervisor

Kegiatan yang dilakukan antara lain:

a.       Persiapan mengajar tertulis yang sudah dibuat terlebih dahulu untuk dibicarakan
kekurangan-kekurangan yang mungkin masih perlu dibenahi, serta membicarakan
bagian dari persiapan tertulis tersebut yang akan mendapat perhatian khusus.

b.       Persiapan media atau alat-alat pelajaran yang akan digunakan sekaligus strategi
penggunaannya.

c.       Cara-cara mencatat atau perekaman data yang akan digunakan oleh supervisor
serta arah pengambilan data. Hal ini perlu dibicarakan agar guru tidak merasa
terganggu pada waktu sedang beraksi.

2.       Pelaksanaan latihan mengajar dan observasi

Pada waktu ini guru melaksanakan mengajar sedangkan supervisor melakukan


pengamatan secara cermat dengan menggunakan observasi. Dalam melakukan
observasi, kegiatan yang dilakukan antara lain:

a.       Pengamatan dilakukan secara terus menerus selama guru mengajar, tetapi hanya
menekankan dan mencatat bagian yang menjadi sasaran saja, sedangkan bagian yang
lain dicatat kesan umumnya saja.

b.       Pengamatan intensif dilakukan setiap selang beberapa menit dan dalam jangka
waktu tertentu. Beberapa alternative yang biasa dilakukan adalah:

15
-          Periode 5 menit, yaitu mengamati 5 menit, berhenti 5 menit, mengamati lagi 5
menit, berhenti lagi 5 menit, dan seterusnya.

-          Periode 10-5, yaitu mengamati 10 menit, berhenti 5 menit, mengamati lagi 10


menit, dan seterusnya.

-          Mengamati terus menerus tetapi pencatatan dilakukan setiap 2 menit atau 4


menit.

3.       Mengadakan analisis data

Hal-hal yang perlu didiskusikan antara lain:

a.       Kesenjangan antara apa yang telah direncanakan dengan pelaksanaannya.

b.       Hasil rekaman baik yang dituliskan dalam instrumen observasi maupun dalam
kaset (apabila rekaman dilakukan dengan foto atau film tentu saja belum biasa
diikutkan untuk didiskusikan saat ini)

c.       Cara atau strategi yang digunakan dalam penyampaian umpan balik. Apabila
disepakati bahwa umpan balik disampaikan secara tertulis agar terdokumentasikan
dengan baik maka setelah selesai diskusi analisis data rekaman, supervisor
menuliskan kesimpulan akhir untuk umpan balik kepada guru.

4.       Diskusi memberikan umpan balik

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan umpan balik yang dilakukan oleh
supervisor kepada guru yang sedang berlatih mengajar meningkatkan
keterampilannya. Pemberian umpan balik harus dilakukan dengan segera dan objektif
mengenai sasaran yang telah dibicarakan dalam pertemuan pendahuluan. Sehubungan
dengan pemberian umpan balik, terdapat rambu-rambu sebagai berikut:

a.       Sesudah latihan selesai, (calon) guru diminta untuk mengungkapkan persepsi/


kesannya mengenai kegiatan mengajar yang ia lakukan.

b.       Supervisor bersama-sama dengan guru menganalisis kegiatan tersebut langkah


demi langkah dilengkapi dengan data hasil pengamatan supervisor. Hal penting dalam
langkah ini adalah melatih guru agar dapat melakukan penilaian terhadap diri sendiri.

c.       Dalam mengidentifikasikan hal-hal yang sudah baik dan kekurangn dalam


latihan, supervisor tidak boleh menunjuk dengan tegas dan keras secara langsung

16
tetapi melalui pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menggali dan mengorek
kelemahan sendiri sehingga akhirnya guru menyadari kelemahannya.

d.       Hal yang perlu diingat bahwa dalam langkah ini supervisor harus sekali-kali
memberikan pujian, ulasan positif , penguatan, penghargaan terhadap guru agar ada
perasaan puas dan bangga, sehingga tumbuh kemauan keras untuk memperbaiki diri.

e.       Pada akhir diskusi, supervisor bersma-sam guru menarik kesimpulan dari


latihan yang baru saja dilakukan yaitu hal-hal yang sudah berhasil dan yang masih
harus diperbaiki pada lain kesempatan.

J.       MANFAAT SUPERVISI PENDIDIKANs

1.       Mampu menemukan kegiatan yang sudah sesuai dengan tujuan

2.       menemukan kegiatan yang belum sesuai dengan tujuan

3.       Mampu memberikan keterangan tentang apa yang perlu dibenahi terlebih


dahulu (yang diprioritaskan)

4.       Mampu mengetahui petugas-petugas, seperti guru-guru, kepala sekolah,


pegawai tata usaha, dan penjaga sekolah yang perlu di tatar

5.       Mampu mengetahui petugas yang perlu diganti

6.       Mampu mengetahui buku-buku yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran

7.       Mampu mengetahui kelemahan kurikulum

8.       Mampu meningkatkan mutu proses belajar mengajar dan

9.       Mampu mempertahankan sesuatu yang sudah baik.

Manfaat akhir dari proses supervisi adalah suatu hal yang tidak mudah dalam
sistem manajemen personalia diIndonesia, seperti untuk melakukan mutasi, demosi,
apalagi pemecatan petugas sekolah yang tidak becus. Begitu pula halnya dengan
perubahan kurikulum yang sangat bersifat sentralisasi yang kurang memperlihatkan
perbedaan masing-masing sekolah, dan yang membuat sebuah standard keberhasilan
sulir di ukur secara merata, yang kalau dilaksanakan akan menimbulkan frustasi pada
pelaksana-pelaksana dilapangan, terutama bagi guru-guuru yang berada di daerah-
daerah terpencil, baik secara fisik maupun secra mental. Namun demikian apapun

17
halangannya kegiatan supervisi harus tetap dilaksanakan, walaupun hanya sampai
pada batas yang sangat bersahaja.

K.     BAGAIMANA JIKA TIDAK ADA SUPERVISI PENDIDIKAN?

Sesuai dengan tujuan dan manfaatnya sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak
melakukan supervisi pendidikan karena manfaat dan kkegunaannya sangat vital bagi
mutu pendidikan di sekolah itu. Jika tidak dilakukan supervisi pendidikan guru dan
tenaga pendidik tidak bisa mengukur sejauh mana perkembangan  kemampuan dan
profesionalisme nya. Tidak adanya supervisi artinya juga mengabaikan kesempatan
guru untuk mendiskusikan permasalahan yang ada dalam proses belajar mengajar, dan
itu sangat disayangkan.

L.      PENTINGNYA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA GURU DENGAN


SUPERVISI

Di abad sekarang ini, yaitu era globalisasi dimana semuanya serba digital,
akses informasi sangat cepat dan persaingan semakin hidup semakin ketat, semua
bangsa berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Hanya manusia yang
mempunyai sumber daya unggul yang dapat bersaing dan mempertahankan diri dari
dampak persaingan global yang ketat. Termasuk suber daya pendidikan. Yang
termasuk dalam sumber daya pendidikan yaitu ketenagaan. Dana dan sarana dan
prasarana.

Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada


tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan
harus dimulai dari aspek “guru” dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut
kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan
yang profesional.[14]

Ada dua metamofora untuk menggambarkan pentingnnya pengembangan suber


daya guru. Pertama, jabatan guru diumpamakan dengan sumber air. Sumber air itu
harus terus bertambah, agar sungai itu dapat mengalirkan air terus-menerus. Bila
tidak, maka sumber air itu akan kering. Demikianlah bila seorang guru tidak pernah
membaca informassi baru, tidak menambah ilmu pengetahuan tentang apa yang

18
diajarkan, maka ia tidak mungkin memberi ilmu dan pengetahuan dengan cara yang
lebih menyegarkan kepada peserta didik.

Kedua, jabatan guru diumpamakan dengan sebatang pohon buah-buahan.


Pohon itu tidak akan berbuah lebat, bila akar induk pohon tidak menyerap zat-zat
makanan yang berguna bagi pertumbuhan pohon itu. Begitu juga dengan jabatan guru
yang perlu bertumbuh dan berkembang. Baik itu pertumbuhan pribadi guru maupun
pertumbuhan profesi guru. Setiap guru perlu menyadari bahwa pertumbuhan dan
perkembangan profesi merupakan suatu keharusan untuk menghasilkan ouput
pendidikan yang berkualitas.

M.     PERAN SUPERVISI DALAM EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

Sesuai dengan fungsi evaluasi, proses supervisi meliputi penelitian, penilaian


perbaikan dan peningkatan atas upaya pendidikan yang dilaksanakan. Hasil evaluasi
akan menunjukkan efektif atau efisiensinya suatu program pendidikan.

Tujuan pendidikan beserta kebijakan-kebijakan penyertanya merupakan acuan


dari proses evaluasi yang dilaksanakan. Dalam hal ini, kegiatan supervisi akan
melakukan pengamatan terhadap aktiivitas yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan
serta dikomparasikan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses supervisi
merupakan suatu siklus evaluasi. Dalam siklusnya Guthrie & Reed planning-bud-
getting-evaluation cycle memperlihatkan keterkaitan amatan proses penyelenggaraan
program pendidikan dalam situasi sebelum, sedang, dan telah dilaksanakan.

Dampak evaluasi akan berpengaruh pada perencanaan dan pelaksanaan. Proses


itu harus berlangsung secara silkuler. Dalam hal ini, upaya menjamin tujuan tercapai
secara efektif dan efisien dilakukan dengan melakukan evaluasi di tataran konseptual
(perencanaan) dan praktis (pelaksanaan). Dalam kajian Total Quality
Management (Manajemen Mutu Terpadu), proses evalusi selayaknya dilakukan pada
komponen input, proses transformasi, lingkungan, dan output. Jika inputnya,
lingkungan, dan proses transformasinya terawas serta terjamin maka dengan
sendirinya ouput yang dihasilkan juga akan baik. Dalam aktivitas mengevaluasi, ada
tiga kegiatan besar yang biasanya dilakukan supervisor, yaitu:

1.       Identifikasi tujuan evaluasi

2.       Penyusunan desain dan metodologi evaluasi

3.       Pengukuran

19
Dalam melakukan evaluasi, supervisor tidak hanya sebagai evaluator program
yang hanya memberikan rekomendasi kepada policy maker untuk membuat suatu
keputusan, tetapi juga berperan sebagai pembuat keputusan dan pelaksana
putusan.Supervisor harus bertanggung jawab terhadap kontinyuitas program yang
sedang berlangsung juga mutu produknya. Ada beberapa teknik evaluasi program
yang biasanya dipakai oleh supervisor dalam rangka mencari bahan mentah untuk
tindak lanjut, yaitu dengan tes, observasi, laporan diri, evaluasi diri dan teman
sejawat.

Ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh oleh supervisor dalam melaksanakan
proses evaluasi, yaitu:

1.       Komprehensif, evalusi harus dilakukan secara menyeluruh.

2.       Kooperatif, untuk mendapatkan informasi yang lengkap diperlukan kerja sama


antara subjek evaluasi dan objek evaluasi. Evaluasi yang kooperatif mengindikasikan
adanya kesepakatan di antar kedua belah pihak betapa pentingnya proses evaluasi
tersebut.

3.       Kontinyu dan relevan dengan kurikulum. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
kualitas proses pencapain tujuan pendidikan senantiasa bisa terus diupayakan dalam
kondisi prima dan berkualiatas.

4.       Objektif, tidak terpengaruh dengan hal-hal yang bisa mengakaburkan


pengukuran dan penilaian.

5.       Humanis, supervisor harus memperlakukan subjek yang diteliti secara


manusiawai, menghargai subjek sebagai individu. Proses evaluasi yang dinamis akan
mengungkap semua masalah yang berkaitan dengan operasionalisasi pencapaian
tujuan pendidikan.

6.       Aman, proses evaluasi yang dilakukan hendaknya menjaga privasi individu.


Semua data yang bersifat rahasia sebaiknya tidak diekspos ke khalayak karena akan
berakibat buruk terhadap kinerja hubungan dengan manusia yang berujung dengan
menurunnya produktifitas lembaga.

N. RUANG LINGKUP SUPERVISI PENDIDIKAN

Supervisi merupakan aktivitas menentukan yang esensial, yang akan


menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Orientasi supervisi dapat
ditentukan sebagai proses pmbantuan. Dengan kata lain, pembantuan dalam
pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik.

20
Supervisi tertuju pada perkembangan guru-guru dan personel sekolah lainnya dalam
usaha mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini supervisi dapat dilakukan melalui
dorongan, bimbingan dan pemberian kesempatan. Adapun ruang lingkup supervisi
pendidikan yaitu:
1.        Supervisi Bidang Kurikulum
2.        Supervisi Bidang Kesiswaan
3.        Supervisi Bidang Kepegawaian
4.        Supervisi Bidang Sarana Dan Prasarana
5.        Supervisi Bidang Keuangan
6.        Supervisi Bidang Humas Dan
7.        Supervisi Bidang Ketatausahaan.
Ruang lingkup supervisi dalam tujuan bidang ini mengaruskan supervisor
mempelajari semua bidang ini tanpa terkecuali. Sebab, melakukan supervisi tanpa
memahami bidang yang disupervisi tidak efektif, karena tidak jelas, semua bidang ini
disupervisi karena satu dengan yang lain saling berkaitan, sehinggam nejadi satu
sistem yang terpadu yang tidak bisah dipisahkan.

21
BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

1.  Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk melihat
kinerja personalia dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap salah satu bagian
kerja yang tidak masksimal dalam menunjukkan kinerjanya. Berdasarkan pendapat di
atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa supervisi merupakan suatu layanan dan
bantuan yang diberikan oleh supervisor kepda guru dalam upaya memperbaiki
pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

2.  Tujuan supervisi pendidikan adalah Membantu guru agar dapat lebih mengerti/
menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan itu.Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki
pengajaran. Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan
bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas
kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.

3.       Seorang supervisor dapat menggunakan berbagai alat bantu. Alat-alat bantu itu
dipergunakan dengan maksud untuk memungkinkan pertumbuhan kecakapan dan
perkembangan penguasaan pengetahuan oleh guru/ orang yang disupervisi sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan
khususnya.

4.       Manfaat akhir dari proses supervisi adalah suatu hal yang tidak mudah dalam
sistem manajemen personalia diIndonesia, seperti untuk melakukan mutasi, demosi,
apalagi pemecatan petugas sekolah yang tidak becus. Begitu pula halnya dengan
perubahan kurikulum yang sangat bersifat sentralisasi yang kurang memperlihatkan
perbedaan masing-masing sekolah. Namun demikian apapun halangannya  kegiatan
supervisi harus tetap dilaksanakan, walaupun hanya sampai pada batas yang sangat
bersahaja.

22
B.     Saran

Supervisi haruslah ada pada setiap sekolah dan diberlakukan secara benar dan baik
serta tegas agar sekolah dapat berkembang dengan baik dan tujuan sekolah dapat
tercapai dengan baik pula.

DAFTAR PUSTAKA

     [1] Syafaruddin, dkk, Administras Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, 2017,


h.74-75

     [2] Ibid, h.77-78

     [3]Moh Rifai, Supervisi Pendidikan, Bandung: Jemmars, 1982, h.39-46

     [4]Maryono, Dasar-dasar dan Teknik Menajadi Supervisor Pendidikan,


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011,h. 21-  23

     [5]Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta:


Bina Aksara, 1988, h.134            

     [6] Ibid, 25

     [7]Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2002, h. 89-91

     [8] Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Gunung Agung, 1994, h.


113-115

     [9] Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta:


Rineka Cipta, 2000, h. 27

     [10]Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan, Jakarta: CV Damai Jaya, 1985, h.


29-31

     [11] Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung


Persada Press, 2009, h. 116

     [12]Arikunto, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2009, h 22-23

23
     [13] Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar,
Jakarta: Bumi Aksara, 1988, h. 1

     [14] Ibid, h.5

24

Anda mungkin juga menyukai