Askeb Nifas Verlingga Ok
Askeb Nifas Verlingga Ok
Dosen Pembimbing:
Tinuk Esti Handayani, SST.,M.Kes
Disusun Oleh:
Verlingga Diah Oktiasa Putri
P27824221061
2.3. Perencanaan
Diagnose: P1/>1APIAH , post partum hari ke 1-42, persalinan normal/tindakan, laktasi
lancar/tidak, involusi normal/abnormal, lochea normal/abnormal, keadaan psikologis
ibu baik, keadaan umum ibu dan bayi baik/buruk (Marmi, 2015. Menurut
(Bahiyatun, 2013), kemungkinan masalah yang timbul seperti after pain atau kram
perut, nyeri perineum, bendungan ASI, putting lecet, konstipasi.
Tujuan: Masa nifas berjalan normal tanpa komplikasi bagi ibu dan bayi (Bahiyatun,
2013).
Kriteria menurut (Bahiyatun,2013):
Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis, tanda-tanda vital dalam batas
normal, laktasi lancer, involusi baik, teraba bundar dan keras, pengeluaran lochea
normal.
Intervensi menurut (Kemenkes RI, 2020):
1. Pelayanan nifas dan BBL 1 dengan bidan selanjutnya, lakukan pemantauan
mandiri menggunakan buku KIA. Ada keluhan/ tanda bahaya segera dating ke
PMB dengan membuat janji terlebih dahulu, konsultasi, KIE dan konseling
dilakukan secara online, ibu dan keluarga dilarang bepergian apabila tidak
mendesak, selalu menggunakan masker, dan cuci tangan. (Nurjasmi, Emi, 2020)
Rasional: memberikan pelayanan memenuhi standar klinis dan standar new
normal menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
2. Jelaskan mengenai kebutuhan dasar nifas meliputi nutrisi, eliminasi, istirahat,
aktifitas, kebersihan diri, perawatan payudara, senam nifas, hubungan seksual
dan KB.
Rasional: ibu mengerti mengenai kebutuhan dirinya dan mampu memenuhinya
(Kemenkes RI, 2020)
3. Jelaskan cara menyusui yang benar dan anjurkan pemberian ASI eksklusif.
Cara menyusui yang benar:
1) Menyusui bayi sesering mungkin, paling sedikit 8 kali sehari.
2) Bila bayi tidur >3 jam, bangunkan, lalu susui.
3) Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindahkan ke payudara sisi lain.
4) Bila bayi kenyang, tapi payudara masih terasa penuh, perlu dikososngkan
dengan diperah lalu disimpan.
Rasional: cara menyusui yang benar dapat mencegah terjadi bendungan ASI
ataupun mastitis. Pemberian ASI ekskludif dapat meningkatkan system imun,
bayi hingga usia 6 bulan hanya membutuhkan ASI (Bahiyatun, 2013).
4. Ajarkan mengenai posisi dan perlekatan menyusui yang benar meliputi:
1) Pastikan posisi ibu ada dalam posisi yang nyaman.
2) Kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus.
3) Wajah menghadap payudara, hidung berhadapan dengan puting.
4) Ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan badannya.
Rasional: posisi dan perlekatan menyusui yang benar dapat mencegah terjadinya
puting lecet (Bahiyatun, 2013).
5. Jelaskan cara memerah dan menyimpan ASI
Cara menyimpan: simpan dalam ruangan (ASIP segar), kulkas, freezer.
Cara memberikan: sebelum ASI diberikan pada bayi, rendam dalam wadah yang
berisi air hangat. Gunakan gelas kaca atau keramik dan mangkok kaca, jangan
gunakan bahan dari plastik atau melamin. Rasional: berguna bagi ibu yang
bekerja jauh dari rumah, tetap dapat memberikan ASI untuk bayinya (Bahiyatun,
2013).
6. Jelaskan tanda bahaya nifas meliputi perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan
berbau dari jalan lahir, bengkak di wajah, tangan dan kaki atau sakit kepala dan
kejang, demam > 2 hari, payudara bengkak, merah disertai rasa sakit, ibu sedih.
murung tanpa sebab (depresi).
Rasional: ibu dapat mendeteksi dini adanya kelainan, sehingga dapat segera.
ditangani dan tidak menyebabkan komplikasi (Bahiyatun, 2013)
7. Jelaskan ketidaknyamanan masa nifas meliputi: Nyeri after pain atau keram
perut, Bendungan ASI, Nyeri luka jahitan, Konstipasi, dan Puting susu lecet.
Rasional: ibu dapat kooperatif dengan asuhan yang diberikan
8. Ajarkan kepada ibu mengenai cara perawatan payudara.
Rasional: gerakan masase payudara dapat memperlancar peredaran darah
(Bahiyatun, 2013)
9. Ajarkan ibu dan keluarga cara pijat oksitosin
Rasional: membantu memperlancar pengeluaran ASI
10. Ajarkan kepada ibu mengenai senam nifas.
Rasional: senam nifas dapat meningkatkan tonus otot, mengurangi berat badan
dan mencegah konstipasi (Bahiyatun, 2013)
11. Beri konseling tentang KB pascasalin laktasi yang dianjurkan seperti KB
implant, pil progestin, Suntik progestin. Untuk pascasalin tanpa laktasi >21 hari
di perbolehkan memakai kb IUD bila tidak ada kontraindikasi.
Rasional: tenaga kesehatan akan memberikan tentang cara, kelebihan,
keuntungan dan efek samping dari alat kontrasepsi meskipun beberapa metode
mengandung risiko. Penggunaan kontrasepsi aman setelah ibu haid kembali
(Bahiyatun, 2013).
12. Berikan pil zat besi selama 40 hari postpartum, serta kapsul vitamin A 200.000
IU.
Rasional: vitamin A digunakan untuk pertumbuhan sel dan meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap infeksi (Bahiyatun, 2013)
13. Jelaskan jadwal kunjungan nifas yaitu 6-48 jam postpartum, hari ke 3-7 setelah
melahirkan, hari ke 8-28 setelah melahirkan, dan 29-42 hari postpartum. Pada
masa pandemi COVID-19 untuk zona hijau kunjungan KF 1 dilakukan di
fasyankes, sedangkan untuk kunjungan KF 2, 3, dan 4 dilakukan kunjungan
rumah oleh tenaga kesehatan yang didahului dengan janji temu serta menerapkan
protokol kesehatan. Untuk daerah zona merah kunjungan KF 1 dilakukan di
fasyankes dan kunjungan KF 2, 3, dan 4 dilakukan dengan metode kunjungan
rumah atau pemantauan dengan media online.
Rasional: kunjungan ulang dilakukan untuk mengevaluasi kondisi ibu dan bayi
serta mencegah penularan COVID-19 pada keluarga ibu dan nakes (Kemenkes
RI, 2020).
2.4. Pelaksanaan
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien,
dan aman berdasarkan evidence based kepada klien dalam bentuk upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan
rujukan (Kemenkes RI, 2016)
2.5. Evaluasi
Menurut (Kemenkes RI, 2011) bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan
berkesinambungan pada asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan kondisi klien.
Evaluasi dilakukan setelah melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil evaluasi
segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien atau keluarga kemudian
ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien. Evaluasi ditulis dalam bentuk
SOAP, yaitu sebagai berikut :
S : Adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.
O : Adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
A : Adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
P : Adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penata- laksanaan
yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi / follow up dan rujukan.
TTD PETUGAS
NAMA TERANG
BAB 3
TINJAUAN KASUS
VERLINGGA DIAH