LEMBAR PENGESAHAN
Pembuat
Pjs. dr. Vikky Satriyo Wibowo
Dokumen
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena atas
kuasa-Nya maka pedoman pengorganisasian Tim HIV/AIDS di Rumah Sakit
Graha Sehat dapat disusun dengan baik.
Dalam rangka berperan aktif dalam program pencegahan dan
penanggulangan penyakit HIV/AIDS di Indonesia maka Rumah Sakit Graha
Sehat membentuk tim khusus HIV/AIDS yang nantinya berperan dalam
pelayanan rawat jalan dan rawat inap bagi pemeriksaan dan penanganan medis
pasien HIV/AIDS serta melakukan koordinasi atau kerjasama dengan rumah sakit
jejaring lainnya.
Tentunya akan ada pemasalahan, kendala dan kekurangan dalam pelayanan
HIV/AIDS nantinya, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan perbaikan,
sumbangan pemikiran, masukan serta kritikan yang bersifat membangun.
Akhir kata kami mengharapkan semoga pedoman pengorganisasian ini
dapat bermanfaat untuk kemajuan Rumah Sakit Graha Sehat.
Tim Penyusun
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT
TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM
HIV/AIDS DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT GRAHA
SEHAT.
KEDUA : Pedoman Pengorganisasian Tim HIV/AIDS di lingkungan
Rumah Sakit Graha Sehat sebagaimana terlampir dalam
peraturan ini.
KETIGA : Pedoman Pengorganisasian Tim HIV/AIDS Rumah Sakit Graha
Ditetapkan di : Kraksaan
Pada tanggal : Februari 2020
Direktur
Rumah Sakit Graha Sehat,
dr. Kertodinoto
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada tahun 2008, di seluruh dunia diperkirakan 33 juta orang hidup
dengan HIV. Sejak awal epidemic HIV pada tahun 1981, 25 juta orang
meninggal akibat AIDS. Setiap harinya terdapat 7.400 infeksi baru HIV, 96%
dari jumlah tersebut berada di negara dengan pendapatan menengah ke bawah.
Daerah subsahara di Afrika merupakan daerah dengan prevalens HIV terbesar,
mencakup 67% dari jumlah keseluruhan orang yang hidup dengan HIV dan
75% dari jumlah total kematian akibat AIDS.
Daerah Asia Tenggara, termasuk di dalamnya Asia Selatan, merupakan
daerah nomor dua terbanyak kasus HIV dengan jumlah penderita 3,6 juta
orang, 37% dari jumlah tersebut merupakan wanita. Indonesia merupakan satu
dari lima negara dengan jumlah penderita HIV yang besar selain Thailand,
Myanmar, Nepal, dan India. Di negara-negara ini, prevalens HIV tinggi di
kelompok pekerja seks dan pasangannya, laki-laki yang berhubungan seksual
dengan sesama laki-laki, dan pengguna obat suntik. Angka epidemi HIV di
Indonesia cenderung meningkat dengan cepat sementara di negara lain justru
stabil atau menurun.
Seiring dengan pertambahan total kasus AIDS, jumlah daerah yang
melaporkan penemuan kasus AIDS pun bertambah. Pada akhir tahun 2000,
terdapat 16 provinsi yang melaporkan kasus AIDS, dan kemudian pada akhir
tahun 2003 jumlah tersebut meningkat menjadi 25 provinsi. Jumlah ini
meningkat tajam pada tahun 2006, yaitu sebanyak 32 dari 33 provinsi yang
ada di Indonesia yang sudah melaporkan adanya kasus AIDS.
Estimasi Populasi Dewasa Rawan Tertular HIV pada tahun 2009
memperkirakan ada 6 juta sampai dengan 9 juta orang paling berisiko
terinfeksi HIV dengan jumlah terbesar pada sub-populasi pelanggan penjaja
seks (PPS), yang jumlahnya median lebih dari 3,2 juta orang dan pasangannya
sebanyak 1,9 juta.
Sekalipun jumlah sub-populasinya paling besar namun kontribusi
B. TUJUAN UMUM
1. Tersusunnya rekomendasi mengenai skrining HIV di rumah sakit yang
meliputi:
a. Target populasi
b. Tata laksana testing
c. Metode dan reagens
d. Test konfirmasi
2. Mengendalikan penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA serta
menurunkan tingkat kesakitan dan kematian akibat HIV dan AIDS.
3. Diketahuinya biaya skrining, dilengkapi proyeksi biaya yang dibutuhkan
di Rumah Sakit
C. TUJUAN KHUSUS
1. Menyediakan dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan, pengobatan
dan dukungan kepada ODHA yang terintegrasi dengan upaya
pencegahan.
2. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi dan menciptakan suasana
kondusif untuk mendukung upaya pengendalian HIV dan AIDS, dengan
menitik beratkan pencegahan pada sub-populasi berperilaku risiko tinggi
dan lingkungannya dengan tetap memperhatikan sub-populasilainnya.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat umum termasuk ODHA dalam
A. SEJARAH
Peran rumah sakit graha sehat kraksaan terhadap pelayanan kesehatan
masyarakat bermula dari pendirian suatu apotek yang berdiri sejak tahun
1998. Selanjutnya, pelayanan apotek tersebut dikembangkan dengan
mendirikan praktek bersama dokter spesialis, dan pendirian laboratorium
Klinik “Sehat” tahun 2002 diatas lahan seluas 300 m2. Usaha berkembang
semakin pesat dan pelayanan kesehatan semakin dibutuhkan masyarakat
sebagai penunjang pelayanan kesehatan., maka pada tanggal 13 desember
2003 diresmikanlah klinik umum dan bersalin (klinik sehat) oleh bapak
bupati kab. Probolinggo drs. H. Hasan Aminudin, M.Si. , yang saat itu juga
merupakan satu-satunya klinik umum di Kabupaten Pprobolinggo.
Klinik Sehat yang dikelola oleh CV Graha Sehat Lestari mendapatkan
izin operasional tetap dari dinas kesehatan Provinsi Jawa Timur. Status
kepemilikan Klinik Sehat kemudian diubah menjadi PT Graha Sehat Lestari
Kraksaan sebagai persyaratan pengajuan menaikkan status menjadi Rumah
Sakit Umum Graha Sehat kKraksaan, berdasarkan izin operasional tetap yang
diterbitkan oleh Menteri Kesehatan RI Per tanggal 27 Agustus 2008.
Sejalan dengan upaya meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit
graha sehat, dilakukan serangkaian pembenahan manajemen dan
pembangunan fisik (gedung) secara menyeluruh, sehingga pada tahun 2012
Rumah Sakit Graha Sehat telah terakreditasi sebagai Rumah Sakit Swasta
yang pertama di Kraksaan, Kabupaten Probolinggo dan ditetapkan sebagai
Rumah Sakit Umum Tipe C.
Upaya peningkatan Mutu dan Keselamatan pasien akan terus menerus
dikembangkan oleh Rumah Sakit Graha Sehat yang berlokasi di jalan raya
Panglima Sudirman nomor 2 Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, dengan
memberikan pelayanan kesehatan rawat jalan, gawat darurat, rawat inap, dan
pelayanan penunjang medis serta pelayanan penunjang non medis. Upaya ini
akan senangtiasa dilakukan untuk melayani masyarakat yang membutuhkan
A. VISI
Menjadi Rumah Sakit dengan Pelayanan PRIMA Pilihan Utama Seluruh
Masyarakat.
B. MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap
dan penunjang.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, berstandart keselamatan
pasien.
3. Memberikan fasilitas kesehatan, sarana prasarana yang aman dan nyaman
kepada pasien.
4. Meningkatkan pengembangan sumber daya manusia rumah sakit.
C. MOTTO
Kesembuhan dan Kepuasan Pasien adalah Tujuan Utama Kami.
D. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Turut berperan dalam pendekatan pelayanan kesehatan Rumah sakit yang
proaktif yaitu memberikan pelayanan yang paripurna mencakup upaya
preventif, promotif, kuratif dan rehebilitatif.
2. Tujuan Khusus :
a. Penyelenggaraan manajemen dan administrasi rumah sakit yang mampu
menyediakan informasi secara cepat, tepat, akurat.
b. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan paripurna yang menjamin
keselamatan pasien dan keamanan karyawan dalam memberikan
pelayanan tersebut.
c. Penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat
mewujudkan pelayaan kesehatan yang berkualitas serta berorientasi
DIEKTUR
RS. GRAHA SEHAT
SEKRETARIS
HUMAS
ADMINISTRASI
DOKTER UMUM/
DOKTER SPESIALIS
KONSELOR
INSTALASI LABORATORIUM
INSTALASI FARMASI
Uraian tugas Tim HIV/AIDS Rumah Sakit Graha Sehat adalah sebagai
berikut
A. KETUA TIM HIV/ADS
1. Menyusun perencanaan kebutuhan operasional (sarana dan prasarana
klinik)
2. Melakukan koordinasi secara internal maupun eksternal rumah sakit
terkait dengan operasional klinik
3. Membuat program kerja Klinik VCT
4. Membuat prosedur kerja serta uraian tugas Tim HIV/AIDS
5. Mengawasi pelaksanaan kegiatan Pelayanan
6. Melakukan evaluasi kegiatan pelayanan
7. Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa layanan secara
keseluruhan berkualitas sesuai Pedoman Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
8. Mengkoordinir pertemuan berkala dengan seluruh staf konseling dan
testing minimal tiap bulan sekali
9. Melakukan jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-lembaga yang
bergerak dalam bidang VCT untuk memfasilitasi pengobatan,
perawatan dan dukungan
10. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
11. Melakukan monitoring internal dan penilaian berkala kinerja seluruh
petugas Tim HIVAIDS
12. Memantapkan system atau mekanisme monitoring dan evaluasi
layanan yang tepat
13. Menyusun dan melaporkan laporan bulanan dan laporan tahunan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
14. Memastikan logistik terkait KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
dan bahan lain yang dibutuhkan untuk pelayanan konseling dan testing.
15. Memantapkan pengembangan diri melalui pelatihan peningkatan
B. SEKRETARIS
1. Bertanggung jawab terhadap Ketua Tim HIV/AIDS
2. Bertanggung jawab terhadap pengurusan perijinan Klinik VCT dan
registrasi konselor VCT
3. Melakukan surat menyurat dan administrasi terkait
4. Melakukan tata laksana dokumen, pengarsipan, melakukan
pengumpulan, pengolahan dan analisa data
5. Membuat pencatatan dan pelaporan.
D. KONSELOR
1. Membangun hubungan baik dan meningkatkan kepercayaan kepada
klien
2. Berfikir positif / pemahaman positif terhadap tata nilai klien
3. Menyiapkan psikologis klien melalui pretest dan pasca test
4. Memfasilitasi klien untuk mengikuti test HIV/AIDS
5. Membuka dan menyampaikan hasil test bersama klien secara tepat,
singkat dan benar
6. Menjaga kerahasiaan klien
7. Mendata semua kegiatan konsultasi
8. Membuat lapotran kegiatan konsultasi kepada Tim untuk dilaporkan
E. INSTALASI LABORATORIUM
1. Mengambil sampel darah klien sesuai dengan SPO
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai prosedur dan standar
laboratorium yang telah ditetapkan.
3. Menerapkan kewaspadaan baku dan transmisi
4. Melakukan pencegahan pasca pajanan okupasional
5. Mengikuti perkembangan kemajuan dan teknologi pemeriksaan
laboratorium
6. Mencatat hasil testing HIV dan sesuaikan dengan nomor identifikasl
klien
7. Menjaga kerahasiaan hasil testing HIV
8. Melakukan pencatatan, menjaga kerahasiaan dan merujuk ke
laboratorium rujukan.
F. INSTALASI FARMASI
1. Mengelola obat infeksi oportunistik (IO)
2. Menyediakan dan memberikan obat IO yang berasal dari resep dokter
spesialis
G. ADMINISTRASI
1. Menyiapkan CM dan formulir Rekam Medis Pasien VCT
2. Menghubungi petugas laboratorium pada saat ada pelayanan darah
3. Mengatur jadwal tugas konselor
4. Mengusulkan kebutuhan administrasi klinik VCT
5. Membuat laporan bulanan klinik VCT
6. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke klinik VCT
7. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV/AIDS agar
terbentuk kerjasama yang sinergis
8. Bertanggungjawab dalam system pencatatan dan pelaporan klinik VCT
secara penuh.
H. HUMAS
1. Menyelenggarakan promosi komunikasi perubahan dan membangun
dukungan masyarakat bagi kolaborasi kegiatan penanggulangan
HIV/AIDS.
2. Melakukan kerjasama jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-
lembaga yang bergerak dalam bidang VCT untuk memfasilitasi
pengobatan, perawatan dan dukungan
3. Menyediakan logistik terkait KIE dan bahan lain yang dibutuhkan
untuk pelayanan konseling dan testing
4. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV/AIDS agar
terbentuk kerjasama yang sinergis
5. Mengusulkan kebutuhan terkait pelayanan HIV/AIDS
Orientasi bagi dokter, perawat dan petugas medis yang baru bekerja:
Tabel 2. Kegiatan Orientasi
No Materi Kegiatan Lama Pembimbing
. Orientasi
1. Materi Umum a. Universal
precaution 3 hari Ketua Tim
b. Cara pembuangan HIV/AIDS
spuit
c. APD
Rapat dilakukan dan diadakan oleh Tim HIV/AIDS dipimpin oleh Ketua
Tim HIV/AIDS Rumah Sakit Graha Sehat dan diikuti oleh seluruh anggota Tim.
Rapat yang diadakan ada 2 macam yaitu :
A. Rapat Terjadwal
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh Tim HIV/AIDS
setiap 3 bulan 1 kali dengan perencanaan yang telah dibuat selama 1 tahun
dengan agenda rapat yang telah ditentukan oleh Ketua Tim HIV/AIDS.
A. Pelaporan Harian
Menerima dan membaca laporan kegiatan dari masing-masing anggota selama
seminggu berjalan.
B. Pelaporan Bulanan/Triwulan
Menganalisa laporan hasil kerja bulanan yang disampaikan oleh koordinator.
C. Pelaporan Tahunan
1. Menyusun laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas di Klinik VCT
2. Menyusun rencana tahunan untuk Klinik VCT
Demikian Pedoman Pelayanan Tim HIV/AIDS ini disusun agar semua pihak
yang terkait dalam penyelenggaraan pelayanan HIV/AIDS dapat melaksanakan
semua ketentuan dan prosedur yang diatur dalam Pedoman ini, sesuai dengan
kebutuhan pelayanan medis kepada pasien. Apabila di kemudian hari didapatkan
kondisi yang tidak lagi dimungkinkan menggunakan ketentuan dalam Pedoman
ini, dapat dilakukan pembicaraan dengan semua pihak terkait untuk dilakukan
perubahan kebijakan dan sistem pelayanan HIV/AIDS sesuai dengan kondisi
tersebut.
Direktur
Rumah Sakit Graha Sehat,
dr. Kertodinoto