Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM HIV/AIDS

LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT


PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM HIV/AIDS
KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

Pembuat
Pjs. dr. Vikky Satriyo Wibowo
Dokumen

Andreas, S. Sos Authorized Person

dr. Kertodinoto Direktur

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS ii


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena atas
kuasa-Nya maka pedoman pengorganisasian Tim HIV/AIDS di Rumah Sakit
Graha Sehat dapat disusun dengan baik.
Dalam rangka berperan aktif dalam program pencegahan dan
penanggulangan penyakit HIV/AIDS di Indonesia maka Rumah Sakit Graha
Sehat membentuk tim khusus HIV/AIDS yang nantinya berperan dalam
pelayanan rawat jalan dan rawat inap bagi pemeriksaan dan penanganan medis
pasien HIV/AIDS serta melakukan koordinasi atau kerjasama dengan rumah sakit
jejaring lainnya.
Tentunya akan ada pemasalahan, kendala dan kekurangan dalam pelayanan
HIV/AIDS nantinya, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan perbaikan,
sumbangan pemikiran, masukan serta kritikan yang bersifat membangun.
Akhir kata kami mengharapkan semoga pedoman pengorganisasian ini
dapat bermanfaat untuk kemajuan Rumah Sakit Graha Sehat.

Kraksaan, Februari 2020

Tim Penyusun

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS iii


TIM PENYUSUN

Tim Penyusun Pedoman Pengorganisasian Tim HIV/AIDS :


1. Pjs. dr. Vikky Satriyo Wibowo
2. Luluk Minarsih, S.Kep, Ns

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS iv


DAFTAR ISI

PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM HIV/AIDS


PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM HIV/AIDS...................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
TIM PENYUSUN................................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................1
B. TUJUAN UMUM..........................................................................2
C. TUJUAN KHUSUS.......................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT.............................................4
A. SEJARAH......................................................................................4
BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN RUMAH SAKIT...................................6
A. VISI................................................................................................6
B. MISI...............................................................................................6
C. MOTTO.........................................................................................6
D. TUJUAN........................................................................................6
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT..................................8
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA........................................9
BAB VI URAIAN JABATAN.............................................................................10
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA.............................................................15
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL..........16
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI...................................................................17
BAB X PERTEMUAN /RAPAT........................................................................18
BAB XI PELAPORAN........................................................................................19
BAB XII PENUTUP............................................................................................20

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS v


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pola Ketenagaan dan Kualifkasi Personil...............................................16


Tabel 2. Kegiatan Orientasi...................................................................................17

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS vi


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit......................................................8


Gambar 2. Struktur Organisasi Unit....................................................................9
Gambar 3. Tata Hubungan Kerja........................................................................15

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS vii


PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT
NOMOR :

TENTANG

PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM HIV/AIDS


RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT

DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT,


Menimbang : a. Bahwa dalam pelayanan pasien dengan penyakit HIV/AIDS
di Rumah Sakit Graha Sehat perlu disusun suatu Pedoman
Pengorganisasian;
b. Bahwa Pedoman Pengorganisasian Tim HIV/AIDS
sebagaimana dimaksud dalam butir a, perlu ditetapkan
dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Graha Sehat.
Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3495 );
2. Undang–Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886);
3. Undang-undang Nomor Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
4. Peraturan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Nomor
9/KEP/1994 tentang Strategi Nasional Penanggulangan
AIDS di Indonesia;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/
2001 tentang Susunan Organisasi dan Tatakerja Depkes RI

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS viii


6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1285/Menkes/SK/X/
2002 tentang Pedoman Penanggulangan HIV/AIDS dan
Penyakit Menular Seksual;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1507/Menkes/SK/X/
2005 tentang Pedoman Konseling Dan Testing HIV/AIDS
Secara Sukarela (Voluntary Counselling And Testing);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 74
Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling Dan
Tes HIV
9. Peraturan Menteri Kesehatan No. 21 tahun 2013 Tentang
Penanggulangan HIV/AIDS
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 51
tahun 2013 tentang Pedoman Pencegahan dan Penularan HIV
Dari Ibu Ke Anak
11. Peraturan Direktur Rumah Sakit Graha Sehat Nomor
01/RSGS/Per/I/2019 Tentang Peraturan Internal Rumah
Sakit Graha Sehat;
12. Peraturan Direktur Utama PT Graha Sehat Lestari Kraksaan
Nomor 01/Per/Dirut/GSLK/I/2019 Tentang Penetapan
Struktur Organisasi Rumah Sakit Graha Sehat.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT
TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM
HIV/AIDS DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT GRAHA
SEHAT.
KEDUA : Pedoman Pengorganisasian Tim HIV/AIDS di lingkungan
Rumah Sakit Graha Sehat sebagaimana terlampir dalam
peraturan ini.
KETIGA : Pedoman Pengorganisasian Tim HIV/AIDS Rumah Sakit Graha

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS ix


Sehat wajib digunakan dalam penanganan dan pelayanan pasien
HIV/AIDS.
KEEMPAT : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kraksaan
Pada tanggal : Februari 2020
Direktur
Rumah Sakit Graha Sehat,

dr. Kertodinoto

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS x


Lampiran Peraturan Direktur
Rumah Sakit Graha Sehat
Nomor :
Tanggal : Februari 2020

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada tahun 2008, di seluruh dunia diperkirakan 33 juta orang hidup
dengan HIV. Sejak awal epidemic HIV pada tahun 1981, 25 juta orang
meninggal akibat AIDS. Setiap harinya terdapat 7.400 infeksi baru HIV, 96%
dari jumlah tersebut berada di negara dengan pendapatan menengah ke bawah.
Daerah subsahara di Afrika merupakan daerah dengan prevalens HIV terbesar,
mencakup 67% dari jumlah keseluruhan orang yang hidup dengan HIV dan
75% dari jumlah total kematian akibat AIDS.
Daerah Asia Tenggara, termasuk di dalamnya Asia Selatan, merupakan
daerah nomor dua terbanyak kasus HIV dengan jumlah penderita 3,6 juta
orang, 37% dari jumlah tersebut merupakan wanita. Indonesia merupakan satu
dari lima negara dengan jumlah penderita HIV yang besar selain Thailand,
Myanmar, Nepal, dan India. Di negara-negara ini, prevalens HIV tinggi di
kelompok pekerja seks dan pasangannya, laki-laki yang berhubungan seksual
dengan sesama laki-laki, dan pengguna obat suntik. Angka epidemi HIV di
Indonesia cenderung meningkat dengan cepat sementara di negara lain justru
stabil atau menurun.
Seiring dengan pertambahan total kasus AIDS, jumlah daerah yang
melaporkan penemuan kasus AIDS pun bertambah. Pada akhir tahun 2000,
terdapat 16 provinsi yang melaporkan kasus AIDS, dan kemudian pada akhir
tahun 2003 jumlah tersebut meningkat menjadi 25 provinsi. Jumlah ini
meningkat tajam pada tahun 2006, yaitu sebanyak 32 dari 33 provinsi yang
ada di Indonesia yang sudah melaporkan adanya kasus AIDS.
Estimasi Populasi Dewasa Rawan Tertular HIV pada tahun 2009
memperkirakan ada 6 juta sampai dengan 9 juta orang paling berisiko
terinfeksi HIV dengan jumlah terbesar pada sub-populasi pelanggan penjaja
seks (PPS), yang jumlahnya median lebih dari 3,2 juta orang dan pasangannya
sebanyak 1,9 juta.
Sekalipun jumlah sub-populasinya paling besar namun kontribusi

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 1


pelanggan belum sebanyak penasun dalam infeksi HIV. Gambaran tersebut
dapat dilihat dari hasil estimasi orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di
Indonesia tahun 2009, yang jumlahnya berkisar 132.000 - 287.000, dimana
28,11% median diantaranya adalah penasun sedangkan PPS 21,08%. Risiko
penularan HIV tidak hanya terbatas pada sub-populasi yang berperilaku risiko
tinggi, tetapi juga dapat menular pada pasangan atau istrinyabahkan anaknya.
Diperkirakan dalam rentang waktu tahun 2008 – 2015, secara kumulatif akan
terdapat 44.180 anak yang dilahirkan dari ibu positif HIV. Para ibu ini
sebagian besar tertular dari pasangannya.

B. TUJUAN UMUM
1. Tersusunnya rekomendasi mengenai skrining HIV di rumah sakit yang
meliputi:
a. Target populasi
b. Tata laksana testing
c. Metode dan reagens
d. Test konfirmasi
2. Mengendalikan penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA serta
menurunkan tingkat kesakitan dan kematian akibat HIV dan AIDS.
3. Diketahuinya biaya skrining, dilengkapi proyeksi biaya yang dibutuhkan
di Rumah Sakit

C. TUJUAN KHUSUS
1. Menyediakan dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan, pengobatan
dan dukungan kepada ODHA yang terintegrasi dengan upaya
pencegahan.
2. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi dan menciptakan suasana
kondusif untuk mendukung upaya pengendalian HIV dan AIDS, dengan
menitik beratkan pencegahan pada sub-populasi berperilaku risiko tinggi
dan lingkungannya dengan tetap memperhatikan sub-populasilainnya.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat umum termasuk ODHA dalam

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 2


berbagai upaya pengendalian HIV dan AIDS.
4. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan antara lembaga
pemerintah, LSM, sektor swasta dan dunia usaha, organisasi profesi, dan
mitra internasional dipusat dan didaerah untuk meningkatkan respons
nasional terhadap HIV dan AIDS.
5. Meningkatkan koordinasi kebijakan nasional dan daerah serta inisiatif
dalam pengendalian HIV dan AIDS.

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 3


BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. SEJARAH
Peran rumah sakit graha sehat kraksaan terhadap pelayanan kesehatan
masyarakat bermula dari pendirian suatu apotek yang berdiri sejak tahun
1998. Selanjutnya, pelayanan apotek tersebut dikembangkan dengan
mendirikan praktek bersama dokter spesialis, dan pendirian laboratorium
Klinik “Sehat” tahun 2002 diatas lahan seluas 300 m2. Usaha berkembang
semakin pesat dan pelayanan kesehatan semakin dibutuhkan masyarakat
sebagai penunjang pelayanan kesehatan., maka pada tanggal 13 desember
2003 diresmikanlah klinik umum dan bersalin (klinik sehat) oleh bapak
bupati kab. Probolinggo drs. H. Hasan Aminudin, M.Si. , yang saat itu juga
merupakan satu-satunya klinik umum di Kabupaten Pprobolinggo.
Klinik Sehat yang dikelola oleh CV Graha Sehat Lestari mendapatkan
izin operasional tetap dari dinas kesehatan Provinsi Jawa Timur. Status
kepemilikan Klinik Sehat kemudian diubah menjadi PT Graha Sehat Lestari
Kraksaan sebagai persyaratan pengajuan menaikkan status menjadi Rumah
Sakit Umum Graha Sehat kKraksaan, berdasarkan izin operasional tetap yang
diterbitkan oleh Menteri Kesehatan RI Per tanggal 27 Agustus 2008.
Sejalan  dengan  upaya meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit
graha sehat, dilakukan serangkaian pembenahan  manajemen dan 
pembangunan  fisik  (gedung)  secara  menyeluruh, sehingga pada tahun 2012
Rumah Sakit Graha Sehat telah terakreditasi sebagai Rumah Sakit Swasta
yang pertama di Kraksaan, Kabupaten Probolinggo dan ditetapkan sebagai
Rumah Sakit Umum Tipe C.
Upaya peningkatan Mutu dan Keselamatan pasien akan terus menerus
dikembangkan oleh Rumah Sakit Graha Sehat yang berlokasi di jalan raya
Panglima Sudirman nomor 2 Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, dengan
memberikan pelayanan kesehatan rawat jalan, gawat darurat, rawat inap, dan
pelayanan penunjang medis serta pelayanan penunjang non medis. Upaya ini
akan senangtiasa dilakukan untuk melayani masyarakat yang membutuhkan

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 4


pelayanan kesehatan dalam  mewujudkan  visi  dan  misi Rumah Sakit  Graha
Sehat, sebagai  Rumah  Sakit pilihan masyarakat di Kabupaten Probolinggo.

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 5


BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

A. VISI
Menjadi Rumah Sakit dengan Pelayanan PRIMA Pilihan Utama Seluruh
Masyarakat.

B. MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap
dan penunjang.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, berstandart keselamatan
pasien.
3. Memberikan fasilitas kesehatan, sarana prasarana yang aman dan nyaman
kepada pasien.
4. Meningkatkan pengembangan sumber daya manusia rumah sakit.

C. MOTTO
Kesembuhan dan Kepuasan Pasien adalah Tujuan Utama Kami.

D. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Turut berperan dalam pendekatan pelayanan kesehatan Rumah sakit yang
proaktif yaitu memberikan pelayanan yang paripurna mencakup upaya
preventif, promotif, kuratif dan rehebilitatif.
2. Tujuan Khusus :
a. Penyelenggaraan manajemen dan administrasi rumah sakit yang mampu
menyediakan informasi secara cepat, tepat, akurat.
b. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan paripurna yang menjamin
keselamatan pasien dan keamanan karyawan dalam memberikan
pelayanan tersebut.
c. Penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat
mewujudkan pelayaan kesehatan yang berkualitas serta berorientasi

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 6


customer.

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 7


BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
Gambar 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 8


BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

Gambar 2. Struktur Organisasi Unit Kerja

DIEKTUR
RS. GRAHA SEHAT

KETUA TIM HIV/AIDS

SEKRETARIS

HUMAS
ADMINISTRASI

DOKTER UMUM/
DOKTER SPESIALIS

KONSELOR

INSTALASI LABORATORIUM

INSTALASI FARMASI

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 9


BAB VI URAIAN JABATAN

Uraian tugas Tim HIV/AIDS Rumah Sakit Graha Sehat adalah sebagai
berikut
A. KETUA TIM HIV/ADS
1. Menyusun perencanaan kebutuhan operasional (sarana dan prasarana
klinik)
2. Melakukan koordinasi secara internal maupun eksternal rumah sakit
terkait dengan operasional klinik
3. Membuat program kerja Klinik VCT
4. Membuat prosedur kerja serta uraian tugas Tim HIV/AIDS
5. Mengawasi pelaksanaan kegiatan Pelayanan
6. Melakukan evaluasi kegiatan pelayanan
7. Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa layanan secara
keseluruhan berkualitas sesuai Pedoman Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
8. Mengkoordinir pertemuan berkala dengan seluruh staf konseling dan
testing minimal tiap bulan sekali
9. Melakukan jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-lembaga yang
bergerak dalam bidang VCT untuk memfasilitasi pengobatan,
perawatan dan dukungan
10. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
11. Melakukan monitoring internal dan penilaian berkala kinerja seluruh
petugas Tim HIVAIDS
12. Memantapkan system atau mekanisme monitoring dan evaluasi
layanan yang tepat
13. Menyusun dan melaporkan laporan bulanan dan laporan tahunan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
14. Memastikan logistik terkait KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
dan bahan lain yang dibutuhkan untuk pelayanan konseling dan testing.
15. Memantapkan pengembangan diri melalui pelatihan peningkatan

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 10


ketrampilan dan pengetahuan HIV/AIDS.

B. SEKRETARIS
1. Bertanggung jawab terhadap Ketua Tim HIV/AIDS
2. Bertanggung jawab terhadap pengurusan perijinan Klinik VCT dan
registrasi konselor VCT
3. Melakukan surat menyurat dan administrasi terkait
4. Melakukan tata laksana dokumen, pengarsipan, melakukan
pengumpulan, pengolahan dan analisa data
5. Membuat pencatatan dan pelaporan.

C. DOKTER/ DOKTER SPESIALIS


1. Melakukan koordinasi pelaksanaan pelayanan medis
2. Melakukan pemeriksaan medis, pengobatan, perawatan maupun tindak
lanjut terhadap klien
3. Melakukan rujukan (pemeriksaan penunjang, laboratorium, dokter ahli
dan konseling lanjutan)
4. Melaksanakan konsultasi kepada dokter ahli
5. Membuat laporan kasus

D. KONSELOR
1. Membangun hubungan baik dan meningkatkan kepercayaan kepada
klien
2. Berfikir positif / pemahaman positif terhadap tata nilai klien
3. Menyiapkan psikologis klien melalui pretest dan pasca test
4. Memfasilitasi klien untuk mengikuti test HIV/AIDS
5. Membuka dan menyampaikan hasil test bersama klien secara tepat,
singkat dan benar
6. Menjaga kerahasiaan klien
7. Mendata semua kegiatan konsultasi
8. Membuat lapotran kegiatan konsultasi kepada Tim untuk dilaporkan

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 11


lebih lanjut
9. Berkonsultasi dengan dokter spesialis atas klien yang ditangani jika
dibutuhkan
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Klinik
11. Sebagai konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam
menghadapi perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan kematian
12. Sebagai komunikator dan pendengar yang baik dalam memberikan
dukungan dan motivasi
13. Membantu pasien sebagai individu agar kemampuan mereka meningkat
sehingga tercipta kenyamanan untuk meningkatkan kualitas hidup
14. Bekerja sama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV/AIDS agar
terbentuk kerjasama yang sinergis.

E. INSTALASI LABORATORIUM
1. Mengambil sampel darah klien sesuai dengan SPO
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai prosedur dan standar
laboratorium yang telah ditetapkan.
3. Menerapkan kewaspadaan baku dan transmisi
4. Melakukan pencegahan pasca pajanan okupasional
5. Mengikuti perkembangan kemajuan dan teknologi pemeriksaan
laboratorium
6. Mencatat hasil testing HIV dan sesuaikan dengan nomor identifikasl
klien
7. Menjaga kerahasiaan hasil testing HIV
8. Melakukan pencatatan, menjaga kerahasiaan dan merujuk ke
laboratorium rujukan.

F. INSTALASI FARMASI
1. Mengelola obat infeksi oportunistik (IO)
2. Menyediakan dan memberikan obat IO yang berasal dari resep dokter
spesialis

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 12


3. Mencatat pemasukan dan pengeluaran obat IO secara teratur
4. Mempersiapkan obat IO bagi ODHA
5. Menjaga kondisi IO supaya tetap baik
6. Menjaga kerahasiaan ODHA
7. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV/AIDS agar
terbentuk kerjasama yang sinergis

G. ADMINISTRASI
1. Menyiapkan CM dan formulir Rekam Medis Pasien VCT
2. Menghubungi petugas laboratorium pada saat ada pelayanan darah
3. Mengatur jadwal tugas konselor
4. Mengusulkan kebutuhan administrasi klinik VCT
5. Membuat laporan bulanan klinik VCT
6. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke klinik VCT
7. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV/AIDS agar
terbentuk kerjasama yang sinergis
8. Bertanggungjawab dalam system pencatatan dan pelaporan klinik VCT
secara penuh.

H. HUMAS
1. Menyelenggarakan promosi komunikasi perubahan dan membangun
dukungan masyarakat bagi kolaborasi kegiatan penanggulangan
HIV/AIDS.
2. Melakukan kerjasama jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-
lembaga yang bergerak dalam bidang VCT untuk memfasilitasi
pengobatan, perawatan dan dukungan
3. Menyediakan logistik terkait KIE dan bahan lain yang dibutuhkan
untuk pelayanan konseling dan testing
4. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV/AIDS agar
terbentuk kerjasama yang sinergis
5. Mengusulkan kebutuhan terkait pelayanan HIV/AIDS

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 13


6. Membuat laporan bulanan
7. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke Klinik VCT

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 14


BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA

Gambar 3. Tata Hubungan Kerja

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 9


BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI
PERSONIL

Pola ketanagaan dan kualifikasi personil Tim HIV/AIDS dideskripsikan


sebagai berikut:
Tabel 1. Pola Ketenagaan dan Kualifkasi Personil
JABATAN SPESIFIKASI PENDIDIKAN JUMLAH
Ketua Tim 1. Dokter Umum 1
2. Telah mendapatkan pelatihan HIV-
AIDS
Sekretaris 1. DIII atau S1 Keperawatan 1
2. Telah mendapatkan pelatihan HIV-
AIDS
Humas 1. Minimal DIII 1
2. Telah mendapatkan pelatihan HIV-
AIDS
Administras 1. Minimal DIII 1
i 2. Telah mendapatkan pelatihan HIV-
AIDS
Konselor 1. Minimal DIII keperawatan atau S1 6
Kedokteran.
2. Telah mendapatkan pelatihan HIV-
AIDS

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 9


BAB IX KEGIATAN ORIENTASI

Orientasi bagi dokter, perawat dan petugas medis yang baru bekerja:
Tabel 2. Kegiatan Orientasi
No Materi Kegiatan Lama Pembimbing
. Orientasi
1. Materi Umum a. Universal
precaution 3 hari Ketua Tim
b. Cara pembuangan HIV/AIDS
spuit
c. APD

2. Orientasi Khusus a. Pengenalan Tim


meliputi: HIV/AIDS,
a. Pedoman b. Peran dan tugas
Pengorganisasian Tim HIV/AIDS
Tim HIV/AIDS (uraian tugas)
b. Pedoman c. Pengenalan
Pelayanan TIM Pelayanan VCT
HIV/AIDS d. Sosialisasi SPO dan
c. SPO dan alur alur pelayanan
kegiatan VCT
pelayanan VCT e. Pencatatan &
d. Pencatatan & Pelaporan
Pelaporan f. Pengenalan
e. Orientasi lingkungan
lingkungan

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 10


BAB X PERTEMUAN /RAPAT

Rapat dilakukan dan diadakan oleh Tim HIV/AIDS dipimpin oleh Ketua
Tim HIV/AIDS Rumah Sakit Graha Sehat dan diikuti oleh seluruh anggota Tim.
Rapat yang diadakan ada 2 macam yaitu :
A. Rapat Terjadwal
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh Tim HIV/AIDS
setiap 3 bulan 1 kali dengan perencanaan yang telah dibuat selama 1 tahun
dengan agenda rapat yang telah ditentukan oleh Ketua Tim HIV/AIDS.

B. Rapat Tidak Terjadwal


Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil untuk
membahas atau menyelesaikan permasalahan di Tim HIV/AIDS dikarenakan
adanya permasalahan yang ditemukan bersifat insiden.

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 11


BAB XI PELAPORAN

A. Pelaporan Harian
Menerima dan membaca laporan kegiatan dari masing-masing anggota selama
seminggu berjalan.

B. Pelaporan Bulanan/Triwulan
Menganalisa laporan hasil kerja bulanan yang disampaikan oleh koordinator.

C. Pelaporan Tahunan
1. Menyusun laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas di Klinik VCT
2. Menyusun rencana tahunan untuk Klinik VCT

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 12


BAB XII PENUTUP

Demikian Pedoman Pelayanan Tim HIV/AIDS ini disusun agar semua pihak
yang terkait dalam penyelenggaraan pelayanan HIV/AIDS dapat melaksanakan
semua ketentuan dan prosedur yang diatur dalam Pedoman ini, sesuai dengan
kebutuhan pelayanan medis kepada pasien. Apabila di kemudian hari didapatkan
kondisi yang tidak lagi dimungkinkan menggunakan ketentuan dalam Pedoman
ini, dapat dilakukan pembicaraan dengan semua pihak terkait untuk dilakukan
perubahan kebijakan dan sistem pelayanan HIV/AIDS sesuai dengan kondisi
tersebut.

Direktur
Rumah Sakit Graha Sehat,

dr. Kertodinoto

| Pedoman Pengorganisasian TIM HIV/AIDS 13

Anda mungkin juga menyukai