Pendahuluan
Oleh
Dr. Moh. Hayat, M.Si.
Politeknik AKA Bogor 2020
Tim Pengajar
- Semoga Bermanfaat -
ANALISIS FISIKA
Kedudukan dan Ruang Lingkup
Oleh
Dr. Moh. Hayat, M.Si.
Politeknik AKA Bogor 2020
Analisis Fisika atau Fisika Analitik?
Kedudukan Analisis Fisika di dalam
Sains Analitik
Sains Analitik (Analytical Science)
Dalam Arti Luas:
• Sains Analitik adalah cabang iptek (MIPA)
yang berhubungan dengan Analitik yaitu
pengujian sistematik atas sifat alam atau
penyebab sesuatu keadaan atau kejadian.
• Terdiri atas: Fisika Analitik, Kimia Analitik,
Biologi/ Biokimia Analitik, dan Kemometri.
• Kemometri: gabungan matematika, statistika,
dan komputasi data, yang digunakan untuk
menginterpretasikan hasil analisis.
Kedudukan Analisis Fisika di dalam
Sains Analitik
Sains Analitik (Analytical Science)
Dalam Arti Sempit:
• Sains analitik adalah kimia analitik abad 21,
yaitu gabungan analisis kimia konvensional,
analisis kimia modern (secara instrumental
tetapi masih melibatkan proses kimia,
terutama pada penyiapan sampel), dan analisis
kimia secara instrumental (yang tidak lagi
melibatkan proses-proses kimia).
Analisis Fisika dan Analisis Kimia
- Semoga Bermanfaat -
ANALISIS FISIKA
Dasar-dasar Analisis Fisika
Oleh
Dr. Moh. Hayat, M.Si.
Politeknik AKA Bogor 2020
2
Terdiri atas:
1. Membaca skala ukur (nonius,
Keterampilan analog, dan numerik)
Generik
2. Good Measuring Practices
Unsur-unsur
3. Menggunakan alat ukur
keterampilan yang
membentuk 4. Memastikan kebenaran skala ukur
kemampuan alat yang digunakan
melaksanakan 5. Menghitung berdasarkan
(hampir semua) matematika
prosedur analisis
fisika
6. Mengolah data menggunakan
statistika sederhana
7. Mengoperasikan peralatan
mekanik sederhana
3
• Skala Analog:
“pointer”/lidah ukur (seperti
jarum atau berkas cahaya)
yang bergerak di atas lajur
berskala
• Pembacaan: skala di kiri
pointer, ditambah taksiran
posisi pointer antara skala di
kiri dan di kanan
• Angka taksiran minimal adalah
0,1 skala terkecil; boleh lebih
besar, tidak boleh lebih kecil
• Sangat disarankan
pembacaan dilakukan
dengan tiga kali ulangan
pembacaan
4
Meliputi:
• Menguji kebenaran skala ukur alat
• Merawat peralatan
• Mengatur kondisi lingkungan
• Terapan teori galat dalam
pengukuran
• Melaksanakan pengukuran
• Menghitung nilai galat
• Menetapkan nilai pengukuran
7
- Semoga Bermanfaat -
ANALISIS FISIKA
Pengukuran dan Besaran
Analisis Fisika
Oleh
Dr. Moh. Hayat, M.Si.
Politeknik AKA Bogor 2020
2
SYARAT PENGUKURAN:
NILAI GALAT
• Alat Ukur: terkalibrasi dan
▪ Galat skala ukur alat:
skala terkecil sesuai dengan
<0,5 skala terkecil
tingkat ketelitian pengukuran.
▪ Galat angka taksiran +0,1
skala terkecil
• Pelaksana Pengukuran:
memiliki kompetensi.
▪ Galat pelaksanaan
pengukuran dan Galat • Cara melaksanakan
Lingkungan: masing- pengukuran: tervalidasi
masing <0,1 toleransi (akurasi dan presisinya diketahui
galat yang diperbolehkan dengan pasti)
• Kondisi/lingkungan
pengukuran: terkontrol sesuai
tingkat ketelitian pengukuran
3
GALAT PENGUKURAN:
• Untuk 1x ukur → (minimal) galat
alat
GALAT OBJEK UKUR
• Pengukuran Ulangan → Deviasi
▪ Membentuk Jumlah Angka rata-rata (x1, x2, x3)
Penting yang dilaporkan
• Untuk hasil penetapan melalui
▪ Semakin teliti bentuk fisik rumus → differensial dari rumus
objek, jumlah angka penting yang digunakan
semakin besar • Dinyatakan dalam bentuk
▪ Skala Terkecil alat ukur satu angka selain nol.
HARUS DISESUAIKAN • Untuk ulangan lebih dari 6 →
dengan ketelitian bentuk fisik dihitung secara statistik (Syarat:
objek ukur satuan datum diperoleh dengan
cara yang MEMENUHI syarat
pengukuran)
6
Satuan Tambahan
Sudut Bidang radian rad
Sudut Ruang steradian sr
11
- Semoga Bermanfaat -
ANALISIS FISIKA
Analisis Fisika Klasik
Oleh
Dr. Moh. Hayat, M.Si.
Politeknik AKA Bogor 2020
Analisis Fisika Klasik
Meliputi: 1. Gaya dan Massa (uji mekanik):
1. Uji mekanik (gaya dan • Kerapatan: absolut, relatif, curah
massa), • Modulus (tarik, geser, dan tekan):
2. Analisis struktur, kekentalan, transisi gelas, tensile,
tekuk, elastisitas, stress/strain
3. Analisis thermal,
• Kekerasan: pensil, mohs, rockwell,
4. Sifat kelistrikan dan brinell, vickers micro, knoop micro,
kemagnetan, penetrasi, tekan
5. Pencahayaan dan • Impact (benturan): daya lekat
bunyi. (cat/coating, perekat/adhesive),
ketahanan sobek, peredaman
getaran
2. Struktur Fisik:
• keporian, luas permukaan, ukuran
butir, bentuk kristal, kehomogenan,
kekompakan
Analisis Fisika Klasik
Meliputi: 3. Sifat-sifat Thermal:
1. Uji mekanik (gaya dan • Pemuaian : muai panjang / bidang /
massa), ruang
2. Analisis struktur, • Kalor : panas jenis, konduksi panas,
nilai hantaran/hambatan panas
3. Analisis thermal,
• Temperatur: titik nyala, titik api, auto
4. Sifat kelistrikan dan ignition point, titik leleh/beku, transisi
kemagnetan, gelas, titik tuang, seizure point, welding
5. Pencahayaan dan point.
bunyi. 4. Kelistrikan dan kemagnetan :
potensial, kuat arus, nilai
hambatan/hantaran listrik, kapasitansi,
impedansi, penguatan/peredaman, kuat
medan magnet, konstanta dielektrikum.
Analisis Fisika Klasik
Meliputi: 5. Pencahayaan dan Bunyi : kuat
1. Uji mekanik (gaya dan pencahayaan, intensitas sinar / suara,
massa), komposisi sinar/warna, kecerahan,
spektrum bunyi
2. Analisis struktur,
3. Analisis thermal,
4. Sifat kelistrikan dan
kemagnetan,
5. Pencahayaan dan
bunyi.
Beberapa Analisis Fisika Klasik Penting
1. Densitas
2. Ekspansi Termal
3. Sifat Pelelehan
4. Kalor Jenis
5. Konduktivitas Termal
6. Sifat Listrik
7. Elektrokimia
1. Densitas
• Didefinisikan sebagai massa per unit volume
dimana :
K : difusivitas Termal
k : konduktifitas termal
: densitas
c : kalor jenis
Sifat Termal dalam Manufaktur
• Merupakan faktor penting dalam manufaktur,
karena banyak proses yang menghasilkan panas
sebagai efek samping.
• Pada beberapa kasus, panas merupakan energi
yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu
proses. Misalnya : perlakuan panas, sintering
serbuk logam dan keramik.
• Pada kasus yang lain, panas muncul selama
proses. Contoh : cold forming logam.
6. Sifat Listrik
• Rekayasa material menghasilkan beragam
material yang memiliki sifat konduksi listrik
yang beragam.
• Aliran arus listrik dihasilkan dari pergerakan
pembawa muatan – partikel kecil yang
memiliki muatan listrik.
▫ Dalam padatan, pembawa muatan adalah elektron
dan hole.
▫ Dalam larutan pembawa muatan adalah ion
positif dan negatif.
• Pergerakan partikel pembawa muatan
disebabkan oleh adanya beda potensial listrik.
• Aliran tersebut dihambat oleh karakteristik
internal material, seperti struktur atom dan
ikatan antar atom dan molekul.
• Hukum Ohm :
- Semoga Bermanfaat -
ANALISIS FISIKA
Kerapatan
Oleh
Dr. Moh. Hayat, M.Si.
Politeknik AKA Bogor 2020
Beberapa Pengertian
Pengertian yang berhubungan dengan kerapatan
• Densitas
• Massa Jenis
• Berat Jenis
• Kerapatan Relatif : kerapatan suatu material
dibandingkan dengan material lain yang
dijadikan standar, tidak memiliki satuan.
• Specific gravity : densitas suatu material
dibandingkan dengan densitas air pada suhu
4oC, karena merupakan perbandingan, SG tidak
memiliki satuan.
1. Densitas
• Didefinisikan sebagai massa per unit volume
Jenis Piknometer
Ada 2-tipe piknometer:
1. Yang volumenya diketahui dengan pasti dan
akurat minimal sampai 4-angka penting:
penentuan volume menggunakan air suling
tidak diperlukan, tetapi suhu harus
disesuaikan.
2. Yang volumenya tidak diketahui dengan
pasti: diperlukan penentuan volume
menggunakan air suling.
INGAT: Penimbangan lebih dari 4-angka penting
harus menerapkan Penimbangan Vakum.
Penetapan Kerapan Absolut Cairan
• Perhatikan volume piknometer yang digunakan
(tertera pada bagian tabung ukur)
• Piknometer ditimbang dalam keadaan kosong.
• Fluida yang akan diukur massa jenisnya
dimasukkan ke dalam piknometer tersebut.
• Piknometer ditutup setelah volume yang
diisikan sudah tepat.
• Piknometer yang terisi fluida ditimbang
kembali.
• Piknometer dibersihkan dan dikeringkan
kembali setelah digunakan
• Massa fluida dihitung dengan cara
mengurangkan massa pikno berisi fluida dengan
massa pikno kosong.
• Setelah mendapat data massa dan volume fluida,
kerapatan fluida dihitung dengan :
(WS − WP )
RD =
(WA − WP )
WP = bobot piknometer
WA = bobot pikno + acuan
WS = bobot pikno + sampel
Penetapan RD Cairan dengan Hidrometer
• Hidrometer merupakan sebuah alat ukur massa
jenis zat cair yang merupakan aplikasi dari
Hukum Archimedes.
• Hukum Archimedes menyatakan bahwa sebuah
benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan
mendapat gaya ke atas seberat zat cair yang
dipindahkan oleh benda itu.
• Nilai massa jenis suatu zat cair dapat diketahui
dengan membaca skala pada Hidrometer yang
ditempatkan mengapung pada zat cair
• Nilai massa jenis suatu zat cair dapat diketahui
dengan membaca skala pada hidrometer yang
ditempatkan mengapung pada zat cair.
• Hidrometer terbuat dari tabung kaca. Agar
tabung kaca terapung tegak di dalam zat cair,
bagian bawah tabung dibebani dengan butiran
timbal.
• Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat lebih
besar supaya volume zat cair yang dipindahkan
hydrometer lebih besar. Dengan demikian,
dihasilkan gaya ke atas yang lebih besar dan
hidrometer dapat mengapung di dalam zat cair.
• Tangkai tabung kaca didesain supaya perubahan
kecil dalam berat benda yang dipindahkan (sama
artinya dengan perubahan kecil dalam massa jenis
zat cair) menghasilkan perubahan besar pada
kedalaman tangkai yang tercelup di dalam zat cair.
Ini berarti perbedaan bacaan pada skala untuk
berbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas.
Penetapan RD Cairan dengan Hidrometer
• Hidrometer dan zat cair yang akan diukur densitas
disiapkan dalam suatu tabung
• Pastikan hidrometer bersih dan telah terkalibrasi
• Memasukkan hidrometer ke dalam tabung yang
berisi zat cair yang akan diukur densitasnya dengan
hati-hati untuk menghindari pembentukan
gelembung udara dan usahakan hidrometer dalam
keadaan tegak lurus agar mempermudah dalam
pembacaan
• Baca hasil pengukuran yang tertera pada skala.
• Cara membaca hasil pengukuran pada hidrometer
adalah dengan membaca skala yang ditunjuk oleh
zat cair yang naik dalam hidrometer.
Pengukuran Kerapatan Butiran
• Untuk benda berbentuk butiran, bisa dibedakan
menjadi kerapatan curah dan kerapatan absolut
• Kerapatan curah adalah massa bahan padat
berbentuk butiran dibagi volume curah. Volume
curah adalah volume bahan dalam bentuk
tercurah (beras dalam takaran, dll)
• Kerapatan absolut adalah massa bahan dibagi
volume nyata bahan. Untuk benda yang bersifat
curah, volume nyata adalah volume curah
dikurangi volume udara di antara butiran-
butiran bahan
Penetapan Kerapatan (Absolut) Serbuk/butiran
Kerapatan Semen:
• Sampel ditimbang untuk mengetahui bobotnya,
kemudian dimasukkan ke dalam minyak tanah.
Kenaikan volume minyak tanah (atau medium
lain) yang dipindahkan oleh semen, ditetapkan
sebagai volume.
Kerapatan Beras:
• Kerapatan absolut: bobot tertentu beras
dimasukkan ke dalam parafin. Pertambahan
volume parafin adalah volume absolut beras
Catatan:
• Medium pengukur volume celah butiran HARUS
TIDAK Bereaksi Atau Diserap oleh sampel
21
- Semoga Bermanfaat -
ANALISIS FISIKA
Modulus
Oleh
Dr. Moh. Hayat, M.Si.
Politeknik AKA Bogor 2020
Elastisitas
• Setiap benda yang dikenai gaya akan mengalami
perubahan bentuk (memanjang, memendek, dll)
• Jika gaya tersebut diteruskan, maka benda akan
mengalami patah atau fracture
• Cek Kembali Hukum Hooke:
F = k 𝜟x
• Fenomena seperti yang dijelaskan pada Hukum
Hooke, terjadi pada hampir semua padatan (tapi
hanya berlaku sampai titik tertentu➔ proporsional
limit)
• Jika gaya yang diberikan terlalu besar maka benda
akan teregang berlebih dan mungkin akan patah
• Perhatikan :
▫ Elastic limit, Elastic region
▫ Plastic region
▫ Breaking point
Modulus (tunggal), moduli (jamak)
Modulus: koefisien yang menyatakan tingkat
kemampuan benda untuk mempertahankan
bentuknya
Modulus Tarik, juga disebut Modulus Young: stress/
strain, gaya tarik diberikan searah sumbu benda.
Modulus Tekan: kebalikan modulus tarik
Modulus Geser, juga disebut Modulus Shear: gaya
diberikan sejajar permukaan benda uji (dasar benda
ditahan)
Modulus Sobek: kemampuan menahan sobekan.
Modulus Tarik & Modulus Tekan
• Untuk modulus tarik berlaku persamaan :
atau
dan
➔ TANYA KENAPA????
10
Penetapan modulus:sobek
Untuk sampel berbentuk lembaran
(biasanya polimer) seperti plastik
untuk kantong.
Menggunakan teknik benturan
(pendulum dan dijatuhkan objek
tertentu). ***
Sampel dibentangkan dengan tegangan
tertentu, kemudian dibenturkan
dengan gaya yang terukur.
Jika benturan belum menyobek sample,
posisi benturan berikutnya harus
digeser.
Benturan yang tepat menyobek kertas
dicatat sebagai Nilai Ketahanan
Sobek
Modulus Bulk
• Jika suatu benda dikenai
gaya dari semua sisi,
maka benda akan
mengalami perubahan
volume (mengecil)
• Bayangkan sebuah balon
udara yang direndam
dalam kolam. Balon akan
mendapat tekanan
hidrostatis dari segala
arah
• Perubahan volume
dapat ditulis dengan
persamaan :
• Karena :
• Maka :
Terima Kasih
- Semoga Bermanfaat -
ANALISIS FISIKA
Kekentalan
Oleh
Dr. Moh. Hayat, M.Si.
Politeknik AKA Bogor 2020
Kekentalan dan Rheologi
• Kekentalan (viskositas) adalah
sifat fisik yang menyatakan
tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir.
• Rheologi cabang ilmu fisika yang
berhubungan dengan sifat aliran
dan/atau perubahan bentuk
bahan.
• Rheologi mempelajari sifat
aliran fluida dan/atau
perubahan padatan dibawah
stress dan strain
• Alat untuk penetapan
kekentalan: viskosimeter
(Oswald, Haake/bola jatuh,
Engler, Brookfield), rheometer.
Viskositas
• Merupakan ukuran resistensi terhadap deformasi.
• Gaya gesek dalam fluida dihasilkan oleh kohesi dan
pertukaran momentum antar molekul-molekul fluida.
• Terdapat perbedaan perilaku antara cairan dan gas
terhadap perubahan suhu.
• Fluida ideal: tidak memiliki viskositas, viskositas = 0.
Viskositas Dinamis
𝐹/𝐴 𝑣
𝜂= ; 𝐹 = 𝜂𝐴
𝑣/𝑙 𝑙
9
Penetapan kekentalan: Bola Jatuh (Höppler)
Berdasarkan kecepatan jatuh
yang konstan untuk bola
dengan ukuran tertentu.
Viskosimeter bola
Lintasan jatuh harus lurus, karena
jatuh, juga dikenal
itu wadah media harus sedikit
sebagai Viskosimeter
lebih besar dari bola yang
Haake. Sekarang
dijatuhkan.
Haake ikut
Waktu tempuh, t, diukur untuk
mengembangkan
jarak AB (di bagian atas) yang
viskosimeter rotor
sama dengan BC (di
berputar.
bawahnya). Kecepatan
konstan ditunjukkan oleh:
tAB = tBC
10
Penetapan kekentalan: viskosimeter Engler
Berdasarkan kecepatan aliran
fluida melalui pipa/saluran
tertentu (seperti Oswald
tetapi menggunakan pipa
berdiameter lebih besar),
sudut kontak tidak harus
mendekati nol.
Untuk sampel cair dengan
kekentalan (kinematik)
relatif tinggi.
Kerapatan sampel dan suhu
pengukuran harus diukur.
11
Penetapan kekentalan: viskosimeter Brookfield
Berdasarkan hambatan
putaran sebuah rotor
di dalam medium
yang diukur, atau
gaya yang diperlukan
untuk menghasilkan
kecepatan putaran
tertentu.
Viskosimeter Brookfiled
(rotor berputar),
paling banyak
dimodifikasi dan
dikembangkan dalam
berbagai merk
dagang.
12
Penetapan kekentalan: Rheometer
• Rheometers: peralatan yang
digunakan untuk mengukur sifat
benda yang berhubungan dengan
reologi.
• Contoh Reologi yang sederhana:
kekentalan sebagai fungsi dari gaya
geser untuk menentukan sifat aliran.
• Contoh reologi yang kompleks:
keviskoelastikan (viscoelasticity)
sebagai fungsi dari frekuensi atau
temperatur.
• Dua instrumen dalam satu bentuk
untuk menganalisis sifat aliran dan
tekanan dengan mengukur:
▫ Respons Stress Vs Strain selama
pengujian pada laju tetap
▫ Perubahan kekentalan sebagai fungsi
perubahan laju shear
14
Penetapan kekentalan:
Kekentalan Beberapa Bahan
Air 1 cps
Susu 3 cps
Oli SAE 10 65 – 140 cps
Oli SAE 20 140 - 420 cps
Oli SAE 30 420 – 650 cps
Oli SAE 40 650 – 900 cps
Minyak Jarak 1,000 cps
Madu 10.000 cps
Coklat 25.000 cps
Terima Kasih
- Semoga Bermanfaat -
ANALISIS FISIKA
Kekerasan
Oleh
Dr. Moh. Hayat, M.Si.
Politeknik AKA Bogor 2020
Pendahuluan
Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik
(Mechanical properties) dari suatu material.
Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya
untuk material yang dalam penggunaanya akan
mangalami pergesekan (frictional force) dan
deformasi plastis. Deformasi plastis sendiri suatu
keadaan dari suatu material ketika material tersebut
diberikan gaya maka struktur mikro dari material
tersebut sudah tidak bisa kembali ke bentuk asal
artinya material tersebut tidak dapat kembali ke
bentuknya semula. Lebih ringkasnya kekerasan
didefinisikan sebagai kemampuan suatu material
untuk menahan beban identasi atau penetrasi
(penekanan).
Mengapa diperlukan pengujian
kekerasan?
Di dalam aplikasi manufaktur, material
dilakukan pengujian dengan dua pertimbangan
yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu
material baru dan melihat mutu untuk
memastikan suatu material memiliki spesifikasi
kualitas tertentu.
Pengertian Umum
• Kekerasan: kemampuan benda padat untuk
menahan perubahan bentuk atau abrasi di
permukaan. Kekerasan adalah karakteristik
bahan, bukan sifat fisik dasar.
• Pada mineralogi: kekerasan adalah ketahanan
gores permukaan halus suatu mineral.
• Pada metalurgi, kekerasan adalah kemampuan
bahan untuk menahan perubahan (plastic
deformation).
• Benda yang lebih lunak bisa digores oleh benda
yang lebih keras, tetapi benda yang lebih keras
tidak bisa digores oleh benda yang lebih lunak.
Penetapan Kekerasan: Mineral
• Kekerasan relatif mineral, ditetapkan berdasarkan
skala kekerasan Mohs (ahli mineral Jerman:
Friedrich Mohs)
• 10 kekerasan mineral pada skala Mohs: 1, talc; 2,
gypsum; 3, calcite; 4, fluorite; 5, apatite; 6,
orthoclase (feldspar); 7, quartz; 8, topaz; 9,
corundum; and 10, diamond.
• Kekerasan sampel mineral ditetapkan berdasarkan
kristal pada skala Mohs yang bisa menggores
sampel.
• Galena, dengan kekerasan 2.5, bisa menggores
gypsum dan dapat digores oleh calcite.
• Kekerasan mineral menentukan sifat ketahanannya.
Penetapan Kekerasan: Permesinan
• Kekerasan, umumnya diukur dengan Metode Brinell
(Ahli mesin swedia: Johann Brinell, yang
merancang mesin Brinell untuk penetapan
kekerasan logam dan logam campuran).
• Sebuah bola atau kerucut dari bahan keras
dijejakkan ke permukaan benda uji. Gaya yang
digunakan dan lekukan yang terjadi diukur dan
dihitung untuk mendapatkan nilai kekerasan.
• Kekerasan berhubungan dengan kekuatan,
ketahanan/keawetan, dan ketangguhan suatu
benda padat.
• Pada penggunaannya, kekerasan sering
digabungkan dengan sifat-sifat fisik di atas.
Penetapan Kekerasan:
Pertimbangan Umum:
• Semakin kecil bagian
yang diukur, semakin
rendah beban yang
digunakan.
• Kedalaman dan posisi
penjejakan
(penekanan) harus
sesuai dengan bentuk
sampel.
• Kedalaman penjejalan
maksimal adalah 10%
ketebalan sampel
Penetapan Kekerasan: Skala Brinell
• Pengujian kekerasan dengan metode Brinnel
bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu
material dalam bentuk daya tahan material
terhadap bola baja (identor) yang ditekankan
pada permukaan material uji tersebut
(spesimen). Idealnya, pengujian Brinnel
diperuntukan untuk material yang memiliki
permukaan yang kasar dengan uji kekuatan
berkisar 500-3000 kgf. Identor (Bola baja)
biasanya telah dikeraskan dan diplating ataupun
terbuat dari bahan Karbida Tungsten.
Penetapan Kekerasan: Skala Brinell
Indenter (penjejak)
berbentuk bola.
Pada Rumus:
• D = diameter bola
• d = diameter jejak
• F = beban
• HB = Hardness Brinell
Penetapan Kekerasan: Skala Rockwell
• Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell
bertujuan menentukan kekerasan suatu material
dalam bentuk daya tahan material terhadap
indentor berupa bola baja ataupun kerucut intan
yang ditekankan pada permukaan material uji
tersebut.
Penetapan Kekerasan: Skala Rockwell
A. Kedalaman yang
dicapai penjejak
setelah diberikan gaya
awal (minor load).
B. Posisi penjejak pada
gaya uji total.
C. Posisi akhir setelah
rekoveri elastis bahan.
D. Kedalaman
Pengukuran (C minus
A).
Penetapan Kekerasan: Skala Vickers
• Pengujian kekerasan dengan metode Vickers
bertujuan menentukan kekerasan suatu material
dalam yaitu daya tahan material terhadap
indentor intan yang cukup kecil dan mempunyai
bentuk geometri berbentuk piramid seperti
ditunjukkan pada gambar 3. Beban yang
dikenakan juga jauh lebih kecil dibanding
dengan pengujian rockwell dan brinel yaitu
antara 1 sampai 1000 gram.
Penetapan Kekerasan: Skala Vickers
• Standar untuk kekerasan
logam.
• Terutama untuk Micro-
hardness
• Muka penjejak (indenter
faces) adalah prisma
dengan sudut 136 derajat
(sama pada dua arah).
• HV = 1.854(F/D2),
F, kg beban yang
digunakan (1 s.d 120 kg).
D2, mm2 luas jejak.
Penetapan Kekerasan:Skala Shore
Terutama untuk bahan plastik, karet, elastomer.
Berdasarkan kekerasan dalam batas elastisitas.
• Sklerometer Shore: Sebuah pemukul dengan ujung
berbentuk berlian, dijatuhkan di dalam tabung gelas
berskala, dari ketinggian tertentu. Yang diamati adalah
pantulan pemukul setelah dijatuhkan. Semakin tinggi
pantulan, semakin tinggi kekerasan.
• Kekerasan Shore diukur berdasarkan ketahanan bahan
terhadap tekanan masuk oleh penekan yang diberikan
beban oleh tiga buah pegas. Nilai semakin tinggi, jika
ketahanan semakin besar.
• Kekerasan Rendah: Durometer Shore A, jika penusuk
masuk menembus bahan, kekerasan nol. Jika tidak
tertusuk sama sekali, kekerasan 100. t (waktu)
penusukan ikut dilaporkan.
Penetapan Kekerasan: Skala Barcol
Kekerasan Barcoll: ketahanan bahan terhadap
penetrasi (penusukan) baja berujung tajam yang
ditekan menggunakan pegas. (Barcol impressor).
Peralatan disebut ‘Barcoll Impressor’ memiliki skala
dari nol sampai 100, yang lansung dibaca:
Nilai Kekerasan Barcoll sering digunakan untuk
mengukur tingkat pengerasan plastik dan resin.
Benda uji ditempatkan di bawah penjejak Alat Uji
kekerasan Barcol. Kepada benda uji diberikan
tekanan yg tetap sampai skala ukur menunjukkan
nilai maksimum. Kedalaman tusukan diubah ke
bentuk Bilangan Barcol Absolut.
Penetapan Kekerasan: Membaca Skala
60 HRC: Nilai Uji 60 pada skala Rockwell C.
80 HR15N: Nilai Uji 80 pada Skala Rockwell 15N
200 HBS10/3000/15: Nilai Uji 200, skala Brinell,
menggunakan bola baja (HBS) 10 mm), dengan beban
3000 kg dan waktu 15 detik. Secara informal sering
dilaporkan sebagai: HB 200.
500 HBW 1/30/20: Nilai Uji 500 menggunakan bola wolfram
(HBW), berdiameter 1 mm, beban 30 kg dan waktu 20
detik.
200 HV 500/15"200“: Nilai Uji Skala (Mikro) Vickers dengan
beban 500 g, selama 15 detik.
200 HK 500/15"200“: Nilai Uji Skala Knoop dengan beban
500 g, selama 15 detik.
Perbandingan
Skala Ukur
Kekerasan
Catatan yang Perlu Diperhatikan
Pemilihan masing-masing skala (metode pengujian) tergantung pada :
a. Permukaan material
b. Jenis dan dimensi material
c. Jenis data yang diinginkan
d. Ketersedian alat uji
Dalam pengujian kekerasan, diukur ketahanan terhadap deformasi. Tetapi
ukuran penekan, beban dan ukuran penekanan, derajat pengerasan regangan,
berbeda. Jadi pertama korelasi antara kekerasan yang diperoleh dengan
berbagai cara pengujian kekerasan menjadi permasalahan.
Tidak ada cara lain kecuali mendapatkan hubungan tersebut secara eksperimen,
jadi kekerasan yang diperoleh dengan berbagai cara ditulis sebagai tabel
konversi kekerasan. Tetapi hal yang diutarakan di atas berbeda menurut bahan,
oleh karena itu untuk baja atau paduan tembaga perlu memakai tabel yang
berlainan sesuai dengan paduan mesing-masing.
Sejumlah data tersedia berkenaan dengan hubungan antara kekerasan dan
kekuatan tarik atau kekuatan lelah. Hubungan ini sangan memudahkan untuk
mengetahui kekuatan bahan dengan pengujian sederhana dari kekerasan. Tetapi
karena hubungan itu memuat banyak faktor variabel, perlu berhati-hati dalam
penggunaannya. Sebagai tambahan dalam penggunaan bagi bahan yang sama
jenisnya, disarankan untuk memperhatikan metalografinya.
DIARGAM ALIR UJI KEKERASAN LOGAM
-Besi Cor
-Tembaga Pengambilan Data
-Alumunium
→Memotong Specimen:
Menggrinda -Ukuran : 5 s/d 8 mm
-Harus rata
Mengampelas
GAMBAR MACAM-MACAM MEDIA PENGUJIAN
ROCKWELL VICKERS
BRINELL
- Semoga Bermanfaat -
ANALISIS FISIKA
Sifat Thermal
Oleh
Dr. Moh. Hayat, M.Si.
Politeknik AKA Bogor 2020
Pendahuluan
• Penetapan, pengukuran, pengujian sifat/karakteristik
bahan yang berhubungan dengan panas.
• Satuan ukuran yang berhubungan dengan panas:
Temperatur (derajat/tingkatan panas) dan Kalor
(jumlah panas).
• Sifat thermal yang berhubungan dengan temperatur
terutama: transisi gelas, titik leleh, titik didih, titik nyala,
titik bakar, titik bakar spontan/auto ignition point, titik
ledak, titik las, titik seizure, muai panjang, muai ruang,
muai bidang/permukaan.
• Sifat thermal yang berhubungan dengan kalor: panas
jenis (kapasitas panas spesifik), panas pembakaran,
panas peleburan, panas penguapan,
• Alat ukur temperatur: thermometer
• Alat ukur kalor: kalorimeter
Pendahuluan
• Analisis termal dalam pengertian luas adalah
pengukuran sifat kimia fisika bahan sebagai
fungsi suhu.
• Penetapan dengan metode ini dapat
memberikan informasi pada kesempurnaan
kristal, polimorfisma, titik lebur, sublimasi,
transisi kaca, dedrasi, penguapan, pirolisis,
interaksi padat-padat dan kemurnian.
• Data yang diperoleh berguna untuk karakterisasi
senyawa yang memandang kesesuaian,
stabilitas, kemasan dan pengawasan kualitas.
Daftar Materi
• Titrasi Termometrik
• Pemuaian
▫ Koefisien Pemuaian
▫ Pengukuran Muai Panjang
• Sifat Pelelehan
▫ Pelelehan pada Logam Alloy
▫ Titik Leleh / Beku
▫ Titik Leleh Serbuk
▫ Transisi Gelas
• Titik Nyala dan Titik Bakar
• Titik Nyala Spontan
Titrasi Termometrik
• Variabel yang diukur pada titrasi dengan metode
ini adalah panas reaksinya.
• Temperatur dialurkan terhadap volume titran.
Titran diteteskan dari buret terhadap suatu
larutan yang terletak dalam suatu bejana yang
terisolasi secara termal.
• Perubahan temperatur pada setiap penambahan
volume titran direkam secara terus-menerus.
• Titik akhir ditandai dengan belokan yang tajam
pada kurva titrasi pada media tidak berair.
Titrasi Termometrik
• Komponen utama dan metodologi dalam titrasi
termometrik sangatlah sederhana.
• Terdiri atas buret dengan penetesan otomatis,
kamar titrasi adiabatis, termistor dan perekam.
Perubahan temperature direkam sebagai fungsi
waktu.
• Kurva titrasi termometrik menyatakan ukuran
perubahan entalpi total, tercakup didalamnnya
perubahan entropi dan energi dalam.
• Metode ini digunakan untuk titrasi asetat
anhidrida dalam asam asetat serta studi asetilasi
Pemuaian
• Pemuaian: berubahnya ukuran/dimensi fisik karena
perubahan temperatur. Pemuaian: jika berubah
menjadi lebih besar. Penyusutan, jika berubah
menjadi lebih kecil.
• Dibedakan menjadi: Muai Panjang (a), Muai Ruang
(b), dan Muai Bidang (g).
• Muai Panjang, a = dL/(L.dT).
• Untuk benda-benda non-kristal, umumnya: b = 3a
dan g = 2a
• Muai panjang biasa digunakan untuk benda-benda
padat non-kristal.
• Muai ruang terutama untuk benda-benda cair.
• Muai bidang terutama untuk benda-benda kristal.
Koefisien Pemuaian
• Perubahan panjang per derajat temperatur,
misalnya mm/mm/oC.
• Rasio perubahan panjang lebih disukai
dibandingkan perubahan luas atau volume
karena lebih mudah diukur dan diaplikasikan.
• Ditentukan dengan persamaan :
L2 - L1 = α L1 (T2 - T1)
dimana :
α adalah koefisien ekspansi termal;
L1 dan L2 merupakan panjang awal dan panjang
akhir pada temperatur T1 dan T2
Muai Panjang
• Secara relatif, muai panjang, a, diukur dengan
membandingkan bahan standar dengan bahan uji
yang dipanaskan secara bersama-sama.
• Pada cara ini, benda uji dibuatkan menjadi
berbentuk batang yang sama dengan bahan
standar, kemudian dipanaskan bersama-sama.
Perbandingan pemuaian yang terjadi, diukur dan
dihitung menggunakan rumus:
abu = (sbu/sst). ast.
Pada rumus ini, bu adalah benda uji, st adalah
standar, dan s adalah skala alat ukur.
• Cara ini tidak memerlukan peralatan yang
terkalibrasi, tetapi penyebaran temperatur
antara benda uji dan standar harus sama.
Muai Panjang
• Secara absolut, muai panjang ditetapkan dengan
mengukur panjang bahan mula-mula (L), kenaikan
temperatur (DT), dan pertambahan panjang bahan
(DL) setelah dipanaskan.
• Semua alat ukur yang digunakan harus
terkalibrasi.
• Temperatur logam harus merata.
• Muai panjang dihitung menggunakan rumus:
a = DL/(L.DT).
• Biasanya pengukuran muai panjang secara absolut
ini dipadukan dengan pembuatan grafik hubungan
antara kenaikan temperatur dengan pertambahan
panjang yang terjadi.
- Semoga Bermanfaat -
ANALISIS FISIKA
Analisis Fisika Modern
Oleh
Dr. Moh. Hayat, M.Si.
Politeknik AKA Bogor 2020
Analisis Fisika Modern
• Analisis Fisika Modern, analisis fisik menggunakan
instrument (fisika) analitik, yang dicirikan oleh
adanya proses otomatisasi pengukuran dan
komputerisasi pengolahan data hasil ukur.
• Yang berhubungan dengan Analisis Kimia,
terutama: Dilatometri, Thermo Gravimetri
Analysis, Differential Thermal Analysis /
Differential Scanning Calorimetry, dan Thermal
Analyzer
• Selain Dilatometri, analisis fisik di atas, juga
memberikan informasi jenis senyawaan, jumlah
senyawaan, dan komposisi kimiawi.
• Analisis Thermal adalah gabungan TGA, DTA/DSC,
dan transisi gelas.
• Teknik pengukuran pemuaian benda, terutama
muai panjang dan muai ruang.
• Sampel umumnya berbentuk padatan massif
(Muai Panjang).
• Dilatometer modern bisa digunakan untuk
sampel butiran, serbuk, atau cairan (Muai
Ruang).
Dilatometri
• Pada alat ini, muai
panjang diplot
terhadap temperatur.
• Ketidakmurnian
benda uji, mengubah
kemiringan kurva,
sedangkan perubahan
struktur kristal
membengkokkan
kurva pada
temperatur tertentu.
Thermo Gravimetri Analysis
Analisis Kimia Fisik berdasarkan perubahan (umumnya
turun, mungkin naik) bobot sampel jika temperatur
dinaikkan secara linier.
Thermo Gravimetri Analysis
Sampel ditimbang sambil dipanaskan; perubahan bobot sampel
terhadap kenaikan temperatur dialurkan membentuk kurva
thermogram.
Thermo Gravimetri Analysis
Differential Thermal Analysis
Differential Thermal Analysis
Sampel dan bahan acuan
(referensi) dipanaskan bersama-
sama. Perbedaan temperatur
sampel terhadap temperatur
bahan acuan diplot (dibuatkan
grafik) terhadap temperatur.
Jika sampel mengalami reaksi
eksoterm, temperaturnya akan
lebih tinggi; jika mengalami
reaksi endoterm, temperaturnya
akan lebih rendah.
Perbedaan temperatur
menunjukkan jenis dan
intensitas reaksi.
Differential Thermal Analysis
Thermogram DTA Ca-Oksalat
Thermogram
TGA (atas) dan
Thermogram
DTA (bawah)
Ca-oksalat
Differential Scanning Calorimetry
Prinsip DSC sama dengan DTA. Perbedaan terletak pada sistem
pengukuran: DSC berdasarkan aliran kalor (ketika temperatur
turun atau naik), DTA berdasarkan kenaikan temperatur.(ketika
temperatur lingkungan naik secara linier).
Sensor Pt memantau
perubahan temperatur
Sampel dan Referens. Jika
terjadi selisih, pemanas
terpisah mengatur daya
yang digunakan agar
temperatur tetap sama.
Selisih daya diplot
terhadap T.
Differential Scanning Calorimetry
Skema Dasar DSC tipe Fluks Panas. Panas diberikan melalui
cakram konstantan yang dipanaskan dengan aliran listrik.
Termokopel sampel
dan acuan, memantau
aliran kalor ke sampel
dan acuan. Perbedaan
skala termokopel
menyatakan
perbedaan aliran
kalor diplot terhadap
perubahan temperatur
Differential Scanning Calorimetry
Beberapa contoh bentuk wadah sampel dan bahan acuan (gambar
diperbesar). Wadah ini berukuran sangat kecil, dengan bobot
hanya beberapa gram.
Differential Scanning Calorimetry
Thermogram DSC Polietilena Tereftalat
Differential Scanning Calorimetry
Thermogram DSC Fenacetin (96, 99, 100%)
Thermal Analyzer
Gabungan
DMA, TGA,
dan DSC
dalam satu
bentuk.
Kerapkali
digabungkan
juga dengan
alat ukur
transisi gelas.
Terima Kasih
- Semoga Bermanfaat -