Anda di halaman 1dari 9

BENTUK GERAKAN RADIKALISME DALAM UPAYA

MENGUBAH IDEOLOGI PANCASILA

Disusun Oleh:

Muhammad Ferdian (2210212010)


muhferdian175@gmail.com

Brooklyn Razan Fachrudin (2210212014)


brooklinrazan.f@gmail.com

Raffi Joe Bhagaskara (2210212032)


raffibhagaskara1@gmail.com

ABSTRAK

Radikalisme berasal dari kata radikal. Kata radikal dalam kamus Bahasa Inggris, diartikan sebagai ekstrem atau
bergaris keras. Radikalisme berarti suatu paham aliran yang menghendaki perubahan secara drastis atau
fundamental reform. Radikalisme agama, eksistensinya menganggap dirinya sebagai ideologi alternatif yang
hendak menggulingkan ideologi kekuasaan yang sedang establish (mapan). Latar belakang yang sekaligurs
menjadi faktor pendorong munculnya gerakan radikalisme, yaitu faktor Sosial-Politik, faktor Emosi Keagamaan,
faktor kultural, faktor ideologis anti westernisme, faktor kebijakan pemerintah. Ideologi Pancasila mengarahkan
setiap anak bangsa bahwa sekalipun memiliki agama yang berbeda-beda namun harus membuka diri dalam ruang
dialog untuk dapat saling mencurahkan isi hati. Hal tersebut diperlukan agar kejadian seperti G30S PKI tidak
terulang kembali. Pancasila pada dasarnya memiliki nilai-nilai universal yang sama dengan ideologi lainnya,
seperti keberadaban, penghormatan akan HAM, kesejahteraan, perdamaian dan keadilan. Untuk melindungi
pemuda dari paham radikalisme perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan dalam beberapa bidang,
yaitu pendidikan, sosial, keagamaan, seni budaya, ataupun olahraga

Kata Kunci: Radikal, Radikalisme, G30S PKI

ABSTRACT
Radicalism comes from the word radical. The word radical in the English dictionary, is defined as extreme or
hard-line. Radicalism means a school of thought that requires drastic changes or fundamental reforms. Religious
radicalism, its existence considers itself as an alternative ideology that wants to overthrow the established ideology
of power. The background which at the same time became the driving factor for the emergence of the radicalism
movement, namely the socio-political factor, the religious emotion factor, the cultural factor, the anti-westernism
ideological factor, the government policy factor. The ideology of Pancasila directs every child of the nation that
even though they have different religions, they must open themselves in a dialogue space to be able to pour out
their hearts to each other. This is necessary so that incidents such as the G30S PKI do not repeat themselves.
Pancasila basically has the same universal values as other ideologies, such as civility, respect for human rights,
welfare, peace and justice. To protect youth from radicalism, prevention and mitigation efforts need to be carried
out in several fields, namely education, social, religious, arts and culture, or sports.

Keywords: Radical, Radicalism, G30S PKI


I. PENDAHULUAN ke ranah sosial, ekonomi, politik, dan
paling sering ideologi. Komite Relawan
Latar Belakang Nasional Indonesia (Korni) menyebutkan
ada dua paham radikal yang menargetkan
Dalam kenyataan kehidupan ideologi di Indonesia, yaitu paham radikal
keagamaan sehari-hari, radikalisme agama dan paham radikal sekuler. Radikal
diperlihatkan sebagai gerakan-gerakan agama adalah upaya dalam menggantikan
yang berusaha merombak secara total ideologi negara indonesia dengan ideologi
tatanan sosial dan politik yang ada dengan yang berbasis pada suatu agama,
penggunaan kekerasan yang didasarkan sebaliknya radikalisme ideologi sekuler
pada alasan atau jargon-jargon keagamaan berupaya untuk memisahkan agama dari
(Hasbiyallah, 2016). Secara umum, ideologi bangsa indonesia, Salah satu
radikalisme dapat dimaknai sebagai pemahaman dari ideologi radikal sekuler
pemahaman dan atau perilaku adalah ideologi komunisme.
menggunakan kekerasan dalam menyikapi
perbedaan, memecahkan masalah atau Seperti kasus pada tanggal 30 september
mencapai tujuan. Perlu pengkajian secara 1965, sekelompok tentara yang berasal dari
intensif dan komprehensif untuk membuat unit Cakrabirawa menculik dan membunuh
batasan yang jelas, sehingga dijadikan 6 jenderal Angkatan Darat. Sejarah
rujukan bersama dalam pembahasan mencatat bahwa PKI merupakan dalang dari
radikalisme. peristiwa ini. Soeharto muncul sebagai
tokoh yang berhasil meredam gerakan ini
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bersama militer dengan militer memiliki
(KBBI), radikalisme diartikan sebagai posisi yang kuat. sehingga Soeharto secara
paham atau aliran yang menginginkan langsung mendominasi pemerintahan dan
perubahan dengan cara keras atau drastik. politik indonesia tanpa harus khawatir akan
Sartono Kartodirdjo mengartikan persaingan. Melewati Supersemar,
radikalisme sebagai gerakan sosial yang Soekarno menyerahkan kekuasaan presiden
menolak secara menyeluruh tertib sosial kepada Soeharto dan pada bulan Maret
yang sedang berlangsung dan ditandai 1967, Soekarno turun jabatan digantikan
oleh kejengkelan moral yang kuat untuk oleh Soeharto.
menentang dan bermusuhan dengan kaum
yang memiliki hak-hak istimewa dan yang
berkuasa (Kartodirdjo, 1985:38). II. PEMBAHASAN
Radikalisme merupakan ancaman bagi
keamanan dan kedamaian kehidupan RADIKALISME
bermasyarakat, bahkan ancaman bagi
kelangsungan sebuah bangsa. Radikalisme berasal dari kata radikal.
Kata radical dalam kamus Bahasa Inggris,
Radikalisme dapat membuat persoalan diartikan sebagai ekstrem atau bergaris
dan kesenjangan-kesenjangan yang masuk
keras. Radikalisme berarti suatu paham terhadap rasa susila dan lain
aliran yang menghendaki perubahan secara sebagainya.
drastis atau fundamental reform.
b. Kepentingan hukum masyarakat,
Radikalisme agama, eksistensinya
misalnya kepentingan hukum
menganggap dirinya sebagai ideologi
terhadap kenyamanan dan
alternatif yang hendak menggulingkan
ketertiban umum, ketertiban
ideologi kekuasaan yang sedang establish
berlalu lintas di jalan raya dan lain
(mapan). Atas nama Tuhan seseorang dapat
sebagainya.
melakukan aksi radikal dengan membunuh
orang lain, kelompok tertentu, fasilitas c. Kepentingan hukum negara,

milik publik, bahkan tempat sebagai bagian misalnya kepentingan hukum

dari simbolsimbol politik dari satu terhadap keamanan dan

kekuatan politik atau ideologi tertentu. keselamatan negara, kepentingan

Dengan dalih demi keagungan Tuhan, hukum terhadap negara-negara

“menegakkan kebenaran”, “keadilan”, sahabat, kepentingan hukum

“mengubah sistem kafir” seseorang terhadap kepala negara dan wakil-

menjadi martil dalam bentuk tindakan wakilnya, dan lain sebagainya.

berupa bom bunuh diri, intifadah, atau Gerakan radikalisme sesungguhnya


berbagai kegiatan lainnya yang ujung- bukan sebuah gerakan yang muncul
ujungnya membunuh secara massal begitu saja tetapi mempunyai latar
manusia yang tidak tahu duduk persoalan. belakang yang sekaligurs menjadi faktor

Paham radikalisme harus segera pendorong munculnya gerakan

ditanggulangi mengingat paham tersebut radikalisme.

telah menyerang kepentingan hukum


masyarakat. Menurut Adami Chazawi ada 1. Faktor Sosial-Politik

tiga kepentingan hukum yang perlu Gejala kekerasan “agama”

dilindungi yakni: lebih tepat dilihat sebagai gejala


sosial-politik daripada gejala
a. Kepentingan hukum perorangan
keagamaan. Gerakan yang secara
misalnya kepentingan hukum
salah oleh Barat disebut sebagai
terhadap hak hidup (nyawa),
radikalisme itu lebih tepat dilihat
kepentingan hukum atas tubuh,
akar permasalahannya oleh sudut
kepentingan hukum akan hak
konteks sosial-politik dalam
milik enda, kepentingan hukum
kerangka historisitas manusia yang realitas yang sifatnya interpretative.
ada di masyarakat. Secara historis Jadi sifatnya nisbi dan subjektif.
kita bisa melihat bahwa konflik- 3. Faktor-faktor Kultural
konflik yang ditimbulkan oleh Ini juga memiliki andil yang
kalangan radikal dengan cukup besar yang melatar belakangi
seperangkat alat kekerasannya munculnya radikalisme. Hal ini
dalam menentang dan wajar karena memang secara
membenturkan diri dengan kultural didalam masyarakat selalu
kelompok lainnya ternyata lebih ditemukan usaha untuk melepaskan
berakar pada masalah sosial-politik. diri dari jeratan jarring-jaring
Dengan membawa bahasa dan kebudayaan tertentu yang dianggap
simbol serta slogan-slogan agama, tidak sesuai. Sedangkan yang
kaum radikalis mencoba menyentuh dimaksud faktor kultural disini
emosi keagamaan dan menggalang adalah sebagai anti tesa terhadap
kekuatan untuk mencapai tujuan budaya sekularisme. Badaya barat
“mulia” dari politiknya. merupakan sumber sakularisme
2. Faktor-faktor Emosi Keagamaan yang dianggap sebagai musuh yang
Harus diakui bahwa salah satu harus dihilangkan dari bumi.
penyebab gerakan radikalisme Sedangkan faktor sejarah
adalah faktor sentiment keagamaan, memperlihatkan adanya dominasi
termasuk didalamnya adalah Barat dari berbagai aspeknya atas
solidaritas keagamaan untuk kawan negara-negara dan budaya.
yang tertindas oleh kekuatan Peradaban barat sekarang ini
tertentu. Tetapi hal ini lebih tepat merupakan ekspresi dominan dan
dikatakan sebagai faktor emosi universal umat manusia yang telah
keagamaannya, dan bukan agama dengan sengaja melakukan proses
(wahyu suci yang obsolut) merjinalisasi seluruh sendi-sendi
walaupun gerakan radikalisme kehidupan.
selalu mengibarkan bendera dan 4. Faktor-faktor Ideologis Anti
simbol agama seperti dahil Westernisme
membela agama, jihad dan mati Motivasi dan gerakan anti Barat
syahid. Dalam konteks ini yang tidak bisa disalahkan dengan alasan
dimaksud dengan emosi keagamaan keyakinan keagamaan tetapi jalan
adalah agama sebagai pemahaman kekerasan yang ditempuh kaum
radikalisme justru menunjukkan untuk dapat saling mencurahkan isi hati.
ketidakmampuan mereka dalam Dialog memiliki manfaat yang sangat besar
memprosisikan diri sebagai pesaing yang mampu mempererat persatuan dan
dalam budaya dan peradaban. kesatuan masyarakat Indonesia dalam satu
5. Faktor-faktor Kebijakan ikatan hati yang teguh untuk bersama dapat
Pemerintah menjaga kesatuan dan persatuan. Perlu
Ketidakmampuan pemerintah disadari bahwa radikalisme agama
di negara-negara Islam untuk mendapatkan ruang untuk bertumbuh dan
bertindak situasi atas berkembang disebabkan antar umat
berkembangnya frustasi dan beragama kurang adanya dialog. Aktivitas
kemarahan sebagai umat Islam dialog yang terbina di antara umat
disebabkan dominasi ideologi, beragama sebagai bagian dari langkah-
militer maupun ekonomi dari langkah penguatan ideologi Pancasila dan
negara-negara besar. Dalam hal ini deradikalisasi agama yakni dengan
elit-elit pemerintah di negara- menjalin suatu komunikasi yang akrab
negara belum atau kurang dapat demi menjauhkan sikap diskriminasi
mencari akar yang menjadi ataupun pengucilan suatu agama tertentu
penyebab munculnya tindak yang berbeda.
kekerasan (radikalisme) sehingga
tidak dapat mengatasi problematika
sosial yang dihadapi umat. GERAKAN YANG MENGANCAM

Disamping itu, faktor media massa IDEOLOGI PANCASILA

(pers) Barat yang selalu G30S PKI adalah sebuah gerakan yang
memojokkan umat Islam juga memiliki tujuan untuk menggulingkan
menjadi faktor reaksi dengan pemerintahan Presiden Soekarno serta
kekerasan yang dilakukan. mengubah Indonesia menjadi negara yang
menerapkan ideologi komunis. Gerakan
tersebut dipimpin langsung oleh DN Aidit yang
IDEOLOGI PANCASILA saat itu adalah ketua dari PKI atau Partai
Komunis Indonesia. Pada tanggal 1 Oktober
Ideologi Pancasila mengarahkan 1965 dini hari, Letkol Untung yang merupakan
setiap anak bangsa bahwa sekalipun anggota dari Pasukan Pengawal Istana atau
memiliki agama yang berbeda-beda namun seringkali disebut Cakrabirawa, memimpin
harus membuka diri dalam ruang dialog pasukan yang dianggap setia atau loyal kepada
PKI. Gerakan tersebut mengincar Perwira universal yang sama dengan ideologi
Tinggi TNI AD Indonesia. Mereka menangkap lainnya, seperti keberadaban,
enam orang dari anggota perwira tersebut. penghormatan akan HAM, kesejahteraan,
Namun 3 orang diantaranya langsung dibunuh
perdamaian dan keadilan. Dalam era
di rumahnya. Sementara yang lainnya dibawa
globalisasi, romantisme kesamaan historis
paksa menuju Lubanh Buaya. Semua jenazah
jaman lalu tidak lagi merupakan pengikat
perwira TNI AD ditemukan selang beberapa
rasa kebersamaan yang kokoh.
hari kemudian.
Kepentingan akan tujuan yang akan dicapai
Terdapat 6 perwira tinggi TNI
lebih kuat pengaruhnya daripada kesamaan
Angkatan Darat yang menjadi korban
latar kesejarahan. Karena itu, implementasi
meninggal dunia dalam tragedi G30S/PKI yaitu
nilai-nilai Pancasila, agar tetap aktual
Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor
menghadapi ancaman radikalisme harus
Jendral Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas
Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal lebih ditekankan pada penyampaian

Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald tiga message berikut :


Isaac Panjaitan, dan Brigadir Jenderal Sutoyo 1. Negara ini dibentuk berdasarkan
Siswomiharjo. Sedangkan Panglima TNI yaitu kesepakatan dan kesetaraan, di
AH Nasution yang menjadi sasaran utama mana di dalamnya tidak boleh ada
berhasil kabur dan meloloskan diri. Namun, yang merasa sebagai pemegang
putri dari AH Nasution yang bernama Ade Irma saham utama, atau warga kelas satu.
Nasution meninggal dunia karena tertembak. Ia
2. Aturan main dalam bernegara
tewas bersama ajudannya yang bernama Lettu
telah disepakati, dan Negara
Pierre Andreas Tendean yang diculik dan
memiliki kedaulatan penuh untuk
ditembak di Lubang Buaya. Keenam jenderal
menertibkan anggota negaranya
yang sudah disebutkan di atas dan juga Lettu
Pierre Tendean kini ditetapkan sebagai yang berusaha secara sistematis

Pahlawan Revolusi. Sejak diresmikannya UU untuk merubah tatanan, dengan


Nomor 20 tahun 2009, gelar tersebut sudah cara-cara yang melawan hukum.
diakui sebagai Pahlawan Nasional. 3. Negara memberikan
perlindungan, kesempatan, masa
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI depan dan pengayoman seimbang
PANCASILA DALAM MENGHADAPI untuk meraih tujuan nasional
RADIKALISME masyarakat adil dan makmur,
sejahtera, aman, berkeadaban dan
Pancasila, sebagai ideologi terbuka merdeka.
pada dasarnya memiliki nilai-nilai
MEMBENTENGI PEMUDA DARI didorong untuk menjunjung tinggi
RADIKALISME dan menginternalisasikan nilai-nilai
luhur yang sejalan dengan kearifan
Banyak faktor yang menyebabkan lokal seperti toleransi antar-umat
para pemuda terseret ke dalam tindakan beragama, kebebasan yang
terorisme, mulai dari kemiskinan, bertanggung jawab, gotong royong,
kurangnya pendidikan agama yang damai, kejujuran, dan cinta tanah air
gencarnya infiltrasi kelompok radikal, serta kepedulian antar-warga
lemahnya semangat kebangsaan, masyarakat.
kurangnya pendidikan kewarganegaraan, - Kedua, mengarahkan para pemuda
kurangnya keteladanan, dan tergerusnya pada beragam aktivitas yang
nilai kearifan lokal oleh arus modernitas berkualitas baik di bidang
negatif. Badan Nasional Penanggulangan akademis, sosial, keagamaan, seni,
Terorisme (BNPT), menggunakan upaya budaya, maupun olahraga.
pencegahan melalui kontra-radikalisasi - Ketiga, memberikan pemahaman
(penangkalan ideologi). Hal ini dilakukan agama yang damai dan toleran,
dengan membentuk Forum Koordinasi sehingga pemuda tidak mudah
Pencegahan Terorisme (FKPT) di daerah, terjebak pada arus ajaran
Pelatihan anti radikal-terorisme bagi radikalisme. Dalam hal ini, peran
ormas, Training of Trainer (ToT) bagi guru agama di lingkungan sekolah
sivitas akademika perguruan tinggi, serta dan para pemuka agama di
sosialiasi kontra radikal terorisme siswa masyarakat sangat penting.
SMA di empat provinsi. Berikut beberapa - Keempat, memberikan keteladanan
upaya dalam pencegahan radikalisme pada kepada pemuda. Sebab, tanpa
pemuda: adanya keteladanan dari para
penyelenggara negara, tokoh
- Pertama, memperkuat pendidikan
agama, serta tokoh masyarakat,
kewarganegaraan (civic education)
maka upaya yang dilakukan akan
dengan menanamkan pemahaman
sia-sia.
yang mendalam terhadap empat
pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, III. KESIMPULAN
UUD 1945, NKRI, dan Bhineka
Tunggal Ika. Melalui pendidikan Pancasila merupakan lima
asas yang dibuat berdasarkan
kewarganegaraan, para pemuda
kepribadian bangsa Indonesia itu
sendiri. Pancasila memiliki arti MT, Brigjen TNI Sutojo, dan
sebagai ideologi bagi bangsa Brigjen TNI D.I. Pandjaitan.
indonesia yang memiliki nilai-nilai, Peristiwa tersebut bukanlah
yaitu ketuhanan, kemanusiaan, suatu hal yang mudah untuk
persatuan, kerakyatan, dan dihadapi, seluruh warga Negara
keadilan. Pancasila sebagai suatu Indonesia harus memiliki rasa
ideologi pada hakikatnya bukan nasionalisme dan patriotisme yang
hanya merupakan suatu hasil sangat kuat di dalam diri mereka
perenungan atau pemikiran demi melindungi Indonesia. Perlu
seseorang atau kelompok orang, disadari sekarang ini banyak
namun Pancasila diangkat dari nilai generasi muda yang moralnya rusak
adat-istiadat, nilai kebudayaan, karena dampak buruk globalisasi,
serta nilai religius yang terdapat modernisasi dan hal negatif lainnya.
dalam pandangan hidup masyarakat Hal ini yang sangat memprihatinkan
Indonesia. Namun di masa lalu, dan perlu perhatian khusus karena
bangsa Indonesia dihadapkan pada kita adalah generasi penerus bangsa
suatu permasalahan tentang yang akan meneruskan perjuangan-
bagaimana, Negara Indonesia perjuangan pejuang yang
mampu mempertahankan pancasila membangun bangsa Indonesia.
sebagai dasar Negara nya. Sebagai suatu langkah untuk terus
Contohnya, terdapat beberapa mempertahankan pancasila sebagai
peristiwa yang terjadi yaitu PKI dasar Negara yaitu dengan
Melancarkan KUP Pengkhianatan membekali diri dengan segenap hati
dan Pemberontakan serta peristiwa- dan jiwa untuk cinta terhadap tanah
peristiwa penculikan dan air Indonesia, hal ini dapat
pembunuhan pejabat TNI-AD. dilakukan dengan memberikan
Peristiwa pemberontakan terjadi di pembelajaran akan makna hari
Jakarta pada tengah malam nasional yang ada di Indonesia.
menjelang 1 oktober 1965, Seperti memperingati Hari
sedangkan peristiwa penculikan Kemerdekaan, Hari Sumpah
dikelompokan menjadi penculikan Pemuda, Hari Pahlawan dan hari-
Jenderal TNI A.H. Nasution, Letjen hari nasional lainnya, yang dapat
TNI A. Yani, Mayjen TNI terus menumbuhkan rasa bela
Suprapto, Mayjen TNI S. Parman negara terhadap negara Indonesia.
Mayjen S, Mayjen TNI Haryono
DAFTAR PUSTAKA Jurnal IUS Kajian Hukum dan Keadilan
https://www.republika.co.id/berita/pv Volume 8 No. 1, April 2020, E-ISSN
n8he428/mui-radikalisme-agama-dan- 2477-815X, P-ISSN 2303-3827 Nationally
sekuler-jadi-tantangan-pancasila Accredited Journal, Decree No.
30/E/KPT/2018 open access at :
https://www.researchgate.net/profile/ http://jurnalius.ac.id/ojs/index.php/jurnalI
Nurul-Izzati- US
13/publication/330279253_Memperta
Hilmy, M. (n.d.). RADIKALISME
hankan_Pancasila_Sebagai_Dasar_Ne
AGAMA DAN POLITIK DEMOKRASI
gara_Indonesia_Nurul_Izzati/links/5c
DI INDONESIA PASCA-ORDE BARU,
36e51a458515a4c71a3b16/Memperta
(117), 407–425.
hankan-Pancasila-Sebagai-Dasar-
Negara-Indonesia-Nurul-Izzati.pdf http://husadakaryajaya.ac.id/2017/11/02/i
mplementasi-nilai-nilai-pancasila-
https://www.gramedia.com/literasi/sejarah
menghadapi-radikalisme/
-g30s-pki/

Anda mungkin juga menyukai