Anda di halaman 1dari 6

Filsafat Hukum Dan Etika Profesi

HKUM4103

1. a. Coba analisislah hubungan filsafat dan agama di Yunani?


b. Bagaimanakah analisis tentang pengkhiatan filsafat dan ilmu pengetahuan pada
masa kebangkitan Eropa?

c. Coba Anda analisis harmonisasi filsafat dan agama pada abad pertengahan?

Jawab:

a. Filsafat Islam juga sering disebut filsafat Arab dan filsafat Muslim merupakan suatu kajian
sistematis terhadap kehidupan, alam semesta, etika, moralitas, pengetahuan, pemikiran, dan
gagasan politik yang dilakukan di dalam dunia Islam atau peradaban umat Muslim dan
berhubungan dengan ajaran-ajaran Islam.

hubungan Filsafat Islam dengan Filsafat Yunani adalah sama pada pola pikirnya saja, yaitu
berpikir dengan kehendak bebas dan tanggung jawab manusia (Rasional dan Liberal).

b. Gerakan renaissance ini pertama lahir di Italia pada abad ke 14 kemudian menyebar ke

dianggap tabu. Pada abad ke-16, Martin Luther, seorang biarawan Jerman, memimpin
Reformasi Protestan, sebuah gerakan revolusioner yang menyebabkan perpecahan di gereja
Katolik. Luther mempertanyakan banyak praktik gereja dan apakah mereka selaras dengan
ajaran Alkitab. Hasil dari gerakan revolusioner ini adalah munculnya bentuk baru
Kekristenan, yang dikenal sebagai Protestan. Di sisi lain, Gereja Katolik juga tidak tinggal
diam dan menangkap atau menghukum mati setiap orang yang dianggap membangkang.

2. a. Analisislah perbedaan antara aliran positivisme dan sosiologisme! Berikan contoh


masingmasing!

b. Coba buat analisis terkait perbedaan sociological of law dan sociological


jurisprudence!

c. Buat analisis ajaran sociological jurisprudence yang disampaikan oleh Roscoe Pound!

Jawab:
a. Positivisme memandang hukum sebagai sesuatu yang otonom atau mandiri,
sedangkan sosiologisme memandang hukum bukan sesuatu yang otonom, melainkan sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor non hukum yang ada dalam masyarakatnya, seperti faktor ekonomi,
politik, budaya dan sosial lainnya.

b.

Kajian Sociological Jurisprudence Kajian Sosio-legal

Berinduk pada Disiplin hukum (khususnya filsafat hukum). Disiplin hukum (ilmu hukum
dalam arti luas).

Pokok bahasan Tujuan (nilai) hukum sebagai pranata sosial Pengaruh suatu kebijakan sosial
dan kegunaannya untuk mengubah dan regulasi terhadap perilaku
masyarakat, juga efektivitas dari suatu masyarakat, akses ke keadilan-
kebijakan dan penegakan hukum. pendidikan-layanan sosial; isu
ras/gender.

Pendekatan Analisis hukum yang reflektif (karena terkait Analisis hukum secara
ke nilai) dari sudut yuridis maupun konstektual (terkait dampak itu,
empiris (perspectives of legal scholars and digunakanlah teori-teori “sosio”
legal practitioners); kajiannya diarahkan dalam rangka memperoleh data
untuk menjawab isu yang nyata terjadi. empiris tentang peranan hukum
di dalam masyarakat);
kajiannya diarahkan untuk
menjawab permasalahan
konkret. Kata “sosio” di sini
harap tidak dipahami sebatas
pada sosiologi.

Fokus pada Dialektika antara sisi internal dan eksternal. Kritik pada formalisme hukum
Kritik pada formalisme hukum (karena (keterbatasan, namun juga
dianggap terlalu mekanis, artifisial, dan lepas potensinya dalam rangka
dari kebutuhan masyarakat); cenderung ke menyelesaikan masalah-
pendekatan humanis daripada legal. masalah hukum kontekstual;
misalnya masalah diskriminasi
pada suatu kebijakan).

Keber-pihakan Kepentingan konkret masyarakat (khususnya Kepentingan konkret


yang berperkara di pengadilan). masyarakat (khususnya bagi
kaum termarginal).

c. Roscoe Pound menganggap bahwa hukum sebagai alat rekayasa sosial (Law as a tool of
social engineering and social controle) yang bertujuan menciptakan harmoni dan keserasian
agar secara optimal dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia dalam masyarakat.
Keadilan adalah lambang usaha penyerasian yang harmonis dan tidak memihak dalam
mengupayakan kepentingan anggota masyarakat yang bersangkutan. Untuk kepentingan yang
ideal itu diperlukan kekuatan paksa yang dilakukan oleh penguasa negara.

3. a. Analisislah dengan disertai contoh konkrit terkait perbedaan antara hak dan hak
asasi manusia!

b. Coba Anda analisis dengan beberapa contoh riil mengenai klasifikasi HAM yang
terkandung dalam Piagam Madinah!

c. Berikan analisis Anda terkait HAM berdasarkan perkembangan sejarahnya sertakan


pula contoh fakta di Indonesia!

Jawab:

a. hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan hak untuk memeluk suatu agama
adalah hak asasi manusia di seluruh dunia. Sedangkan hak untuk memilih atau dipilih
menjadi presiden adalah hak warga negara di negara yang bersangkutan.

b. hak untuk hidup, kebebasan, dan hak mencari kebahagiaan.

Hak untuk Hidup

Hak untuk hidup merupakan dinyatakan dalam Pasal 14:

“Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang beriman lainnya lantaran (membunuh) orang
kafir. Tidak boleh pula orang mukmin membantu orang kafir untuk (membunuh) orang
mukmin.”

  Hak Memperoleh Keadilan

Hak memperoleh keadilan dinyatakan dalam Pasal 2 s/d Pasal 13.

Pasal 2

“Kaum Muhajirin dari suku Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu


membayar diyat di antara mereka, dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara yang
baik dan adil di antara kaum mukmin.”

Pasal 3

“Suku ‘Auf, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat diantara


mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di
antara kaum mukmin.”

Pasal 4
“Suku Sâ’idah, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat diantara
mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di
antara kaum mukmin.”

Pasal 5

“Suku Harts, sesuai (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka


seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara
kaum mukmin.”

Pasal 6

“Suku Jusyam, sesuai (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka


seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara
kaum mukmin.”

Pasal 7

“Suku Najjar, sesuai (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka


seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara
kaum mukmin.”

Pasal 8

“Suku ‘Amr ibn ‘Auf, sesuai (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat diantara
mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di
antara kaum mukmin.”

Pasal 9

“Suku Nabit, sesuai (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka


seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara
kaum mukmin.”

Pasal 10

“Suku Aus, sesuai (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka


seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara
orang-orang mukmin.”

Pasal 11

“Sesungguhnya orang mukmin tidak boleh membiarkan orang yang terbelit utang, tetapi
membantunya dengan baik dalam pembayaran tebusan atau diyat.”

Pasal 12

“Seorang mukmin tidak dibolehkan membuat persekutuan dengan sekutu mukmin lainnya,
tanpa persetujuan daripadanya.”
Pasal 13

Orang mukmin yang takwa harus menentang orang yang di antara mereka mencari atau
menuntut sesuatu secara zalim, jahat, melakukan permusuhan atau kerusakan di kalangan
orang mukmin. Kekuatan mereka bersatu dalam menentangnya, sekalipun ia anak dari salah
seorang di antara mereka.

c. Setelah kemerdekaan, hal yang masih diperdebatkan adalah tentang hak untuk merdeka,
hak berorganisasi dalam politik, dan hak berpendapat di parlemen. Oleh sebab itu, Indonesia
menjamin hak para rakyatnya untuk berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapat
yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 28.

Orde Lama Pada periode ini, sistem politik di Indonesia dipengaruhi oleh sistem liberalisme
dan parlementer, sehingga perkembangan HAM juga ikut terpengaruh. Beberapa pencapaian
perjuangan HAM pada masa ini yaitu: Partai politik semakin banyak bermunculan, meskipun
tumbuh dengan ideologinya masing-masing. Hak pers, pada periode ini memiliki kebebasan.
Pemilihan umum dilaksanakan secara bebas, jujur, dan demokrasi. Dewan Perwakilan
Rakyat, menunjukkan hasil kerja yang baik dengan pengawasan dan kontrol yang seimbang.
Keberadaan partai politik dengan ideologi yang berbeda-berbeda, tetap memiliki visi yang
sama yaitu untuk memasukkan tentang hak asasi manusia ke dalam batang tubuh Undang-
Undang Dasar.

Orde Baru Pemerintahan Orde Baru berusaha memberikan penolakan terkait konsep HAM,
berikut ini beberapa alasannya. HAM merupakan pemikiran yang berasal dari Barat, dan
dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya Bangsa Indonesia dan dasar negara
Pancasila. Rakyat Indonesia mengenal HAM melalui Undang-Undang Dasar 1945 yang lahir
lebih dulu dibandingkan dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Permasalahan mengenai HAM yang berasal dari Barat dianggap menjadi senjata yang tidak
terlihat untuk memojokkan negara berkembang seperti Indonesia.

4. a. Coba Anda analisis terkait pelanggaran dua jaksa dalam kasus di atas melanggar
fungsi kode etika profesi yang mana!

b. Buatlah analisis tentang aliran dalam etika terkait kasus di atas!

c. Analisislah terkait ciri-ciri dari profesi yang mana yang dilanggar oleh kedua jaksa
dalam kasus di atas!
Jawab:

a. kasus dugaan suap Asisten,Kode Etik Perilaku Jaksa

b. Sanksi yang diberikan kepada oknum jaksa yang melanggar Kode Etik Jaksa dapat berupa


sanksi administrasi terhadap pelanggaran yang ringan dan sanksi diberhentikan dengan tidak
hormat apabila oknum jaksa memenuhi alasan pemberhentian dalam Pasal 13 Undang-
undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.

c. menggunakan jabatan dan/atau kekuasaannya untuk kepentingan pribadi dan/atau pihak


lain

Anda mungkin juga menyukai