Anda di halaman 1dari 54

KULIAH KERJA NYATA PAR (PARTICIPATORY ACTION RESEARCH)

“OPTIMALISASI LIMBAH BAWANG MERAH SEBAGAI PUPUK


ORGANIK CAIR DI DESA SUMBERJO”
Desa Sumberjo Kecamatan Gondang Kabupaten Ngajuk

Dosen Pendamping Lapangan

Dr. H. Abdul Hakim, MEI


NIP. 197008042005011003

Oleh:

1 Muhammad Nuri Zainur R. (A92219103) 13 Sulistiawati (G04219076)

2 Muhammad Yusron (B94219087) 14 Winda Puspita (G01219033)

3 Muhammad Agil Fahrizal U. (G93219082) 15 Siti Dewi Fajar (I01219034)

4 Nur Habibi (C77219025) 16 Aulia Rachma Nindya (J91219094)

5 Addin Muhammad Kanzul F. (C04219004) 17 Annisa' Istiqomah (C71219058)

6 Muhammad Zaidan R. (H06219011) 18 Nur Qomariyah (C06219024)

7 Dimas Tian Alam Syah (E91219071) 19 Siti Nurvita Dina W. (E97219093)

8 Mochammad Eri Santoso (E77219046) 20 Khofifah (D91219117)

9 Aliyah Rovinta (A03219004) 21 Nur Silviaya H. R. (D92219081)

10 Lailatul Putri Salsabillah (B73219076) 22 Alvina Khurriyatul A. (D0A219001)

11 Sheila Machmudah (B01219051) 23 Ilmy Firdaus Hafidz (E01219016)

12 Nanda Sulisiyah Puspa A. (B92219120) 24 Sinta Khiyarotun Nisa'a (E02219031)

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Laporan : Optimalisasi Limbah Bawang Merah Sebagai


Pupuk Organik Cair Di Desa Sumberjo
Kelompok : 108
Lokasi KKN : Ds. Sumberjo Kec. Gondang Kab. Nganjuk
Masa Bimbingan Penulisan : 18 Juli – 26 Agustus 2022

Nganjuk, 22 Agustus 2022


Dosen Pembimbing Lapangan

Dr. H. Abdul Hakim, MEI.


NIP. 197008042005011003

ii
HALAMAN PENGESAHAN LPPM

Berdasarkan laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Transformatif ini,


Judul Laporan : Optimalisasi Limbah Bawang Merah Sebagai Pupuk
Organik Cair Di Desa Sumberjo
Kelompok : 108
Lokasi KKN : Ds. Sumberjo Kec. Gondang Kab. Nganjuk
Telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan pelaksanaan KKN
tahun 2022.

Nganjuk, 23 Agustus 2022

Mengetahui

Ketua LPPM Keapala PPM LPPM


UIN Sunan Ampel Surabaya UIN Sunan Ampel Surabaya

Dr. Phil. Khoirun Niam, M.A Dr. Agus Afandi, M.Fil.I


NIP. 197007251996031004 NIP. 196611061998031002

iii
HALAMAN PENGESAHAN KEPALA DESA

Bahwa laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Transformatif ini,


Judul Laporan : Optimalisasi Limbah Bawang Merah Sebagai Pupuk
Organik Cair Di Desa Sumberjo
Kelompok : 108
Lokasi KKN : Ds. Sumberjo Kec. Gondang Kab. Nganjuk
Telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan pelaksanaan KKN
tahun 2022.

Nganjuk, 22 Agustus 2022

Mengetahui
Kepala Desa Sumberjo

M. Arif Trianto

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, seagala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan


kemudahan bagi penulis dalam menyusun laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
yang berjudul “Optimalisasi Limbah Bawang Merah Sebagai Pupuk Organik Cair
Di Desa Sumberjo”. Meskipun jauh dari kata kesempurnaan, akan tetapi penulis
tidak mengurangi rasa syukur kepada Allah Swt., dan semoga dengan berkahnya
salawat atas Nabi Muhammad saw. laporan ini membawa manfaat dan keberkahan
bagi pembaca.

Laporan yang judul “Optimalisasi Limbah Bawang Merah Sebagai Pupuk


Organik Cair Di Desa Sumberjo” ini membahas tentang pemberdayaan limbah
bawang merah sebagai pupuk organik cair yang ditujukan untuk mengurangi
penggunaan pupuk kimia, sekaligus mengoptimalkan limbah bawang merah yang
melimpah di Desa Sumberjo. Adapun laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas
perkuliahan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Sehubung dengan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam tahap


pengerjaan hingga penyelesaian laporan ini penulis tidak sendiri. Banyak pihak-
pihakk yang memberi uluran tangan, pemikiran, dukungan, semangat inspirasi,
dan doa elama proses kegiatan ini sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Kepada kedua orang tua kami yang senantiasa memberikan dukungan dan
doa;
2. Dr. H. Abdul Hakim, MEI. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL);
3. M. Arif Trianto selaku Kepala Desa Sumberjo Kecamatan Gondang
Kabupaten Nganjuk;
4. Segenap perangkat Desa Sumberjo Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk;
5. Seluruh masyarakat Desa Sumberjo Kecamatan Gondang Kabupaten
Nganjuk;
6. Segenap jajaran Lembaga Peneitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
UIN Sunan Ampel Surabaya;

v
7. Teman seperjuangan KKN 108 UIN Sunan Ampel Surabaya yang telah
berkontribusi dalam program KKN hingga terselesaikannya laporan ini;
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang selalu
memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan laporan KKN.

Tidak ada yang dapat penulis berikan atas sumbangsih dan doa yang
mereka berikan, kecuali sebuah harapan kepada pihak-pihak yang telah penulis
kemukakan di atas agar senantiasa mendapat rahmat dan anugrah dari Allah Swt.
Demikian laporan yang penulis susun, semoga dapat bermanfaat dan menjadi
pemenuh program Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Sunan Ampel Surabaya.

Nganjuk, 22 Agustus 2022

vi
SUARAT PERNYATAAN
MENYELESAIKAN PROGRAM

Kami yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Kepala Desa : M. Arif Trianto
NIM/NIK :
Desa/Kec/Kab : Sumberjo/ Gondang/ Nganjuk
Telp/Hp : (082) 140004067

Nama Ketua : Dimas Tian Alam Syah


NIM/NIK : E91219071
Kelompok/ Desa : 108/ Sumberjo
Alamat : Ds. Masangan Wetan Kec. Sukodono Kab. Sidoarjo
Telp/Hp : (089) 519002093
Perguruan Tinggi : UIN Sunan Ampel Surabaya
Menayatakan bahwa, kami bersama-sama telah melaksanakan dan menyelesaikan
program kerja dalam rangka pelaksanaan Program Kuliah Kerja Nyata Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tahun 2022.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya sesuai dengan tujuan
pelaksanaan program KKN UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2022.

Mengetahui,

Tokoh Masyarakat / Ketua Khalayak


Ketua Kelompok KKN 108 UINSA
Sasaran Kegiatan

(..................................................) (Dimas Tian Alam Syah)


Kepala Desa Sumberjo DPL KKN

(M. Arif Trianto) (Dr. H. Abdul Hakim, MEI)

vii
DAFTAR ISI

COVER LAPORAN ..................................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN LPPM ........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN KEPALA DESA .......................................................iv
KATA PENGANTAR ...............................................................................................v
SURAT PERNYATAAN MENYELESAIKAN PROGRAM ..................................vii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................4
C. Tujuan Penelitian .........................................................................4
D. Manfaat Penelitian .......................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................6
A. Pengertian Participatory Action Research (PAR) .......................6
B. Prinsip-Prinsip Dasar Participatory Action Research (PAR) ......8
C. Motodologi Participatrory Action Research (PAR) ....................10
D. Sasaran Participatory Action Research (PAR) ............................13
E. Strategi Pendampingan Participatory Action Research (PAR) ...13

BAB III PROFIL DESA SUMBERJO .............................................................17


A. Kondisi Geografis ........................................................................17
B. Demografi ....................................................................................17
C. Pendidikan ....................................................................................18
D. Kesehatan .....................................................................................19
E. Ekonomi .......................................................................................20
F. Sosial dan Budaya ........................................................................21

BAB IV PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN .........................................25


A. Alur Teknik Participatory Action Research (PAR) .....................25
B. Analisis Pohon Masalah ...............................................................30
C. Proses Participatory Action Research (PAR) ..............................31
D. Hasil dan Pemanfaatan Participatory Action Research (PAR)....32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................33

viii
A. Pengelolahan Limbah Bawang Merah sebagai Pupuk Organik
Cair (POC) di desa Sumberjo .......................................................33
B. Pengabdian Masyarakat Di Desa Sumberjo ................................36

BAB VI PENUTUP ...........................................................................................40


A. Kesimpulan ..................................................................................40
B. Saran .............................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................41
LAMPIRAN ...............................................................................................................42

ix
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai institusi perguruan tinggi, Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya memiliki kewajiban untuk melaksanakan program tridarma
perguruan tinggi. Pelaksanaan tridarma ini meliputi pendidikan, penelitian
dan pengabdian pada masyarakat.1 Pengaplikasian tridarma dapat kita rasakan
melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang tentunya tidak hanya
melihat masalah-masalah yang ada dalam suatu wilayah, tetapi juga dapat
memberikan pengalaman dan solusi yang solutif bagi masyarakat desa.
Dengan adanya program KKN, diharapkan mampu mengasah keterampilan
mahasiswa untuk berbaur dengan masyarakat, membangun kerja sama dengan
warga, meningkatkan kepedulian sosial, dan mengembangkan potensi diri
mahasiswa.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan sebuah kegiatan yang


dilakukan oleh mahasiswa dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat di
suatu daerah tertentu dalam waktu yang telah ditentukan. Program KKN
UINSA pada tahun 2022 dilaksanakan pada tanggal 18 Juli hingga 26
Agustus 2022, yang berdomisili di berbagai wilayah seperti Jawa Timur
(Nganjuk, Ngawi, Tulungagung, Lumajang, Banyuwangi, Bawean, dan
Sumenep), Sulawesi Utara (Manado) dan Papua. Pada pelaksanaan KKN
tahun ini menggunakan tiga pendekatan yaitu, pendekatan ABCD (Asset
Based Community-Driven Development), PAR (Participatory Action
Research) dan CBPR (Community Based Participatory Research). Pada
kesempatan kali ini kami melaksanaan KKN yang berdomisili di Kabupaten
Nganjuk, dimana secara keseluruhan menyebar di lima kecamatan, yakni
Ngluyu, Rejoso, Gondang, Sawahan dan Wilangan. Pelaksanaan KKN
UINSA di Kabupaten Nganjuk menggunakan pendekatan yang mengacu pada
metode penelitian PAR. Tak terkecuali tim KKN 108 UINSA yang
1
Sultan Muhammad alghifari, dkk., Peran Kelompok KKN 303 Sebagai Pengaruh Dan Pembawa
Energi baru Ditengah Pandemi Covid-19 (Bandung: LP2M UIN SGD, 2020), 208.

1
mendapatkan program KKN transformatif berbasis PAR di Desa Sumberjo,
Kecamatan Gondang.

Analisis PAR dalam penelitian ini mengarah pada masalah pertanian


di Desa Sumberjo. Problem ini kami dapatkan melalui FGD (Focus Group
Discussion) yang diadakan dengan perangkat desa dan lima kelompok tani
yang ada di Desa Sumberjo. Penelitian pada pertanian ini didasari oleh fakta
penggunaan pupuk organik yang belum diketahui dengan baik oleh para
kelompok tani untuk membudidayakan bawang merah sebagai komoditas
utama yang banyak dihasilkan oleh petani di Desa Sumberjo. Selain itu, para
petani masih awam mengenai pembuatan dan penggunaan pupuk organik,
terutama pupuk organik cair. Hal ini dikarenakan petani masih menggunakan
pupuk kimia sebagai alternatif utama perkembangbiakan bawang merah.

Perlu diketahui bahwa bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah


salah satu komoditas tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi
tinggi dan banyak dikonsumsi masyarakat sebagai bumbu utama pada
masakan. Selain itu, tanaman ini memiliki manfaat bagi tubuh, seperti
menurunkan kandungan kolesterol dan gula darah, menghindari
penggumpalan darah, menurunkan tekanan darah, dan memperlancar aliran
darah. Telah tercatat bahwa data penduduk Indonesia yang mengkonsumsi
bawang merah dari tahun 1993-2012 terlihat fluktuatif. Pada tahun 1993, rata-
rata penduduk Indonesia mengkonsumsi bawang merah sekitar 1,33
kg/kapita/tahun dan pada tahun 2012 konsumsi akan bawang merah sudah
mencapai 2,764 kg/kapita/tahun.2

Disamping pengetahuan tentang pupuk organik yang belum memadai


serta penggunaan pupuk kimia yang tinggi. Masalah lain yang kerap dialami
oleh petani bawang merah adalah: serangan hama dan penyakit (serangga,
jamur, bakteri dsb), pengaruh musim hujan, dan pemilihan bibit yang kurang
tepat. Dengan adanya faktor-faktor tersebut, lambat laun membuat minat para
petani untuk menanam bawang merah juga menurun dikarenakan mahalnya

2
Peni, “Pemberian POC Kulit Nanas dan Pupuk NPK 16:16:16 Terhadap Respons Pertumbuhan
dan Produksi Bwang Merah (Allium ascalonicum L.)”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Vol.
2, No. 1 (Januari, 2022), 2.

2
pupuk anorganik dan bibit umbi. Kondisi tersebut membuat produktivitas
bawang merah di Indonesia menjadi menurun sehingga banyak bawang
merah impor yang masuk ke Indonesia.

Agar mendapat panen bawang merah yang berkualitas diperlukan


beberapa kandungan unsur hara yang dapat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan bawang merah, seperti fosfor, kalium, kalsium, dan sulfur.
Ketersediaan hara sulfat di dalam tanah sering menjadi faktor pembatas bagi
tanaman bawang merah untuk menghasilkan umbi dengan bobot dan kualitas
yang baik. Lebih lanjut, sulfur berperan penting dalam metabolisme tanaman
yang berhubungan dengan beberapa parameter penentu kualitas nutrisi
tanaman sayuran.3 Tak kalah penting, unsur nitrogen juga diperlukan tanaman
karena unsur ini merupakan penyusun bagi protein, vitamin, enzim maupun
dalam bentuk klorofil untuk proses fotosintesis.4 Oleh karena kebutuhan hara
bawang merah tinggi, terkadang petani menggunakan pupuk urea atau ZA5,
yakni pupuk anorganik yang mengandung zat kimia sintesis sebagai
penambah komponen nitrogen dan penunjang agar hasil panen bisa dilakukan
lebih cepat. Namun, pada penggunaan yang dilakukan secara terus menerus,
maka akan berdampak pada lingkungan dan tanah lahan pertanian, begitu
pula dengan rasa dan tekstur dari tanaman.

Melihat produksi bawang merah yang melimpah di Desa Sumberjo,


menjadi masalah tambahan ketika produksi limbah bawang merah tidak
dimanfaatkan dengan maksimal. Kulit bawang merah seringkali dibuang
begitu saja sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan. Melalui
penelitian ini, akhirnya kami memperoleh keputusan untuk memanfaatkan
limbah bawang merah sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair. Melalui
pupuk organik cair (POC) ini diharapkan mampu mengurangi penggunaan

3
Abdul Rahim, “Produktivitas, Kualitas dan Potensi Pengembangan Agroindustri Bawang Merah
Varietas Lembah Palu, Palu Sulawesi Tengah” Skripsi UNHAS (Juni, 2012), vviv.
4
Peni, “Pemberian POC Kulit Nanas dan Pupuk NPK 16:16:16 …”, 2.
5
Fakhri Rinzani, Siswoyo dan Azhar, “Pemanfaatan Limbah Kulit Bawang Merah Sebagai Pupuk
Organik Cair pada Budidaya Tanaman Bayam Di Kelurahan Benteng Kecamatan Ciamis
Kabupaten Ciamis” Jurnal Inovasi Penelitian¸ Vol. 1, No. 3 (Agustus, 2020), 197.

3
pupuk anorganik, meningkatkan kandungan bahan organik pada tanah 6 dan
tentunya dapat menghasilkan panen bawang merah yang lebih berkualitas.
Hal ini berdasarkan prospek yang dihasilkan dari pengaplikasian POC di
beberapa penelitian pertanian yang hasilnya berpengaruh nyata dalam
meningkatkan kualitas tanaman dan tanah lahan pertanian, tentunya
bergantung dengan dosis dan waktu pemberian POC yang tepat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan pada latar belakang,
maka rumusan masalah pada penelitian ini ialah:

1. Apa saja identifikasi masalah-masalah yang terdapat di Desa Sumberjo


Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk?
2. Bagaimana langkah-langkah solutif yang diberikan mahasiswa UIN
Sunan Ampel Surabaya pada permasalahan limbah bawang merah yang
terdapat di Desa Sumberjo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ialah:
1. Dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat dalam Desa
Sumberjo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk
2. Dapat mengetahui langkah-langkah solutif yang diberikan oleh
mahasiswa KKN UIN Sunan Ampel Surabaya pada permasalahan limbah
bawang merah yang terdapat di Desa Sumberjo, Kecamata Gondang,
Kabupaten Nganjuk.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan diatas maka
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dan
masyarakat. Manfaat penelitian tersebut diantaranya yakni sebagai berikut:

Manfaat bagi mahasiswa:


6
Dwi Haryanta, dkk., “Aplikssi Pupuk Organik Cair dari Limbah Organik Perkotaan pada Tnaman
Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)”, Jurnal Pertanian Terpadu, Vol. 10, No. 1 (Juni, 2022),
94. Monica Febrianna, dkk., “Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Untuk Meningkatkan Serapan
Nitrogen Serta Pertumbuhan Dan Produksi Sawi (Brassica junea L.) Pada Tanah Berpasir” Jurnal
Tanah dan Sumberdaya Lahan, Vol. 5, No. 2 (2018), 1112.

4
1. Meningkatkan kedisiplinan dan daya pikir mahasiswa dalam mengatasi
beberapa masalah yang terdapat di desa
2. Menimbulkan sikap kritis bagi mahasiswa
3. Melatih mahasiswa untuk saling bekerjasama satu sama lain
4. Melatih mahasiswa untuk memecahkan sebuah permasalahan

Manfaat bagi masyarakat dan pemerintah daerah Desa Sumberjo:


1. Menyadari masalah yang ada di desa
2. Mendapatkan solusi dari permasalahan yang ada di desa
3. Meningkatkan SDM yang inovatif

5
6

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Participatory Action Research (PAR)


PAR atau Participatory Action Research dalam berbagai literatur
memiliki berbagai sebutan, yang diantaranya adalah Policy-oriented Action
Research, Action Research, Action Learning, Action Inquiry, Partisipatory
Action Research, Learning by doing, Partisipatory Research, Policy-oriented
Action Research, Dialectical Research, Collaborative Research,
Emancipatory Research, Conscientizing Reseach, Collaborative Inquiry,
Action Science, dan Participatory Action Learning.7
Maguire megartikan PAR sebagai metode penyeledikan suatu masalah
sosial yang juga melibatkan partisipasi dari masyarakat sekitar. Maguire
menjelaskan bahwa Participatory Action Research adalah cara bagi seorang
peneliti dan juga masyarakat yang tertindas untuk terus bersatu dalam
kesolidaritasan untuk mengambil tindakan yang kolektif, baik dari segi basis
jangka panjang dan basis jangka pendek, menuju suatu transformasi sosial
yang fundamental. Maguire telah mencatat bahwa sebuah penelitian
partisipatif bertujuan pada 3 jenis perubahan: 1) pengembangan sebuah
kesadaran kritis dari seorang peneliti dan juga peserta; 2) peningkatan sebuah
taraf kehidupan masyarakat yang terlibat didalam proses penelitian tersebut;
dan 3) transformasi sebuah struktur dan juga hubungan sosial yang telah
mendasar.
PAR memiliki 3 kata yang selalu berhubungan diantara satu sama
lain, yaitu partisipasi, riset dan aksi. Semua riset harus diimplementasikan
didalam sebuah aksi. Karena riset mempunyai akibat-akibat yang
ditimbulkannya. Segala sesuatu akan berubah sebagai akibat dari riset
tersebut. Situasi baru yang diakibatkan dari riset bisa jadi berbeda dengan
situasi yang terjadi sebelumnya. Participatory Action Research merupakan
sustu intervensi sadar yang tak terelakkan terhadap suatu situasi-situasi sosial.

7
Moh Ansori dkk, Pendekatan-Pendekatan Dalam University -Comunity Engagement (Surabaya:
UIN Suanan Ampel Press, 2021), 278.
Riset yang berbasis metode PAR dirancang untuk mengkaji sesuatu dalam
rangka untuk merubah dan melakukan perbaikan terhadap nya. Hal tersebut
seringkali muncul dari beberapa situasi yang tidak memuaskan yang
kemudian mendorong beberapa keinginan untuk berubah menjadi situasi yang
lebih baik. tetapi bisa juga muncul dari berbagai pengalaman yang telah
berlangsung secara baik yang mendorong suatu keinginan untuk
memproduksinya kembali atau menyebarkannya kembali.
Salah satu kunci keberhasilan Participatory Action Research adalah
membangun tim PAR yang juga meyakini kebenaran dari proses PAR dan
juga nilai-nilai PAR. Juga perlu diingat bahwa komitmen terhadap metode
PAR dan proses kebersamaan dan kerjasama merupakan kunci sukses dari
PAR. Tim PAR juga harus terdiri dari individu-individu yang didalamnya
terdiri atas anggota keluarga, peneliti, dan pembuat kebijakan, serta kaum
profesional. Dengan demikian maka anggota tim Participatory Action
Research memiliki kepakaran didalam metode-metode riset dan juga dalam
situasi wilayah-wilayah yang sedang diteliti.
Participatory Action Research memiliki beberapa tantangan
diantaranya yaitu: Memerlukan waktu yang cukup lama untuk berhasil,
memerlukan beberapa pertemuan perencanaan yang lebih banyak sehingga
juga memerlukan lebih banyak dana, harus siap untuk mendengarkan dan
juga siap melakukan kompromi, membutuhkan suatu mekanisme dan juga
waktu yang lebih panjang untuk terus melakukan pembelajaran bersama bagi
seluruh anggota PAR, dan harus siap sedia untuk dipublikasi dalam beragam
bentuk.8

PAR merupakan model penelitian yang menghubungkan suatu proses


penelitian dengan proses dari perubahan sosial. Dimana perubahan sosial
tersebut merupakan proses dari pemberdayaan masyarakat guna mewujudkan
tiga tolak ukur, yaitu terwujudnya suatu komitmen bersama dengan
masyarakat, adanya local leader diantara masyarakat tersebut, dan
terbentuknya institusi baru didalam masyarakat yang dibangun berdasarkan
kebutuhan bersama. Sehingga didalam penelitian ini merupakan suatu bentuk
8
Moh Ansori, dkk, Pendekatan-Pendekatan..., 279.

7
kontribusi bersama dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan
permasalahan bersama.

B. Prinsip-Prinsip Dasar Participatory Action Research (PAR)


1. Prinsip Partisipasi.
PAR harus dilaksanakan dengan penuh partisipasi yang
melibatkan siapa saja yang berkepentingan dengan situasi yang sedang
diteliti dan perubahan kondisi yang lebih baik. PAR dilakukan bersama
warga masyarakat dengan proses berbagi dan belajar bersama, untuk
memahami kondisi dan permasalahan yang ada ditengah masyarakat.9
Prinsip partisipasi pada PAR menuntut untuk memberi penghargaan
pada setiap perbedaan yang melatarbelakangi warga saat terlibat dalam
PAR, termasuk penghargaan pada kesetaraan jender (dimana dalam suatu
masyarakat perempuan tidak memiliki kesetaraan yang seimbang dengan
laki-laki untuk berpartisipasi sosial). Berbeda dengan riset konvensional,
tim peneliti dalam PAR bertindak sebagai fasilitator terjadinya proses
riset dengan partisipasi di antara warga, bukan tim peneliti yang meneliti
kondisi komunitas dari luar sebagai pihak asing.
2. Prinsip Orientasi

Prinsip PAR ini mengharuskan seluruh kegiatan untuk


mengarahkan masyarakat melakukan kegiatan-kegiatan perubahan yang
bisa mengubah kondisi sosial mereka agar menjadi lebih baik. Oleh
karena itu, tim peneliti yang menggunakan metode PAR harus memiliki
agenda aksi perubahan yang jelas, terjadwal, dan konkret agar biasa
memfasilitatori masyarakat agar mereka bisa mengubah kondisi sosial
mereka menjadi lebih baik lagi.

3. Prinsip Triangulasi

9
Rambo Cronika Tampubolon, Participatory Action Research (PAR),
https://www.bantuanhukum.or.id/web/participatory-action-research-par/, “diakses pada” 6
Februari 2020.

8
Pada prinsip ini peneliti diharuskan untuk melihat dari berbagai
sudut pandang, metode, dan alat kerja yang berbeda, agar dapat peneliti
bisa mengerti situasi yang ada dari sudut pandang manapun yang
membuat pemahaman peneliti terhadap situasi tersebut semakin lengkap
dan sesuai dengan fakta. Setiap informasi yang diperoleh harus ulang
antar elemen masyarakat, sehingga informasi yang diperoleh betul
adanya. Prinsip ini menuntut peneliti untuk menggunakan data-data
primer yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti bersama warga di
lapangan. Sedangkan data-data sekunder (riset lain, kepustakaan, statistik
formal) dimanfaatkan sebagai pembanding.

4. Prinsip Luwes dan Fleksibel

Meskipun dalam menjalankan metode PAR peneliti


melaksanakannya dengan cermat ataupun hati-hati, peneliti dan
masyarakat harus tetap bersikap luwes dalam menghadapi perubahaan
situasi yang mendadak, agar rencana awal tetap berjalan meskipun
terdapat perubahan situasi yang mendadak.dalam hal ini berarti desain
riset yang harus menyesuaikan diri dengan perubahan situasi bukan
malah sebaliknya.

Adapun menurut Winter (1989) terdapat enam prinsip participatory action


research (PAR) yang diantaranya adalah, sebagai berikut:10

1. Refleksi kritis, merupakan prinsip yang menjamin peneliti untuk


mempertimbangkan isu-isu, proses, interpretasi, asumsi dan penilaian
secara eksplisit. Dengan hal ini peneliti bisa menyempurnakan
pandangan-pandangan teoritis.
2. Dialektika kritis, yakni prinsip yang menghendaki pemahaman hubungan
antara fenomena dan konteksnya,selain itu prinsip ini juga memberi
pemahaman hubungan antara elemen-elemen yang Menyusun fenomena.
Elemen ini merupakan elemen kunci (elemen yang bertentangan dengan
lainnya dan suka menciptakan perubahan).

10
LPM IAIN Sunan Ampel Surabaya, Modul Pelatihan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Transformatif
IAIN Sunan Ampel Surabaya (Surabaya : LPM IAIN Sunan Ampel, 2008), 27.

9
3. Kolaborasi sumber daya, merupakan prinsip yang menganggap ide
setiap orang sama signifikannya sebagai potensi sumber daya untuk
membuat interpretasi dan kategori analisis yang dinegosiasikan diantara
partisipan.
4. Kesadaran resiko, adalah prinsip yang digunakan untuk menenangkan
ketakutan-ketakutan yang berasal dari perubahan yang mengancam
semua cara yang telah berlaku sebelumnya. Prinsip ini juga digunakan
untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa masyarakat juga akan
menjadi subjek dari proses yang sama dan bagaimanapun hasil akhirnya
adalah belajar bersama.
5. Struktur plural, pada umumnya dalam sebuah penelitian terdiri dari
pandangan,komentar dan kritik untuk menuju aksi dan interpretasi,maka
diperlukannya pendalaman struktur yang plural untuk pelaporannya. Hal
ini akan menimbulkan banyak pertimbangan secara eksplisit dengan
komentar yang kontadiktif dan berbagai macam panduan untuk aksi.
6. Teori, praktek,dan transformasi. Maksudnya, bagi para peneliti teori
dapat memberi informasi untuk melakukan praktek. Sedangkan praktek
dapat menyempurnakan teori menuju upaya transformasi yang terus
menerus. Aksi tiap orang didasarkan pada asumsi,teori,dan hipotesis
yang secara implisit dipegang teguh dan dengan hasil observasi
pengetahuan teoritik yang akan bertambah.

C. Motodologi Participatrory Action Research (PAR)


Dalam cara kerja PAR peneliti harus mengetahui gagasan dari rakyat.
Untuk mengetahui tersebut harus melakukan pemetaan awal dengan tujuan
mengetahui kondisi dan situasi masyarakat. Untuk mempermudah peneliti
dapat dirancang sebagai berikut:
1. Pemetaan Awal
Pemetaan awal sebagai alat untuk memahami komunitas, sehingga
peneliti akan mudah memahami realitas problem dan relasi sosial yang
terjadi. Pemetaan ini dilakukan bersama dengan masyarakat. Dengan ini
peneliti dapat mengetahui elemen masyarakat, letak geografis, kelompok

10
masyarakat, kebudayaan, keagamaan, pendidikan, serta perekonomian
masyarakat tersebut.11
2. Membangun hubungan masyarakat
Membangun hubungan masyarakat ini merupakan suatu hal yang
di perlukan dalam membangun kepercayaan kepada masyarakat. Dengan
hal itu peneliti bisa ikut andil di dalam kegiatan masyarakat sehingga bisa
bersatu sebagai contoh peneliti bisa ikut kegiatan seperti acara tahlilan,
solat berjamaah di masjid ataupun musholla. Langkah – Langkah ini
dilakukan supaya peneliti bisa menyatu menjadi simbiosis mutualisme
untuk melakukan riset, belajar memahami masalahnya, dan memecahkan
persoalannya bersama – sama ( partisipatif ).12
3. Penentuan agenda riset untuk perubahan sosial
Agenda riset ini sangat diperlukan oleh peneliti dengan melibatkan
komunitas yang ada di masyarakat. Peneliti mengagendakan program riset
melalui Teknik Partisipatory Rural Aprasial ( PRA ) untuk memahami
persoalan masyarakat yang selanjutnya menjadi alat perubahan sosial.
4. Pemetaan Partisipatif
Pemetaan ini dilakukan untuk mengetahui wilayah tersebut dan
sebuah problem yang ada di masyarakat. Hal ini juga dilakukan peneliti
bersama komunitas yang ada dimasyarakat.
5. Merumuskan Masalah Kemanusiaan
Masalah kehidupan kemanusian yang dialami oleh komunitas di
tempat tersebut akan dirumuskan untuk mengetahui persoalan yang
dialami seperti ekonomi, pendidikan, lingkungan, dan persoalan yang
lainnya. Supaya komunitas tersebut dapat membenahi persoalan tersebut.
6. Menyusun Strategi Gerakan
Setelah komunitas tersebut merumuskan masalah, komunitas
tersebut akan melakukan penyusunan strategi untuk memecahkan masalah
tersebut. Menentukan Langkah sistematik, menentukan pihak yang terlibat
( stakeholders ), dan merumuskan kemungkinan keberhasilan dan

11
Moh Ansori, dkk, Pendekatan-Pendekatan Dalam..., 297.
12
Abdul Rahmat dan Mira Mirnawati, “Model Participation Action Research Dalam
Pemberdayaan Masyarakat”, Jurnal Aksara, Vol. 06, No. 01, (Januari, 2020), 68.

11
kegagalan program yang yang direncanakannya serta mencari jalan keluar
apabila terdapat kendala yang menghalangi keberhasilan program.13
7. Pengorganisasian Masyarakat
Peneliti melakukan pendampingan terhadap komunitas untuk
membangun system yang mengatur perilaku sosial masyarakat. Dengan ini
pembentukan kelompok kerja atau lembaga yang benar nyata bergerak
untuk memecahkan masalah tersebut. Sehingga bisa membantu
memecahkan masalah sosial yang ada di dalam masyarakat tersebut.
8. Melancarkan Aksi Perubahan
Program pemecahan persoalan ini bukan sekedar untuk
menyelesaikan saja, akan tetapi menjadi suatu pembelajaran kepada
masyarakat, sehingga terbentuk norma baru di dalam masyarakat tersebut.
Dengan ini proses aksi harus dilakukan secara simultan dan partisipatif.
Sehingga akan muncul pengorganisir dan pelaku serta pemimpin
perubahan.
9. Membangun Pusat-pusat Belajar Masyarakat
Pusat-pusat belajar dibangun atas dasar kebutuhan kelompok –
kelompok komunitaas yang sudah bergerak melakukan aksi perubahan.
Dengan adanya ini bisa menjadi media untuk mengorganisir dan
memecahkan masalah. Terbentuknya ini menjadi wujud dari norma baru
yang ada dimasyarakat sebagai awal perubahan. Kelompok belajar ini
menjadi penggerak untuk melakukan perubahan di dalam masyarakat.
10. Meluaskan skala gerakan dan dukungan
Keberhasilan program PAR tidak hanya diukur dari hasil kegiatan
selama proses, tetapi juga diukur dari tingkat keberlanjutan program
(sustainability) yang sudah berjalan dan munculnya pengorganisir-
pengorganisir serta pemimpin local yang melanjutkan program untuk
melakukan aksi perubahan.14 Dengan hal itu peneliti harus memperluas
jaringan gerakan dan kegiatan. Sehingga masyarakat dapat membangun
kelompok baru yang dipimpin oleh promotor dari kelompok yang sudah

13
Moh Ansori, dkk, Pendekatan-Pendekatan Dalam ..., 298.
14
Moh Ansori, dkk, Pendekatan-Pendekatan Dalam ..., 300.

12
ada, sehingga dapat melakukan penelitian dan memecahkan masalah
secara mandiri.

D. Sasaran Participatory Action Research (PAR)


Sasaran penelitian merupakan objek masalah yang dikaji untuk
menyelesaikan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran
penelitian adalah potensi masyarakat Desa Sumberjo untuk mengolah limbah
bawang merah. Melimpahnya limbah bawang merah yang ada di Desa
Sumberjo kian menjadi polemik dalam masyarakat sekitar. Limbah bawang
merah sering kali dianggap sebagai sampah yang meresahkan dan tidak
memiliki harga jual bagi masyarakat desa. Oleh karena itu, masyarakat desa
lebih memilih utuk membuang, membakar, dan memberikannya kepada
hewan ternak sebagai pakan gratis.
Limbah bawang merah yang selama ini dianggap sebagai sampah
masyarakat ternyata memiliki manfaat yang sangat besar bagi masyarakat
sekitar, diantaranya mampu mengoptimalkan potensi masyarakat Desa
Sumberjo untuk membuat produk baru dengan bahan-bahan yang mudah
dijangkau. Masyarakat dapat memanfaatkan limbah bawang merah yang
melimpah di lingkungan sekitar sebagai pupuk organik cair. Selain bahan-
bahannya yang melimpah, limbah bawang merah juga didapat scara cuma-
cuma. Dengan pembuatan pupuk organik cair, lambat laun masyarakat akan
beralih dari penggunaan pupuk kimia yang cukup membahayakan PH tanah
pertanian.

E. Strategi Pendampingan Participatory Action Research (PAR)


Penelitian merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan pengamat
untuk menemukan jawaban atas masalah yang ada. Dalam metode PAR,
proses penelitian harus mempunyai starategi untuk menemukan dan
menyelesaikan permasalahan yang ada ditengah-tengah masyarakat. Berikut
adalah tahapan strategi pendampingan PAR yang harus dilakukan oleh
pengamat untuk menunjang keberhasilan dalam proses penelitian:
1. Mengetahui Pola Kehidupan Masyarakat (to know)

13
Tahapan yang pertama dan utama adalah proses inkulturasi
terhadap masyarakat untuk menumbuhkan kepercayaan dalam diri
masyarakat. Artinya peneliti harus membaur ditengah masyarakat, bukan
untuk sekedar berkumpul melainkan ikut serta dan terlibat secara langsung
ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Pada tahap ini, peneliti memiliki
tugas untuk mengidentifikasi problem sosial yang muncul ditengah
masyarakat. Karena masih berada pada tahap pengenalan, maka peneliti
belum bisa menganalisis problem sosial yang merebak dimasyarakat. Pada
tahapan ini, peneliti akan membuat gambaran situasi dan pola kehidupan
masyarakat secara detail, menyeluruh, dan mendalam.
Teknik PAR pada tahap pengenalan dilakukan dengan alat bantu
Praticipatory Rural Appriasial (PRA). Adapun teknik PRA yang
digunakan untuk menentukan agenda riset adalah:
a) Teknik Mapping, peneliti atan mengeksplor daerah yang ditugaskan
guna memperoleh data geografis, demografis, dll.
b) Teknik Transect, merupakan teknik penunjang data geografis,
demografis, ekonomi, pertanian, dll. Transect dilakukan dengan cara
menelususri wilayah desa secara langsung guna memperoleh
informasi dan data profil desa. Hasil dari pengamatan kemudian
digambar dalam diagram transect.15
c) Teknik Trand and change, yakni bagan perubahan dan kecenderungan
masyarakat desa yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui peristiwa yang terjadi pada masa lalu
guna memprediksi peristiwa yang akan datang.16
d) Teknik Seasonal calender, merupakan kalender yang mencatat
perubahan iklim yang terjadi dalam wilayah tertentu. Adapun tujuan
dari pencatatan kalender musim adalah untuh mengetahui hubungan
antara iklim dengan mata pencaharian masyarakat sebagai petani.
Data kalender musim didapatkan melalui metode wawancara
masyarakat desa kemudian dituangkan dalam tabel kalender msusim.
2. Memahami Permasalahan Masyarakat (to understanding)
15
Syafruddin dan Fathurrahman, Buku Pedoman KKN-PAR (Bima, 2020).
16
Syafruddin dan Fathurrahman, Buku Pedoman..., 242.

14
Pasca mengetahui situasi dan kondisi masyarakat, maka tahap
selanjutnya adalah to understand. Pada tahap ini, peneliti bersama dengan
masyarakat mencoba memahami persoalan yang terjadi ditengah
masyarakat. Dalam metode PAR, proses pengidentifikasian maslah
dilakukan dengan teknik Focus Group Discussion (FGD) untuk
mempermudah proses analisis data. Bersama dengan masyarakat desa,
peneliti akan mengajak untuk berdiskusi bersama guna menentuka
problem utama dalam masyarakat. Adapun teknik yang digunakan untuk
mempermudah proses analisis problem sosial adalah diagram venn, pohon
masalah, dan analisis swot.
3. Perencanaan Pemecahan Permasalahan Masyarakat (to plan)
Perencanaan pemecahan masalah merupakan tahapan yang ketiga.
Dalam tahapan ini, peneliti akan meninjau kembali rumusan masalah yang
telah dibuat diawal, sebab penyelesaian masalah harus sesuai dengan
rumusan masalah yang telah disusun pada tahap to understand. Masalah
yang dimaksud bukanlah sekedar masalah sepele yang disodorkan
masyarakat kepada peneliti, melainkan masalah utama yang menjadi
problem sosial yang ada ditengah masyarakat. Berangkat dari persoalan
tersebut, sering kali terjadi kesalahan fahaman bahwa peneliti berbasis
PAR adalah pihak yang mampu menyelesiakan semua masalah yang
sedang dihadapi oleh masyarakat, sehingga tampuk persoalan dipasrahkan
kepada peneliti. Akibatnya aktivitas yang ada dalam masyarakat tidak
berjalan secara lancar.17
4. Pelaksanaan Pemecahan Masalah (to action)
Pasca melalui tahap perencanaan pemecahan masalah, peneliti
akan menjalankan aksi program kerja yang telah disusun di awal. Tahap
ini merupakan jawaban atas problem sosial yang tengah dihadapi
masyarakat. Adapun program praktis yang dilakukan harus sesuai dengan
hasil analisis, problem sosial, dan perencanaan strategis yang telah
disusun. Selain itu, program praktis juga harus mempertimbangkan potensi
sumber daya manusia yang dimiliki oleh masyarakat desa. Sehingga

17
Syafruddin dan Fathurrahman, Buku Pedoman..., 36–37.

15
terbentuklah integritas antara potensi masyarakat dengan program kerja
yang telah direkomendasikan oleh peneliti. Selanjutnya program praktis
akan terbentuk secara simultan dengan membawa dampak perubahan
sosial yang lebih baik lagi.
5. Penyadaran Masyarakat (to reflection)
Refleksi masyarakat merupakan tahap penyadaran terhadap hasil
proses pendampingan di lapangan. Peneliti akan menilai seberapa besar
tingkat keberhasilan dan kekurangan masyarakat dalam menjalankan
aktifitas terhadap perubahan sosial.18 Refleksi bukan hanya dilakukan
oleh masyarakat saja, melainkan dilakukan secara bersama-sama dengan
peneliti. Hal ini bertujuan untuk membangun sikap kritis terhadap
peristiwa-peristiwa yang telah dilaksanakan bersama. Dengan demikian,
masyarakat dan peneliti akan menemukan pembelajaran yang dapat
diambil sebagai bahan evolusi dan evaluasi terhadap kehidupan dimasa
mendatang. Sehingga terbentuklah komitmen untuk melanjutkan program
perubahan sosial secara positif dan ajek.

18
Abdul Rahmat dan Mira Mirnawati, “Model Participation..., 71.

16
17

BAB III
PROFIL DESA SUMBERJO

A. Kondisi Geografis
1. Batas Fisik Wilayah Desa Sumberjo
a. Sebelah Utara : Desa Campur
b. Sebelah Selatan : Desa Ngrami
c. Sebelah Timur : Desa Nglinggo
d. Sebelah Barat : Desa Ngrami dan Puh Kerep
2. Luas dan Pembagian Wilayah Desa Sumberjo
a. Berdasarkan data dari Kantor Desa Sumberjo (2022), luas wilayah
Desa Sumberjo sebesar Km2. Berikut pembagian luas wilayah
berdasarkan tata guna lahan:
1) Luas Pemukiman : 28,83 Ha/m2
2) Luas Persawahan : 273,50 Ha/m2
3) Luas Kuburan : 1,00 Ha/m2
4) Luas Pekarangan : 6,50 Ha/m2
5) Luas Taman : 0 Ha/m2
6) Perkantoran : 1,00 Ha/m2
7) Luas Prasana Umum/dll : 38,00 Ha/m2
b. Wilayah Desa Sumberjo terdiri dari 5 Dusun :
1) Dusun Paldaplang
2) Dusun Kedunggulun
3) Dusun Boro
4) Dusun Ngasem
5) Dusun Depok

B. Demografi
Sampai dengan tahun 2020, tercatat sebanyak 4964 penduduk yang
medniami Desa Sumberjo (2482 laki-laki dan 2482 perempuan), dengan
jumlah 1383 total Kepala Keluarga, 1303 Kepala Keluarga laki-laki, dan
sisanya sebanyak 80 menjadi Kepala Keluarga Perempuan.

C. Pendidikan
Terdapat instansi pendidikan formal maupun non formal di Desa
Sumberjo, yang terangkum dalam tabel berikut :

No Instansi Jumlah Lokasi


Paldaplang,
TK 6 Kedunggulun, Boro,
1
Ngasem, Depok

SD 2 Boro, Depok
2

Mts 2 Depok, Boro


3
Paldaplang,
TPQ 15 Kedunggulun, Boro,
4
Ngasem, Depok

Tingkat Pendidikan
Buta Aksara & Huruf Latin Paud & TK
Anak & Pend. Cacat Fisik Mental Sedang SD
Tamat SD Sedang SLTP
Tamat SLTP Sedang SLTA
Tamat SLTA Tamat D1
Tamat D2 Tamat D3
Sedang S1 Tamat S1
Tamat S2

18
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan penduduk di
Desa Sumberjo adalah tamatan SD. Tamatan SLTP tidak kalah banyak, yaitu
dengan angka 662 orang. Angka buta aksara dan huruf latin juga tidak sedikit,
yang mana terdiri dari penduduk lanjut usia. Selanjutnya, penduduk yang
melanjutkan ke jenjang perkuliahan masih tergolong sedikit, hanya mencapai
0% untuk tamatan D1, D2, dan sedang S1, serta 1% untuk yang tamatan D3,
2% untuk yang tamatan S1, 1% untuk yang sedang dan tamatan S2. Setelah
tamat SLTA, mayoritas anak-anak Desa Sumberjo langsung terjun bekerja ke
sawah dan ada beberapa yang bekerja di luar kota dan juga yang menikah.
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi relatif rendah. Faktor yang
melatarbelakangi hal tersebut adalah rendahnya pemahaman masyarakat
mengenai pentingnya melanjutkan studi ke perguruan tinggi, serta banyak
orang tua yang tidak merekomendasikan anaknya untuk melanjutkan kuliah.

D. Kesehatan

Desa Sumberjo memiliki akses kesehatan yaitu Puskesmas Pembantu


yang terletak di area pemerintahan Desa Sumberjo. Selain itu, erdapat 2
Posyandu Lansia yang berlokasi di Dusun Depok dan Paldaplang, serta
terdapat 5 unit Posyandu Balita yang ada di setiap dusun. Menurut data dari
Kantor Desa Sumberjo, terdapat beberapa penyakit yang diderita oleh
masyarakat Desa Sumberjo. Yang mana penyakit yang diderita masyarakat
adalah Diabetes Melitus dan Hipertensi.

19
Status Gizi Balita (n = 329)

Balita Gizi Baik Balita Gizi Kurang Balita Gizi Buruk

Diagram di atas menunjukkan bahwasanya balita yang ada di Desa


Sumberjo memiliki gizi yang sudah baik. Di Desa Sumberjo hanya 2% balita
yang menderita malnutrisi atau gizi buruk, yaitu dengan total 24 anak. Dari
segi sanitasi, Desa Sumberjo bisa dikatakan cukup baik dengan adanya WC
pada setiap rumah warga. Tetapi perlu ditingkatkan lagi, dikarenakan
minimnya tempat MCK umum di Desa Sumberjo. Selain itu, dari jumlah
keluarga yang ada, terdapat 245 keluarga memiliki WC yang kurang
memenuhi standar kesehatan dan 14 keluarga yang buang air besar di
sungai/parit. Mengenai sampah, masyarakat belum ada yang mampu untuk
mengolah limbah sampah menjadi barang-barang yang bermanfaat, sehingga
sampah organik maupun non organik akan langsung dibakar.

E. Ekonomi
Desa Sumberjo memiliki beberapa struktur mata pencaharian, yang
mana di dalam struktur itu bermacam-macam orang bisa melakukan sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya. Menurut data dari Kantor Desa
Sumberjo, terdapat macam-macam jenis mata pencaharian oleh masyarakat
Desa Sumberjo.

20
Struktur Mata Pencaharian Menurut Sektor

Pertanian Industri Kecil & Kerajinan RT

Industri Menegah dan Besar Jasa

Pertanian Industri Kecil & Industri Jasa


Kerajinan RT Menegah dan
Besar

Diagram di atas menunjukkan bahwasanya perekonomian di Desa


Sumberjo mencapai standart ekonomi menengah kebawah. Yang mana dalam
hal ini, kebanyakan warga melihat bahwa daerahnya hanya bisa mengandalkan
pertanian. Dari segi peluang kerja bisa ditingkatkan lagi, karena kebanyakan
warga memiliki lahan pertanian yang berupa tanaman bawang merah, bahkan
dari hasil pertanian tersebut lebih bisa dimanfaatkan kembali untuk mencapai
hidup yang lebih makmur. Mengenai pengangguran di Desa Sumberjo
termasuk memasuki angka terendah, karena mereka akan tetap berusaha untuk
bisa mendapatkan penghasilan dari hasil pertanian tanaman bawang merah.

F. Sosial dan Budaya

Tabel 2 Data kegiatan masyarakat Ds Sumberjo


No Jenis Kegiatan Waktu Tempat Partisipan

Ibu-Ibu
Setiap hari Jama’ah
Muslimatan Ibu- Bergilir ke
Kamis pukul Muslimatan
1 Ibu (Depok) rumah warga
18.00 WIB dipimpin Pak
Kyai

21
Bapak-Bapak
Setiap hari Jama’ah
Yasinan Bapak- Bergilir ke
Minggu pukul Yasinan
2 Bapak rumah warga
18.00 WIB dipimpin Pak
Kyai
36 hari sekali,
Anggota
setiap hari
Kelompok Tani Balai Dusun Kelompok
3 Selasa
Tani
Kliwon

PKK 1 bulan sekali Balai Desa Ibu-Ibu PKK


4
Masing- Kader
Posyandu 1 bulan sekali
5 masing dusun Posyandu
Masing- Masyarakat
Bersih Dusun 1 tahun sekali
6 masing dusun Setempat
Masing- Masyarakat
Kerja Bakti 1 bulan sekali
7 masing dusun setempat
Anggota dan
Hari Selasa
Pencak Silat Lapangan Siswa Pencak
8 dan Jum’at
Silat
Warga
Rutinan Pos
Setiap Hari Pos Kamling RT/RW
9 Kamling
bergilir
Pada hari-hari Pemuda
Peringatan HUT
di bulan Lapangan Karang
10 RI
Agustus Taruna
3 bulan Seluruh
Sumbangan Masjid sekali/habis - Warga
11
panen raya Masyarakat
Balai
Musyawarah Warga
3 bulan sekali Dusun/Rumah
12 Dusun Masyarakat
Kasu

22
Tradisi merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan sejak jaman
dahulu dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,
biasanya dari suatu wilayah, negara, kebudayaan, golongan/agama yang
sama. Hal yang menjadikan dasar utama dari suatu tradisi adalah adanya
informasi yang dilanjutkan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun
lisan, karena tanpa adanya hal ini akan menjadikan suatu tradisi tersebut
punah. Berikut adat yang masih dilestarikan di Desa Sumberjo sampai
sekarang:

1. Adat Pernikahan
Adat pernikahan di Desa Sumberjo diawali dengan taaruf, dimana
dari pihak laki-laki akan datang melamar ke pihak perempuan, lalu
disepakati apakah disetujui beberapa hal dan membahas penentuan hari
atau ada hal-hal yang menentang hari pernikahan (primbon). Setelah
disepakati, dilanjutkan dengan mempelai wanita datang menemui pihak
laki-laki untuk mengurus berkas-berkas persyaratan dan administrasi ke
pihak pelayanan pemerintah.
Adapun tradisi pernikahan di Desa Sumberjo yaitu ketika salah
satu warga melaksanakan pernikahan, maka warga lainnya langsung
berdatangan ke rumah yang melaksanakan pernikahan tersebut dengan
membawa sesuatu baik berupa uang maupun sembako. Tradisi semacam
ini disebut “buwoh” atau dalam bahasa Indonesia artinya
menyumbangkan sesuatu, sehingga dengan adanya tradisi ini semakin
meningkatkan tali persaudaraan antar warga.
2. Adat Kematian
Adat kematian di Desa Sumberjo yakni adanya pengumuman
kematian di masjid, lalu dari pihak keluarga menghubungi pihak
pelayanan “mudin” agar dapat dilakukan proses pemakaman. Selain itu,
seluruh warga desa langsung berduyun-duyun dalam mengurus jenazah
dan ikut dalam perkumpulan warga. Setelah jenazah dikebumikan maka
akan ada doa bersama yang biasanya dilakukan pada hari pertama sampai
hari ke tujuh, dilanjutkan sampai keempat puluh harinya yang diikuti

23
oleh semua warga desa hingga sampai seratus dan sebu harinya warga
yang meninggal dunia tersebut.
3. Bersih Dusun
Tradisi bersih dusun sudah turun menurun sejak dahulu. Bersih
dusun dilaksanakan setiap satu tahun sekali atau pada saat panen raya.
Kegiatan ini dimulai dengan warga membawa makanan (semacam
tumpeng/ambengan), yang selanjutnya dilakukan membaca yasin dan
tahlil. Tujuan dari adanya bersih dusun yaitu untuk mempererat
kedekatan antar warga desa dan mengungkapkan rasa syukur kepada
Tuhan berupa hasil panen yang melimpah.
Adapun tradisi tayuban merupakan salah satu tradisi yang wajib
dilaksanakan oleh warga Desa Sumberjo. Para warga meyakini bahwa
tidak afdol jika tidak melaksanakan tradisi tayuban.
4. Jaranan
Jaranan merupakan kesenian rakyat atau bisa juga disebut sebagai
tarian penunggang kuda (jaran) dimana penari menaiki kuda tiruan yang
terbuat dari anyaman bambu yang dirangkai sedemikian rupa, lantas
dijepit diantara kedua kaki penari jaranan. Dalam hal ini Desa Sumberjo
menggunakan pertunjukan jaranan untuk event-event tertentu, seperti
acara bersih dusun. Dengan adanya kesenian jaranan ini bisa menambah
wawasan dan menumbuhkan rasa bangga terhadap kesenian jaranan.

24
25

BAB IV
PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Alur Teknik Participatory Action Research (PAR)


Kuliah kerja nyata (KKN) kelompok 108 UIN Sunan Ampel
Surabaya dilaksanakan dengan berbasis Participatory Action Research
(PAR), dimana mahasiswa selaku peserta KKN berperan sebagai fasilitator
untuk menggalih dan menemukan potensi-potensi yang ada pada masyarakat
di Desa Sumberjo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk. Oleh karena
itu, kegiatan-kegiatan pendukung yang telah dilaksanakan tidak terlepas dari
partisipasi dan peran masyarakat. Berdasarkan dari kegiatan-kegiatan
tersebut, teknik PAR dimulai dengan penggalian data secara mendalam
melalui observasi dan wawancara masalah yang dominan pada Desa
Sumberjo untuk dijadikan sebagai topik permasalahan utama dalam penelitian
ini. Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan akan dilanjut
pada tahap pengolahan data, penetapan masalah utama, dan perencanaan
solusi yang mampu direalisasikan menjadi sebuah aksi oleh tim KKN dan
masyarakat di Desa Sumberjo.
Berikut susunan teknik PAR dari Kelompok KKN 108 UIN Sunan
Ampel Surabaya di Desa Sumberjo, Kecamatan Gondang, Kabupaten
Nganjuk :
1. Mapping
Mapping merupakan penggambaran kondisi geografis wilayah
secara detail. Oleh karena itu untuk menghindari kekeliruan informasi,
posisi, dan kondisi penduduk, kami mengadakan musyarawah bersama
masyarakat yang bertempat di Balai Desa Sumberjo, Kecamatan
Gondang, Kabupaten Nganjuk.
Desa Sumberjo terdiri dari lima dusun yaitu Dusun Ngasem,
Boro, Depok, Paldaplang, dan Kedunggulun. Adapun hasil dari observasi
lapangan yang telah kami lakukan dengan masyarakat. Hasil observasi
tersebut kemudian dituangkan pada gambar dua dimensi untuk
memdapatkan informasi geografis desa secara mendetail. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada profil pemetaan desa Desa Sumberjo, Kecamatan
Gondang, Kabupaten Nganjuk.

Gb. 1 Peta Geografis Ds. Sumberjo Kec. Gondang Kab. Nganjuk

2. Kalender Musim
Kalender musim atau seasonal calender merupakan suatu teknik
PRA yang dipergunakan untuk mengetahui kegiatan utama, masalah, dan
kesempatan dalam siklus tahunan yang dituangkan dalam bentuk
diagram. Hasil dari kalender musim ini merupakan wujud dari
sekumpulan informasi penting yang telah didapatkan sebagai dasar untuk

26
rencana program yang akan dikembangkan. Pentingnya dari pembuatan
kalnder musim ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi pola
kehidupan masyarakat pada siklus musim tertentu, siklus waktu sibuk
dan luang masyarakat, siklus permasalahan yang terjadi dan dihadapi
oleh masyarakat, dan siklus peluang dan potensi yang ada pada musim-
musim tertentu yang terjadi pada masyarakat di Desa Sumberjo,
Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk. Berikut tampilan kalender
musim yang terdapat di Desa Sumberjo, Kecamatan Gondang,
Kabupaten Nganjuk :

Gb. 2 Kalender Musim Ds Sumberjo

3. Kegiatan Harian

Kegiatan Harian (Daily Routines) adalah teknik pencarian data


yang mirip dengan kalender musiman, tetapi didasarkan pada perubahan
analisis dan monitoring dalam pola harian. Hal ini bermanfaat dalam
rangka memahami kunci persoalan dalam tugas harian termasuk

27
masalah- masalah yang muncul agar dapat dilakukan assessment secara
kuantitatif meliputi ketenagaan kerja, input, dan lain-lain dari kegiatan
harian. Berikut hasil dari daily routines masyarakat di Desa Sumberjo,
Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk.

Gb. 3 Daily activity masyarakat Ds. Sumberjo

4. Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan teknik analisis yang digunakan untuk


mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang
(opportunity), dan ancaman (threats). Analisis SWOT dapat digunakan
untuk memastikan seberapa baik kinerja sebuah program atau kegiatan
berdasarkan proyeksi di awal. Berikut tampilan analisis SWOT yang
telah disusun berdasarkan data observasi dan wawancara pada
masyarakat di Desa Sumberjo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk
:

28
Gb. 4 Tabel analisis SWOT

5. Diagram Venn
Diagram Venn merupakan teknik untuk melihat hubungan
masyarakat dengan lembaga yang terdapat di Desa Sumberjo. Diagram
Venn menfasilitasi diskusi-diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi
pihak-pihak yang ada di desa, serta menganalisa dan mengkaji perannya,
kegiatannya untuk masyarakat, dan manfaat untuk masyarakat. Setelah
menelusuri wilayah di Desa Sumberjo, kami mengamati kondisi sosial
masyarakat di desa dengan menganalisa peranannya. Dari sini kami
bersama masyarakat menyusun diagram venn yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh paling besar di Desa Sumberjo, sehingga dapat
membantu dalam menyusun rencana untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat. Dalam diagram venn
yang kami buat sebagaimana dalam gambar, besar kecilnya untuk
lingkaran menunjukan besar atau kecilnya komunitas. Sedangkan jarak
dekat atau jauhnya lingkaran satu dengan yang lainnya menunjukan besar

29
atau kecilnya pengaruh suatu komunitas terhadap masyarakat. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gb. 5 Diagram Venn Ds. Sumberjo

B. Analisis Pohon Masalah


Teknik analisa pohon masalah merupakan teknik yang digunakan
untuk menganalisa permasalahan yang menjadi problem yang telah
diidentifikasi dengan teknik-teknik sebelumnya. Teknik analisa pohon
masalah ini digunakan untuk menganalisa bersama-sama masyarakat tentang
akar masalah dari problem sosial yang ada. Dengan teknik ini juga dapat
digunakan untuk menelusuri penyebab terjadinya problem sosial tersebut,
sekaligus bagaimana disusun pohon harapan setelah analisa pohon masalah
telah disusun secara baik.
Setelah mengamati keseluruhan masalah yang ada di Desa Sumberjo,
kami menemukan berbagai permasalahan yang menuntut untuk dipecahkan.
Namun dari berbagai permasalahan yang muncul, tim KKN beserta
masyarakat memilih untuk memfokuskan pada satu titik masalah utama yang
dirasa mampu untuk diselesaikan secara bersama-sama. Untuk lebih jelasnya

30
bisa dilihat di bawah ini mengenai gambar pohon masalah dan pohon
harapan:

Gb. 6 Pohon masalah Ds. Sumberjo

Gb.7 Pohon harapan Ds. Sumberjo

C. Proses Participatory Action Research (PAR)


1. Perencanan Lapangan
Dari permasalahan-permasalahan yang dianggap relevan dan
berpotensi untuk dijadikan solusinya bersama masyarakat dan mahasiswa
peserta KKN, maka disusun sebuah perencanaan lapangan. Adapun topik
inti dari perencanaan lapangan tersebut adalah memberikan pelatihan atau

31
sosialisasi tentang cara pengelolahan limbah sampah bawang merah untuk
dijadikan pupuk organik cair (POC).
2. Proses Aksi
Sebelum aksi dilaksanakan, tim KKN meminta persetujuan dengan
para tokoh masyarakat seperti perangkat desa, kelompok tani desa, dan
Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Desa Sumberjo untuk pelaksanaan
aksi yang akan kami lakukan. Kegiatan menarik antusias para peserta
sosialisasi yang bertempat di Balai Desa Sumberjo karena setelah
diberikan teori langsung praktik pembuatan pengelolahan limbah bawang
merah untuk dijadikan pupuk organik cair (POC).
Proses aksi atau pelatihan ini dihadiri oleh perangkat desa dan
anggota kelompok tani yang ada di Desa Sumberjo, Kecamatan Gondang,
Kabupaten Nganjuk. Dengan narasumber dari Tim KKN membuat suasana
yang kondusif dan penuh semangat sangat terlihat selama kegiatan
berlangsung. Harapan diadakannya sosialiasasi dan praktik pengelolahan
limbah bawang merah dapat membantu permasalahan yang ada di Desa
Sumberjo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, terutama bisa
meminimalisir limbah sampah bawang merah untuk dimanfaatkan sebagai
pupuk organik cair (POC) dan perekonomian petani karena berkurangnya
pembelian pupuk kimia yang digunakan untuk tanaman bawang merah.

D. Hasil dan Pemanfaatan PAR


Hasil dan pemanfaatan dari pelaksanaan PAR yang telah kelompok
kami lakukan adalah untuk membangun kesadaran masyarakat sekaligus
memberdayakan masyarakat melalui program sosialisasi atau pelatihan
pengolahan limbah bawang merah menjadi pupuk organik cair (POC).
Diharapkan dari kegiatan ini masyakarat terutama kelompok tani sekaligus
masyarakat di Desa Sumberjo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk
dapat melakukan pembuatan secara mandiri dan mengembangkannya menjadi
produk kemasan yang memiliki value atau nilai daya jual yang tinggi.

32
33

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengelolahan Limbah Bawang Merah sebagai Pupuk Organik Cair


(POC) di desa Sumberjo
1. Pengertian POC dan Limbah Bawang Merah
Pupuk Organik Cair merupakan pupuk cair yang berasal dari
fermentasi limbah organik. Pupuk organik sendiri adalah pupuk yang
berperan meningkatkan aktifitas biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga
tanah menjadi subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman.19 Dalam hal
ini yang menjadi fokus pada pembuatan Pupuk Organik Cair ialah
pembuatan Pupuk dari Limbah bawang merah, seperti yang telah diketahui
bahwasanya masyarakat desa Sumberjo mayoritas berprofesi sebagai
petani bawang merah. Untuk memanfaatkan limbah bawang merah yang
sudah tidak berfungsi maka dengan adanya pembuatan Pupuk Organik
Cair dapat menjadi salah satu solusi dalam mengola limbah.
Limbah bawang merah sendiri merupakan sampah organik dari
tanaman umbi-umbian bawang merah, yang dihasilkan dari umbi bawang
merah yang telah busuk, kulit bawang merah dan sisa-sisa tanaman
bawang merah yang tidak dipergunakan atau tidak layak konsumsi. Dari
limbah-limbah tersebut di manfaatkan sebagai Pupuk Organik Cair.
Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan POC
adalah, sebagai berikut:

19
Atika Rahmah, “Pengaruh Pupuk Organik Cair Berbahan Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica
Chinensis L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis,” Anatomi Fisiologi Xxii, No. 1
(2014): 65–71.
Table 1 Alat dan bahan pembuatan POC
Bahan Padat Bahan Cair Alat
30 kg Bawang merah 10 L Tetes Blender
10 kg Bonggol pisang 5 L PGPR/ EM4 Drum
5 kg Nanas 20 L Air kelapa Kran
5 kg Daun pepaya 84,5 L Air beras Timba
5 kg Daun alpukat Plastik
5 kg Daun kelor Pengaduk
5 kg Lidah buaya Gelas ukur
5 kg Kangkung
0,5 Garam dapur
Total = 70,5 kg 119,5 L -

Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan


pupuk organik cair (POC):

a. Hancurkan semua bahan padat yang telah disiapkan menggunakan


blender
b. Setelah semua bahan padat hancur, masukkan kedalam drum dan
campur dengan bahan-bahan cair.
c. Aduk semua bahan hingga merata, lalu campur dengan PGPS/ EM4
untuk mengaktifkan bakteri fermentasi
d. Tutup drum menggunakan plastik dan pastikan drum tertutup dengan
rapat
e. Lakukan pengontrolan setiap dua hari sekali. Jika plastik sudah
mengembang, maka tusuk dengan jarum untuk mencegah drum
meledak akibat gas fermentasi
f. Setelah 21 hari POC sudah siap digunakan

Pasca pembuatan POC telah selesai, maka pupuk bisa langsung


diaplikasikan pada tanaman dengan prosedur operasional sebagai berikut:

a. Setiap 18 lt air di campur dengan POC BM sebanyak 200 cc


b. POC ini bisa dicampur dengan insektisida karena pH POC BM asam,
maka akan memperkuat daya efektifitas bahan kimia insek tersebut
c. Interval pengakplikasian POC dilakukan 5 hari sekali

34
d. Untuk tanaman pajale di aplikasikan sampai terisi / tua
e. Untuk tanaman hortikultura bisa diaplikasikan sampai tanaman menua

Sebagai pupuk organik, POC memiliki segudang manfaat bagi


tanaman sekitar. Kaandungannya yang kaya akan unsur nitrogen (N),
fosfor (P), kalium (K), carbon organik (C-Organik), besi (Fe), seng (Zn),
dan tembaga (Cu) memicu perkembangan zat hara yang terkandung dalam
tanah. Beberapa manfaat dari penggunaan POC adalah: Tanaman menjadi
sehat dan tanah tidak teracuni oleh bahan POC BM, berfungsi sebagai
hormon pertumbuhan dan pembuahan dalam tumbuhan, mengefektifkan
penyerapan pupuk kimia hingga 60%, dan mengurangi kecenderungan
dalam penggunaan pupuk kimia.

2. Hasil Pembuatan POC

Pembuatan POC ditujukan kepada kelompok tani Desa Sumberjo,


untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah bawang merah, mengurangi
penggunaan pestisida, dan meningkatkan Ph tanah pertanian. Dalam hal
ini telah dilakukan sosialisasi tentang tata cara pembuatan pupuk organik
cair dari bawang merah. Diantara sebab tercentusnya ide pembuatan pupuk
organik cair ialah dengan adanya penggunaan bahan kimia pada lahan
untuk budidaya tanaman secara terus-menerus yang akan menurunkan
kesuburan tanah baik fisik, kimia dan biologi. Menciptakan dan
menggunakan pupuk buatan sendiri dengan memanfaatkan limbah-limbah
organik yang ada dilingkungan sekitar.menjadi alternatif pengganti pupuk
kimia yang tidak menimbukan dampak merugikan untuk produktifitas
lahan pertanian.

Seiring dengan perkembangan zaman, banyak solusi dan ide


kreatif. Salah satu ide atau solusi untuk menanggulangi dampak dari
penggunaan pupuk anorganik tersebut dapat di tanggulangi apabila para
petani dapat menciptakan solusi dari permasalahan yang timbul tersebut,
maka petani harus dapat menciptakan pupuk yang dapat menjadi alternatif
pengganti pupuk kimia dan tidak menimbukan dampak merugikan untuk

35
produktifitas lahan pertanian. Petani dapat memproduksi pupuk itu secara
mandiri dengan memanfaatkan limbah-limbah organik yang ada
dilingkungan sekitar. Pupuk tersebut adalah pupuk organik cair, misalnya
limbah kulit bawang merah dan air cucian beras.

Kulit bawang merah adalah bagian terluar atau pembalut dari


daging bawang yang berpotensi dapat membunuh hama serangga pada
tanaman, karena mengandung senyawa acetogenin. Pada konsentrasi
tinggi, senyawa tersebut memiliki keistimewaan untuk mematikan
serangga dengan menyerang sistem pernafasan sehingga akan merusak
seluruh jaringan vitalnya (anti-feeden). Dalam hal ini, hama serangga tidak
lagi bergairah dan menurunnya nafsu makan yang mengakibatkan hama
serangga enggan untuk melahap bagian tanaman yang disukainya,
sedangkan dalam konsentrasi rendah. Bersifat racun perut yang bisa
mengakibatkan hama serangga mati. Kulit bawang juga dapat memberikan
kesuburan bagi tanaman. Sedangkan pada Leri Berdasarkan hasil
penelitian bahwa Leri berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat
dan terong, konsentrasi Leri yang digunakan yaitu 0.25 L, 0.5 L, 0.75 L,
dan 1 L, konsentrasi 1 L atau 100% ml memberikan pengaruh yang paling
efektif terhadap tinggi dan jumlah daun tanaman tomat dan terong. 20

Dari sosialiasasi yang telah dilaksanakan mahasiswa KKN bersama


lima kelompok tani di desa sumberjo mepraktikan langkah-langkah yang
telah di jelaskan, guna mewujudkan pupuk organic cair secara nyata, dan
dapat dimanfaatkan dalam pertanian, dengan harapan dapat membantu
memperbaiki tanah pertanian sekaligus tanaman pertanian.

B. Pengabdian Masyarakat Di Desa Sumberjo


1. Pendidikan
Pendidikan di Desa Sumberjo termasuk dalam tingkatan sedang,
dalam hal ini mahasiswa KKN membantu beberapa kegiatan yang ada
dalam beberapa sekolah, baik dari tingkat SD hingga MTS. Adapun

20
Rahmah, “Pengaruh Pupuk Organik Cair Berbahan Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica
Chinensis L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis.”

36
kegiatan tersebut adalah : bimbingan belajar, melatih gerak jalan, melatih
upacara bendera, kegiatan outbond, dan mengajar dalam kelas. Desa
Sumberjo memiliki tiga lembaga pendidikan, yang diantaranya adalah:
SDN 1 Sumberjo yang berada di Dusun Depok, SDN 2 Sumberjo yang ada
di Dusun Boro, dan MTS Mambaul Ulum yang ada di Dusun Depok.
Dalam proses pengabdian dilingkup pendididkan, mahasiswa KKN
mendapatkan beberapa hasil penelitian, yang diantaranya adalah
pendidikan di Desa Sumberjo Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk
masih belum memenuhi standart pendidikan yang maksimal. Seperti
kurang kondusifnya kegiatan belajar mengajar, adanya kasus pembulian
antar siswa, dan masih banyaknya siswa yang mengalami disleksia.
Pada pengabdian ini, mahasiwa KKN melakukan bimbingan belajar
kepada para siswa denga tujuan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan
para siswa di Desa Sumberjo, khususnya di Dusun Depok. Karena
kegiatan pengabdian mahasiswa KKN bertepatan pada bulan Agustus,
maka mahasiswa KKN juga membantu melatih kegiatan gerak jalan dan
upacara bendera pada tingkat SD untuk memeriahkan acara kemerdekaan.
Sedangkan di MTS Mambaul Ulum, mahasiswa KKN berperan dalam
kegiatan outbond dalam rangka masa pengenalan antar siswa terhadap
lingkungan sekolah.
2. Pertanian

Masyarakat Desa Sumberjo merupakan mayoritas petani bawang


merah dimana komoditi bawang merah juga merupakan hasil tanam yang
sangat menguntungkan di desa ini. Bawang merah merupakan tanaman
pokok bagi petani di Sumberjo yang mengalami tiga kali musim panen
selama setahun. Dalam hal pertanian, mahasiswa KKN mendapatkan
beberapa permasalahan pasca pelaksanaan observasi singkat terhadap
pertanian. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara pada
beberapa petani dan riset lapangan (sawah). Diantara masalah tersebut
ialah : tingginya penggunaan pestisida yang berakibat pada berkurangnya
PH tanah.

37
Mahasiswa KKN pada proses pengabdian melakukan konsultasi
bersama kelompok tani desa Sumberjo, perangkat desa, dan Badan
Penyuluhan Pertanian Kecamatan Gondang. Setelah melakukan konsultasi
Mahasiswa KKN mendapatkan saran untuk memanfaatkan limbah bawang
merah sebagai pupuk organik cair (POC) untuk meningkatkan PH tanah
dan mengurangi penggunaan pestisida.

Mahasiswa KKN mengadakan sosialisasai Pembuatan pupuk


organik cair (POC) dengan persetujuan perangkat Desa setempat yang
dibantu oleh Badan Penyuluhan Pertanian (BPP), kemudian Sosialisasi
tersebut mengundang segenap kelompok tani Desa Sumberjo. Sosialisasi
tersebut diadakan di Balai Desa Sumberjo, dengan harapan hasil dari
sosialisasi ini dapat lebih menguntungkan para petani Desa Sumberjo.
Diantara keuntungan yang akan diperoleh ialah berkurangnya penggunaan
pestisida, dan meningkatnya PH tanah pertanian.

3. Sosial, Budaya dan Keagamaan


Kehidupan sosial, budaya dan keagamaan Desa Sumberjo masih
sangatlah kental, hal ini dapat diketahui dari kebiasaan masyarakat sehari-
hari. Dari segi sosial, masyarakat sumberjo hadir dengan keramah-
tamahannya. Kemudian dari segi budaya masyarakat sumberjo hadir
dengan wujud tradisi-tradisi yang masih dibudidayakan, seperti dengan
adanya bersih dusun dan tayuban sebagai salah satu ciri khasnya.
Begitupun dalam hal keagamaan, masyarakat Sumberjo mayoritas
beragama Islam yang ditunjukkan dengan adanya banyak tempat ibadah
dan taman pendidikan al-Qur’an.
Mahasiswa KKN melakukan observasi secara singkat dalam
lingkup kehidupan Sosial budaya dan keagamaan di masyarakat Sumberjo.
Dari observasi singkat tersebut tidak ditemukan masalah secara spesifik.
Kehidupan masyarakat sumberjo dilingkup sosial terdapat beberapa
agenda yang dilakukan bersama oleh masyarakat Sumberjo, yang
diantaranya adalah kegiatan muslimatan, tahlilan bergilir, barzanji, hadrah
dan khataman. Kemudian dalam lingkup kebudayaan ada banyak tradisi

38
yang hingga sekarang masih dilakukan, diantara tradisi-tradisi tersebut
ialah masih terdapatnya acara bersih dusun yang didalamya terdapat acara
pengajian, tahlil bersama di punden dan di makam, manaqiban, tayuban,
jaranan, dan orkestra. Dalam lingkup keagamaan terdapat empat taman
pendidikan al-Qur’an yang bertempat di rumah warga, mushollah dan
masjid.
Pengabdian masyarakat dalam lingkup sosial, budaya dan
keagamaan. Mahasiswa KKN ikut andil dalam kegiatan-kegiatan tersebut,
seperti ikut serta menjadi pengajar di empat tempat mengaji yang terletak
di dusun Depok, ikut serta dalam kepanitiaan pengajian, ikut serta menjadi
petugas dalam muslimatan, salat berjamaah, tahlilan dan mengikuti semua
kegiatan yang diadakan di Desa Sumberjo.

39
40

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kuliah Kerja Nyata dengan tema “Petani Berdaya Unggul Hasil


Makmur” yang dilakukan di Desa Sumberjo Kecamatan Gondang, Kabupaten
Nganjuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi warga adalah kurangnya
pengoptimalan limbah bawang merah yang melimpah di Desa Sumberjo.
Masalah tersebut kemudian menjadi ide dalam pelaksanaan program kerja
KKN 108. Yakni, dengan mengoptimalkan limbah bawang merah sebagai
pupuk organik cair (POC). Diantara sebab tercentusnya ide pembuatan pupuk
organik cair ialah kecenderungan petani dalam penggunaan pupuk kimia
secara terus-menerus yang membawa dampak menurunnya kesuburan tanah
baik fisik, kimia dan biologi.

Dari hasil pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) yang sudah kami
lakukan mampu mengurangi penggunaan pestisida, meningkatkan PH tanah
pertanian dan tentunya dapat menghasilkan panen bawang merah yang lebih
berkualitas. Hal ini berdasarkan prospek yang dihasilkan dari pengaplikasian
POC di beberapa penelitian pertanian yang hasilnya berpengaruh nyata dalam
meningkatkan kualitas tanaman dan tanah lahan pertanian, tentunya
bergantung dengan dosis dan waktu pemberian POC yang tepat.

B. Saran
1. Saran Untuk Masyarakat
a. Bagi masyarakat hendaknya hasil program kerja POC yang kita
lakukan selama KKN dapat diteruskan dan dikembangkan sehingga
dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat
Sumberjo dimasa yang akan datang.
b. Hendaknya program kerja POC yang sudah ada dapat dimanfaatkan
sebagai alternatif pengganti pupuk kimia.
2. Saran Untuk Mahasiswa
a. Hendaknya mahasiswa KKN ditahun mendatang dapat lebih kreatif,
inovatif dan memiliki program kerja yang lebih inovatif bagi
masyarakat.
b. Hendaknya mahasiswa KKN melaksanakan program kerja dengan
penuh tanggung jawab tanpa adanya rasa terbebani.
c. Hendaknya mahasiswa KKN melaksanakan pengabian dan program
kerja dengan aktif dan cekatan.

41
DAFTAR PUSTAKA

Alghifari, Sultan Muhammad. dkk. 2020. Peran Kelompok KKN 303 Sebagai
Pengaruh Dan Pembawa Energi baru Ditengah Pandemi Covid-19.
Bandung: LP2M UIN SGD.
Peni. 2022. “Pemberian POC Kulit Nanas dan Pupuk NPK 16:16:16 Terhadap
Respons Pertumbuhan dan Produksi Bwang Merah (Allium ascalonicum
L.)”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian. Vol. 2. No. 1. Januari.
Rahim, Abdul. 2012. “Produktivitas, Kualitas dan Potensi Pengembangan
Agroindustri Bawang Merah Varietas Lembah Palu Sulawesi Tengah”.
Skripsi UNHAS.
Rinzani, Fakhri. Dkk. 2020. “Pemanfaatan Limbah Kulit Bawang Merah Sebagai
Pupuk Organik Cair pada Budidaya Tanaman Bayam Di Kelurahan
Benteng Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis”. Jurnal Inovasi
Penelitian. Vol. 1. No. 3.
Haryanta, Dwi. dkk. 2022. “Aplikasi Pupuk Organik Cair dari Limbah Organik
Perkotaan pada Tnaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)”. Jurnal
Pertanian Terpadu.Vol. 10. No. 1.
Febrianna, Monica. dkk. 2018. “Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Untuk
Meningkatkan Serapan Nitrogen Serta Pertumbuhan Dan Produksi Sawi
(Brassica junea L.) Pada Tanah Berpasir”. Jurnal Tanah dan Sumberdaya
Lahan, Vol. 5. No. 2.
Ansori, Moh. dkk. 2021. Pendekatan-Pendekatan Dalam University -Comunity
Engagement. Surabaya: UIN Suanan Ampel Press.
Cronika Tampubolon, Rambo. 2020. Participatory Action Research (PAR),
https://www.bantuanhukum.or.id/web/participatory-action-research-par/, “diakses
pada”.
LPM IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2008. Modul Pelatihan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Transformatif IAIN Sunan Ampel Surabaya. Surabaya : LPM IAIN
Sunan Ampel.
Rahmat, Abdul dan Mira Mirnawati. 2020. “Model Participation Action Research
Dalam Pemberdayaan Masyarakat”. Jurnal Aksara. Vol. 06. No. 01.
Syafruddin dan Fathurrahman. 2020. Buku Pedoman KKN-PAR. Bima: T.p.

42
Rahmah, Atika. 2014. “Pengaruh Pupuk Organik Cair Berbahan Dasar Limbah
Sawi Putih (Brassica Chinensis L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Jagung Manis”. Anatomi Fisiologi xii. No. 1.

43
Lampiran Dokumen Kegiatan-kegiatan

Kegiatan ziarah makam Kegiatan tasyakuran bersih dusun

Kegiatan senam bersama Kegiatan pembagian hadiah pasca


outbond

Kegiatan barzanji oleh al-Ikhlas Junior Kegiatan pembukaan mahasiswa KKN

Kegiatan evaluasi mahasiswa KKN Kegiatan mahasiswa KKN di sawah

Kunjungan Dpl KKN Kegiatan mengajar di SDN Gondang

44
Kegiatan pengelolaan limbah oleh Kegiatan malam tasyakuran 17 Agustus
mahasiswa KKN

Kegiatan lomba 17 Agustusan Kegiatan lomba pos kamling

Kegiatan muslimatan Kegiatan posyandu

Kegiatan mengajar ngaji Kegiatan mengajar les

45

Anda mungkin juga menyukai