Laporan KKN 108 Uinsa Done
Laporan KKN 108 Uinsa Done
Oleh:
ii
HALAMAN PENGESAHAN LPPM
Mengetahui
iii
HALAMAN PENGESAHAN KEPALA DESA
Mengetahui
Kepala Desa Sumberjo
M. Arif Trianto
iv
KATA PENGANTAR
1. Kepada kedua orang tua kami yang senantiasa memberikan dukungan dan
doa;
2. Dr. H. Abdul Hakim, MEI. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL);
3. M. Arif Trianto selaku Kepala Desa Sumberjo Kecamatan Gondang
Kabupaten Nganjuk;
4. Segenap perangkat Desa Sumberjo Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk;
5. Seluruh masyarakat Desa Sumberjo Kecamatan Gondang Kabupaten
Nganjuk;
6. Segenap jajaran Lembaga Peneitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
UIN Sunan Ampel Surabaya;
v
7. Teman seperjuangan KKN 108 UIN Sunan Ampel Surabaya yang telah
berkontribusi dalam program KKN hingga terselesaikannya laporan ini;
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang selalu
memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan laporan KKN.
Tidak ada yang dapat penulis berikan atas sumbangsih dan doa yang
mereka berikan, kecuali sebuah harapan kepada pihak-pihak yang telah penulis
kemukakan di atas agar senantiasa mendapat rahmat dan anugrah dari Allah Swt.
Demikian laporan yang penulis susun, semoga dapat bermanfaat dan menjadi
pemenuh program Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Sunan Ampel Surabaya.
vi
SUARAT PERNYATAAN
MENYELESAIKAN PROGRAM
Mengetahui,
vii
DAFTAR ISI
viii
A. Pengelolahan Limbah Bawang Merah sebagai Pupuk Organik
Cair (POC) di desa Sumberjo .......................................................33
B. Pengabdian Masyarakat Di Desa Sumberjo ................................36
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai institusi perguruan tinggi, Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya memiliki kewajiban untuk melaksanakan program tridarma
perguruan tinggi. Pelaksanaan tridarma ini meliputi pendidikan, penelitian
dan pengabdian pada masyarakat.1 Pengaplikasian tridarma dapat kita rasakan
melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang tentunya tidak hanya
melihat masalah-masalah yang ada dalam suatu wilayah, tetapi juga dapat
memberikan pengalaman dan solusi yang solutif bagi masyarakat desa.
Dengan adanya program KKN, diharapkan mampu mengasah keterampilan
mahasiswa untuk berbaur dengan masyarakat, membangun kerja sama dengan
warga, meningkatkan kepedulian sosial, dan mengembangkan potensi diri
mahasiswa.
1
mendapatkan program KKN transformatif berbasis PAR di Desa Sumberjo,
Kecamatan Gondang.
2
Peni, “Pemberian POC Kulit Nanas dan Pupuk NPK 16:16:16 Terhadap Respons Pertumbuhan
dan Produksi Bwang Merah (Allium ascalonicum L.)”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Vol.
2, No. 1 (Januari, 2022), 2.
2
pupuk anorganik dan bibit umbi. Kondisi tersebut membuat produktivitas
bawang merah di Indonesia menjadi menurun sehingga banyak bawang
merah impor yang masuk ke Indonesia.
3
Abdul Rahim, “Produktivitas, Kualitas dan Potensi Pengembangan Agroindustri Bawang Merah
Varietas Lembah Palu, Palu Sulawesi Tengah” Skripsi UNHAS (Juni, 2012), vviv.
4
Peni, “Pemberian POC Kulit Nanas dan Pupuk NPK 16:16:16 …”, 2.
5
Fakhri Rinzani, Siswoyo dan Azhar, “Pemanfaatan Limbah Kulit Bawang Merah Sebagai Pupuk
Organik Cair pada Budidaya Tanaman Bayam Di Kelurahan Benteng Kecamatan Ciamis
Kabupaten Ciamis” Jurnal Inovasi Penelitian¸ Vol. 1, No. 3 (Agustus, 2020), 197.
3
pupuk anorganik, meningkatkan kandungan bahan organik pada tanah 6 dan
tentunya dapat menghasilkan panen bawang merah yang lebih berkualitas.
Hal ini berdasarkan prospek yang dihasilkan dari pengaplikasian POC di
beberapa penelitian pertanian yang hasilnya berpengaruh nyata dalam
meningkatkan kualitas tanaman dan tanah lahan pertanian, tentunya
bergantung dengan dosis dan waktu pemberian POC yang tepat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan pada latar belakang,
maka rumusan masalah pada penelitian ini ialah:
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ialah:
1. Dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat dalam Desa
Sumberjo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk
2. Dapat mengetahui langkah-langkah solutif yang diberikan oleh
mahasiswa KKN UIN Sunan Ampel Surabaya pada permasalahan limbah
bawang merah yang terdapat di Desa Sumberjo, Kecamata Gondang,
Kabupaten Nganjuk.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan diatas maka
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dan
masyarakat. Manfaat penelitian tersebut diantaranya yakni sebagai berikut:
4
1. Meningkatkan kedisiplinan dan daya pikir mahasiswa dalam mengatasi
beberapa masalah yang terdapat di desa
2. Menimbulkan sikap kritis bagi mahasiswa
3. Melatih mahasiswa untuk saling bekerjasama satu sama lain
4. Melatih mahasiswa untuk memecahkan sebuah permasalahan
5
6
BAB II
KAJIAN TEORI
7
Moh Ansori dkk, Pendekatan-Pendekatan Dalam University -Comunity Engagement (Surabaya:
UIN Suanan Ampel Press, 2021), 278.
Riset yang berbasis metode PAR dirancang untuk mengkaji sesuatu dalam
rangka untuk merubah dan melakukan perbaikan terhadap nya. Hal tersebut
seringkali muncul dari beberapa situasi yang tidak memuaskan yang
kemudian mendorong beberapa keinginan untuk berubah menjadi situasi yang
lebih baik. tetapi bisa juga muncul dari berbagai pengalaman yang telah
berlangsung secara baik yang mendorong suatu keinginan untuk
memproduksinya kembali atau menyebarkannya kembali.
Salah satu kunci keberhasilan Participatory Action Research adalah
membangun tim PAR yang juga meyakini kebenaran dari proses PAR dan
juga nilai-nilai PAR. Juga perlu diingat bahwa komitmen terhadap metode
PAR dan proses kebersamaan dan kerjasama merupakan kunci sukses dari
PAR. Tim PAR juga harus terdiri dari individu-individu yang didalamnya
terdiri atas anggota keluarga, peneliti, dan pembuat kebijakan, serta kaum
profesional. Dengan demikian maka anggota tim Participatory Action
Research memiliki kepakaran didalam metode-metode riset dan juga dalam
situasi wilayah-wilayah yang sedang diteliti.
Participatory Action Research memiliki beberapa tantangan
diantaranya yaitu: Memerlukan waktu yang cukup lama untuk berhasil,
memerlukan beberapa pertemuan perencanaan yang lebih banyak sehingga
juga memerlukan lebih banyak dana, harus siap untuk mendengarkan dan
juga siap melakukan kompromi, membutuhkan suatu mekanisme dan juga
waktu yang lebih panjang untuk terus melakukan pembelajaran bersama bagi
seluruh anggota PAR, dan harus siap sedia untuk dipublikasi dalam beragam
bentuk.8
7
kontribusi bersama dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan
permasalahan bersama.
3. Prinsip Triangulasi
9
Rambo Cronika Tampubolon, Participatory Action Research (PAR),
https://www.bantuanhukum.or.id/web/participatory-action-research-par/, “diakses pada” 6
Februari 2020.
8
Pada prinsip ini peneliti diharuskan untuk melihat dari berbagai
sudut pandang, metode, dan alat kerja yang berbeda, agar dapat peneliti
bisa mengerti situasi yang ada dari sudut pandang manapun yang
membuat pemahaman peneliti terhadap situasi tersebut semakin lengkap
dan sesuai dengan fakta. Setiap informasi yang diperoleh harus ulang
antar elemen masyarakat, sehingga informasi yang diperoleh betul
adanya. Prinsip ini menuntut peneliti untuk menggunakan data-data
primer yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti bersama warga di
lapangan. Sedangkan data-data sekunder (riset lain, kepustakaan, statistik
formal) dimanfaatkan sebagai pembanding.
10
LPM IAIN Sunan Ampel Surabaya, Modul Pelatihan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Transformatif
IAIN Sunan Ampel Surabaya (Surabaya : LPM IAIN Sunan Ampel, 2008), 27.
9
3. Kolaborasi sumber daya, merupakan prinsip yang menganggap ide
setiap orang sama signifikannya sebagai potensi sumber daya untuk
membuat interpretasi dan kategori analisis yang dinegosiasikan diantara
partisipan.
4. Kesadaran resiko, adalah prinsip yang digunakan untuk menenangkan
ketakutan-ketakutan yang berasal dari perubahan yang mengancam
semua cara yang telah berlaku sebelumnya. Prinsip ini juga digunakan
untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa masyarakat juga akan
menjadi subjek dari proses yang sama dan bagaimanapun hasil akhirnya
adalah belajar bersama.
5. Struktur plural, pada umumnya dalam sebuah penelitian terdiri dari
pandangan,komentar dan kritik untuk menuju aksi dan interpretasi,maka
diperlukannya pendalaman struktur yang plural untuk pelaporannya. Hal
ini akan menimbulkan banyak pertimbangan secara eksplisit dengan
komentar yang kontadiktif dan berbagai macam panduan untuk aksi.
6. Teori, praktek,dan transformasi. Maksudnya, bagi para peneliti teori
dapat memberi informasi untuk melakukan praktek. Sedangkan praktek
dapat menyempurnakan teori menuju upaya transformasi yang terus
menerus. Aksi tiap orang didasarkan pada asumsi,teori,dan hipotesis
yang secara implisit dipegang teguh dan dengan hasil observasi
pengetahuan teoritik yang akan bertambah.
10
masyarakat, kebudayaan, keagamaan, pendidikan, serta perekonomian
masyarakat tersebut.11
2. Membangun hubungan masyarakat
Membangun hubungan masyarakat ini merupakan suatu hal yang
di perlukan dalam membangun kepercayaan kepada masyarakat. Dengan
hal itu peneliti bisa ikut andil di dalam kegiatan masyarakat sehingga bisa
bersatu sebagai contoh peneliti bisa ikut kegiatan seperti acara tahlilan,
solat berjamaah di masjid ataupun musholla. Langkah – Langkah ini
dilakukan supaya peneliti bisa menyatu menjadi simbiosis mutualisme
untuk melakukan riset, belajar memahami masalahnya, dan memecahkan
persoalannya bersama – sama ( partisipatif ).12
3. Penentuan agenda riset untuk perubahan sosial
Agenda riset ini sangat diperlukan oleh peneliti dengan melibatkan
komunitas yang ada di masyarakat. Peneliti mengagendakan program riset
melalui Teknik Partisipatory Rural Aprasial ( PRA ) untuk memahami
persoalan masyarakat yang selanjutnya menjadi alat perubahan sosial.
4. Pemetaan Partisipatif
Pemetaan ini dilakukan untuk mengetahui wilayah tersebut dan
sebuah problem yang ada di masyarakat. Hal ini juga dilakukan peneliti
bersama komunitas yang ada dimasyarakat.
5. Merumuskan Masalah Kemanusiaan
Masalah kehidupan kemanusian yang dialami oleh komunitas di
tempat tersebut akan dirumuskan untuk mengetahui persoalan yang
dialami seperti ekonomi, pendidikan, lingkungan, dan persoalan yang
lainnya. Supaya komunitas tersebut dapat membenahi persoalan tersebut.
6. Menyusun Strategi Gerakan
Setelah komunitas tersebut merumuskan masalah, komunitas
tersebut akan melakukan penyusunan strategi untuk memecahkan masalah
tersebut. Menentukan Langkah sistematik, menentukan pihak yang terlibat
( stakeholders ), dan merumuskan kemungkinan keberhasilan dan
11
Moh Ansori, dkk, Pendekatan-Pendekatan Dalam..., 297.
12
Abdul Rahmat dan Mira Mirnawati, “Model Participation Action Research Dalam
Pemberdayaan Masyarakat”, Jurnal Aksara, Vol. 06, No. 01, (Januari, 2020), 68.
11
kegagalan program yang yang direncanakannya serta mencari jalan keluar
apabila terdapat kendala yang menghalangi keberhasilan program.13
7. Pengorganisasian Masyarakat
Peneliti melakukan pendampingan terhadap komunitas untuk
membangun system yang mengatur perilaku sosial masyarakat. Dengan ini
pembentukan kelompok kerja atau lembaga yang benar nyata bergerak
untuk memecahkan masalah tersebut. Sehingga bisa membantu
memecahkan masalah sosial yang ada di dalam masyarakat tersebut.
8. Melancarkan Aksi Perubahan
Program pemecahan persoalan ini bukan sekedar untuk
menyelesaikan saja, akan tetapi menjadi suatu pembelajaran kepada
masyarakat, sehingga terbentuk norma baru di dalam masyarakat tersebut.
Dengan ini proses aksi harus dilakukan secara simultan dan partisipatif.
Sehingga akan muncul pengorganisir dan pelaku serta pemimpin
perubahan.
9. Membangun Pusat-pusat Belajar Masyarakat
Pusat-pusat belajar dibangun atas dasar kebutuhan kelompok –
kelompok komunitaas yang sudah bergerak melakukan aksi perubahan.
Dengan adanya ini bisa menjadi media untuk mengorganisir dan
memecahkan masalah. Terbentuknya ini menjadi wujud dari norma baru
yang ada dimasyarakat sebagai awal perubahan. Kelompok belajar ini
menjadi penggerak untuk melakukan perubahan di dalam masyarakat.
10. Meluaskan skala gerakan dan dukungan
Keberhasilan program PAR tidak hanya diukur dari hasil kegiatan
selama proses, tetapi juga diukur dari tingkat keberlanjutan program
(sustainability) yang sudah berjalan dan munculnya pengorganisir-
pengorganisir serta pemimpin local yang melanjutkan program untuk
melakukan aksi perubahan.14 Dengan hal itu peneliti harus memperluas
jaringan gerakan dan kegiatan. Sehingga masyarakat dapat membangun
kelompok baru yang dipimpin oleh promotor dari kelompok yang sudah
13
Moh Ansori, dkk, Pendekatan-Pendekatan Dalam ..., 298.
14
Moh Ansori, dkk, Pendekatan-Pendekatan Dalam ..., 300.
12
ada, sehingga dapat melakukan penelitian dan memecahkan masalah
secara mandiri.
13
Tahapan yang pertama dan utama adalah proses inkulturasi
terhadap masyarakat untuk menumbuhkan kepercayaan dalam diri
masyarakat. Artinya peneliti harus membaur ditengah masyarakat, bukan
untuk sekedar berkumpul melainkan ikut serta dan terlibat secara langsung
ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Pada tahap ini, peneliti memiliki
tugas untuk mengidentifikasi problem sosial yang muncul ditengah
masyarakat. Karena masih berada pada tahap pengenalan, maka peneliti
belum bisa menganalisis problem sosial yang merebak dimasyarakat. Pada
tahapan ini, peneliti akan membuat gambaran situasi dan pola kehidupan
masyarakat secara detail, menyeluruh, dan mendalam.
Teknik PAR pada tahap pengenalan dilakukan dengan alat bantu
Praticipatory Rural Appriasial (PRA). Adapun teknik PRA yang
digunakan untuk menentukan agenda riset adalah:
a) Teknik Mapping, peneliti atan mengeksplor daerah yang ditugaskan
guna memperoleh data geografis, demografis, dll.
b) Teknik Transect, merupakan teknik penunjang data geografis,
demografis, ekonomi, pertanian, dll. Transect dilakukan dengan cara
menelususri wilayah desa secara langsung guna memperoleh
informasi dan data profil desa. Hasil dari pengamatan kemudian
digambar dalam diagram transect.15
c) Teknik Trand and change, yakni bagan perubahan dan kecenderungan
masyarakat desa yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui peristiwa yang terjadi pada masa lalu
guna memprediksi peristiwa yang akan datang.16
d) Teknik Seasonal calender, merupakan kalender yang mencatat
perubahan iklim yang terjadi dalam wilayah tertentu. Adapun tujuan
dari pencatatan kalender musim adalah untuh mengetahui hubungan
antara iklim dengan mata pencaharian masyarakat sebagai petani.
Data kalender musim didapatkan melalui metode wawancara
masyarakat desa kemudian dituangkan dalam tabel kalender msusim.
2. Memahami Permasalahan Masyarakat (to understanding)
15
Syafruddin dan Fathurrahman, Buku Pedoman KKN-PAR (Bima, 2020).
16
Syafruddin dan Fathurrahman, Buku Pedoman..., 242.
14
Pasca mengetahui situasi dan kondisi masyarakat, maka tahap
selanjutnya adalah to understand. Pada tahap ini, peneliti bersama dengan
masyarakat mencoba memahami persoalan yang terjadi ditengah
masyarakat. Dalam metode PAR, proses pengidentifikasian maslah
dilakukan dengan teknik Focus Group Discussion (FGD) untuk
mempermudah proses analisis data. Bersama dengan masyarakat desa,
peneliti akan mengajak untuk berdiskusi bersama guna menentuka
problem utama dalam masyarakat. Adapun teknik yang digunakan untuk
mempermudah proses analisis problem sosial adalah diagram venn, pohon
masalah, dan analisis swot.
3. Perencanaan Pemecahan Permasalahan Masyarakat (to plan)
Perencanaan pemecahan masalah merupakan tahapan yang ketiga.
Dalam tahapan ini, peneliti akan meninjau kembali rumusan masalah yang
telah dibuat diawal, sebab penyelesaian masalah harus sesuai dengan
rumusan masalah yang telah disusun pada tahap to understand. Masalah
yang dimaksud bukanlah sekedar masalah sepele yang disodorkan
masyarakat kepada peneliti, melainkan masalah utama yang menjadi
problem sosial yang ada ditengah masyarakat. Berangkat dari persoalan
tersebut, sering kali terjadi kesalahan fahaman bahwa peneliti berbasis
PAR adalah pihak yang mampu menyelesiakan semua masalah yang
sedang dihadapi oleh masyarakat, sehingga tampuk persoalan dipasrahkan
kepada peneliti. Akibatnya aktivitas yang ada dalam masyarakat tidak
berjalan secara lancar.17
4. Pelaksanaan Pemecahan Masalah (to action)
Pasca melalui tahap perencanaan pemecahan masalah, peneliti
akan menjalankan aksi program kerja yang telah disusun di awal. Tahap
ini merupakan jawaban atas problem sosial yang tengah dihadapi
masyarakat. Adapun program praktis yang dilakukan harus sesuai dengan
hasil analisis, problem sosial, dan perencanaan strategis yang telah
disusun. Selain itu, program praktis juga harus mempertimbangkan potensi
sumber daya manusia yang dimiliki oleh masyarakat desa. Sehingga
17
Syafruddin dan Fathurrahman, Buku Pedoman..., 36–37.
15
terbentuklah integritas antara potensi masyarakat dengan program kerja
yang telah direkomendasikan oleh peneliti. Selanjutnya program praktis
akan terbentuk secara simultan dengan membawa dampak perubahan
sosial yang lebih baik lagi.
5. Penyadaran Masyarakat (to reflection)
Refleksi masyarakat merupakan tahap penyadaran terhadap hasil
proses pendampingan di lapangan. Peneliti akan menilai seberapa besar
tingkat keberhasilan dan kekurangan masyarakat dalam menjalankan
aktifitas terhadap perubahan sosial.18 Refleksi bukan hanya dilakukan
oleh masyarakat saja, melainkan dilakukan secara bersama-sama dengan
peneliti. Hal ini bertujuan untuk membangun sikap kritis terhadap
peristiwa-peristiwa yang telah dilaksanakan bersama. Dengan demikian,
masyarakat dan peneliti akan menemukan pembelajaran yang dapat
diambil sebagai bahan evolusi dan evaluasi terhadap kehidupan dimasa
mendatang. Sehingga terbentuklah komitmen untuk melanjutkan program
perubahan sosial secara positif dan ajek.
18
Abdul Rahmat dan Mira Mirnawati, “Model Participation..., 71.
16
17
BAB III
PROFIL DESA SUMBERJO
A. Kondisi Geografis
1. Batas Fisik Wilayah Desa Sumberjo
a. Sebelah Utara : Desa Campur
b. Sebelah Selatan : Desa Ngrami
c. Sebelah Timur : Desa Nglinggo
d. Sebelah Barat : Desa Ngrami dan Puh Kerep
2. Luas dan Pembagian Wilayah Desa Sumberjo
a. Berdasarkan data dari Kantor Desa Sumberjo (2022), luas wilayah
Desa Sumberjo sebesar Km2. Berikut pembagian luas wilayah
berdasarkan tata guna lahan:
1) Luas Pemukiman : 28,83 Ha/m2
2) Luas Persawahan : 273,50 Ha/m2
3) Luas Kuburan : 1,00 Ha/m2
4) Luas Pekarangan : 6,50 Ha/m2
5) Luas Taman : 0 Ha/m2
6) Perkantoran : 1,00 Ha/m2
7) Luas Prasana Umum/dll : 38,00 Ha/m2
b. Wilayah Desa Sumberjo terdiri dari 5 Dusun :
1) Dusun Paldaplang
2) Dusun Kedunggulun
3) Dusun Boro
4) Dusun Ngasem
5) Dusun Depok
B. Demografi
Sampai dengan tahun 2020, tercatat sebanyak 4964 penduduk yang
medniami Desa Sumberjo (2482 laki-laki dan 2482 perempuan), dengan
jumlah 1383 total Kepala Keluarga, 1303 Kepala Keluarga laki-laki, dan
sisanya sebanyak 80 menjadi Kepala Keluarga Perempuan.
C. Pendidikan
Terdapat instansi pendidikan formal maupun non formal di Desa
Sumberjo, yang terangkum dalam tabel berikut :
SD 2 Boro, Depok
2
Tingkat Pendidikan
Buta Aksara & Huruf Latin Paud & TK
Anak & Pend. Cacat Fisik Mental Sedang SD
Tamat SD Sedang SLTP
Tamat SLTP Sedang SLTA
Tamat SLTA Tamat D1
Tamat D2 Tamat D3
Sedang S1 Tamat S1
Tamat S2
18
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan penduduk di
Desa Sumberjo adalah tamatan SD. Tamatan SLTP tidak kalah banyak, yaitu
dengan angka 662 orang. Angka buta aksara dan huruf latin juga tidak sedikit,
yang mana terdiri dari penduduk lanjut usia. Selanjutnya, penduduk yang
melanjutkan ke jenjang perkuliahan masih tergolong sedikit, hanya mencapai
0% untuk tamatan D1, D2, dan sedang S1, serta 1% untuk yang tamatan D3,
2% untuk yang tamatan S1, 1% untuk yang sedang dan tamatan S2. Setelah
tamat SLTA, mayoritas anak-anak Desa Sumberjo langsung terjun bekerja ke
sawah dan ada beberapa yang bekerja di luar kota dan juga yang menikah.
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi relatif rendah. Faktor yang
melatarbelakangi hal tersebut adalah rendahnya pemahaman masyarakat
mengenai pentingnya melanjutkan studi ke perguruan tinggi, serta banyak
orang tua yang tidak merekomendasikan anaknya untuk melanjutkan kuliah.
D. Kesehatan
19
Status Gizi Balita (n = 329)
E. Ekonomi
Desa Sumberjo memiliki beberapa struktur mata pencaharian, yang
mana di dalam struktur itu bermacam-macam orang bisa melakukan sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya. Menurut data dari Kantor Desa
Sumberjo, terdapat macam-macam jenis mata pencaharian oleh masyarakat
Desa Sumberjo.
20
Struktur Mata Pencaharian Menurut Sektor
Ibu-Ibu
Setiap hari Jama’ah
Muslimatan Ibu- Bergilir ke
Kamis pukul Muslimatan
1 Ibu (Depok) rumah warga
18.00 WIB dipimpin Pak
Kyai
21
Bapak-Bapak
Setiap hari Jama’ah
Yasinan Bapak- Bergilir ke
Minggu pukul Yasinan
2 Bapak rumah warga
18.00 WIB dipimpin Pak
Kyai
36 hari sekali,
Anggota
setiap hari
Kelompok Tani Balai Dusun Kelompok
3 Selasa
Tani
Kliwon
22
Tradisi merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan sejak jaman
dahulu dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,
biasanya dari suatu wilayah, negara, kebudayaan, golongan/agama yang
sama. Hal yang menjadikan dasar utama dari suatu tradisi adalah adanya
informasi yang dilanjutkan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun
lisan, karena tanpa adanya hal ini akan menjadikan suatu tradisi tersebut
punah. Berikut adat yang masih dilestarikan di Desa Sumberjo sampai
sekarang:
1. Adat Pernikahan
Adat pernikahan di Desa Sumberjo diawali dengan taaruf, dimana
dari pihak laki-laki akan datang melamar ke pihak perempuan, lalu
disepakati apakah disetujui beberapa hal dan membahas penentuan hari
atau ada hal-hal yang menentang hari pernikahan (primbon). Setelah
disepakati, dilanjutkan dengan mempelai wanita datang menemui pihak
laki-laki untuk mengurus berkas-berkas persyaratan dan administrasi ke
pihak pelayanan pemerintah.
Adapun tradisi pernikahan di Desa Sumberjo yaitu ketika salah
satu warga melaksanakan pernikahan, maka warga lainnya langsung
berdatangan ke rumah yang melaksanakan pernikahan tersebut dengan
membawa sesuatu baik berupa uang maupun sembako. Tradisi semacam
ini disebut “buwoh” atau dalam bahasa Indonesia artinya
menyumbangkan sesuatu, sehingga dengan adanya tradisi ini semakin
meningkatkan tali persaudaraan antar warga.
2. Adat Kematian
Adat kematian di Desa Sumberjo yakni adanya pengumuman
kematian di masjid, lalu dari pihak keluarga menghubungi pihak
pelayanan “mudin” agar dapat dilakukan proses pemakaman. Selain itu,
seluruh warga desa langsung berduyun-duyun dalam mengurus jenazah
dan ikut dalam perkumpulan warga. Setelah jenazah dikebumikan maka
akan ada doa bersama yang biasanya dilakukan pada hari pertama sampai
hari ke tujuh, dilanjutkan sampai keempat puluh harinya yang diikuti
23
oleh semua warga desa hingga sampai seratus dan sebu harinya warga
yang meninggal dunia tersebut.
3. Bersih Dusun
Tradisi bersih dusun sudah turun menurun sejak dahulu. Bersih
dusun dilaksanakan setiap satu tahun sekali atau pada saat panen raya.
Kegiatan ini dimulai dengan warga membawa makanan (semacam
tumpeng/ambengan), yang selanjutnya dilakukan membaca yasin dan
tahlil. Tujuan dari adanya bersih dusun yaitu untuk mempererat
kedekatan antar warga desa dan mengungkapkan rasa syukur kepada
Tuhan berupa hasil panen yang melimpah.
Adapun tradisi tayuban merupakan salah satu tradisi yang wajib
dilaksanakan oleh warga Desa Sumberjo. Para warga meyakini bahwa
tidak afdol jika tidak melaksanakan tradisi tayuban.
4. Jaranan
Jaranan merupakan kesenian rakyat atau bisa juga disebut sebagai
tarian penunggang kuda (jaran) dimana penari menaiki kuda tiruan yang
terbuat dari anyaman bambu yang dirangkai sedemikian rupa, lantas
dijepit diantara kedua kaki penari jaranan. Dalam hal ini Desa Sumberjo
menggunakan pertunjukan jaranan untuk event-event tertentu, seperti
acara bersih dusun. Dengan adanya kesenian jaranan ini bisa menambah
wawasan dan menumbuhkan rasa bangga terhadap kesenian jaranan.
24
25
BAB IV
PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN
2. Kalender Musim
Kalender musim atau seasonal calender merupakan suatu teknik
PRA yang dipergunakan untuk mengetahui kegiatan utama, masalah, dan
kesempatan dalam siklus tahunan yang dituangkan dalam bentuk
diagram. Hasil dari kalender musim ini merupakan wujud dari
sekumpulan informasi penting yang telah didapatkan sebagai dasar untuk
26
rencana program yang akan dikembangkan. Pentingnya dari pembuatan
kalnder musim ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi pola
kehidupan masyarakat pada siklus musim tertentu, siklus waktu sibuk
dan luang masyarakat, siklus permasalahan yang terjadi dan dihadapi
oleh masyarakat, dan siklus peluang dan potensi yang ada pada musim-
musim tertentu yang terjadi pada masyarakat di Desa Sumberjo,
Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk. Berikut tampilan kalender
musim yang terdapat di Desa Sumberjo, Kecamatan Gondang,
Kabupaten Nganjuk :
3. Kegiatan Harian
27
masalah- masalah yang muncul agar dapat dilakukan assessment secara
kuantitatif meliputi ketenagaan kerja, input, dan lain-lain dari kegiatan
harian. Berikut hasil dari daily routines masyarakat di Desa Sumberjo,
Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk.
4. Analisis SWOT
28
Gb. 4 Tabel analisis SWOT
5. Diagram Venn
Diagram Venn merupakan teknik untuk melihat hubungan
masyarakat dengan lembaga yang terdapat di Desa Sumberjo. Diagram
Venn menfasilitasi diskusi-diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi
pihak-pihak yang ada di desa, serta menganalisa dan mengkaji perannya,
kegiatannya untuk masyarakat, dan manfaat untuk masyarakat. Setelah
menelusuri wilayah di Desa Sumberjo, kami mengamati kondisi sosial
masyarakat di desa dengan menganalisa peranannya. Dari sini kami
bersama masyarakat menyusun diagram venn yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh paling besar di Desa Sumberjo, sehingga dapat
membantu dalam menyusun rencana untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat. Dalam diagram venn
yang kami buat sebagaimana dalam gambar, besar kecilnya untuk
lingkaran menunjukan besar atau kecilnya komunitas. Sedangkan jarak
dekat atau jauhnya lingkaran satu dengan yang lainnya menunjukan besar
29
atau kecilnya pengaruh suatu komunitas terhadap masyarakat. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
30
bisa dilihat di bawah ini mengenai gambar pohon masalah dan pohon
harapan:
31
sosialisasi tentang cara pengelolahan limbah sampah bawang merah untuk
dijadikan pupuk organik cair (POC).
2. Proses Aksi
Sebelum aksi dilaksanakan, tim KKN meminta persetujuan dengan
para tokoh masyarakat seperti perangkat desa, kelompok tani desa, dan
Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Desa Sumberjo untuk pelaksanaan
aksi yang akan kami lakukan. Kegiatan menarik antusias para peserta
sosialisasi yang bertempat di Balai Desa Sumberjo karena setelah
diberikan teori langsung praktik pembuatan pengelolahan limbah bawang
merah untuk dijadikan pupuk organik cair (POC).
Proses aksi atau pelatihan ini dihadiri oleh perangkat desa dan
anggota kelompok tani yang ada di Desa Sumberjo, Kecamatan Gondang,
Kabupaten Nganjuk. Dengan narasumber dari Tim KKN membuat suasana
yang kondusif dan penuh semangat sangat terlihat selama kegiatan
berlangsung. Harapan diadakannya sosialiasasi dan praktik pengelolahan
limbah bawang merah dapat membantu permasalahan yang ada di Desa
Sumberjo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, terutama bisa
meminimalisir limbah sampah bawang merah untuk dimanfaatkan sebagai
pupuk organik cair (POC) dan perekonomian petani karena berkurangnya
pembelian pupuk kimia yang digunakan untuk tanaman bawang merah.
32
33
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
19
Atika Rahmah, “Pengaruh Pupuk Organik Cair Berbahan Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica
Chinensis L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis,” Anatomi Fisiologi Xxii, No. 1
(2014): 65–71.
Table 1 Alat dan bahan pembuatan POC
Bahan Padat Bahan Cair Alat
30 kg Bawang merah 10 L Tetes Blender
10 kg Bonggol pisang 5 L PGPR/ EM4 Drum
5 kg Nanas 20 L Air kelapa Kran
5 kg Daun pepaya 84,5 L Air beras Timba
5 kg Daun alpukat Plastik
5 kg Daun kelor Pengaduk
5 kg Lidah buaya Gelas ukur
5 kg Kangkung
0,5 Garam dapur
Total = 70,5 kg 119,5 L -
34
d. Untuk tanaman pajale di aplikasikan sampai terisi / tua
e. Untuk tanaman hortikultura bisa diaplikasikan sampai tanaman menua
35
produktifitas lahan pertanian. Petani dapat memproduksi pupuk itu secara
mandiri dengan memanfaatkan limbah-limbah organik yang ada
dilingkungan sekitar. Pupuk tersebut adalah pupuk organik cair, misalnya
limbah kulit bawang merah dan air cucian beras.
20
Rahmah, “Pengaruh Pupuk Organik Cair Berbahan Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica
Chinensis L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis.”
36
kegiatan tersebut adalah : bimbingan belajar, melatih gerak jalan, melatih
upacara bendera, kegiatan outbond, dan mengajar dalam kelas. Desa
Sumberjo memiliki tiga lembaga pendidikan, yang diantaranya adalah:
SDN 1 Sumberjo yang berada di Dusun Depok, SDN 2 Sumberjo yang ada
di Dusun Boro, dan MTS Mambaul Ulum yang ada di Dusun Depok.
Dalam proses pengabdian dilingkup pendididkan, mahasiswa KKN
mendapatkan beberapa hasil penelitian, yang diantaranya adalah
pendidikan di Desa Sumberjo Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk
masih belum memenuhi standart pendidikan yang maksimal. Seperti
kurang kondusifnya kegiatan belajar mengajar, adanya kasus pembulian
antar siswa, dan masih banyaknya siswa yang mengalami disleksia.
Pada pengabdian ini, mahasiwa KKN melakukan bimbingan belajar
kepada para siswa denga tujuan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan
para siswa di Desa Sumberjo, khususnya di Dusun Depok. Karena
kegiatan pengabdian mahasiswa KKN bertepatan pada bulan Agustus,
maka mahasiswa KKN juga membantu melatih kegiatan gerak jalan dan
upacara bendera pada tingkat SD untuk memeriahkan acara kemerdekaan.
Sedangkan di MTS Mambaul Ulum, mahasiswa KKN berperan dalam
kegiatan outbond dalam rangka masa pengenalan antar siswa terhadap
lingkungan sekolah.
2. Pertanian
37
Mahasiswa KKN pada proses pengabdian melakukan konsultasi
bersama kelompok tani desa Sumberjo, perangkat desa, dan Badan
Penyuluhan Pertanian Kecamatan Gondang. Setelah melakukan konsultasi
Mahasiswa KKN mendapatkan saran untuk memanfaatkan limbah bawang
merah sebagai pupuk organik cair (POC) untuk meningkatkan PH tanah
dan mengurangi penggunaan pestisida.
38
yang hingga sekarang masih dilakukan, diantara tradisi-tradisi tersebut
ialah masih terdapatnya acara bersih dusun yang didalamya terdapat acara
pengajian, tahlil bersama di punden dan di makam, manaqiban, tayuban,
jaranan, dan orkestra. Dalam lingkup keagamaan terdapat empat taman
pendidikan al-Qur’an yang bertempat di rumah warga, mushollah dan
masjid.
Pengabdian masyarakat dalam lingkup sosial, budaya dan
keagamaan. Mahasiswa KKN ikut andil dalam kegiatan-kegiatan tersebut,
seperti ikut serta menjadi pengajar di empat tempat mengaji yang terletak
di dusun Depok, ikut serta dalam kepanitiaan pengajian, ikut serta menjadi
petugas dalam muslimatan, salat berjamaah, tahlilan dan mengikuti semua
kegiatan yang diadakan di Desa Sumberjo.
39
40
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) yang sudah kami
lakukan mampu mengurangi penggunaan pestisida, meningkatkan PH tanah
pertanian dan tentunya dapat menghasilkan panen bawang merah yang lebih
berkualitas. Hal ini berdasarkan prospek yang dihasilkan dari pengaplikasian
POC di beberapa penelitian pertanian yang hasilnya berpengaruh nyata dalam
meningkatkan kualitas tanaman dan tanah lahan pertanian, tentunya
bergantung dengan dosis dan waktu pemberian POC yang tepat.
B. Saran
1. Saran Untuk Masyarakat
a. Bagi masyarakat hendaknya hasil program kerja POC yang kita
lakukan selama KKN dapat diteruskan dan dikembangkan sehingga
dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat
Sumberjo dimasa yang akan datang.
b. Hendaknya program kerja POC yang sudah ada dapat dimanfaatkan
sebagai alternatif pengganti pupuk kimia.
2. Saran Untuk Mahasiswa
a. Hendaknya mahasiswa KKN ditahun mendatang dapat lebih kreatif,
inovatif dan memiliki program kerja yang lebih inovatif bagi
masyarakat.
b. Hendaknya mahasiswa KKN melaksanakan program kerja dengan
penuh tanggung jawab tanpa adanya rasa terbebani.
c. Hendaknya mahasiswa KKN melaksanakan pengabian dan program
kerja dengan aktif dan cekatan.
41
DAFTAR PUSTAKA
Alghifari, Sultan Muhammad. dkk. 2020. Peran Kelompok KKN 303 Sebagai
Pengaruh Dan Pembawa Energi baru Ditengah Pandemi Covid-19.
Bandung: LP2M UIN SGD.
Peni. 2022. “Pemberian POC Kulit Nanas dan Pupuk NPK 16:16:16 Terhadap
Respons Pertumbuhan dan Produksi Bwang Merah (Allium ascalonicum
L.)”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian. Vol. 2. No. 1. Januari.
Rahim, Abdul. 2012. “Produktivitas, Kualitas dan Potensi Pengembangan
Agroindustri Bawang Merah Varietas Lembah Palu Sulawesi Tengah”.
Skripsi UNHAS.
Rinzani, Fakhri. Dkk. 2020. “Pemanfaatan Limbah Kulit Bawang Merah Sebagai
Pupuk Organik Cair pada Budidaya Tanaman Bayam Di Kelurahan
Benteng Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis”. Jurnal Inovasi
Penelitian. Vol. 1. No. 3.
Haryanta, Dwi. dkk. 2022. “Aplikasi Pupuk Organik Cair dari Limbah Organik
Perkotaan pada Tnaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)”. Jurnal
Pertanian Terpadu.Vol. 10. No. 1.
Febrianna, Monica. dkk. 2018. “Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Untuk
Meningkatkan Serapan Nitrogen Serta Pertumbuhan Dan Produksi Sawi
(Brassica junea L.) Pada Tanah Berpasir”. Jurnal Tanah dan Sumberdaya
Lahan, Vol. 5. No. 2.
Ansori, Moh. dkk. 2021. Pendekatan-Pendekatan Dalam University -Comunity
Engagement. Surabaya: UIN Suanan Ampel Press.
Cronika Tampubolon, Rambo. 2020. Participatory Action Research (PAR),
https://www.bantuanhukum.or.id/web/participatory-action-research-par/, “diakses
pada”.
LPM IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2008. Modul Pelatihan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Transformatif IAIN Sunan Ampel Surabaya. Surabaya : LPM IAIN
Sunan Ampel.
Rahmat, Abdul dan Mira Mirnawati. 2020. “Model Participation Action Research
Dalam Pemberdayaan Masyarakat”. Jurnal Aksara. Vol. 06. No. 01.
Syafruddin dan Fathurrahman. 2020. Buku Pedoman KKN-PAR. Bima: T.p.
42
Rahmah, Atika. 2014. “Pengaruh Pupuk Organik Cair Berbahan Dasar Limbah
Sawi Putih (Brassica Chinensis L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Jagung Manis”. Anatomi Fisiologi xii. No. 1.
43
Lampiran Dokumen Kegiatan-kegiatan
44
Kegiatan pengelolaan limbah oleh Kegiatan malam tasyakuran 17 Agustus
mahasiswa KKN
45