Anda di halaman 1dari 9

ABADIMAS ADI BUANA e-ISSN : 2622 – 5719, P – ISSN : 2622 - 5700

VOL. 02. NO. 1, JULI 2018

KAJIAN PENANGANAN TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


(1)
Purba Bagus Sunarya, (2) Muchamad. Irvan dan (3) Dian Puspa Dewi(2)
(1)
Mahasiswa, (2, 3) Dosen Pogram Studi Pendidikan Khusus FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Email: purbasunarya@gmail.com(1) , Mch.Irvan@gmailcom(2), Dianpuspadewi90@gmail.com(3)

ABSTRAK

Anak-anak dengan kebutuhan khusus adalah anak-anak cacat atau hambatan fisik, mental,
intelektual, sosial, atau emosional, seperti: anak-anak dengan autisme, tuli, buta, retradasi mental,
cacat fisik dan lain-lain dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses pertumbuhan atau
perkembangan dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Jika kondisi ini tidak ditangani
dengan baik, perkembangan kemampuan anak mengalami kendala dan beban orang tua, keluarga,
masyarakat dan negara. Tujuan penanganan yang dilakukan oleh semua ahli akan berdampak positif
bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Dalam berbagai aspek seperti di bidang akademik
mampu mengikuti pelajaran dengan baik, di bidang sosial anak-anak mampu bersosialisasi dengan
masyarakat dan di bidang emosi anak dapat menyalurkan emosi menjadi hal-hal positif. Orang tua
atau keluarga sebagai penyedia layanan utama untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus, pada
umumnya masih kurang memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk memberikan hak dan
kesempatan yang sama bagi anak-anak. Ini karena kurangnya pengetahuan orang tua atau keluarga
tentang cara merawat, mendidik, memelihara dan memenuhi kebutuhan anak-anak ini. Orangtua
atau keluarga adalah faktor yang paling penting dalam memfasilitasi pertumbuhan dan
perlindungan anak-anak dengan kebutuhan khusus.

Kata Kunci: Anak Berkebutuhan Khusus, Layanan

ABSTRACT

Children with special needs are children with disabilities or physical, mental, intellectual, social, or
emotional barriers, such as: children with autism, deaf, blind, mental retradation, physical disability
and others can have a significant effect on the process of growth or development compared to other
children of his age. The problem of children with special needs is a problem that is quite complex in
quantity and quality. This condition if not handled properly, the development of the child's ability to
experience obstacles and the burden of parents, family, community and country.The purpose of
handling done by all experts will have a positive impact for children with special needs. In various
aspects such as in the field of academics able to follow the subjects well, in the social field of children
able to socialize with the community and in the field of emotion children can channel emotions into
positive things. Parents or families as primary service providers to children with special needs,
generally still lack the awareness and responsibility to provide equal rights and opportunities for the
children. This is because the lack of knowledge of parents or families about how to care for, educate,
nurture and meet the needs of these children. Parents or families are the most important factor in
facilitating the growth and protection of children with special needs
Keyword: Children with Special Needs, Services

11
ABADIMAS ADI BUANA e-ISSN : 2622 – 5719, P – ISSN : 2622 - 5700
VOL. 02. NO. 1, JULI 2018

1. PENDAHULUAN yang positif. Orangtua atau keluarga sebagai


Anak berkebutuhan khusus adalah anak pemberi layanan utama terhadap anak
yang mengalami keterbatasan atau hambatan, berkebutuhan khusus, pada umumnya masih
baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun kurang mempunyai kesadaran dan tanggung
emosional, seperti : anakautis, tunarungu, jawab untuk memberikan persamaan hak dan
tunanetra, tunagrahita, tunalaras, kesempatan bagi anakanak tersebut. Hal ini
tunadaksadan lain-lain dapat berpengaruh dikarenakan kurangnya pengetahuan orangtua
secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau keluarga tentang bagaimana merawat,
atau perkembangannya dibandingkan dengan mendidik, mengasuh dan memenuhi
anak-anak lain yang seusia dengannya. kebutuhan anak-anak tersebut. Orangtua atau
Masalah anak berkebutuhan khusus keluarga merupakan faktor terpenting dalam
merupakan masalah yang cukup kompleks memfasilitasi tumbuh kembang dan
secara kuantitas maupun kualitas. Mengingat perlindungan anak berkebutuhan khusus.
berbagai jenis anak berkebutuhan khusus 2. METODE PELAKSANAAN
mempunyai permasalahan yang berbeda- Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada
beda, maka dibutuhkan penanganan secara masyarakat oleh dosen program studi
khusus. Jika anak berkebutuhan khusus Pendidikan Khusus FKIP Unipa Surabaya
mendapatkan pelayanan yang tepat, dengan tema Keterlibatan Orang Tua dalam
khususnya keterampilan hidup (life skill) Kegiatan Pemberian Layanan Pendidikan
sesuai minat dan potensinya, maka anak akan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
lebih mandiri. Namun, jika tidak ditangani dilaksanakan dalam 2 hari yaitu:
secara tepat, maka perkembangan kemampuan a) Hari I pada tanggal 26 Maret 2018
anak mengalami hambatan dan menjadi beban Pada pelaksanaan hari pertama diberikan oleh
orangtua, keluarga, masyarakat dan negara. Muchamad Irvan, S.Pd., M.Pd dengan materi
Pihak yang menangani identifikasi sebagai berikut: 1) Pemberdayaan
merupakan pihak professional di bidangnya Masyarakat dalam pelayanan pendidikan bagi
masing-masing.Kegiatan identifikasi sifatnya anak berkebutuhan khusus, dijelaskan apa saja
masih sederhana dan tujuannya lebih peran masyarakat dalam pelayanan anak
ditekankan pada menemukan atau mengenali berkebutuhan khusus, dan 2) Sikap
apakah seorang anak tergolong anak dengan masyarakat terhadap anak berkebutuhan
kebutuhan khusus atau bukan. Maka biasanya khusus, dijelaskan bagaimana sikap seseorang
identifikasi dapat dilakukan oleh orang-orang sebagai bagian dari masyarakat dalam
yang dekat (sering berhubungan/bergaul) memberikan hak pada anak berkebutuhan
dengan anak, seperti orang tua, guru, dan khusus
pihak-pihak yang terkait dengannya. b)Hari II pada tanggan 30 Maret 2018. Pada
Sedangkan langkah berikutnya, yang sering pelaksanan hari kedua ini materi diberikan
disebut asesmen, bila diperlukan dapat oleh Dian Psupa Dewi, S.Pd.,M.Pd dengan
dilakukan oleh tenaga profesional, seperti materi Pihak-pihak yang terkait dalam
dokter, psikolog, neurolog, orthopedagog, pemberian layanan pendidikan bagi anak
therapis, dan lain-lain. berkebutuhan khusus, dijelaskan unsur-unsur
Tujuan penangananyang dilakukan oleh masyarakata dalam pemenuhan pelayanan
semua ahli akan berdampak positif bagi anak pendidikan bagi anak bekrebutuhan khusus.
berkebutuhan khusus.Dalam berbagai aspek 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
seperti dalam bidang akademik mampu A. Anak Berkebutuhan Khusus
mengikuti mata pelajaran denganbaik, dalam 1. Pengertian anak berkebutuhan khusus
bidang social anak mampu bersosialisasi Dalam buku Exceptional Children
dengan masyarakat dan dalam bidang emosi and Youth, menurut William
anak dapat menyalurkan emosi kedalam hal Cruickshank dan G. Orville Jonhson

12
ABADIMAS ADI BUANA e-ISSN : 2622 – 5719, P – ISSN : 2622 - 5700
VOL. 02. NO. 1, JULI 2018

(1958 : 3), pengertian anak wajah pembicara, sulit mendengar


berkelainan: pada dasarnya anak dari kejauhan atau dalamsuasana
berkelainan adalah seseorang anak gaduh, tetapi dapat terbantu
yang mengalami penyimpangan dengan alat bantu dengar (hearing
intelektual, phisik, sosial atau aid). (c) Ketunarunguan berat,
emosional secara menyolok dari apa yaitu kondisi di mana orang hanya
yang dianggap sebagai pertumbuhan dapat mendengar bunyidengan
dan perkembangan normal, tentu saja intensitas 65-95 dB. Mereka
yang bersangkutan tidak dapat sedikit memahami percakapan
menerima manfaat maksimal dari pembicara bila memperhatikan
program sekolah umum dan wajah pembicara dengan suara
memerlukan kelas khusus atau keras, tetapi percakapan normal
tambahan pengajaran dan berbagai praktis tidak mungkin
layanan. dilakukannya, tetapi dapat terbantu
2. Klasifikasi anak berkebutuhan dengan alat bantu dengar.
khusus (d) Ketunarunguan parah, yaitu
a. Tunarungu kondisi di mana orang hanya dapat
Menurut Somad dan Hernawati mendengar bunyi dengan intensitas
(1996 : 27), mengemukakan 95 dB atau lebih keras. Percakapan
bahwa pengertian tunarungu normal tidak mungkin baginya,
adalah Seseorang yang mengalami ada yang dapat terbantu dengan
kekurangan atau kehilangan alat bantu dengar tertentu, sangat
kemampuan bergantung pada komunikasi
mendengar baik sebagian atau visual
seluruhnya yang diakibatkan Selain itu anak tunarungu memiliki
karena tidak berfungsinya karakteristik sebagai berikut;
sebagian atau seluruh alat Karakteristik dalam segi
pendengaran, sehingga ia tidak Intelegensi : anak tunarungu akan
dapat menggunakan alat mempunyai prestasi lebih rendah
pendengarannya dalam kehidupan jika dibandingkan dengan anak
sehari – sehari yang membawa normal pendengarannya untuk
dampak terhadap kehidupannya materi yang diverbalisasikan.
secara kompleks. tetapi untuk materi yang tidak
Anak tunarungu diklasifikasikan diverbalisasikan prestasi anak
menjadi; (a) Ketunarunguan tunarungu akan seimbang dengan
ringan, yaitu kondisi di mana anak mendengar. Karakteristik
orang masih dapat mendengar dalam Segi Bahasa dan Bicara:
bunyidengan intensitas 20-40 dB karena anak tunarungu tidak bisa
(decibel, disingkat dB, ukuran mendengar, kemampuan
untuk intensitas/tekananpada berbahasanya tidak akan
bunyi). Mereka sering tidak berkembang bila tidak dididik atau
menyadari bahwa sedang diajak dilatih secara khusus. akibat dan
bicara,mengalami sedikit ketidakmampuannya di
kesulitan dalam percakapan. (b) bandingkan dengan anak yang
Ketunarunguan sedang, yaitu mendengar dengan usia yang sama,
kondisi di mana orang masih dapat maka dalam
mendengar bunyidengan intensitas perkembangannya akan jauh
40-65 dB. Mereka mengalami tertinggal. Karakteristik Dalam
kesulitan dalam percakapan Segi Emosi dan Sosial:
tanpamemperhatikan egosentrisme yang melebihi anak

13
ABADIMAS ADI BUANA e-ISSN : 2622 – 5719, P – ISSN : 2622 - 5700
VOL. 02. NO. 1, JULI 2018

normal, mempunyai perasaan, rangsangan visualnya,


ketergantungan terhadap orang mempunyai perasaan curiga
lain, perhatian mereka lebih sukar yang besar pada orang lain,
dialihkan (Somad Permanaria, sebagai akibat dari
1995:36-39) keterbatasan tunanetra dalam
b. Tunanetra melakukan orientasi dengan
1) Pengertian tunanetra lingkungan sekitar, rasa
Somantri (2006 : 65), keingintahuannya sangat
Tunanetra adalah Individu tinggi
yang indra penglihatannya c. Tunagrahita
(kedua-duanya) tidak 1) Pengertian tunagrahita
berfungsi sebagai saluran Definisi tunagrahita menurut
penerima informasi dalam AAMD (American
kegiatan sehari-hari Association of Mental
sepertihalnya orang awas. Deficiency) bahwa
Anak Tunanetra memiliki keterbelakangan mental
keterbatasan atau bahkan menunjukkan fungsi
ketidak mampuan dalam intelektual dibawah rata-rata
menerima rangsang atau secara jelas dengan disertai
informasi dari luar darinya ketidakmampuan dalam
melalui indra penglihatannya. penyesuaian perilaku dan
Penerimaan rangsang hanya terjadi pada masa
dapat dilakukan melalui perkembangan (Somantri,
pemanfaatan indra-indra lain 2006: 104).
diluar indra penglihatan. 2) Klasifikasi tunagrahita :
2) Klasifikasi tunanetra mampu didik, mampu rawat
a) Buta : Dikatakan buta bila dan mampu latih
anak sama sekali tidak 3) Karakteristik tunagrahita
mampu menrima Keterhambatan fungsi
rangsang cahaya dari luar kecerdasan secara umum atau
(visusnya -0) di bawah ratarata.,
b) Low Vision : Bila anak ketidakmampuan dalam
masih mampu menerima perilaku sosial, hambatan
cahaya dari luar, tetapi perilaku adaptif terjadi pada
ketajamannya lebih dari usia perkembangan yaitu
6/21, atau jika anak hanya sampai dengan usia 18 tahun.
mampu membaca d. Tunadaksa
headline pada surat kabar 1) Pengertian tunadaksa
3) Karakteristik tunanetra Tunadaksa dapat dikatakan
Keterbatasan dalam pula sebagai cacat tubuh.
memperoleh informasi White House Conference
tertentu dari lingkungan (1931) mengemukakan
sekitarnya, memiliki bahwa, tunadaksa berarti
kepekaan indera pendengar suatu keadaan rusak atau
yang tinggi, pada hal-hal terganggu sebagai akibat
tertentu anak tunanetra masih gangguan bentuk atau
tergantung pada orang lain, hambatan pada tulang, otot,
memiliki perasaan yang dan sendi dalam fungsinya
mudah tersinggung, karena yang normal. Kondisi ini
keterbatasan dalam dapat disebabkan oleh

14
ABADIMAS ADI BUANA e-ISSN : 2622 – 5719, P – ISSN : 2622 - 5700
VOL. 02. NO. 1, JULI 2018

penyakit, kecelakaan, atau yang menarik diri dari


dapat juga disebabkan olah lingkungan. Sedangkan anak
pembawaan sejak lahir tunalaras dengan tingkah laku
(Somantri, 2006: 121). yang beresiko rendah antara
2) Klasifikasi tunadaksa lain: autism dan scizofrenia
anak tunadaksa yang 3) Karakteristik tunalaras
mengalami kelainan ortopedi a) Bersikap membangkang,
(poliomyelitis, muscle b) Mudah terangsang
dystrophy, spina bifida, dll); emosinya/ emosional/
anak tunadaksa yang mudah marah,
mengalami kelainan saraf c) Sering melakukan
yaitu cerebral palsy (spastic, tindakan agresif, merusak,
dyskenisia, ataxia, dll). mengganggu,
3) Karakteristik tunadaksa d) Sering bertindak
a) Anggota gerak tubuh melanggar norma sosial/
kaku/lemah/lumpuh, norma susila/ hukum
b) Kesulitan dalam gerakan f. Autis
(tidak sempurna,tidak 1) Pengertian autis
lentur, tidak terkendali), Anak autis adalah anak
c) Terdapat bagian anggota yang mengalami dan memiliki
gerak yang tidak karakteristik
lengkap/tidak gangguan dalam komunikasi
sempurna/lebih kecil dari sosial dan interaksi sosial
biasa yang disertai dengan prilaku
e. Tunalaras berlebihan, minat terbatas
1) Pengertian tunalaras serta memiliki gangguan
“Anak tunalaras adalah dalam hubungan timbal balik
anak yang mengalami sosial (Arlington, 2013 : 207)
hambatan emosi dan tingkah Pada umumnya, anak-anak
laku sehingga kurang dapat autism spectrum disorder
atau mengalami kesulitan menunjukan karakteristiknya
dalam menyesuaikan diri yaitu kesulitan bersosialisasi
dengan baik terhadap dengan teman sebaya atau
lingkungannya dan hal ini orang lain dilingkungan
akan mengganggu situasi sekitarnya, tidak mampu
belajarnya” (Somantri. 2006: merespon suatu aktivitas yang
140) sedang berlangsung
2) Klasifikasi tunalaras disekitarnya. (Kaufman,
Anak tunalaras dapat 2013 : 57).
diklasifikasikan kedalam 2) Klasifikasi autis
beberapa jenis. menjadi dua, a) Level 3 "Membutuhkan
yaitu: anak tunalaras dengan dukungan yang sangat
tingkah laku yang beresiko besar"Defisit parah dalam
tinggi dan anak tunalaras keterampilan komunikasi
dengan tingkah laku yang sosial verbal dan
beresiko rendah. Anak nonverbal menyebabkan
tunalaras dengan tingkah laku gangguan parah pada
yang beresiko tinggi antara fungsi, inisiasi yang sangat
lain: hiperaktif, agresif, terbatas interaksi
pembangkang, anak

15
ABADIMAS ADI BUANA e-ISSN : 2622 – 5719, P – ISSN : 2622 - 5700
VOL. 02. NO. 1, JULI 2018

sosial, dan respon minimal pada kontak mata dan


terhadap tawaran sosial bahasa tubuh atau defisit
dari orang lain. Misalnya, dalam pemahaman dan
dengan penggunaan gerakan,
beberapa kata dari kurangnya ekspresi wajah
bahasanya tidak dan komunikasi
dimengerti, jarang nonverbal.
memulai interaksi. c) Perilaku : Gerakan motorik
b) Level 2 "Membutuhkan stereotipe atau berulang,
dukungan substansial" penggunaan benda, atau
Defisit dalam keterampilan bahasa (misalnya,
komunikasi sosial verbal dan stereotypies gerakan
nonverbal, gangguan sosial, tubuh, berbaris mainan
inisiasi terbatas interaksi atau membalik benda,
sosial, dan mengurangi atau echolalia).
menanggapi yang abnormal g. Anak berkesulitan belajar
atau tidak sesuai terhadap 1) Pengertian anak berkesulitan
tawaran sosial dari orang lain. belajar
Level 1 "Membutuhkan Hallahan dan Kauffman
dukungan" dalam Delphie (2006: 24)
Tanpa adanya dukungan dari mengemukakan bahwa:
lingkungan, defisit dalam Kesulitan belajar spesifik
komunikasi sosial pada anak yang terjadi berkaitan dengan
autis menyebabkan gangguan faktor psikologis sehingga
interaksi sosial. Kesulitan mengganggu kelancaran
memulai interaksi sosial, dan berbahasa, saat berbicara,
contoh-contoh yang jelas dari dan menulis, pada umumnya
respon atipikal atau gagal mereka tidak mampu menjadi
terhadap tawaran sosial lain. pendengar yang baik, untuk
3) Karakteristik autis berpikir, untuk berbicara,
a) Komunikasi sosial : membaca dan menulis,
Kesulitan dalam mengeja huruf, bahkan
penggunaan komunikasi perhitungan yang bersifat
sosial baik verbal dan matematika. Kondisi
nonverbal seperti berikut kelainan dapat disebabkan
defisit mengakibatkan oleh perceptual
keterbatasan fungsional handicaps,brain injury,
dalam komunikasi yang minimal brain dysfunction,
efektif, partisipasi sosial, dyslexia, and
hubungan sosial, prestasi developmental`aphasia.
akademik, atau kinerja 2) Klasifikasi anak berkesulitan belajar
kerja, secara individu atau Kirk dan Gallagher dalam Wardani,
dalam kombinasi. Hernawati, dkk (2007: 8.5) menjelaskan
b) Interaksi sosial : Defisit bahwa kesulitan belajar dibedakan
dalam perilaku dalam 2 kategori besar yaitu:
komunikatif nonverbal a) Kesulitan belajar yang berhubungan
digunakan untuk interaksi dengan perkembangan
sosial misalnya dari (developmental learning disabilities)
komunikasi verbal dan b) Kesulitan belajar akademik
nonverbal buruk, kelainan (academic learning disabilities)

16
ABADIMAS ADI BUANA e-ISSN : 2622 – 5719, P – ISSN : 2622 - 5700
VOL. 02. NO. 1, JULI 2018

3) Karakteristik tunagrahita sampai terpenuhi, Peka terhadap


a) Aspek kognitif situasi di sekelilingnya, Senang
Masalah-masalah kemampuan bicara, dengan hal-hal yang baru, Senang
membaca, menulis, mendengarkan, bergaul dengan anak-anak yang lebih
berpikir, dan matematis semuanya tua.
merupakan penekanan terhadap aspek B. Pihak Yang Terlibat
akademik atau kognitif. 1. Orang Tua
b) Aspek bahasa Ayah dan/atau ibu seorang anak,
Masalah bahasa anak berkesulitan baik melalui hubungan biologis
belajar menyangkut bahasa reseptif maupun sosial. Umumnya, orang
maupun ekspresif. tua memiliki peranan yang sangat
c) Aspek motorik penting dalam membesarkan anak
Masalah motorik anak berkesulitan 2. Guru
belajar biasanya menyangkut Seorang pengajar suatu ilmu.
keterampilan motorik-perseptual yang Dalam bahasa Indonesia, guru
diperlukan untuk umumnya merujuk pendidik
mengembangkan keterampilan profesional dengan tugas utama
meniru pola. mendidik, mengajar,
d) Aspek sosial dan emosi membimbing, mengarahkan,
Terdapat dua karakteristik sosial- melatih, menilai, dan
emosional anak berkesulitan belajar mengevaluasi peserta didik
ialah: kelabilan emosional dan ke- 3. Dokter
impulsif-an. Kelabilan emosional Orang yang memiliki kewenangan
ditunjukakan oleh sering berubahnya dan izin sebagaimana mestinya
suasana hati dan temperamen. Tingkat untuk melakukan pelayanan
impulsive merujuk kepada lemahnya kesehatan, khususnya memeriksa
pengendalian terhadap dorongan- dan mengobati penyakit dan
dorongan untuk berbuat seseuatu dilakukan menurut hukum dalam
h. Anak berbakat pelayanan kesehatan
1) Pengertian anak berbakat 4. Psikiater
Anak berbakat atau anak yang Profesi dokter spesialistik yang
memiliki kemampuan dan kecerdasan memiliki spesialisasi dalam
luar biasa adalah “anak yang memiliki diagnosis dan penanganan
potensi kecerdasan (intelegensi), gangguan
kreativitas, dan tanggungjawab emosional. Psikiater tidak hanya
terhadap tugas(task commitment) di menangani masalah gangguan jiwa
atas anak-anak seusianya (anak berat, tetapi juga ringan
normal), sehingga untuk mewujudkan 5. Konselor
potensi nya menjadi prestasi nyata, Seorang yang mempunyai keahlian
memerlukan Pendidikan khusus” dalam melakukan
(Direktorat Pendidikan Luar Biasa konseling/penyuluhan
2004:22). 6. Ahli terapifisik(fisioterapist)
2) Klasifikasi anak berbakat Seseorang yang mempunyai ilmu
Linguistik, Logis-matematis, Spatial, yang menitikberatkan untuk
Musikal, Jasmani kinestetik, menstabilkan atau memperbaiki
Interpersonal, dan Intrapersonal. gangguan fungsi alat gerak/fungsi
3) Karakteristik anak berbakat tubuh yang terganggu yang
Punya kepercayaan diri yang kuat, kemudian diikuti dengan
Konsisten dengan keinginannya proses/metode terapi gerak

17
ABADIMAS ADI BUANA e-ISSN : 2622 – 5719, P – ISSN : 2622 - 5700
VOL. 02. NO. 1, JULI 2018

7. Ahli Terapi kognitif (cognitive Seorang yang


behavioral terapist) memilikikemampuanrelaksasi
Seorang ahli yang menangani dengan memberikan tekanan-
masalah klinik seperti cemas, tekanan tertentu pada anggota
schizophrenic, substance abuse, badan. Teknik relaksasi adalah
gangguan kepribadian, gangguan teknik untuk menurunkan respon
mood. Dalam prakteknya, terapi relaksasi sebagai mekanisme
ini dapat diaplikasikan dalam protektif terhadap stress yang
pendidikan, tempat kerja dan menurunkan, denyut nadi
seting lainnya. metabolisme, laju pernapasan dan
8. AhliTerapiperilaku(behavioral tonus otot
terapist) 12. Masyarakat
Seorang yang memberikansalah Sekelompok orang yang
satu terapi kepada Anak membentuk sebuah sistem semi
Berkebutuhan Khusus dimana tertutup (atau semi terbuka), di
terapi ini difokuskan kepada mana sebagian besar interaksi
kemampuan anak untuk merespon adalah antara individu-individu
terhadap lingkungan dan yang berada dalam kelompok
mengajarkan anak perilaku- tersebut
perilaku yang umum 4. KESIMPULAN
9. AhliTerapiokupasi(occupational Keterlibatan pihak- pihak
terapist) professional bagi anak berkebutuhan khusus
Seorang yang memberikan layanan memiliki makna yang berarti bagi proses
kesehatan kepada masyarakat atau perlindungan dan tumbuh kembangnya. Oleh
pasien yang mengalami gangguan karena itu, pengetahuan dan peningkatan
fisik dan atau mental dengan kapasitas pendamping, yaitu orangtua,
menggunakan latihan/aktivitas keluarga, dan masyarakat, dalam menghadapi
mengerjakan sasaran yang anak berkebutuhan khusus sejak dini akan
terseleksi(okupasi) untuk memberikan dampak signifikan dalam
meningkatkan kemandirian merawat, memelihara, mendidik, dan meramu
individu pada area aktivitas bakat atau potensi yang dimiliki setiap anak
kehidupan sehari-hari, berkebutuhan khusus. Kesiapan dan kesiagaan
produktivitas dan pemanfaatan orang tua dan keluarga yang memiliki anak
waktu luang dalam rangka berkebutuhan khusus merupakan kunci sukses
meningkatkan derajat kesehatan penanganan, ditambah dukungan dari
masyarakat masyarakat dan pemerintah dalam
10. Ahli Terapi wicara menyediakan lingkungan dan fasilitas yang
Seorang yang mempunyaisuatu ramah terhadap anak berkebutuhan khusus.
ilmu/kiat yang mempelajari 5. REFERENSI
perilaku komunikasi Arlington, V.A. 2013. Diagnostik and
normal/abnormal yang Stastitical Manual of Mental
dipergunakan untuk memberikan Disorder, Fifth Edition (DSM 5).
terapi pada penderita gangguan Washington. American Psychiatric
perilaku komunikasi, yaitu Assosiation
kelainan kemampuan bahasa, Cruickshank, William dan G. Orville Jonhson.
bicara, suara, irama/kelancaran, (1958) .Exceptional Children and
sehingga penderita mampu Youth. New Jersey : Prentice-Hall,
berinteraksi dengan lingkungan Inc
secara wajar
11. AhliT erapi massage

18
ABADIMAS ADI BUANA e-ISSN : 2622 – 5719, P – ISSN : 2622 - 5700
VOL. 02. NO. 1, JULI 2018

Kauffman, Walter. 2013. Symphosium: The


New Diagnostig Criteria for Autism
Spectrum Disorder. Departement of
Neurology Boston Children’s
Hospital.Harvard Medical School.
Harvard.
Somantri, Sutjihati. 2006. Psikologi Anak
Luar Biasa, Bandung: Refika
Aditama.
Sunardi dan Sunaryo. 2007. Intervensi Dini
Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta
: Depdiknas.
Thomas J. Berndt (1997) Parental
Socialization Of Positive and
Negative Emotions:
Associations With Children’s
Everyday Coping and Display Rule
Knowledge.
Dissertation. North Carolina
University.
Thomas, R. & Zimmer-Gembeck, M. (2007).
Behavioral outcomes of parent-
child interaction therapy and Triple
P ¿ Positive Parenting Program: A
review and meta-analysis. Journal
ofAbnormal Child Psychology, 35,
pp. 475-495
Van Ryzin, Mark J dkk. 2016. Family-Based
Prevention Programs for Children
and Adolescents. New York:
Psychology press.

Zepeda, Marlene dkk. 2004. Improving


Children’s Behaviour and
Attendance throughthe Use of
Parenting Programmes:An
Examination of Good
Practice.London: Institute of
Education, University of London

19

Anda mungkin juga menyukai