Anda di halaman 1dari 48

Sensor I

Akuisisi Data 1
OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA

POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG

Jl. Kanayakan no. 21, DAGO 40235, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008 INDONESIA

Phone : 62 022 2500241 Fax : 62 022 2502649 Homepage : http ://www.polman-bandung.ac.id


2020
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

DAFTAR ISI

UNIT 1 D/A DAN A/D CONVERTER................................................................................. i

UNIT 2 PHOTOVOLTAIC CELL ...................................................................................... 5

UNIT 3 LINEAR SCALE ................................................................................................. 10

UNIT 4 LINEAR VARIABLE DIFFERENTIAL TRANSFORMER (LVDT) ........................ 16

UNIT 5 ULTRASONIC TRANSDUCER.......................................................................... 20

UNIT 6 LOAD CELL....................................................................................................... 23

UNIT 7 PRESSURE TRANSDUCER ............................................................................. 27

UNIT 8 F/V DAN F/V CONVERTER .............................................................................. 33

UNIT 9 THERMOCOUPLE ............................................................................................ 38

UNIT 10 PT100 TEMPERATURE TRANSDUCER ........................................................ 42

i
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

UNIT 1
D/A DAN A/D CONVERTER

DESKRIPSI RANGKAIAN EKSPERIMEN


D/A Converter
Eksperimen ini menggunakan D/A Converter dan THUMBWHEEL SW untuk melakukan
konversi dengan KL-61001B Sensor Main Unit. Seperti ditunjukkan pada gambar berikut yang
merupakan AD7541 D/A Converter.

Block diagram Pin configuration

Hubungkan output OUT+ ke DCV. Nilai pengaturan THUMBWHEEL SW melalui pemrosesan


kemudian ke AD7541, sinyal digital dikonversi ke sinyal analog dan tiap 1 bit sama dengan
0.001V. Berikut rangkaian D/A Converter.

D/A Converter 1
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

A/D Converter
Eksperimen ini menggunakan A/D Converter dan THUMBWHEEL SW untuk melakukan
konversi sederhana dengan menggunakan KL-61001B Sensor Main Unit. Seperti ditunjukkan
pada gambar berikut yang merupakan TC7019 A/D Converter.

Blok diagram TC7109 Konfigurasi pin TC7109

A/D INPUT dihubungkan ke POTENTIOMETER untuk dapat melakukan eksperimen


converter sederhana. Tegangan DC bisa menjadi tegangan analog yang dapat disesuaikan
dengan mengubah knop pada POTENTIOMETER. Tegangan input ke TC7109 akan
dikonversi digital ke analog seperti gambar dibawah. Sehingga DCV akan menampilkan
tegangan konverter AD.

A/D Converter
2
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

ALAT YANG DIPERLUKAN


1. KL–61001B Trainer
2. Digital Multi-Meter (DMM, Perangkat Opsional)

EKSPERIMEN DAN HASIL PERCOBAAN


D/A Converter
1. Lengkapi koneksi pada KL-61001B sebagai berikut

SECTION SIGNAL TO SECTION SIGNAL

KL-61001B DCV INPUT+ → D/A CONVERTER OUT+


KL-61001B DCV INPUT- → KL-61001B GND

2. Switch power ON dan display harus dapat menyala (ON).


3. Pilih MANUAL pada MODE SELECTOR.
4. Tekan button STATUS DISPLAY & DCV RANGE ke 20V.
5. Ukur tegangan pada D/A CONVERTER OUT+ dengan multimeter.
6. Berdasarkan tabel berikut. Putar nilai THUMBWHEEL SW. secara berurutan. Ukur
dan catat nilai tegangan dari setting nilai yang berbeda yang telah ditentukan
berikut.

THUMBWHEEL SW. 1638 2457 2864 3276 4095


Set Voltage (V) 1.638 2.457 2.864 3.276 4.095
KL-61001B readout
DMM readout

7. Bandingkan hasil tegangan yang didapat dengan hitungan nilai secara teoritis untuk
mengecek apakah nilainya sama atau mendekati? ______ (Ya/Tidak)
8. Atur THUMBWHEEL SW dari KL-61001B menjadi lebih dari 4095. Apakah speaker
bereaksi? _______. DISPLAY value is _______.
9. Diskusikan mengapa speaker aktit saat THUMBWHEEL SW lebih dari 4095.

3
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

A/D Converter
1. Lengkapi koneksi pada KL-61001B sebagai berikut.

SECTION SIGNAL TO SECTION SIGNAL

A/D CONVERTER A/D IN → POTENTIOMETER VR2


DC POWER +5V → POTENTIOMETER VR3
POTENTIOMETER VR1 → KL-61001B GND

MICROCONTROLLER
1 → BUZZER SIN. IN
SIGNAL

2. Switch power ON dan display harus dapat menyala (ON).


3. Pilih CHIP pada MODE SELECTOR.
4. Set THUMBWHEEL SW. pada nilai “1000”
5. Perbesar tegangan perlahan – lahan hingga BUZZER aktif. Observasi nilai dari
STATUS DISPLAY.
6. Saat BUZZER aktif, nilai tegangan harus lebih dari 1221. (1221 = Preset Value X
5000/4095).
7. Berdasarkan tabel berikut. Putar nilai THUMBWHEEL SW dan ubah
POTENTIOMETER untuk mendapatkan nilai tegangan berbeda. Observasi reaksi
BUZZER dan catat hasilnya.

THUMBWHEEL SW. 819 1638 2457 3276 4095


KL-61001B readout 1000 2000 3000 4000 5000
MICROCONTROLLER
SIGNALS 1
MICROCONTROLLER
SIGNALS 4

8. Saat sensor menunjukkan atau men-DISPLAY nilai tegangan yang lebih tinggi dari
nilai yang telah diset, tegangan MICROCONTROLLER SIGNALS 1 bernilai _____
(High/Low potential).
9. Observasi tabel tersebut, apa fungsi dari MICROCONTROLLER SIGNALS 1 dan
SIGNALS 4?
10. Coba berilah beberapa contoh aplikatif dari konsep eksperimen ini.

4
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

UNIT 2
PHOTOVOLTAIC CELL

DESKRIPSI RANGKAIAN EKSPERIMEN

Photovoltaic transducer circuit

Rangkaian ini digunakan untuk mengkonversi iluminasi / cahaya menjadi output tegangan.
Photovoltaic ini menggabungkan 4 sel identik secara seri dan memiliki Vop sebesar 2V dan
Ish sebesar 0.08µA/ lx.

OP AMP U1 dan resistor R1 dan VR1 melakukan konversi dari I menjadi V yang mengkonversi
arus short-circuit menjadi output berupa tegangan. Tegangan output Vo diberikan oleh Ish
(VR1 + R1). VR1 berperan sebagai penyesuaian span untuk mendapatkan output tegangan
sebesar 1mV/ lx.

Sebuah AC power supply, 110V pada 60Hz, sebagai brightness regulator. Riak 120Hz akan
muncul pada output terminal U1. Low-pass filter terdiri atas R2 ddan C1 berfungsi untuk
melakukan filter terhadap riak yang dihasilkan tadi. U2 merupakan voltage follower.

5
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

Automatic streetlamp controller

Gambar tersebut menunjukkan automatic streetlamp controller dengan menggunakan


photovoltaic transducer circuit. CR1 sebagai streetlamp. Saat iluminasi yang ditangkap lebih
kecil dari iluminasi yang telah ditentukan (oleh VR2), U3 dengan input V+ < V-, output dari U3
pada –Vsat dan CR1 ON. Saat V+ melebihi V-, komparator U3 mengubah keadaan, Vo =
+Vsat, dan CR1 OFF.

Digital Illuminometer

Digital Illuminometer pada gambar diatas terdiri dari photovoltaic transducer dan A/D
converter output transduksi dari photovoltaic transducer sebesar 1mV/ lx

ALAT YANG DIPERLUKAN


1. KL–61001B Trainer
2. KL-63009 Module
3. KL-68005 Lux Load
4. Digital Multi-Meter (DMM, Perangkat Opsional)

EKSPERIMEN DAN HASIL PERCOBAAN


Karakteristik Photovoltaic
1. Aktifkan daya KL-68005 Lux Load. Set sumber cahaya ke posisi BULB.
2. Set setiap iluminasi sesuai pada tabel dibawah, kemudian ukur dan catat nilai Vop
dan Ish untuk setiap iluminasi pada tabel.

6
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

* KL-68005 Lux Load merupakan perangkat cahaya khusus dengan dilengkapi


iluminometer dan regulator untuk brightness. Set switch pada posisi BULB kemudian
putar knop ULB ADJ untuk mengatur perubahan iluminasi

lx 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600


Vop
Ish

3. Buat plot Vop - Iluminasinya dan Ish – Iluminasinya dari data pada tabel.

4. Bandingkan linearitas dari hasil kedua kurva pada Step 3.


5. Amati kembali kurva pada Step 3, kalkulasikan dan buat rasio transduksi dari
photovoltaic cell.
ΔIsh / Δlx = ______________ µA / lx

ΔIsh / Δlx = ______________ mV / lx

7
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

Rangkaian Photovoltaic Transducer


1. Tempatkan KL-63009 Module pada KL-61001B Trainer
2. Hubungkan J2 ke J3; J5 ke J6
3. Hubungkan KL-68005 Lux Load pada PHOTO SENSOR. Atur sumber cahaya pada
posisi BULB.
4. Switch power ON dan display harus ON.
5. Set besar iluminasi pada 1000 lx. Atur VR1 untuk mendapatkan VJ7 = 1000mV untuk

pengaturan span.
6. Set setiap iluminasi sesuai pada tabel berikut. Gunakan multimeter untuk mengukur
dan catat VJ7 untuk setiap iluminasi pada tabel.

lx 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600


J7(V)

7. Plot karakteristik kurva dari rangkaian transducer menggunakan data pada tabel.

Aplikasi Photovoltaic – Auto Streetlamp Controller


1. Tempatkan KL-63009 Module pada KL-61001B Trainer.
2. Hubungkan J2 ke J3; J5 ke J6; J7 ke J9.
3. Hubungkan KL-68005 Lux Load ke PHOTO SENSOR. Atur sumber cahaya pada
posisi BULB.
4. Switch power ON dan display harus aktif (ON).
5. Review tabel sebelumnya, VJ7 = ______V pada 1000 lx.

6. Atur besar VR2 untuk mendapatkan nilai VK1 = VJ7.


7. Ubah brightness dari low ke high secara bertahap hingga CR1 OFF. Besar
iluminasinya _______ lx.

8
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

8. Bandingkan iluminasi pada step 7 & dengan pengaturan iluminasi

Aplikasi Photovoltaic – Digital Illuminometer


1. Tempatkan KL-63009 Module pada KL-61001B Trainer.
2. Lengkapi koneksi seperti tabel dibawah. Hubungkan komputer dengan KL-61001B
dengan kabel USB tipe B to A.
3. Hubungkan KL-68005 Lux Load ke PHOTO SENSOR. Atur sumber cahaya pada
posisi BULB.
4. Switch power ON dan display harus dapat menyala (ON).
5. Pilih CHIP pada MODE SELECTOR.
6. Set iluminasi pada 1000 lx.. Atur VR1 untuk mendapatkan nilai VJ7 = 1000mV untuk

pengaturan span.
7. Berdasarkan tabel dibawah, putar nilai THUMBWHEEL SW. secara berurutan

9
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

UNIT 3
LINEAR SCALE

DESKRIPSI RANGKAIAN EKSPERIMEN

Indikator Arah

Indikator arah yang ditunjukkan pada gambar diatas digunakan untuk mendeteksi dan
menunjukkan arah gerakan skala linear. Saat linear scale bergerak, terjadi perbedaan fasa
90o antara output saluran. Saat linear scale bergerak ke kanan, Output channel A tertinggal
di belakang output channel B dengan perpindahan fasa 90o. Sebaliknya, saat linear scale
bergerak ke kiri, output channel A mendahului output channel B dengan perpindahan fasa
90o.

Pada gambar Indikator Arah, output channel A terhubung ke input D dari D-type Flip-Flop dan
output channel B ke input CK yang dipicu oleh pulsa positive-edge. Apabila scale bergerak ke
kanan, maka Q = 0 dan 𝑄 = 1, output gerbang XOR1 menghasilkan logika 0 dan mengaktifkan
R-SHIFT LED. Apabila scale bergerak ke kiri, maka Q = 1 dan 𝑄 = 0, output gerbang XOR2
menghasilkan logika 0 dan mengaktifkan L-SHIFT LED.

(a) R-shift waveform (b) L-shift waveform

10
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

Linear scale biasa digunakan untuk sistem pengukuran jarak. Dasar sistem yang digunakan
bisa dibuat dengan mengkombinasikan linear scale dengan rangkaian kontrol dan counter

(a) Bagian Control

(b) Bagian counter


Rangkaian pengukuran jarak

11
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

ALAT YANG DIPERLUKAN


1. KL–61001B Trainer
2. KL-63010 Module
3. KL-63011 Module
4. KL-68007 Linar Scale
5. Oscilloscope (Perangkat Opsional)
6. CI-18001 Power Supply Module (Opsional)

EKSPERIMEN DAN HASIL PERCOBAAN


Karakteristik Linear Scale dan Rangkaian Transducer
1. Tempatkan Modul KL-63011 pada Modul KL-61001B
2. Hubungkan KL-68007 SIGNAL OUT ke SCALE INPUT Modul KL-63011 dan
hubungkan RESET ke GND.
3. Switch power ON dan display harus ON.
4. Putar switch untuk menggerakkan sensor pada KL-68007 dan gunakan oscilloscpe
untuk mengobservasi hasil output channel A dan B.
5. Observasi bentuk gelompbang output channel A dan B saat skala bergerak ke
kanan. Fase dari channel ___ mendahului fase channel ___ sekitar 90 derajat.
6. Observasi bentuk gelompbang output channel A dan B saat skala bergerak ke kiri.
Fase dari channel ___ mendahului fase channel ___ sekitar 90 derajat.
7. Putar switch untuk menggerakkan sensor pada KL-68007 secara random dan
gunakan oscilloscope untuk mengobservasi frekuensi output dari channel A dan CK
pada KL-63011. Frekuensi dari CK merupakan hasil frekuensi channel A dikalikan
sebesar ________.
8. Jelaskan fungsi dari U2c. ________.
9. Pindahkan sensor pada batas kanan dan putar switch ke kiri (LEFT) dan knop dari
SPEED ADJ. Ke SLOW. Observasi dan catat setiap jarak dari batas kiri kapanpun
reference LED (ABS) aktif menyala sesuai dengan tabel berikut.

ON sequence 1 2 3 4 5
Distance 0 cm

10. Putar switch untuk menggerakkan sensor pada KL-68007 dan observasi kondisi dari
R-SHIFT dan L-SHIFT LED. Saat sensor bergerak ke kanan, _______ LED ON dan
______ LED OFF. Saat sensor bergerak ke kiri, _______ LED ON dan ______ LED
OFF.

12
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

Karakteristik Linear Scale dan Rangkaian Transducer


1. Tempatkan KL-63010 dan KL-63011 Module pada KL-61001B Trainer.
*Gunakan sambungan kabel power trainer ke KL-63010 module. Gunakan kabel
penghubung hubungkan ke +5 dan GND port antara KL-63010 dan KL-63011.
Namun akan lebih mudah apabila menggunakan CI-18001 Power Supply Module.
Gunakan CI-18001 untuk menyuplai dua modul tersebut dengan benar sesuai
petunjuk.
2. Lengkapi koneksi KL-61001B sebagai berikut.

SECTION SIGNAL TO SECTION SIGNAL

KL-63010 BO → KL-63011 BO
KL-63010 UP/DOWN → KL-63011 UP/DOWN
KL-63010 M/P → KL-63011 M/P
KL-63010 RESET → KL-63011 RESET
KL-63010 CK → KL-63011 CK

KL-63010 GND → KL-63011 GND

3. Hubungkan KL-68007 SIGNAL OUT ke SCALE INPUT pada module.


4. Switch power ON dan dispay harus aktif (ON).
5. Matikan switch ke OFF dan pindahkan sensor pada KL-68007, set sensor pointer
pada posisi tengah (10cm) pada linear scale. Tekan tombol RESET dan display
harus menjadi 0000.
6. Putar switch ke kanan (RIGHT). Gerakkan sensor ke kanan dan stop pada posisi
0.5cm, dan display menunjukkan angka ______ dan kemudian kalkulasikan jarak
yaitu sebesar _____mm.
*Note: dikalikan dengan 0.001cm
7. Berdasarkan tabel berikut. Observasi dan catat tiap kondisi LED dan pembacaan
display.
Calib. Display L–SHIFT R–SHIFT ABS.
reading reading LED LED LED
0.5 cm
1.0 cm
1.5 cm
2.0 cm
2.5 cm
3.0 cm

13
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

3.5 cm
4.0 cm
4.5 cm
5.0 cm
5.5 cm
6.0 cm
6.5 cm
7.0 cm
7.5 cm
8.0 cm
8.5 cm
9.0 cm
9.5 cm
10 cm

* Melakukan eksperimen pada chapter ini membutuhkan power


supply lain, Cukup gunakan CI-18001 Power Supply Module
untuk memberikan module power lain.

8. Berdasarkan tabel berikut. Observasi dan catat tiap kondisi LED dan pembacaan
display saat sensor bergerak ke kiri.
Calib. Display L–SHIFT R–SHIFT ABS.
reading reading LED LED LED
-0.5 cm
-1.0 cm
-1.5 cm
-2.0 cm
-2.5 cm
-3.0 cm
-3.5 cm
-4.0 cm
-4.5 cm
-5.0 cm
-5.5 cm

14
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

-6.0 cm
-6.5 cm
-7.0 cm
-7.5 cm
-8.0 cm
-8.5 cm
-9.0 cm
-9.5 cm
-10 cm

9. Bandingkan hasi pembacaan scale kalibrasi pada pembacaan display di kedua tabel,
kemudian coba jelaskan apabila adanya scale yang error.

15
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

UNIT 4
Linear Variable Differential Transformer (LVDT)

DESKRIPSI RANGKAIAN EKSPERIMEN

Rangkaian ini mampu mengubah perpindahan LVDT menjadi tegangan output DC dengan
rasio transduksi ±1V/mm. KL-68004 LVDT yang memiliki perpindahan maksimum 0.125 in
(±3mm), eksitasi AC 5 Vrms (atau 14.14 Vp-p) dan frekuensi operasi optimal 350 Hz.

OPA U1 dan elemen sekitarnya membentuk rangkaian osilator Wien bridge untuk memasok
tegangan eksitasi AC 5 Vrms pada 350Hz. Frekuensi osilasi fo ditentukan oleh resistor
R1(10KΩ), R2(10KΩ), dan kapasitor C1(0.047µf), C2(0.047µf) menggunakan persamaan ini

Resistor R3, R4, R5, dan VR1 merupakan jaringan feedback negatif yang menentukan kondisi
untuk osilasi dan amplitudo output. Mengatur VR1 dapat mengubah besarnya feedback
negatif, dan kemudian mengubah amplitudo output. Pada gambar diatas, dioda CR1 dan CR2
dibuat paralel dengan resistor R3 untuk meningkatkan stabilitas amplitudo output. Transistor.
Q1 dan Q2 merupakan penguat untuk mengembangkan kemampuan driver.

16
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

Dua penyearah / filter terdiri dari CR3, C4, R9, CR4, C5, dan R10 untuk mengubah tegangan
keluaran AC sekunder VR dan VF ke DC. Voltage follower U2, U3, dan U5 digunakan sebagai
buffer. Tegangan output dari diferensial amplifier U4 adalah VK3 = (R13/R11)(VK2 – VK1).
Tegangan output dari rangkaian transduksi ini dapat diatur ke ±1V/mm dengan mengatur
potensiometer VR2.

Gambar diatas menunjukkan aplikasi dari sirkuit arah inti LVDT. LED1 dan 2 pada KL-61001B
menunjukkan posisi core / inti masing-masing ke kanan dan kiri. Ketika inti berada di sebelah
kiri dari center, potensi V + akan lebih besar daripada V- ditentukan oleh potensiometer VR,
sehingga tegangan output komparator adalah + Vsat, dan LED1 aktif. Sebaliknya, LED2 aktif
ketika inti berada di sisi kanan dari center.

Dengan menghubungkan modul KL-63008 ke KL-61001B seperti yang ditunjukkan pada


gambar berikut, indikator posisi digital dapat dibentuk. Pembacaan pada layar digital
menunjukkan jarak inti dari pusat. Karena rasio transduksi adalah ±1V/mm, konverter A / D
harus diatur ke tegangan skala penuh 20V.

ALAT YANG DIPERLUKAN


1. KL–61001B Trainer
2. KL-63008 Module
3. KL-68004 LVDT Load
4. Digital Multi-Meter (DMM, Perangkat Opsional)
5. Oscilloscope (Perangkat opsional)

17
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

EKSPERIMEN DAN HASIL PERCOBAAN


Karakteristik LVDT
1. Tempatkan KL-63008 Module pada KL-61001B Trainer
2. Hubungkan KL-68004 LVDT ke LVDT INPUT pada KL-63008 Module.
3. Hubungkan J1 ke J2; J4 ke J5; J11 ke J12; dan J17 ke J18. Hidupkan power.
4. Atur VR1 untuk mendapatkan VJ1 = 5Vrms (atau 14.14Vp-p).
5. Hubungkan probe oscilloscope ke J8 dan J14, sesuaikan perpindahan gelombang
minimum yang tersedia pada oscilloscope.
6. Gunakan oscilloscope untuk mengukur dan mencatat besar tegangan VJ8, VJ14, VJ8-
VJ14 pada tiap perpindahan pada tabel berikut.
Displacement
Test points (mm) +5 +4 +3 +2 +1 0 -1 -2 -3 -4 -5

J8 (Vp-p)
J14 (Vp-p)
J8-J14 (Vp-p)
*Notes : +upward, -downward
7. Perbedaan fasa antara VJ8 dan tegangan input pada J1 adalah _____.
8. Perbedaan fasa antara VJ14 dan tegangan input pada J1 adalah ______.
9. Jelaskan hubungan antara perpindahan dan perbedaan fasa antara VJ8 dan VJ14.
Dengan kata lain, bagaimana perbedaan fasa antara J8 dan J14 berubah saat
perpindahan bervariasi?
10. Sambungkan J8 ke J9, dan J14 ke J15, dan K1 ke A, dan K2 ke B.
11. Atur perpindahannya sehingga tegangan pada J19 pada minimumnya (atau 0). Catat
posisi yang ditunjukkan dan bandingkan dengan posisi tengah pada Step 5
sebelumnya.
12. Atur perpindahan pada platform terpisah sejauh 3mm dari bagian tengah dan atur
VR2 untuk mendapatkan VJ19 = 3V.
13. Gunakan multimeter untuk mengukur dan catat besar tegangan dari VK1, VK2, dan
VJ19 pada tiap perpindahan pada tabel berikut.
Displacement
Test points (mm) +5 +4 +3 +2 +1 0 -1 -2 -3 -4 -5

K1(V)
K2(V)
J19(V)
*Notes : +upward, -downward
14. Plot kurva perpindahan dan tegangan berdasarkan tabel sebelumnya.

18
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

15. Review kurva pada Step 14, hitung dan catat besar rasio transduksi perpindahan-
tegangan = ± ______ V/mm.

19
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

UNIT 5
ULTRASONIC TRANSDUCER

DESKRIPSI RANGKAIAN EKSPERIMEN


Space Disturbance Detector
Rangkaian pada gambar dibawah merupakan space disturbance detector atau detektor
gangguan ruang yang menggunakan gelombang ultrasonik. Pemancar terdiri dari osilator
40KHz dan driver. Bila switch S1 berada pada posisi OFF, potensial rendah pada U1a
memaksa output ke potensial tinggi, arus muatan mengalir melalui R3, VR1, dan C1, sehingga
tegangan di C1 semakin tinggi. Potensi tinggi ini menyebabkan output U1a tetap tinggi.
Osilator tidak memiliki osilasi.

Ketika S1 beralih ke posisi ON, output dari perubahan U1a menjadi rendah, C1 mulai
melepaskan ke potensial rendah. Proses pengisian daya ini berulang. Keluaran U1c dan U1d
saling melengkapi satu sama lain sehingga amplitudo pemancarnya sebesar dua kali lipat.

Pada gambar penerima ultrasonik dan alarm, Q1 dan Q2 dihubungkan sebagai penguat
kaskade untuk memperkuat sinyal yang diteruma oleh ultrasonik. U2 adalah voltage follower.
Rangkaian penyearah dan filter, yang terdiri dari CR1 dan C3, mengubah sinyal AC menjadi
tegangan DC. Bila tidak ada gangguan, tingkat DC di seluruh C3 tetap tinggi dan alarm
dimatikan oleh komparator berikut. Bila gelombang ultrasonik terganggu, sinyal lemah
diterima oleh receiver dan DC menjadi rendah sehingga alarm tidak dinyalakan.

(b) Pemancar (a) Penerima dan alarm

20
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

ALAT YANG DIPERLUKAN


1. KL–61001B Trainer
2. KL-63014 Module
3. KL-68006 Angle/Distance Load
4. Oscilloscope (Opsional)

EKSPERIMEN DAN HASIL PERCOBAAN


Karakteristik Ultrasonic Transducer
1. Tempatkan KL-63014 Module pada KL-61001B Trainer.
2. Atur pemancar ultrasonic KF-T936 dan receiver KF-R936 pada KL-68006 Angle /
Distance Load.
3. Hubungkan KF-T936 ke J1, J2; dan KF-R936 ke J3, J4 pada KL-63014 Module.
4. Lengkapi koneksi KL-61001B sebagai berikut.
5. Switch power ON dan display harus aktif (ON).
6. Pilih MANUAL pada MODE SELECTOR.
7. Tekan tombol STATUS DISPLAY & DCV RANGE ke 20V.
8. Hidupkan S1 KL-63014 dan atur VR1 untuk mendapatkan frekuensi hingga 40KHz.
9. Gunakan oscilloscope untuk mengukur dan catat amplitudo pada J3 dan tegangan
pada J10 untuk setiap jarak pada Tabel 13-8. (sudut = 0).
*Sudut = 0 yang berarti pemancar ultrasonik diproyeksikan secara langsung ke arah
penerima.

Distance 5cm 10cm 15cm 20cm 25cm 30cm


J3(Vp-p)
J10(V)

10. Diskusikan kaitan antara tegangan dengan jarak yang ada pada tabel tersebut.
_____________________________________________________________
11. Atur jarak hingga 20cm. Gunakan KLV KL-61001B untuk mengukur dan catat
tegangan pada J10 untuk setiap sudut pada tabel berikut.

Angle -90 -60 -30 0 30 60 90


J10(V)

12. Diskusikan hubungan antara tegangan dan sudut pada tabel tersebut.
_____________________________________________________________

21
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

Aplikasi Ultrasonic Transducer – Space Disturbance Detector


1. Tempatkan KL-63014 Module pada KL061001B Trainer
2. Pasang pemancar ultrasonik KF-T936 dan receiver KF-R936 pada KL-68006.
3. Hubungkan KF-T936 ke J1, J2; dan KF-R936 ke J3, J4 di KL-63014.
4. Lengkapi koneksi KL-61001B sebagai berikut.

SECTION SIGNAL TO SECTION SIGNAL

KL-63014 J10 → COMPARATOR V-


COMPARATOR Vo → BUZZER SIN.IN
COMPARATOR V+ → POTENTIOMETER VR2
DC POWER +12 → POTENTIOMETER VR1
DC POWER -12 → POTENTIOMETER VR3

5. Switch power ON dan display harus aktif (ON)


6. Atur jarak ke 20cm. Aktifkan S1 Modul KL-63014.
7. Atur POTENTIOMETER untuk mendapatkan VJ10 > VR2. BUZZER harus OFF karena
ultrasonik tidak terganggu.
8. Blok gelombang ultrasonik yang lewat dengan buku, tangan, pulpen, atau kawat, dan
kemudian amati bentuk gelombang oscilloscope dan pengoperasian BUZZER.
*Sesuaikan sensitivitas rangkaian deteksi dengan menyesuaikan POTENTIOMETER.

22
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

UNIT 6
LOAD CELL

DESKRIPSI RANGKAIAN EKSPERIMEN


Gambar berikut menunjukkan rangkaian transduser load-cell yang memiliki rasio transduksi
1mV / g. Load-cell yang digunakan dalam percobaan ini memiliki range pengukuran 0 hingga
5kg dengan 20mV ±10% output skala penuh; tegangan eksitasi yang direkomendasikan ±5V
DC, dan rasio transduksi output 4mV ±10% / kg.

Pada gambar tersebut, OPA's U1, U2, dan U3, bergabung membentuk amplifier atau penguat
instrumen dengan total gain tegangan 2xR2 / (R1 + VR1). Untuk mendapatkan output dari
1mV / g, amplifier instrumental harus memiliki gain 250 (4mV / kgx250 = 1mV / g). Karena
load cell memiliki tegangan output yang relatif kecil yaitu 20mV, penyimpangan yang
disebabkan oleh tegangan offset OPA akan mengurangi keakurasian dari load cell. Maka dari
itu OPA dengan tegangan yang sangat rendah, seperti misalnya OP-07 direkomendasikan.

Dalam kondisi berat nol, tegangan output sel beban tidak nol, dan rasio transduksi output tidak
tepat pada 4mV / kg. Yang pertama dapat ditingkatkan dengan memberikan tegangan offset
ke input amplifier instrumental, dan yang terakhir dapat ditingkatkan dengan mengatur VR1
untuk meningkatkan voltage gain.

23
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

Voltage regulator (R8, CR1) dan voltage divider (R9, R10) menyediakan 4.6V dari tegangan
yang diatur untuk input V + dari U4. U4 adalah voltage follower dan U5 adalah inverting
amplifier dengan gain tegangan -1. Dengan mengatur VR2, output U6 dapat diatur antara +
2.4V ~ -2.4V dan output sirkuit transduksi nol dapat diperoleh dalam kondisi bobot nol.

Overweight alarm

Gambar tersebut adalah sirkuit overweight alarm. Potensiometer VR adalah untuk mengatur
preset level. Jika berat yang diukur yang diterima oleh load cell lebih tinggi dari preset level,
output komparator akan menjadi + Vsat, menyalakan Q1 dan bel alarm. Sebaliknya, jika bobot
yang diukur lebih rendah dari level yang telah ditetapkan atau preset level, output dari
komparator akan -Vsat dan baik Q1 maupun buzzer alarm akan mati.

Digital weight scale dapat dirakit dengan menggabungkan modul transduser load cell KL-
63007 dengan A/D konverter dan display digital pada teh KL-61001B, seperti yang ditunjukkan
pada berikut. Karena rasio transduksi adalah 1V / Kg (1mV/g), tegangan skala penuh dari A/D
konverter harus diatur ke 20V.

Digital weighing machine

24
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

ALAT YANG DIPERLUKAN


1. KL–61001B Trainer
2. KL-63007 Module
3. KL-68003 Load-Cell With Mechanism
4. KL-68008 Weight Set 5Kg
5. Digital Multi-Meter (DMM, Perangkat Opsional)

EKSPERIMEN DAN HASIL PERCOBAAN


Karakteristik dan Rangkaian Transduksi dari Load-Cell
1. Tempatkan KL-63007 Module pada KL-61001B Trainer.
2. Hubungkan kabel Load-Cell KL-68003 ke LOAD CELL INPUT pada KL-63007
Module.
3. Switch power ON dan display harus aktif (ON).
4. Hubungkan probe multimeter antara J4 dan J7 untuk mengukur besar tegangan
output pada Load-Cell.
5. Gunakan multimeter untuk mengukur dan catat tegangan output tiap berat pada tabel
berikut.

Weight (g) 0 50 100 200 500 1k 1.5k 2k 2.5k 3k 3.5k 4k 4.5k 5k

J4-J7(V)

6. Hubungkan J4 ke J5; J7 ke J8.


7. Dibawah kondisi bobot nol, atur VR2 untuk mendapatkan VJ9 = 0V.
8. Set berat sebesar 1 kg pada piringan dan atur VR1 untuk mendapatkan VJ9 = 1V.
Step ini mengatur rasio transduksi menjadi 1V / kg.
9. Gunakan multimeter untuk mengukur dan mencatat tegangan output pada J9 untuk
setiap bobot pada tabel berikut.

Weight (g) 0 50 100 200 500 1k 1.5k 2k 2.5k 3k 3.5k 4k 4.5k 5k

J9(V)

10. Plot kurva tegangan vs berat dengan menggunakan tabel sebelumnya.


11. Review kurva pada step sebelumnya, hitung dan tulis ulang rasio transduksi
tegangan berat = __________V/Kg, atau __________mV/g.

25
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

Aplikasi Load-Cell – Overweight Alarm


1. Tempatkan KL-63007 Module pada KL-61001B Trainer.
2. Lengkapi koneksi seperti berikut.

SECTION SIGNAL TO SECTION SIGNAL

KL-63007 J9 → COMPARATOR V+
POTENTIOMETER VR2 → COMPARATOR V-
BUZZER SIN. IN → COMPARATOR VO
POTENTIOMETER VR1 → DC POWER +12V
POTENTIOMETER VR3 → DC POWER -12V
KL-63007 J4 → KL-63007 J5
KL-63007 J7 → KL-63007 J8

3. Hubungkan kabel Load-Cell ke LOAD CELL INPUT pada module.


4. Switch power ON dan display harus aktif (ON).
5. Dibawah kondisi berat nol, atur VR2 untuk mendapatkan VJ9 = 0V
6. Set berat 1 kg pada piringan dan atur VR1 untuk mendapatkan VJ9 = 1V. Step ini
untuk melakukan set pada transduksi rasio menjadi 1V/kg.
7. Review tabel pada “Karakteristik dan Rangkaian Transduksi dari Load-Cell” Step 9,
Saat berat sebesar 2kg, VJ9 = _______V.
8. Atur POTENTIOMETER sehingga tegangan di K1 = VJ9 . Step ini melakukan preset
alarm di 2 kg.
9. Letakkan beban lebih dari 2kg pada load-cell. Apakah BUZZER aktif menyala?
_______-. Atur beban hingga kurang dari 2kg. Apakah BUZZER mati? ______.
10. Coba letakkan beban yang kurang atau lebih mendekati 2kg dan observasi apakah
BUZZER bekerja dengan baik.

26
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

UNIT 7
PRESSURE TRANSDUCER

DESKRIPSI RANGKAIAN EKSPERIMEN


Pressure atau tekanan adalah tipe stress yang multidireksional seragam, gaya yang berlaku
pada area unit; itu diukur sebagai gaya per satuan luas yang diberikan pada titik tertentu.

Vakum -- adalah ketiadaan sama sekali dalam volume atau wilayah ruang.

Tekanan absolut - diukur relatif terhadap tekanan nol (ruang hampa sempurna). Unit yang
paling umum digunakan adalah psia (pound force per square inch for absolute).

Tekanan diferensial - adalah perbedaan tekanan antara dua titik pengukuran, yang diukur
relatif terhadap tekanan referensi atau kisaran tekanan referensi. Unit yang paling umum
digunakan adalah psid (pound force per square inch for differential).

mmAq - adalah unit tekanan statis, fluida diberikan gaya pada permukaan perangkat dan
tegak lurus ke permukaan.

1 kpa (kilopascal) = 0.145 psi


1 psi = 6.895 kpa = 703.08 mmAq

Rangkaian ekuivalen dan package dari SPX 50D

Gambar diatas menunjukkan transduser strain-gauge semikonduktor yang terintegrasi secara


integral, tipe SPX 50D. Unit ini terdiri dari sensor four-arm bridge yang dikemas dalam paket
glass-filled nylon.

27
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

Tampilan bagian dan konstruksi fisik ditunjukkan pada gambar berikut. SPX 50D memiliki
kecepatan respons yang sangat cepat. Dalam aplikasi tekanan diferensial, terminal P1 adalah
port untuk input tekanan tinggi dan P2 untuk input tekanan rendah. Dalam pengukuran
tekanan, tekanan yang diukur harus diterapkan ke port P1.

Tampak bagian Konstruksi Fisik

Dalam praktiknya, perangkat kompensasi suhu yang sesuai diperlukan untuk transduser SPX.
Beberapa tipe yang umum digunakan misalnya SCC-100DN dan NSCSHHN100PDUNV.

1. Kompensasi dioda
Gambar berikut menunjukkan sirkuit kompensasi dioda. Ketika tegangan daya
Vs=5V atau 6V, dioda murah (mis., 1N914, 1N4148, dll.) Dapat digunakan untuk ini.

Rangkaian kompensasi dioda

28
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

2. Kompensasi transistor
Pada gambar berikut, CR1, CR2, R1, R2, dan Q1 memberikan rangkaian sumber arus
konstan sebesar 1mA. Arus mengalir melalui sensor bridge Ic IE (VCR1+VCR2-VBE) /
R2. Ketika waktu VCR1 = VBE, Ic VCR2 / R2, maka mengatur R2 dapat mengubah arus
sumber arus konstan. Dalam studi ini, projectnya adalah penggunaan rangkaian
sumber arus konstan ini.

Rangkaian kompensasi transistor

3. Kompensasi arus konstan


Gambar berikut menunjukkan rangkaian kompensasi arus konstan. Sumber arus
konstan IC LM334 memiliki koefisien suhu yang baik 3300 ppm / oC.

Rangkaian kompensasi arus konstan

29
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

Rangkaian gambar dibawah adalah amplifier yang disarankan untuk transduser SPX.
Operational amplifier harus presisi dan memiliki range suhu lebar, seperti LT1014, LT1002,
OP07, dll. Voltage gain Av dihitung berdasarkan
Av = (R4/R3) [1 + 1 / 2 (R2/R1+R3/R4) + (R2+R3)/R5]
Jika R1=R2 dan R3=R4, maka
Av = 2 + (R2+R3) / R5
U1 dan U2 terdiri dari amplifier instrumentasi.
U3 adalah amplifier / penguat diferensial yang memberikan kalibrasi nol, mengatur R9 dapat
mengontrol pembesaran AV = 1 ~ 6. Saat menekan port P1, rate konversi dapat disesuaikan
ke 1mV / mmAq.

Amplifier

Dan rangkaian berikut merupakan rangkaiana sensor pressure dengan pengkondisian sinyal.

Pressure transducer module

30
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

ALAT YANG DIPERLUKAN


1. KL–61001B Trainer
2. KL-63015A Module
3. KL-68002 Pressure Gauge
4. Digital Multi-Meter (DMM, Perangkat Opsional)

EKSPERIMEN DAN HASIL PERCOBAAN


Rangkaian Transduksi pada Pressure Sensor
1. Tempatkan KL-63015A Module pada KL-61001B Trainer.
2. Hubungkan SIGNAL OUTPUT KL-68002 Pressure Gauge ke SENSOR INPUT KL-
63015A Module.
3. Switch power ON dan display harus dapat aktif (ON).
4. Gunakan multimeter untuk mengukur arus port A- dan A+. Atur VR1 untuk
mendapatkan arus sebesar 1mA.
*Arus beban yang disediakan KL-68002 tidak bisa melebihi 2mA. Jika tidak, data
eksperimen akan mengalami error.
5. Lepaskan multimeter, kemudian sambungkan port A- dan A+ dengan plug koneksi.
6. Hidupkan daya motor pada KL-68002. Aplikasikan tekanan yang dihasilkan motor ke
terminal P1 dari sensor tekanan (pressure sensor) yang berlokasi di bagian atas pada
KL-68002.
* Tekanan yang dihasilkan KL-68002 Pressure Gauge sebanding dengan kecepatan
motor. Berdasarkan pada tekanan yang diperlukan dalam eksperimen, ubah posisi
dari motor speed switch (H-M-L) dan perlahan atur posisi dari flow control valve; hal
itu, meningkatkan tekanan dengan menekan valve ke kiri dan mengurangi tekanan
dengan menekan valve ke kanan.
7. Ubah VR3 menjadi full CCW pada KL-63015A Module.
8. Gunakan multimeter untuk mengukur besar tegangan pada J8 pada KL-63015A
Module. Set nilai terukur menjadi 0V dengan mengatur VR2.
9. Ubah VR5 menjadi full CW pada KL-63015A Module.
10. Atur FLOW ADJUST KL-68002 untuk mendapatkan nilai pressure gauge sebesar
1000mmAq.
*1 mmAq ≒ 0,0735793 mm-Hg
11. Gunakan multimeter untuk mengukur nilai tegangan pada J10 pada KL-62015A
Module. Atur sesuaikan VR4 untuk mendapatkan VJ10 = 1v.
12. Atur tekanan ke 2000mmAq. Gunakan multimeter untuk mengukur dan catat tegangan
di J10 pada modul KL-63015A. Nilai VJ10 = _____V.
13. Plot nilai tegangan yang telah dicatat pada grafik berikut.

31
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

14. Kurva tegangan vs tegangan yang selesai harus linear dan VR3 bertindak sebagai
gain menyesuaikan. Putar VR3 untuk mendapatkan kurva yang mulus.
15. Upper critical pressure di-set dengan mengatur VR6 dan mengukur tegangan di J11
pada KL-63015A Module. Nilai tekanan yang sesuai dengan nilai tegangan yang
terukur di J11 disebut upper critical pressure. Saat tegangan pada J10 kurang dari
tegangan pada J11, ukur dan catat tegangan pada J14. Tegangan yang terukur
sebesar ______V. Memvariasikan VR6 untuk membuat tegangan di J10 lebih besar
dari tegangan di J11, ukur dan catat tegangan pada J14. Tegangan yang terukur
adalah _____V.
16. Lower critical pressure di set dengan mengatur VR7 dan mengukur tegangan di J13
pada Modul KL-63015A. Nilai tekanan yang sesuai dengan nilai tegangan terukur pada
J13 disebut lower critical pressure. Ketika tegangan pada J10 lebih besar dari
tegangan pada J13, ukur dan catat tegangan pada J15. Tegangan yang terukur adalah
_____V. Memvariasikan VR7 untuk membuat tegangan di J10 lebih kecil dari
tegangan di J13, ukur dan catat tegangan pada J15. Tegangan yang terukur adalah
_____V.

32
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

UNIT 8
V/F DAN F/V CONVERTER

DESKRIPSI RANGKAIAN EKSPERIMEN

V/F converter

F/V converter

33
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

Gambar diatas menunjukkan V/F dan F/V converter menggunakan IC 9400. Pin konfigurasi
dari 9400 sebagai berikut.

Pin Konfigurasi 9400

VFC Modul berikut merupakan 9400 V/F converter dan sebuah audio amplifier. Dengan
menggunakan nilai dari komponen pendukung, nilai output frekuensi didapat sebagai
berikut:
Fout1 = 1.1 Vin KHz Fout2 = 0.55 Vin KHz

Sedangkan berdasarkan FVC Module berikut, nilai output tegangan yang didapat dari:
Vout = Fin mV
U3 dan komponen pendukung bertindak sebagai filter untung menyaring riak pada output
FVC.

34
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

ALAT YANG DIPERLUKAN


1. KL–61001B Trainer
2. KL-63016 Module
3. KL-63017 Module
4. KL-68009 Encoder Sensor Module
5. Oscilloscope (Opsional)
6. Digital Multi Meter (Opsional)
7. Frequency Counter (Opsional)
8. DC Power Supply (Opsional)
9. Function Generator (Opsional)

EKSPERIMEN DAN HASIL PERCOBAAN


VFC Converter
1. Tempatkan KL-63016 Module pada KL-61001B Trainer.
2. Hubungkan DC Power Supply ke Vin dan GND KL-63016 Module. Hubungkan FO2 ke
oscilloscope dan probe counter.
3. Switch power ON dan display harus menyala (ON).
4. Set output DC Power Supply ke 50mV. Atur R2 (OFFSET ADJ) untuk mendapatkan
FO2 = 25 Hz. Step ini untuk melakukan set terhadap frekuensi output minimum.

35
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

5. Set output DC Power Supply ke 10V. Atur R8 (GAIN ADJ) untuk mendapatkan FO2 =
5 KHz. Step ini untuk melakukan set terhadap frekuensi output maksimum.
6. Ulangi step 4 dan 5 untuk memastikan bahwa frekuensi bisa disesuaikan kembali.
Jadikan frekuensi maksimum dan minimum keduanya optimal.
*Apabila FO2 tidak dapat di-set menjadi 25Hz dan 5KHz, coba ubah C2 karena:
1 𝑉𝑖𝑛 1
𝐹𝑜2 = 𝑥
2 𝑅1 𝑉𝑟𝑒𝑓 𝑥 𝐶2
7. Isilah tabel berikut. Gunakan oscilloscope untuk mengukur dan catat hasil frekuennsi
tiap tegangan.

Vin 50mV 100mV 0.5V 1V 2V 3V 5V 7V 8V 9V 10V


FO1
(Hz)
FO2
(Hz)

FVC Converter
1. Tempatkan KL-63017 Module pada KL-61001B Trainer.
2. Hubungkan Function Generator ke Fin GND KL-63017 Module. Hubungkan Vo ke
probe meter.
3. Switch power ON dan display harus menyala (ON). Pilih output gelombang sinus
pada Function Generator dengan amplitudo output ±2V.
4. Set frekuensi output Function Generator ke 0Hz, atau hubungkan Fin ke GND. Atur
R6 (OFFSET ADJ) untuk mendapatkan Vo = 0V. Step ini dilakukan untuk melakukan
set nilai minimum tegangan output.
5. Set frekuensi output Function Generator ke 4.3 KHz. Atur R14 dan R16 untuk
mendapatkan Vo = ±4.3V. Step ini dilakukan untuk set nilai maksimum tegangan
output.
6. Ulangi Step 4 dan 5 untuk memastikan bahwa tegangan output bisa disesuaikan.
Buat tegangan maksimum dan minimum keduanya optimal.
*Apabila Vo tidak bisa di-set menjadi 0V dan +4.3V, coba ubah C2 karena:
Vo = Fin(VrefC2R9)
7. Lihat tabel dibawah. Gunakan multimeter untuk mengukur dan catat hasil tegangan
tiap frekuensi.

Fin 0Hz 50Hz 100Hz 200Hz 500Hz 1KHz 2KHz 3KHz 4KHz 4.3KHz

Vo

36
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

Aplikasi dari F / V Converter - Encoder


1. Tempatkan KL-68009 Module pada KL-61001B Trainer.
2. Set switch FORWARD / REVERSE ke posisi OFF.
3. Hubungkan output DC Power Supply ke input motor (0 hingga 30V) dan + 5V ke
encoder.
4. Set switch FORWARD / REVERSE ke posisi FORWARD.
5. Lihat tabel berikut. Gunakan Osciloscope untuk mengukur dan mencatat frekuensi
untuk setiap tegangan.
Motor voltage
5V 7V 10V 12V 15V 18V 20V 25V 30V
Encoder output

SIG.A waveform
SIG.B waveform
SIG.Z waveform
SIG.A freq. (Hz)
SIG.B freq. (Hz)
SIG.Z freq. (Hz)
*Probe osiloskop terhubung ke test port dan GND dari KL-61001B Trainer. Jangan
hubungkan ke port NC.

6. Set switch FORWARD / REVERSE ke posisi REVERSE. Ulangi Step 5. Apakah ada
perubahan?__________.

37
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

UNIT 9
THERMOCOUPLE

DESKRUPSI RANGKAIAN
Rangkaian transducer untuk thermocouple tipe K(CA) ditunjukkan pada gambar dibawah.
Thermal emf vs temperatur dari thermocouple tipe K adalah sekitar 40µV/ oC. Untuk
menghasilkan output sebesar 100mV/oC, total voltage gain dari 2500 di-set dengan
melakukan trimming pada VR2. Tegangan output thermocouple sebanding dengan
perbedaan temperatur antara dua junction. VR3 digunakan untuk mengatur tegangan K2 agar
sama dengan suhu reference-junction dan tegangan referensi 10mV untuk output temperatur
terukur. Reference-voltage regulator terdiri atas komponen R11, R12, CR1, VR3, U4. VR1
berfungsi untuk mengatur atau menyesuaikan offset dari output.

ALAT YANG DIPERLUKAN


1. KL–61001B Trainer
2. KL-63004 Module
3. KL-68001 Humidity & Temperature Load
4. Type K (CA) Thermocouple
5. Cup Plastik x 2 (Opsional)

38
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

6. Digital Multi-Meter (DMM, Perangkat Opsional)


7. Thermometer (Perangkat Opsional)
EKSPERIMEN DAN HASIL PERCOBAAN
Karakteristik Thermocouple
1. Gunakan termometer untuk mengukur suhu ruangan = _______oC.
2. Letakkan thermocouple ke dalam Humidity & Temperature Load dan set switch dari
AUTO / MANUAL pada posisi MANUAL.
3. Gunakan multimeter untuk mengukur dan catat output tegangan thermocouple untuk
setiap pengaturan suhu pada tabel berikut.

Temperature(°C) 300 400 500 600 700 800 900 1000


Output volt (mV)

4. Buat kurva thermal emf berdasarkan data tabel pada step sebelumnya.

5. Rendam cold juntion dari thermocouple (terminal terhubung dengan DMM) di air es.
*Cold junction port+ dan port− ditempatkan dalam dua cup berisi air es. Jangan
rendam di cup yang sama untuk menghindari korsleting.
6. Gunakan termometer untuk mengukur dan cata suhu air es = _____°C.
7. Gunakan multimeter untuk mengukur dan catat tegangan output thermocouple untuk
setiap pengaturan suhu pada tabel berikut.

Temperature(°C) 30o 40o 50o 60o 70o 80o 90o 100o


Output voltage

8. Bangun kurva thermal emf menggunakan data pada tabel pada step sebelumnya.

39
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

9. Bandingkan kurva pada Step 4 dan 8, kemudian tulis hasil observasinya.


_______________________________________________________________.

Rangkaian Transduksi Thermocouple


1. Tempatkan KL-63004 Module pada KL-61001B Trainer.
2. Hubungkan Thermocouple tipe K(CA) ke J1 dan J5 dari KL-63004 Module.
(Perhatikan polaritas yang benar).
3. Hubungkan J3 ke J4, J9 ke J10.
4. Switch power ON dan display harus menyala (ON).
5. Atur VR1 untuk mendapatkan VK1 = 0V.
6. Lepaskan sambungan antara J3 dan J4. Hubungkan J2 ke J3, J6 ke J7.
7. Letakkan thermocouple dalam Humidity & Temperature Load dan set switch
AUTO/MANUAL ke posisi MANUAL.
8. Nyalakan switch power KL-68001.
9. Ukur tegangan output dari thermocouple (J1 ke J5) dan atur VR2 untuk
mendapatkan VJ11 = output thermocouple x 2500.
10. Gunakan multimeter untuk mengukur dan catat tegangan di J11 untuk setiap
pengaturan suhu dalam tabel berikut.

Temperature(°C) 10o ‫ ٭‬20o ‫ ٭‬30o 40o 50o 60o 70o 80o 90o 100o
J11 (V)

11. Buat kurva karakteristik output dari rangkaian transducer dengan menggunakan tabel
pada step sebelumnya.

40
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

12. Gunakan termometer untuk mengukur temperatur pada cold junction (J1 atau J5).
Ta=_______oC.
13. Review kurva pada Step 11 dan estimasikan temperatur = _______oC saat VJ11=0V.
14. Lepaskan sambungan antara J9 dan J10. Hubungkan J8 ke J9 kemudian atur VR3
untuk mendapatkan VK2 = Ta x 10mV.
15. Gunakan multimeter untuk mengukur dan catat tegangan pada J11 untuk setiap
pengaturan temperatur dalam tabel berikut.
16. Buat kurva karakteristik output dari rangkaian transducer menggunakan data pada
step sebelumnya.
17. Bandingkan kurva pada Step 11 dan 16, kemudian tulis hasil observasinya.
______________________________________________________________.
*Berdasarkan keterbatasan temperatur ruang, step tambahan diperlukan. Misalnya
dengan membuat temperatur turun dengan menggunakan es.

41
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

UNIT 10
PT100 TEMPERATURE TRANSDUCER

DESKRIPSI RANGKAIAN EKSPERIMEN


Resistansi Rt yaitu
Rt = Ro (1 + 𝛼 T)
= 100 (1 + 0.00392 T)

Apabila arus konstan I sebesar 2.55mA mengalir melalui PT100, penurunan tegangan pada
PT100 yaitu:
VA = I × Rt
= 2.55 × 100 (1 + 0.00392 T)
= (255 + T) mV

Maka, tegangan VA akan sebanding dengan temperatur T. Dalam kata lain, VA bisa
diperoleh dengan menambahkan produk T dikali 1mV untuk offset dari 255mV.

Rangkaian transduksi PT100 pada gambar diatas memiliki rasio transduksi 100mV.
Rangkaian arus konstan tersebut tersusun atas komponen CR1, CR2, Q1, R1, R2, dan VR1
untuk memberikan arus 2.55mA pada PT100 dinyatakan oleh:

42
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

IC = Ie = (VCR1 + VCR2 - VBE) / (VR1 + R2)

Jika VCR1 = VBE, maka

IC = VCR2 / (VR1 + R2)

Dalam persamaan ini, arus konstan IC bisa diset dengan mengatur resistansi dari VR1. OP
AMP U1 merupakan jenis non inverting amplifier dengan tegangan output VB = 10VA =
(2550+10T)mV. U2 merupakan diferensial amplifier. Dengan mengatur VR2, VK1, tegangan
output U3, bisa diset ke 2550mV. Hasilnya tegangan output dari rangkaian transduser adalah
sebesar 10(VB-VK1) = 10(2550 + 10T-2550)mV = 100TmV, dan rasio konversi sebesar
100mV/oC.

Pada gambar rangkaian tersebut juga, kita mengambil tegangan output dari U2 dengan
maksud mengeliminasi efek yang ditimbulkan dari tegangan offset (2.55mA melalui PT100).
Tegangan zener VCR3 dipasang ke voltage divider (R12, VR2, dan R13), yang outputnya
kemudian buffer oleh voltage follower sehingga mengabaikan offset.

Rangkaian dibawah merupakan fire alarm. Potensiometer VR digunakan untuk setting


temperatur reference. Apabila temperatur dideteksi oleh PT100 itu lebih kecil dari temperatur
reference, maka output comparator akan menjadi –Vsat yang mana akan menonaktifkan baik
Q1 dan buzzer. Sebaliknya, apabila melebihi temperatur reference, maka output comparator
akan +Vsat yang mana akan mengaktifkan buzzer.

Fire alarm

43
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

ALAT YANG DIPERLUKAN


1. KL–61001B Trainer
2. KL-63005 Module
3. KL-68001 Humidity & Temperature Load
4. PT100 with Protection Tube
5. Cup Plastik x 2 (Opsional)
6. Digital Multi-Meter (DMM, Perangkat Opsional)
7. Thermometer (Perangkat Opsional)

EKSPERIMEN DAN HASIL PERCOBAAN


R vs T Karakteristik PT100
1. Resistansi PT100 sebanding dengan temperatur.
𝑅𝑡 = 𝑅𝑜 (1 + 𝛼𝑇) = 100 (1 + 0.00392𝑇)
2. Dengan menggunakan persamaan pada Step 1, hitung dan catat hasil resistansi Rt
pada setiap pengaturan temperatur yang ada pada tabel berikut.

T(°C) 0o 10o 20o 30o 40o 50o 60o 70o 80o 90o 100o
RT (Ω)

3. Rendam PT100 pada air es selama 2 menit. Gunakan multimeter untuk mengukur
dan catat nilai resistansi dari PT100. R = ________Ω.
4. Masukkan PT100 pada Humidity & Temperature Load kemudian atur switch
AUTO/MANUAL pada posisi MANUAL.
5. Catat resistansi dari PT100 pada tiap suhu tertentu dalam tabel berikut.

Temperature(°C) 30o 40o 50o 60o 70o 80o 90o 100o


PT100

6. Bandingkan data kedua tabel sebelumnya.

Rangkaian Transduksi PT100


1. Tempatkan KL-63005 Module pada KL-61001B Trainer.
2. Hubungkan PT100 ke A, B, dan B’ dari module (perhatikan polaritasnya)
3. Switch power ON dan display harus ON menyala.
4. Hubungkan probe multimeter antara J4 dan J5 untuk mengukur besar kuat arus dari
PT100.
5. Lepaskan multimeter, kemudian hubungkan J4 ke J5.
6. Atur VR2 untuk mendapatkan tegangan output di K1 sebesar 2.55V DC.

44
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

7. Letakkan PT100 ke dalam Humidity & Temperature Load dan set switch
AUTO/MANUAL pada posisi MANUAL.
8. Ubah ambient temperature (temperatur sekeliling) dan catat hasil resistansi dari
PT100 pada tiap pengaturan temperatur dalam tabel berikut.

Temperatur (°C) 10o * 20o * 30o 40o 50o 60o 70o 80o 90o 100o
J7 (V)

9. Plot karakteristik kurva V vs T dari PT100 transducer berdasarkan data tabel


sebelumnya.

10. Review kurva pada Step 9, hitung dan catat rasio transduksi temperatur-tegangan =
__________ mV/oC.

*Berdasarkan limit temperatur ruang, step tambahan mungkin diperlukan. Misalnya


dengan membuat temperatur turun dengan es.

Aplikasi Fire Alarm


1. Tempatkan KL-63005 Module pada KL-61001B Trainer.
2. Hubungkan PT100 ke A, B, dan B’ dari module (perhatikan polaritasnya).
3. Switch power ON dan display harus ON menyala.
4. Hubungkan probe multimeter antara J4 dan J5 untuk mengukur besar kuat arus dari
PT100. Atur VR1 untuk mendapatkan nilai arus sebesar 2.55mA.
5. Lepaskan multimeter dan hubungkan J4 ke J5

45
MODUL AKUISISI DATA DAN INSTRUMENTASI I

6. Lengkapi koneksi KL-61001B sebagai berikut.

SECTION SIGNAL TO SECTION SIGNAL

KL-63005 J7 → COMPARATOR V+
POTENTIOMETER VR2 → COMPARATOR V-
BUZZER SIN. IN → COMPARATOR Vo
POTENTIOMETER VR1 → DC POWER +12V
POTENTIOMETER VR3 → DC POWER -12V

7. Review tabel pada bagian Rangkaian Transduksi PT100 Step 8, tegangan output
PT100 transducer adalah sebesar ________V pada 80oC.
8. Atur VR2 untuk mendapatkan tegangan di J7 sama dengan pada Step 7.
9. Letakkan PT100 ke dalam Humidity & Temperature Load dan set switch
AUTO/MANUAL pada posisi MANUAL.
10. Ubah ambient temperature (temperatur sekeliling) dan catat temperatur saat
BUZZER aktif menyala yaitu pada _____oC.
11. Apakah actual temperature (suhu sebenarnya )sama dengan setting reference
temperature?
12. Coba setting temperatur lainnya untuk melihat apakah BUZZER bekerja dengan baik
pada setting temperatur yang bervariasi.

46

Anda mungkin juga menyukai