Terap Guasha
Terap Guasha
Dosen pengampu :
Sa’adah Mujahidah, M.Tr.Keb
Pembimbing,
Dengan menyebut nama Allah S.W.T yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehngga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah
Kegawatdaruratan Komunitas yang berjudul “TERAPI GUASHA ”. Dengan
adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memetik manfaat dan dapat
meningkatkan pengetahuan tentang Asuhan Kebidanan.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
COVER....................................................................................................................1
TIM PENYUSUN....................................................................................................2
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................3
KATA PENGANTAR.............................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6
A. Latar Belakang..............................................................................................6
A. Nifas..............................................................................................................9
B. Terapi Guasha.............................................................................................40
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................57
V. Planning......................................................................................................62
VI. Implementasi...........................................................................................68
VII. Evaluasi...................................................................................................69
BAB V PENUTUP.................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................73
LAMPIRAN...........................................................................................................76
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas pada persalinan normal dimulai beberapa jam sesudah
(peurperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga
alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8
minggu[1].
waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan
bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan
menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami mastitis dan puting susu
semua sistem tubuh salah satu diantaranya yaitu perubahan pada sistem
reproduksi. Disamping involusi, terjadi juga perubahan-perubahan penting
lainnya yaitu timbulnya laktasi (Nengah dan Surinati, 2013). Laktasi adalah
keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi
menghisap dan menelan ASI. Masalah menyusui yang dapat timbul pada
masa pasca persalinan dini (masa nifas atau laktasi) salah satunya adalah
ASI[2].
dihisap oleh bayi secara adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem
sehingga tekanan seluruh payudara meningkat. Hal tersebut juga bisa terjadi
dikosongkan dengan sempurna. Payudara akan terasa sakit, panas, nyeri pada
perabaan, tegang, bengkak, yang terjadi paa hari ke tiga sampai hari ke enam
akan terlihat oedem, pasien merasa sakit, putting susu kencang, ASI tidak
kompres panas untuk mengurangi rasa sakit. Terapi menggores (gua sha) banyak
digunakan di Asia oleh praktisi terapi tradisional. Hal ini didasarkan pada prinsip-
prinsip Cina dari 12 meridian dan mendorong perpindahan darah secara eksternal
cairan[5].
pemberian obat namun alasan-alasan seperti ibu ingin menyusui anaknya atau
kemasan gel dingin, serta kompres hangat dingin. Intervensi non medis
A. Nifas
1. Definisi Nifas
kondisi sebelum hamil. Masa ini dimulai setelah plasenta lahir, dan
Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-
alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil atau tidak hamil
proses persalinan(8).
a. Perubahan Fisiologi
a) Uterus
polos uterus.
b) Lochea
3 s/d 7), Serosa (hari ke-7 s/d 14) dan alba (hari ke-14).
c) Serviks
semula.
d) Vagina dan Perineum
kembali.
Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi.
postpartum.
8) Perubahan Tanda-tanda Vital
pernafasan.
perubahan perilaku(12).
Adapun tahapan dalam adaptasi psikologis ibu yaitu:
diri ibu sendiri, tidak pada bayi, ibu membutuhkan waktu untuk
Akhir hari ke-3 sampai hari ke-10. Aktif, mandiri dan bisa
pada perut dan kandung kemih. Fokus pada bayi dan menyusui.
merawat bayi.
1) Ibu
Satu jam pertama merupakan saat yang peka bagi ibu. Kontak
2) Ayah
istrinya. Kemesraan di antara ayah dan ibu pada saat seperti itu
sekelilingnya.
3) Bayi
kebutuhan protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu hamil sangat erat
pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak, bayi mudah sakit,
b. Ambulasi
c. Eliminasi
Miksi disebut normal bila dapat BAK spontan tiap 3-4 jam. Ibu
besar) harus ada dalam 3 hari postpartum. Jika ada obstipasi dan
timbul koprostase hingga skibala (feses yang mengeras) tertimbun di
rektum, mungkin akan terjadi febris. Bila terjadi hal demikian dapat
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas
jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari
pasca persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca
persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca
persalinan. Masa nifas dimulai dari enam jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan(6).
1) Pemberian ASI
2) Perdarahan
(nadi cepat dan suhu naik), uterus tidak keras dan TFU naik.
Kaji pasien apakah bisa masase uterus dan mengajarinya,
3) Involusi uterus
senam perut yang ringan tergantung pada kondisi ibu dan tingkat
tidur.
berikutnya.
Yang perlu dikaji pada saat kunjungan III yaitu, penapisan adanya
hamil. Zat besi atau folat kecukupan diet seperti yang dianjurkan dan
imunisasi(3).
5. Proses Laktasi dan Menyusui
produksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Masa laktasi
a) Anatomi Payudara
(2) Areola, daerh lingkaran yang terdiri dari kulit longgar dan
b) Fisiologi Payudara
sakit
3) Stadium ASI
lain:
a) Kolostrum
ASI yuang dihasilkan mulai dari hari ke-4 sampai hari ke-10
meningkat
c) ASI Mature
aman bagi bayi bahkan ada yang merupakan pada ibu yang sehat
dibuat untuk bayi manusia. Kandungan gizi dari ASI sangat khusus
a) Lemak
3,5%. Lemak mudah diserap oleh bayi karena enzim lipase yang
pertumbuhan otak
b) Karbohidrat
c) Protein
pertumbuhan otak.
sejak bayi lahir dari pemecahan sel darah merah dan dari zat
(2) Seng
pencernaan).
e) Vitamin
(1) Vitamin K
(2) Vitamin E
(3) Vitamin D
f) Air
dari bayi.(4)
5) Upaya Memperbanyak ASI
b) Berikan ASI kepada bayi dengan kedua payudara tiap kali ibu
menyusui
masa menyusui saat bayi hanya mendapat ASI saja, ibu perlu
adalah bayi hanya diberi ASI saja, sejak usia 30 menit postnatal
(setelah lahir) sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti
susu formula, sari buah, air putih, madu, air teh, dan tanpa tambahan
a) Umur
20 tahun masih belum matang dan belum siap dalam hal jasmani
b) Jumlah anak/paritas
c) Pendidikan
d) Pekerjaan
keluar lancar.
g) Dukungan Keluarga
gizi yang seimbang. Jika pola makan ibu tidak tepat dan ibu
i) Produksi ASI
lain:
menyusui
a) Payudara bengkak
bayinya.
Penangannya :
(4) Jika bayi sudah kenyang dan tidak ingin menyusu lagi,tetapi
payudara.
Putting susu lecet biasa terjadi pada ibu yang baru saja
Penangannya :
menyusui
(2) Berikan ASI pada bayi dengan payudara yang tidak terasa
sesuai ukuran ,dan ganti bra bila terasa lembab dan basah.
kebutuhan nutrisi bagi bayi. Posisi yang tepat bagi ibu untuk
menyusui,duduk dengan posisi yang nyaman dan santai,pakailah
untuk mengganjal bayi agar bayi tidak terlalu jauh dari payudara ibu.
(11)
telapak tangan)
(3) Satu tangan bayi diletakkan pada badan ibu dan satu
didepan.
bayi).
(5) Telinga dan lengan bayi berada pada satu garis lurus,ibu
langit dan lidah bayi akan menekan asi keluar dari tempat
atau di sangga
bayi.
(1) Bayi dipegang dengan tegak lalu bersandar pada bahu ibu
lebih 15 menit.
yang keluar.
penyimpanan.
arah sentuhan
f) Jika ASI cukup setelah bayi menyusu bayi akan tertidur tenang
kekuningan
j) Berat badan bayi naik sesuai usia. kenaikan berat bnadan bayi
a) Reflek oxytocin
karena reflex ini terhambat karena satu dan lain hal maka ASI
ibu. Biasanya jika seorang ibu sudah merasa percaya diri dan
bayi.(10)
sedikit sakit dan juga ada yang tidak merasakan apa-apa. Jika
b) Reflek Prolaktin
demand.(11)
B. Terapi Guasha
1. Definisi Terapi Guasha
adalah saat payudara penuh dengan susu. Biasanya terjadi pada minggu-
minggu pertama menyusui atau jika ibu tersebut jauh dari bayi untuk
membuat kulit menjadi tampak luka dipenuhi bintik merah, tapi akan
segera hilang dalam 48 jam. Di akhir sesi pengobatan, praktisi gua sha
4. Indikasi Guasha
c. pasca operasi
d. radang, memar
a. Pembengkakan payudara
b. Singdrom perimenopause
a. Ketika wanita telah menggil dan bengkak payudara dalam kasus ini
gunakan guasha.
inflamasi
pada jaringan
nyeri.
guasha dimulai dari acupoint ST16, ST18, dan SP17, digores kea rah
putting.
nyeri payudara pada ibu nifas. Perjalanan impuls nyeri dan panas yang
otak dan impuls temperature akan dipersepsikan terlebih dahulu oleh otak
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Identitas
Biodata Istri / Suami
Nama : Ny. T / Tn. S
Umur : 23 Tahun / 25 Tahun
Agama : Islam / Islam
Suku Bangsa : Jawa / Jawa
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Jln.Arumsari No.5 Salatiga
Lama Menikah:1 Tahun
2. Keluhan utama dan alasan datang
a. Keluhan Utama : Ibu mengatakan bahwa payudaranya
keluhannya.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti
DM dan Hipertensi, menular seperti TBC, PMS, HIV AIDS dan
Hepatitis, menahun seperti Jantung. Ibu mengatakan tidak pernah
operasi apapun.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit keturunan seperti
DM dan Hipertensi, menular seperti TBC, PMS, HIV AIDS dan
Hepatitis B, menahun seperti Jantung. Ibu mengatakan tidak ada alergi
obat dan makanan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga ibu maupun keluarga suami, tidak ada
riwayat penyakit keturunan seperti DM dan Hipertensi, menular
seperti TBC, PMS, HIV AIDS dan Hepatitis B, menahun seperti
Jantung
4. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan :
Status perkawinan : sah
Berapa kali kawin : 1 kali
Umur saat kawin : 22 tahun
Lamanya kawin : 1 tahun.
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche :ibu mengatakan menstruasi pertama saat umur
13tahun
siklus : teratur, 28 hari
Banyaknya : ibu mengatakan ganti pembalut 3 – 4 kali/hari
Lamanya : 6 – 7hari
Warna : merah
Keluhan :ibu mengatakan tidak ada keluhan selama
menstruasi
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Hamil Tanggal Jenis Jenis BB Keadaan
Penolong Komplikasi Nifas
Ke- Lahir Persalinan Kelamin Lahir Anak
1. 02 Juni Normal Laki- Bidan Tidak Ada 3200 Sehat Nifas
2020 Laki gr ini
d. Personal Hygiene
Selama Hamil : Ibu mengatakan selama hamil mandi 2 kali
sehari, gosok gigi 3 kali sehari dan ganti pakaian
setiap habis mandi.
e. Aktifitas
Selama Hamil : mengerjakan aktifitas sehari-hari di rumah
sendiri
Selama Nifas : mengerjakan aktifitas sehari-hari di bantu oleh
suami dan keluarga.
Keluhan : Tidak ada
8. Data Psikososio spiritual
a. Tanggapan ibu terhadap dirinya sekarang
Ibu mengatakan senang karena sudah melahirkan bayi dengan
selamat dan sehat.
b. Respon keluarga terhadap keadaan ibu
Keluarga mendukung ibu dengan ikut membantu mengurus bayinya
c. Ketaatan beribah
Ibu mengatakaan selama masa nifas belum menjalaankan kewajiban
beribadah.
d. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Ibu mengatakan pengambilan keputusan di tangan suami
e. Pemecahan masalah (Coping)
Ibu mengatakan setiap masalah yang ibu hadapi selalu
dimusyawarakan dengan suami
f. Keadaan lingkungan
Ibu mengatakan lingkungan sekitar tempat tinggaal ibu menghormati
ibu yang baru melahirkan dengan tidak melakukan kegiatan yang
mengganggu.
2. Data Sosial, Ekonomi, dan Budaya :
a. Hewan peliharaan : ibu mengatakan tidak memiliki hewan
peliharaan di rumah.
b. Lingkungan :ibu mengatakan lingkungan tempat tinggalnya bersih,
aman dan nyaman.
c. Hubungan dengan suami dan keluarga : ibu mengatakan hubugan
dengan suami dan kelurganya baik.
d. Pengambilan keputusan : keluarga, terutama suami
e. Adat istiadat : ibu mengatakan tidak ada pantang terhadap adat
istiadat yang tidak menggangu pada kehamilannya.
f. Penghasilan : cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3. Data spiritual : ibu dan suami/ keluarga taat menjalani ibadah dan
mengikuti kegiatan keagamaan.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda Vital
TekananDarah : 110/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,7℃
Pernapasan : 21x/menit
d. TB : 156 cm
e. BB : 56 kg
f. LILA : 25,7cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Inspeksi : rambut dan kulit kepala bersih, rambut lurus dan hitam,
tidak mudah rontok.
Palpasi : tidak ada massa atau benjolan dan nyeri tekan
b. Wajah
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak pucat, tidak ada cloasma.
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan, tidak ada oedema
c. Mata
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera
putih
d. Hidung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada secret dan polip
e. Mulut
Inspeksi : mulut bersih, gigi bersih, tidak ada sariawan, bibir merah
dan lembab, tidak ada caries dan gigi berlubang, gusi merah muda dan
lidah tidak kotor
f. Telinga
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, bersih dan tidak ada serumen
g. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, vena jugularis
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
h. Payudara
Inspeksi : puting susu menonjol,hiperpigmentasi pada areola
mammae
i. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada pembesaran hati dan limfe,perut bersih
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada lien dan hepar
j. Genetalia
Inspeksi : tidak ada varices, tidak ada tanda infeksi, bau khas vagina.
Palpasi : tidak ada oedema/ benjolan abnormal
k. Ekstremitas atas dan bawah
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, tidak sianosis,
kuku bersih, jari – jari lengkap.
Palpasi : tidak ada oedema
Perkusi : refleks patella +/+
3. Status Obstetri
a. Wajah
Inspeksi : Tidak ada vloasma gravidarum
Palpasi : Tidak oedema
b. Mammae
Inspeksi : Putting susu menonjol, aerola hiperpigmentasi, kelenjar
Montgomery terlihat.
Palpasi : payudara bengkak, nyeri saat di tekan, ASI keluar sedikit
dan tidak lancar, tidak ada cairan yang lain keluar
c. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada strie gravidarum, tidak ada linea nigra tidak ada
bekas operasi, pembesaran perutnormal.
Palpasi : TFU 1 jari diatas simpisis, kontraksi tidak ada
d. Genitalia
Lochea sanguinolenta, terdapat luka perineum
4. Pemeriksaan Penunjang :
Tidak dilakukan
A. Diagnosa Kebidanan
Ny.T umur 23 tahun P1A0 Post Partum normal hari ke 14 dengan
Engorgement
Data Subyektif:
a. Ibu mengatakan bernama Ny T dan berumur 23 tahun.
b. Ibu mengatakan ini kelahiran anak pertamanya dan belum pernah
keguguran.
c. Ibu mengatakan bahwa payudaranya bengkak, ASI nya tidak lancer
sejak 4 hari yang lalu.
Data Obyektif :
Keadaanumum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,7 ℃
Pernapasan : 21x/menit
BB : 56 Kg
Mammae
Inspeksi : Putting susu menonjol, aerola hiperpigmentasi, kelenjar
Montgomery terlihat.
Palpasi : payudara bengkak, nyeri saat di tekan, ASI keluar sedikit
dan tidak lancar, tidak ada cairan yang lain keluar
B. Masalah
Payudara bengkak dan ASI yang keluar sedikit tidak lancar, sejak 4 hari
yang lalu
C. Kebutuhan
Therapy gua sha
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Bendungan ASI, Mastitis
kebidanan postnatal care pada Ny “T” dengan kebutuhan Terapi Gua Sha di klinik
PUSPITA SALATIGA . Asuhan ini dilakukan selama sebanyak satu kali asuhan
di ruangan postnatal care dan asuhan yang dilanjutkan di rumah klien selama lima
kali.
data dasar, merumuskan diagnosis atau maslah aktual, merumuskan diagnosis atau
Pengkajian data dasar pada kasus bendungan ASI dilakukan pada saat
mengumpulkan semua data dan informasi yang akurat dan lengkap dari
diangkat atau tidak. Data yang diambil dari studi kasus Ny “T” dengan
dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan lahir 3200 gram, dan ditolong
oleh bidan. Ibu tidak ada riwayat penyakit menular, menurun ataupun
menurun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum ibu baik,
dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri di sertai
tidak sempurna, faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar, tidak
dilakukan IMD dan bayi tidak menyusui segera setelah lahir. Tanda dan
gejala yang dialami pada ibu dengan bendungan ASI adalah payudara
sampai 38 ̊C.
gejala yang timbul pada kasus bendungan ASI. Hal ini membuktikan
“T” Post Partum Hari ke- 14 dengan masalah aktual Bendungan ASI.
Berdasarkan teori menurut Rukiyah dan Yulianti, tanda dan gejala yang
keras, nyeri bila ditekan, warnanya kemerahan, suhu tubuh sampai 38 ̊c.
Demam yang dialami oleh ibu merupakan gejala yang berasal dari
gejala bendungan ASI saja karena pada saat dilakukan pemeriksaan fisik
kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Didalam
terasa ada massa padat (lump), dan diluarnya kulit mencari merah.
menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju. Dampak yang
sebelumnya saat baru terjadi radang, ibu merasa lebih sakit, benjolan
lebih lunak karena berisi nanah. Jika sudah terjadi abses maka payudara
Berdasarkan kasus ini, tidak ada data yang mendukung perlunya tindakan
segera.
V. Planning
Langkah ini merupakan lanjutan manajemen asuhan kebidanan
diantisipasi. Suatu rencana tindakan harus disetujui pasien dan bidan agar
terdapat sasaran target serta hasil yang akan dicapai dalam penerapan
penanganan yang cepat dan tepat serta payudara ibu kembali normal. Bila
diintervensi.
8. Evaluasi
tercukupi.
adekuat dan posisi bayi pada payudara saat menyusu salah. Sehingga
hal ini akan menyebabkan puting susu lecet dan ASI tidak keluar
ASI menurut kemenkes RI, sanggah payudara ibu dengan bebat atau bra
dan kain dingin secara bergantian selama 5 menit, urut payudara dari
arah pangkal menuju puting, keluarkan ASI dari bagian depan payudara
sehingga puting menjadi lunak, susukan bayi 2-3 jam sekali sesuai
setelah 3 hari.
sering mulai pada payudara yang sakit. Jika nyeri mengganggu proses
payudara selama menyusui dengan minyak goreng atau baby oil pada
dilakukan oleh ibu atau orang lain yang dapat membantu, harus dimulai
bendungan ASI.
menghisap.
Bendungan Payudara pada ibu nifas dapat terjadi jika air susu
yang diproduksi oleh payudara tidak segera diberikan pada bayi atau
pada ibu nifas yaitu dengan menyusui bayi secara teratur tanpa jadwal
pada ibu post partum sesuai kebijakan dan prosedur tetap serta
VI. Implementasi
Berdasarkan tinjauan manajemen asuhan kebidanan bahwa
8. Evaluasi
VII. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen
mengenai cara dan teknik menyusui yang baik dan benar, cara
penatalaksanaan didokumentasikan.
Asuhan Kebidanan yang diterapkan pada Ny “T” Post Partum Hari Ke-
A. Kesimpulan
melancarkan ASIp
dari acupoint ST16, ST18 dan SP17, digores kea ah putting, penggoresan
B. Saran
Terapi gua sha dapat diterapkan oleh bidan maupun keluarga yang sudah
nifas karena aman, mudah dilakukan, dan tiidaak memiliki efek samping.
DAFTAR PUSTAKA
Medika
4. Nen Sastri. Analisis Kejadian Payudara Bengkak Pada Ibu Nifas di Bidan
2017.
Ar-Ruzz
6. Dewi. Vivian N.L., & Sunarsih, Tri. (2013). Asuhan Kebidanan pada Ibu
Swara.
EGC.
9. Bobak I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D., Perry, S.E. 2005. Buku
EGC.
12. Sumarah, Widyastuti, Y., Wiyati, N., 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan
15. Michelle. 2009. Labor and Delivery Nursing. New York: Spinger publishing
company, LLC.
16. Berman, Snyder, Kozier, Erb.2009. Buku Ajar Keperawatan Klinis Kozier &
17. Felina, M., Masrul, & Iryani, D. 2014. Pengaruh Kompres Panas Dingin
19. Smith, S. F. 2009. Clinical Nursing Skill, Basic to Advance Skill, 6 th Edition.
20. Ns. Kusyati, Eni, S.Kep, dkk. 2009. Ketermpilan dan Prosedur
.....................................
Merupakan terapi tergores yang menggunakan batu giok,
sendok porselen, tanduk kerbau atau alat lainnya yang
PENGERTIAN
sejenis, untuk menstimulasi di daerah tertentu
menghasilkan efek terapi lokal.
a. Untuk melancarkan sirkulasi darah
TAMPAK DEPAN
Tampak Belakang