Anda di halaman 1dari 2

Ular Berbisa Jadi Inang Virus Mematikan

Para ilmuwan telah mengungkapkan bagaimana seekor nyamuk dapat menyebabkan


virus penyebab radang otak berbahaya yang dikenal sebagai Eastern Equine Enchephalitis (EEE)
yang menyababkan kematian di Vermont bulan ini. Virus penyakit itu dapat bertahan selama
musim dingin di Amerika Utara bagian timur. Kini mereka telah mengetahui inang dari virus
tersebut yaitu ULAR.

Penelitian menunjukkan, ular ini tidak hanya memiliki antibody dari terhadap virus tersebut,

tetapi juga unsur-unsur genetic dari virus itu sendiri yang terdapat didalam tubuh dua

spesies ular berbisa yang hidup di Albama.

“Hasil penelitian ini menyimpulkan, ular ikut terlibat dalam seluruh proses

penyebaran virus tersebut, penyebaran virus tersebut, professor dan anggota dari

departemen kesehatan dunia, University of Southern Florida” 1. Ular muncul sebagai

mitra saat musim dingin menggantikan burung, yang dihinggapi virus dari nyamuk

dan menjadikan ular tersebut sebagai inangnya sampai musim panas nanti.

Meski jarang terjadi, nyamuk juga bisa menyebarkan virus tersebut terhadap
manusia, hal yang akan memberikan dampak yang sangat buruk. Di Amerika Serikat sendiri, ada
enam kasus yang terjadi terhadap manusia akibat penyebaran virus tersebut setiap tahun. EEE
menyebabkan radang otak dan dapat membunuh penderitanya atau membuat mereka
mengalami kerusakan otak yang fatal, seperti yang dikatakan oleh Center for Disease Control
and Prevention A.S. Penyakit itu juga menyerang sejumlah hewan, terutama kuda.

Thomas dan sejumlah rekannya memeriksa darah ular yang ditangkap di hutan taman nasional
Tuskegee, Albama, guna mencari antibody terhadap virus serta kode genetic dari
virus tersebut. Baru-baru ini usaha untuk menangkal virus dilakukan dengan
memberantas nyamuk yang telah menyebarkannya terhadap sejumlah hewan,
khususnya kuda, yang banyak muncul kasusnya pada musim ini, namun untuk saat
ini, virus nampaknya menyebar di antara populasi nyamuk yang datang saat musim
panas.

Meskipun demikian, jumlah tersebut akan menjadi lebih kecil, karena banyaknya
penyemprotan insektisida terhadap spesies nyamuk yang mulai berkembang sebelumnya pada
tahun ini, yang hidup dari menghisap darah ular. Penelitian itu dipublikasikan pada 1 oktober
lalu di dalam jurnal tersebut.2

1
Thomas Unnasch
2
American Journal of Tropical Medicine and Hygiene

Anda mungkin juga menyukai