Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

Lingkungan Pembelajaran Abad-21 dan Teknologi Inovatif Untuk Pembelajaran

Kelas F Pendidikan Dasar


Kelompok 1:
1. Cici Oktaviani , S.Pd (22112254013)
2. Paskalia Wae, S.Pd (22112251093)

PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NYA kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Lingkungan Pembelajaran Abad-21 dan
Teknologi Iovatif Untuk Pembelajaran”. Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan
salah satu mata kualiah Pembelajara Berbasis Teknologi Informasi pada semester
ganjil 2022/2023. Kami mengucapakan terimakasih kepada Bapak Dr. Ali Muhtadi,
S.Pd.,M.Pd, sebagai dosen pengampu mata kuliah. Pembelajara Berbasis Teknologi
Informasi.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Lingkungan Pembelajaran Abad-21 dan Teknologi
Iovatif Untuk Pembelajaran. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari penyusunan maupun
materinya. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun
untuk menyempurnakan makalah ini.

Yogyakarta, 07 September 2022

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.............................................................................................................3

A. Latar Belakang........................................................................................................3

B. Rumusan Masalah..................................................................................................3

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................4

BAB II...............................................................................................................................5

PEMBAHASAN................................................................................................................5

A. Pengertian Lingkungan Pembelajaran Abad ke-21................................................5

B. Pembelajaran Abad ke 21.......................................................................................6

C. Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran...........................................................9

D. Desain Media Pembelajaran Inovatif......................................................................12

E. Teknologi Pendidikan Masa Depan........................................................................14

F. Kelebihan dan Kekurangan Pemanfaatan Inovasi dan Teknologi Pendidikan........18

BAB IV............................................................................................................................21

PENUTUP.......................................................................................................................21

A. Kesimpulan...........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Informasi dan Komunikasi merupakan kebutuhan penting pada
masyarakat modern saat ini. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) begitu cepat. Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan informasi tersebut,
individu mengakses melalui berbagai media seperti: koran, majalah, buku cetak,
buku online, radio, televisi, internet, dan media lainnya (Anwas, 2014).
Perkembangan TIK juga merambat dalam dunia Pendidikan, hal ini menjadikan
berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dapat disajikan secara online.
Sekarang kita berada pada abad-21. Abad ke-21 ditandai sebagai abad
keterbukaan atau abad globalisasi, artinya kehidupan manusia pada abad ke-21
mengalami perubahan-perubahan yang fundamental yang berbeda dengan tata
kehidupan dalam abad sebelumnya. Dikatakan abad ke-21 adalah abad yang meminta
kualitas dalam segala usaha dan hasil kerja manusia. Dengan sendirinya abad ke-21
meminta sumberdaya manusia yang berkualitas, yang dihasilkan oleh lembaga-
lembaga yang dikelola secara profesional sehingga membuahkan hasil unggulan.
Tuntutan-tuntutan yang serba baru tersebut meminta berbagai terobosan dalam
berfikir, penyusunan konsep, dan tindakan-tindakan. Dengan kata lain diperlukan
suatu paradigma baru dalam menghadapi tantangan-tantangan yang baru.
Abad 21 ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi yang sangat
pesat serta perkembangan otomasi dimana banyak pekerjaan yang sifatnya pekerjaan
rutin dan berulang-ulang mulai digantikan oleh mesin, baik mesin produksi maupun
komputer. Sebagaimana sudah diketahui dalam abad ke 21 ini sudah berubah total
baik masyarakat maupun dunia pendidikannya. Perkembangan teknologi akan
menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga pendidik untuk memanfaatkannya dalam
Pendidikan sehingga mampu menciptakan inovasi dalam pembelajaran. Maka dalam
makalah ini akan dibahas bagaimana lingkungan pembelajaran di abad 21, dan
bagaimana teknologi inovatif dalam pembelajaran di masa serba digital ini.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari lingkungan pembelajaran 21?
2. Bagaimana pembelajaran abad 21?
3. Bagaimana pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran?
4. Bagaimana Desain Media Pembelajaran Inovatif?
5. Bagaimana Teknologi Pendidikan Masa Depan?
6. Apa Kelebihan dan Kekurangan Pemanfaatan Inovasi dan Teknologi Pendidikan

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari lingkungan pembelajaran 21?
2. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran abad 21?
3. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran?
4. Untuk mengetahui bagaimana desain media pembelajaran inovatif?
5. Untuk mengetahui bagaimana teknologi pendidikan masa depan?
6. Untuk mengetahui apa kelebihan dan kekurangan pemanfaatan inovasi dan teknologi
pendidikan?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan Pembelajaran Abad ke-21.


Sebelum membahas lebih jauh tentang lingkungan pembelajaran Abad ke-21
terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian lingkungan dan lingkungan pembelajaran.
Pada umumnya lingkungan dinyatakan sebagai tempat atau ruang, seperti sekolah,
kelas, atau perpustakaan, karena pada umumnya pembelajaran berlangsung dengan
mengambil tempat fisik seperti itu. Menurut Warger, Serve, dan Dobbin (2009)
mendefinisikan lingkungan sebagai totalitas kondisi atau keadaan sekeliling dimana
seseorang hidup atau sesuatu berfungsi. Pengertian lingkungan disini dapat meliputi
ruang nyata ataupun ruang virtual. Hal ini karena dunia pada saat ini saling
terhubung dan digerakkan oleh teknologi, sehingga lingkungan pembelajaran dapat
secara virtual, online, atau jarak jauh. Dengan kata lain, lingkungan sama sekali tidak
harus tempat atau lokasi, tetapi suatu sistem dukungan yang mengorganisasi kondisi
dimana seseorang dapat belajar yang paling bagus, sistem yang mengakomodasi
kebutuhan belajar unik dari setiap pembelajar dan mendukung kebutuhan hubungan
manusia yang positif bagi efektifitas pembelajaran. Atas dasar itu, lingkungan
pembelajaran adalah terdiri atas seperangkat luas fitur yang mempengaruhi
pembelajaran.
Berkaitan dengan pembelajaran Abad ke-21, Partnership For 21st Century
Skills menyatakan bahwa lingkungan pembelajaran Abad ke-21 merupakan sistem
pendukung yang mengorganisasi kondisi terbaik dimana manusia dapat belajar;
sistem yang mengakomodasi kebutuhan belajar spesifik dari masing-masing
pembelajar dan mendukung hubungan positif manusia yang diperlukan bagi
pembelajaran efektif. Lebih lanjut dinyatakan bahwa lingkungan pembelajaran
adalah struktur, peralatan, dan komunitas yang menginspirasi siswa dan pendidik
untuk mencapai pengetahuan dan keterampilan yang dituntut oleh Abad ke-21.
Sebagai suatu sistem maka lingkungan pembelajaran Abad ke-21 harus selaras dan
sinergi dengan sistem-sistem yang:

6
1. Menciptakan praktik-praktik pembelajaran dimana dukungan manusia dan
lingkungan fisik akan mendukung pengajaran dan belajar sehingga menghasilkan
keterampilan Abad ke-21.
2. Mendukung komunitas pembelajaran professional yang memungkinkan pendidik
berkolaborasi, berbagi praktik baik, dan terintegrasi dengan praktik di kelas-kelas
pembelajaran Abad ke-21.
3. Memungkinkan siswa belajar pada dunia yang relevan dan riil.
4. Memungkinkan akses yang adil terhadap peralatan, teknologi, dan sumber daya
pembelajaran berkualitas.
5. Menyediakan desain arsitektur dan interior pembelajaran kelompok, tim, dan
individual.
6. Mendukung komunitas yang luas dan keterlibatan internasional dan pembelajaran
baik secara tatap muka maupun secara online.

Lingkungan semacam itu pada akhirnya memungkinkan untuk


pengembangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan keinginan individu,
karena jenis pembelajaran semacam itu dapat terjadi kapan saja dan dimana saja,
kapan dan dimana pembelajar menghendakinya.
B. Pembelajaran Abad ke 21
Abad 21 disebut sebagai abad pengetahuan. Pada abad 21 ini ditandai dengan
berkembangnya teknologi dan informasi yang cukup pesat dalam segala aspek
kehidupan, akibatnya pada abad ini mengalami perubahan-perubahan yang cukup
signifikan dalam berbagai bidang kehidupan. Abad 21 ini memiliki tuntutan yang
sangat tinggi untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, tuntutan ini
menyebabkan perubahan dalam tata kehidupan manusia di abad 21, sehingga
manusia di abad ini dituntut untuk memiliki keterampilan yang berinovasi dan
berkarakteristik. Menurut (Agustini, 2018) Revolusi industri 4.0 juga disebut sebagai
revolusi industri yang akan mengubah pola dan relasi antara manusia dengan mesin.
Oleh karena itu, untuk menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan pada abad global
saat ini perlunya pembelajaran dan praktek di abad 21 untuk mempersiapkan
generasi abad 21 yang berkualitas.
Pembelajaran abad ke-21 ialah pembelajaran yang mempersiapkan generasi
abad 21 untuk menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan global, yang dimana

7
pada abad ini kemajuan teknologi dan informasi berkembang sangat pesat dan
mempengaruhi segala bidang kehidupan manusia, salah satunya dalam bidang
pendidikan. Pendidikan merupakan suatu bagian dari usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan kehidupan manusia dalam memajukan pembangunan bangsa dan
negara. Pendidikan di abad 21 telah mengalami perubahan yang ditandai dengan
mengembangkan literasi baru, seperti literasi digital, literasi informasi, dan literasi
media. Pembelajaran di abad 21 berorientasikan kepada kegiatan untuk melatih
keterampilan pada peserta didik dengan mengarah kepada proses pembelajaran.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya guru untuk memberikan stimulus,
bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Oleh karena itu, sistem pembelajaran di abad 21 ini sebenarnya bukan lagi
berpusat pada pendidik (teacher-centered learning), melainkan berpusat kepada
peserta didik (student-centered learning). Hal ini bertujuan untuk memberikan
peserta didik keterampilan dalam kecakapan berpikir dan belajar di abad 21 ini, atau
yang dikenal dengan istilah “The 4C Skills” yang dirumuskan oleh Framework
Partnership of 21st Century Skills, meliputi: (1) Communication/Komunikasi; (2)
Collaboration/Kolaborasi; (3) Critical Thinking and Problem Solving/Berpikir Kritis
dan Pemecahan Masalah; dan (4) Creative and Innovative/Daya Cipta dan Inovasi
(Nabilah & Nana, 2020). Menurut (Syahputra 2018) ia berpendapat bahwa dalam
pembelajaran abad 21 memiliki empat prinsip pokok diantaranya:
a. Instruction should be student centered
Peserta didik ditempatkan sebagai subjek pembelajaran secara aktif untuk
mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya. Jadi peserta didik tidak
lagi dituntut sebagai pendengar atau penghafal materi yang diberikan oleh
pendidik, melainkan peserta didik sebagai pusat dari pembelajaran untuk
meningkatkan perkembangan dalam berpikir, pengetahuan, dan keterampilan.
b. Education should be collaborative
Peserta harus diajarkan untuk berkolaborasi dengan orang lain dengan latar
budaya dan nilai-nilai yang berbeda, yang bertujuan agar peserta didik mampu
bekerja produktif dengan orang lain, menjalankan tanggung jawab terhadap
dirinya dan orang lain, menghargai perspektif yang berbeda, serta menempatkan
empati pada tempatnya.

8
c. Learning should have context
Pendidik harus mengembangkan metode pembelajaran yang berhubungan
dengan dunia nyata, yang bertujuan agar peserta didik mampu menemukan
makna, nilai, dan keyakinannya atas apa yang telah dipelajarinya kemudian
mengimplementasikannya ke dalam dunia nyata.
d. Schools should be integrated with society
Dalam upaya mempersiapkan peserta didik yang bertanggung jawab dan peduli
terhadap sekitar, maka dari itu sekolah seharusnya memfasilitasi peserta
didiknya untuk terlibat dalam lingkungan sosial, hal ini bertujuan agar melatih
peserta didik dalam kepekaan empati dan kepedulian sosialnya terhadap
lingkungan sekitar.
Dalam praktek pembelajaran di abad 21 ini, pendidik memiliki peranan
penting, hal ini dikarenakan pendidik dituntut untuk mampu dalam merancang
sebuah sistem pembelajaran yang sesuai dengan abad 21 ini dalam segi kurikulum
maupun proses belajar-mengajarnya. Pendidik harus mampu menguasai berbagai
keterampilan yang dapat menjadikan peserta didiknya menjadi pribadi yang memiliki
keterampilan dalam berpikir kritis untuk memecahkan sebuah masalah, kolaborasi,
komunikasi, kreatif dan inovasi, serta teknologi dan konsep. Oleh karena itu,
pembelajaran di abad 21 ini lebih mengintegrasikan terhadap pengetahuan,
keterampilan, serta penguasaan dalam teknologi dan informasi. Untuk menciptakan
peserta didik dengan kecakapan tersebut, maka penerapannya melalui model
pembelajaran yang sesuai. Ada 7 model pembelajaran yang disarankan untuk
pembelajaran di abad 21 ini, diantaranya: (1) Discovery Learning; (2) Inquiry
Learning; (3) Problem Based Learning; (4) Project Based Learning; (5) Production
Based Learning; (6) Teaching Factory; (7) Model Blended Learning (Barus, 2019).
Dengan Model pembelajaran bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan
pencapaian tujuan pembelajaran dan juga dengan menerapkan salah satu model
pembelajaran ke dalam proses pembelajaran, maka diharapkan dapat meningkatkan
kualitas dalam pembelajaran sehingga dapat membantu peserta didik menciptakan
kecakapan dalam :
a. Critical Thingking (Berpikir Kritis)

9
Berpikir Kritis ialah kemampuan berpikir lebih tinggi dari sekedar
mengetahui, memahami, mengaplikasi menganalisis, mensintesis, akan tetapi
kemampuan tersebut bisa dilatih dan dikembangkan, kemudian diintegrasikan dalam
berbagai mata pelajaran yang memungkinkan untuk pengembangan berpikir tersebut.
b. Creativity Skills (Kreativitas)
Sebagaimana berpikir kritis, berpikir kreatif merupakan bagian dari
pembelajaran kecakapan abad 21. Sudarma mengungkapkan bahwa kemampuan
berpikir kreatif merupakan kemampuan yang menyebabkan seorang individu dapat
melahirkan suatu ide atau gagasan baru atau gagasan kreatif mengenai sesuatu hal.
Oleh karena itu seseorang yang kreatif jika dihadapkan sebuah masalah akan mampu
memunculkan gagasan pemecahannya.
c. Collaboration Skills (Berkolaborasi)
Kegiatan terakhir dalam pembelajaran kecakapan abad 21 yaitu keterampilan
berkolaborasi. Kolaborasi dan kerjasama dapat dikembangkan melalui pengalaman
siswa yang ada di dalam sekolah, antar sekolah, dan di luar sekolah. Siswa dapat
berkolaborasi pada tugas seperti berbasi proyek yang autentik. Redhana mengatakan
berkolaborasi dengan orang lain meliputi (1) mampu bekerja secara efektif dan
menghargai anggota tim yang berbeda,(2) menunjukkan fleksibilitas dan keinginan
untuk menjadi orang yang berguna dalam melakukan kompromi untuk
mencapaitujuan umum, dan (3) memikul tanggung jawab dalam pekerjaan
kolaboratif dan menghargai kontribusi dari setiap anggota tim.
C. Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran
Memasuki abad 21 masyarakat pun kemudian mengalami perubahan baru
secara revolusioner, sebagai implikasi perubahan dari cetak ke elektronik, dan
kemudian dari sistem analog menjadi digital. Perubahan sistem itu kemudian menjadi
penyebab fundamental perubahan masyarakat ke arah apa yang dikenal sebagai
masyarakat digital. Dalam dunia pembelajaran pun juga mengikuti perkembangan
ini, sehingga peran teknologi dan media semakin besar dalam proses pendidikan.
Peran teknologi dan media kemudian menjadi sangat besar dalam proses
pembelajaran abad 21 dan berbagai implikasinya. Semua itu kemudian mengubah
hubungan antara guru, teknologi, dan media dalam suatu proses pembelajaran.

10
Teori yang menjelaskan peran teknologi dan media dalam suatu proses
komunikasi pembelajaran yaitu disebut sebagai determinisme teknologi dan media,
yaitu anggapan bahwa teknologi dan media adalah berperan sangat menentukan
dalam proses komunikasi pembelajaran. Salah satu tokoh penting dalam teori
determinisme teknologi ini antara lain adalah Marsal McLuhan yang meyakini
bahwa teknologi komunikasi berperan menentukan dalam efektivitas komunikasi.
Salah satu dalilnya yang terkenal adalah “media adalah pesan itu sendiri”. Asumsi ini
kemudian yang mendasari dalam teori-teori efek media, yang berasumsi bahwa
media berperan sangat menentukan dalam proses komunikasi pembelajaran. Media
secara mandiri dapat menjalankan fungsi atau peran memindahkan pengetahuan
dalam suatu proses pembelajaran secara efektif. Beberapa karakteristik atau ciri-ciri
teori determinisme teknologi dan efek media ini antara lain:
a. Komunikasi pembelajaran bersifat searah atau dalam hubungan asimetris.
b. Media sangat berpengaruh, sehingga mendominasi dalam proses pembelajaran.
c. Media dipandang efektif dalam memindahkan pesan pembelajaran secara searah.
d. Khalayak atau siswa bersifat pasif dan senantiasa menerima secara apa adanya
pesan yang
disampaikan oleh media.
e. Peran guru dapat digantikan oleh media dalam suatu proses pembelajaran. Jadi
dalam suatu proses pembelajaran, peran teknologi dan media sangat menentukan dan
bisamenggantikan peran guru dalam menjalankan tugas-tugas mengajarnya.
Dalam abad 21 ini, argumen determinisme teknologi dan efek media ini
sesuai dengan asumsi cyber optimists. Fakta menunjukkan bahwa sekarang ini
antusiasme belajar berbasis TIK cukup tinggi. Antusiasme guru, murid, dan satuan
pendidikan yang begitu tinggi terhadap kehadiran pendidikan era digital ini
mengintimidasi adanya kesesuaian dengan asumsi kubu cyber optimist. Situasi
optimistik ini juga ditunjukkan oleh pemerintah yang sangat yakin bahwa dengan
digitalisasi pendidikan akan mampu menciptakan generasi era 21 yang sering disebut
sebagai generasi emas.Oleh karena itu pemerintah sangat yakin bahwa dengan
teknologi akan membawa berkah bagi pengembangan sumber daya manusia
Indonesia melalui proses pembelajaran dan pendidikan pada umumnya. Sebagaimana
asumsi kaum cyber optimists, yakin bahwa perkembangan teknologi informasi akan

11
menghasilkan pendataran piramida penguasaan informasi sehingga setiap warga
negara akan memiliki informasi yang memadai untuk mengambil keputusan. Ada
tiga alasan pokok yang menyertai optimisme ini.
1) teknologi informasi ini akan membuka akses lebar-lebar pada semua lapisan
masyarakat karena teknologi informasi ini akan mengurangi secara drastis biaya
untuk memperoleh informasi. Harga komputer semakin murah dan akses
terhadap internet pun semakin mudah.
2) sekali seseorang memiliki sambungan internet, informasi yang diperlukan untuk
keperluan pembuatan kebijakan politik dan individual akan dengan mudah
didapatkan melalui internet.
3) sifat interaktif media baru ini juga akan memperbaiki tingkat responsiveness dan
akuntabilitas berbagai lembaga politik (termasuk pemerintah) karena warga dan
berbagi kelompok sosial yang ada dalam masyarakat bisa berpartisipasi secara
lebih efisien dalam berbagai bentuknya.
Fakta antusiasme dunia pendidikan terhadap kehadiran era digital ini juga
semakin menegaskan, bahwa argumen teoretik kubu determinisme teknologi dan
media efek terus menjadi dasar baik secara paradigmatik maupun teoretik bagi
pengambilan kebijakan di bidang pendidikan. Oleh karena itu tidak mengherankan
jikapemerintah akan terus mengeluarkan kebijakan untuk mendorong digitalisasi
pendidikan melalui berbagai program pembelajaran berbasis ICT (Information and
Communication Technology) agar guru memiliki keterampilan membuat
content/materi belajar atau mengembangkan materi berbasis TIK dalam
pembelajaran.
Perkembangan TIK dalam pembelajaran semakin mendorong lembaga sekolah
memanfaatkan teknologi canggih ini. TIK berperan dalam memberikan kontribusi
terhadap kualitas pembelajaran, sebagai bagian dari revolusi industri 4.0 siapa pun
tidak bisa menghindar terhadap hadirnya gelombang baru ini. Dari sudut pandang
teknologi pendidikan, TIK memang terbukti memiliki sumber daya besar untuk
membantu peningkatan kualitas pembelajaran. Menurut (Salma dkk., 2016), TIK
sebagai media pembelajaran yang memiliki keunggulan sebagai media komputer
yang memiliki fungsi multimedia (suara, visual, warna, tulisan, simbol atau lambang-
lambang informal lain), mampu:

12
a) Memperbesar objek jutaan kali dengan menggunakan mikroskop kamera,
sehingga hasilnya dapat dilihat dengan jelas.
b) Menyajikanbendaatauperistiwayangjauhkehadapanpeserta melalui ilustrasi,
ilustrasi atau program video.
c) Menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung dengan cepat atau
sangat lambat menjadi lebih sistematis dan seherhana.
d) Menampung sejumlah besar peserta untuk mempelajari materi pelajaran dalam
waktu yang sama.
e) Menyajikan benda atau peristiwa berbahaya ke hadapan siswa tanpa risiko.
Meningkatkan daya tarik terhadap pelajaran dan perhatian peserta melalui
penyajian pesan atau peristiwa tertentu
f) Memberikan pengamatan langsung kepada siswa tentang suatu kejadian atau
peristiwa.
g) Meningkatkan sistematika pengajaran, karena semua program sudah tersusun
sesuai rancangan.
h) Memberikan sajian yang bersifat interaktif, sehingga siswa merasa seperti
berinteraksi dengan guru atau temannya.
Kehadiran TIK ini juga tidak harus dihadapkan pada peran guru, karena TIK
bisa berjalan secara paralel dan saling mengisi di antara peran guru dan peran
teknologi serta media untuk memecahkan problem pembelajaran. Jadi secara
optimistik, TIK memang berpotensi memberikan peran signifikan bagi proses
pembelajaran. Sebagaimana diungkapkan oleh (Salma, 2016). kehadiran TIK sebagai
media pembelajaran banyak membantu guru dalam berbagai hal, antara lain:
a. Meningkat interaksi. Dalam hal ini keberadaan media merupakan medium
antara pesan dengan siswa, antara guru dangan siswanya. Dengan demikian
kehadiran media akan meningkatkan kualitas interaksi antarsiswa guru dan
siswa, siswa dan pesan.
b. Pembelajaran menjadi lebih menarik. Dengan media pembelajaran dapat
membangkitkan keingintahuan siswa, merangsang siswa untuk berekasi
terhadap penjelasan guru. Siswa bisa menjadi lebih aktif.
c. Pengelolaan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Dengan adanya media
pembelajaran, guru dapat terbantu untuk tidak perlu banyak menulis atau

13
mengilustrasikan di papan tulis. Ilustrasi dan tulisan dengan cepat diambil alih
oleh peran komputer.
d. Meningkatkan kualitas pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran secara
benar, tidak hanya membuat proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan
fisien tetapi juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara
menyeluruh.
e. Proses pembelajaran dapat dilaksanakan di mana pun dan kapan pun. Program
audio, video, komputer (offline dan online) adalah media pembelajaran yang
dapat digunakan di mana saja dan kapan saja sesuai dengan kondisi dan situasi
guru dan siswa.
f. Menimbulkan sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran.
Pengenggunaan media yang dirancang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa
dapat menimbulkan sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran.
Hal ini terjadi, karena media dapat menyajikan pesan dengan konkret disertai
dengan contoh-contoh yang dapat meyakinkan siswa akan kebenaran suatu ilmu
peengetahuan yang dipelajari (Salma, 2016). TIK itu sendiri juga bisa berfungsi
sebagai media pembelajaran, yaitu apa yang dikenal sebagai media baru yang
berbasis pada web. Melalui sistem jaringan atau internet, TIK menyediakan fasilitas
media pembelajaran secara lengkap dan mudah diakses jika memiliki gawai berbasis
android. Sebagai media yang terkoneksi dengan internet (jaringan) TIK berperan
memberikan kontribusi pada pembelajaran, antara lain:
1. Mampu memberikan layanan informasi pembelajaran berbasis internet.
2. Menjadi media dalam model pembelajaran berbasis web (online)
3. Menjadi media dalam penyelenggaraan e-learning.
4. Menjadi media dalam sistem pendidikan dan pembelajaran jarak jauh.

D. Desain Media Pembelajaran Inovatif


a. Blended Learning
Blended learning istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang terdiri dari
dua suku kata, blended dan learning. Blended merupakan campuran, kombinasi yang
baik. Sedangkan learning merupakan pembelajaran. Blende learning merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka
dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam

14
pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan peserta didik. Pelaksanaan
pembelajaran ini memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang
berbasis web, dengan tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka. Dengan pelaksanaan
blended learning, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman
sumber belajar yang mungkin diperoleh. Menurut Thorne 2003, blended learning
adalah perpaduan dari teknologi multimedia, CD-ROM video streaming, kelas
virtual, voicemail, e-mail dan teleconference, animasi teks online, dan video
streaming. Dalam blended learning, semua itu dikombinasikan dalam kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu blended learning menjadi solusi yang tepat dan bisa
disesuaikan dengan kebutuhan pembelajar. Seperti yang dikatakan Smaldino, bahwa
blended dilakukan ketika macthing dengan situasi peserta didik. Dalam kegiatan
pembelajaran, blended learning sangat berpotensi menciptakan pengalaman bagi
pembelajar. Karena blended learning membantu merepresentasikan keuntungan
untuk dapat menciptakan pengalaman belajar tersebut, di mana dari pengalaman
yang diperoleh, pembelajar dapat memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi bagi pembelajar itu sendiri. Tanpa memerhatikan jarak dan waktu,
blended learning dapat menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.

b. Pembelajaran Inovatif Berbasis Multimudia


Saat ini pengembangan teknologi informasi banyak menciptakan berbagai
aplikasi-aplikasi baru terkait dengan pendidikan. Baik yang menyangkut proses
manajemen ataupun proses pembelajaran di kelas. Sistem pembelajaran berbasis
multimedia membuat penyajian materi di kelas lebih menarik, bervariasi dan
menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran mudah dicapai. Dengan menggunakan
komputer, laptop, tablet, ataupun smartphone seorang peserta didik dapat
mempelajari materi yang disampaikan secara mandiri dan bisa mengeksplorasi
berbagai referensi ilmu dari internet.
Definisi multimedia merupakan media presentasi yang dinamis dan interaktif
dengan mengkombinasikan antara teks, animasi, grafik, audio, dan video.
Kelengkapan multimedia sangat berperan dalam proses pembelajaran, karena
informasi atau ilmu yang disampaikan bersifat komunikatif dan interaktif.

15
Pembelajaran tidak hanya disampaikan melalui metode ceramah, baca buku, atau
mencatat. Namun, proses penyampaian bisa dilihat, didengar, dan dirasakan dalam
bentuk animasi dan simulasi yang menumbuhkan minat dan konsentrasi peserta
didik. Teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang seiring dengan
semakin maraknya globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi
berlangsung dengan cepat. Pengaruh globalisasi ini berdampak positif dan negatif
pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara dapat saling bertukar informasi,
ilmu pengetahuan, dan teknologi. Namun, di lain pihak, hal ini menimbulkan digital
devide atau perbedaan mencolok antara yang mampu dan yang kurang mampu dalam
akses penggunaan ICT.
Internet adalah media yang sangat efektif dalam upaya update informasi dan
mencari transfer ilmu pengetahuan bagi pendidik yang tidak mampu mengoperasikan
komputer dan tidak tahu tentang internet, sedangkan di dunia maya (internet)
tersebut banyak sekali yang bisa didapatkan. Informasi di internet sangat lengkap,
dari yang bertaraf nasional hingga internasional semuanya dapat diperoleh dengan
mudah.

E. Teknologi Pendidikan Masa Depan


a. E-Learning
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa arus perubahan,
baik perubahan dalam bidang pendidikan, perdagangan, hingga pemerintahan. Kini,
diera globalisasi tidak bisa dipungkiri bahwa seiring berkembangnya teknologi yang
berbasis digital application, sistem interaksi sosial di masyarakat mulai tergerus.
Teknologi yang semakin pesat, mempermudah masyarakat dalam melakukan
aktivitas. Perkembangan teknologi dan informasi masa kini menawarkan banyak
kemudahan. Masyarakat diberikan fasilitas penunjang dalam kegiatan sehari-hari
sehingga memudahkan masyarakat dalam beraktivitas. Dengan mudahnya akses
komunikasi, hal tersebut menunjang dalam dunia pendidikan. Penerapan teknologi
komunikasi dan informasi di dunia pendidikan menjadi suatu hal yang diwajibkan.
Pasalnya, kini setiap sekolah maupun citivas akademi lainnya telah menggunakan
teknologi sebagai penunjang kegiatannya.

16
Di era globalisasi yang berbasis digital application dalam dunia pendidikan,
hal ini akan membantu jalannya proses pembelajaran dan juga bisa meningkatkan
hasil kinerja. Semakin banyaknya pengguna teknologi dalam dunia pendidikan akan
mengakibatkan perubahan model pembelajaran. Karena hal tersebut lebih efektif dan
efisien, tanpa memerlukan banyak waktu dan tenaga. Sehingga lambat laun
masyarakat akan lebih memilih sistem pembelajaran online daripada pembelajaran
konvensional (tatap muka).
Model pembelajaran yang diberikan dalam teknologi untuk dunia pendidikan
dirasa cukup efektif. Pendidikan jarak jauh (distance learning) antara guru dan murid
yang berada tidak dalam satu tempat atau hubungan jarak jauh. Teknologi juga
memberikan banyak pilihan pembelajaran lainnya yang dapat dinikmati khalayak
umum dengan sangat mudah. Sekarang kita juga tengah merasakan kemudahan
belajar hanya dengan mengakses aplikasi digital seperti e-journal, e-library dan
sebagainya.Salah satu model pembelajaran yang telah diterapkan oleh beberapa
masyarakat adalah model e-learning. E-learning merupakan bentuk model
pembelajaran yang difasilitasi dan didukung pemanfaatannya teknologi informasi
dan komunikasi. Istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk
membuat sebuah transformasi proses pembelajaran yang ada di sekolah atau
perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang dijembatani teknologi internet (Munir,
2009 ).

b. Artificial Intelligence Atau Kecerdasan Buatan


Artificial Intelligence merupakan sebuah trend perkembangan teknologi
mutakhir, bahkan memegang peranan kunci dalam perkembangan teknologi.
Pemikiran tentang artificial intelligence berawal dari sebuah filosofi bahwa
kecerdasan manusia dapat diterapkan dalam teknologi. Bukti akan hal tersebut adalah
bahwa dimana saat ini perkembangan teknologi dapat membuat terperangah akan
kecerdasan buatannya sendiri. Contoh kecil misalnya, dalam hal perhitungan,
kalkulator memiliki kecepatan dan keakuratan yang lebih tepat daripada perhitungan
manual manusia itu sendiri. Perkembangan komputer dan robotika, serta teknologi
lain, membuat manusia cemburu terhadap hasil ciptaannya sendiri.

17
Artificial Intelligence (AI) atau kepintaran buatan ini dapat didefinisikan
sebagai suatu mesin atau alat pintar (biasanya adalah suatu komputer) yang dapat
melakukan suatu tugas yang bilamana tugas tersebut dilakukan oleh manusia akan
dibutuhkan suatu kepintaran untuk melakukannya. Definisi ini tampaknya kurang
begitu membantu, karena beberapa ahli berpendapat, kepintaran seperti apakah yang
dapat dikategorikan sebagai artificial intelleigence.
Menurut Avron Barr dan Edward E. Feigenbaum, Artificial Intellegence adalah
sebagian dari komputer sains yang mempelajari (dalam arti merancang) sistem
komputer yang berintelegensi, yaitu sistem yang memiliki karakteristik berpikir
seperti manusia. Kecerdasan buatan (bahasa Inggris: Artificial Intelligence)
didefinisikan sebagai kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Sistem
seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke
dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat
dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan
antara lain sistem pakar, permainan komputer(games), logika fuzzy, jaringan syaraf
tiruan dan robotika.
Dalam lingkup pendidikan, AI bisa berperan dalam banyak aspek, seperti
yang dikatakan oleh Direktur SEAMEO, Ethel Agnes yang meyakini AI dapat
mempermudah kinerja guru terutama dalam urusan administratif seperti menentukan
nilai akhir berdasarkan bobot penilaian. AI juga dapat mempermudah guru dalam
melangsungkan KBM dan berbagai aktivitas pembelajaran lainnya. AI diyakini dapat
membantu manusia untuk belajar dengan lebih baik dan mencapai tujuan pendidikan
dengan lebih efektif. Sehingga tidak heran saat ini banyak inovasi dan
terobosan berbasis AI yang sedang dan akan diterapkan dalam menunjang proses
pembelajaran agar lebih praktis dan efektif.
Berikut penerapan Artificial Intelligence dalam pendidikan.
1. Mentor Virtual
Fungsi AI yang saat ini sudah cukup banyak diterapkan pada berbagai
platform teknologi pendidikan terutama yang berbasis daring, yaitu sebagai
mentor virtual. AI bisa memberikan umpan balik dari aktivitas belajar dan
latihan soal para siswa, kemudian memberikan rekomendasi materi yang perlu
dipelajari kembali layaknya seorang guru atau tutor. Salah satu contoh

18
penerapannya adalah Blackboard, alat yang banyak digunakan di perguruan
tinggi Eropa dan Amerika. Alat AI ini banyak digunakan para profesor/dosen
untuk mempublikasi catatan, pekerjaan rumah, kuis, dan tes yang
memungkinkan siswa dapat mengajukan pertanyaan dan tugas untuk proses
penilaian.
2. Voice Assistant (VA)
Teknologi AI yang satu ini memiliki kemiripan dengan mentor virtual. Hanya
saja Voice Assistant lebih mengandalkan fungsi suara sebagai pusat interaksi
dan komunikasi. Voice
Assistant juga merupakan salah satu teknologi AI yang paling banyak dikenal
dan dimanfaatkan diberbagai bidang, termasuk pendidikan. Contoh voice
assistant yang umum dikenal seperti Google Assistant (Google), Siri (Apple),
Cortana (Microsoft), dan lainnya. Voice Assistant memungkinkan para murid
bisa mencari materi, referensi soal, artikel, sampai buku dengan hanya berbicara
atau menyebutkan kata kunci. Selanjutnya VA akan memunculkan informasi
yang hendak dicari sesuai dengan kata kunci yang disebutkan. Selain
menyajikan informasi dalam bentuk teks dan gambar, Voice Assistant juga bisa
berbicara dan menjelaskan informasi yang Anda butuhkan layaknya asisten
pribadi. Dengan begitu, para murid bisa belajar dengan mandiri tanpa khawatir
akan mengalami kebingungan walaupun tanpa didampingi guru/tutor, karena
dengan memanfaatkan VA, segala hal dan informasi yang kurang dipahami bisa
disajikan hanya dengan suara.
3. Smart Content
Merupakan teknologi AI yang berfungsi membagi dan menemukan konten
materi dan buku digital yang sudah diprogram secara virtual dengan lebih mudah
dan cepat. Contoh umum penerapan teknologi ini terdapat di berbagai
perpustakaan digital saat ini, baik di sekolah, perguruan tinggi, maupun
perpustakaan umum. AI bisa menemukan dan mengkategorikan buku yang Anda
cari secara cepat dan terstruktur. Bahkan Anda akan diberikan rekomendasi buku
dankonten lain yang relevan dengan apa yang sedang Anda cari. Contoh
teknologi smart content yang sudah dipakai seperti Cram101 yang memiliki
fungsi memecah buku teks digital menjadi beberapa bagian spesifik. Sehingga

19
buku tersebut bisa terdiri dari ringkasan bab, tes, dan sebagainya. Kegunaannya
adalah agar pengguna bisa mencari informasi yang lebih spesifik sesuai
kebutuhannya.
4. Presentation Translator
Teknologi yang satu ini memiliki kemiripan dengaVoice Assistant, yaitu
mengandalkan suara dalam menjalankan fungsinya. Hanya saja Presentation
Translator memiliki spesifikasi kegunaan untuk menjelaskan atau
mempresentasikan sebuah teks dari bahasa yang berbeda ke dalam bahasa yang
Anda inginkan. Sehingga pengguna hanya perlu mendengarkan berbagai macam
teks pidato, artikel, atau buku digital tanpa perlu membaca. Jadi, dengan AI
Speech Recognition ini, pengguna dapat mendengar dalam bahasa ibu mereka.
Anda bisa membaca dan memahami jurnal, artikel, maupun buku dari bahasa
apapun dengan lebih mudah dan cepat. Teknologi ini juga memiliki peran
penting bagi mereka yang memiliki keterbatasan dalam hal bahasa dan
penglihatan, sehingga teknologi ini sudah banyak diadopsi untuk berbagai
macam kebutuhan.
5. Global Courses
Global Courses adalah paltfom dimana pengguna atau murid bisa mencari dan
mengikuti kursus daring dari seluruh dunia. Terdapat berbagai kursus gratis dan
terbuka yang bisa dicoba saat ini dengan beragam fitur dan konten yang
menarik, interaktif dan terstruktur. Contoh kursus yang sudah menerapkan
teknologi AI seperti kursusUdemy, Google AI, Alison, Khan Academy,
Duolingo, dan lainnya. Ciri khas kursus yang sudah menggunakan teknologi AI
adalah terdapat fitur personalisasi yang memungkinkan Anda akan mendapatkan
pemberitahuan mengenai kemajuan kursus, materi yang perlu dipelajari,
akumulasi tes, total nilai, rekomendasi kursus yang relevan dan berbagai fitur
lainnya.

6. Automatic Assessment

20
Saat ini AI banyak digunakan untuk keperluan asesmen dan koreksi soal
otomatis secara online. Penggunaan fitur seperti ini memudahkan guru dan tutor
menyiapkan dan mengadakan kuis maupun ulangan secara mudah dan praktis.
Guru dan tutor tidak perlu lagi harus membuat soal dan mengoreksi soal secara
manual.

7. Personalized Learning
Penerapan teknologi ini sudah cukup umum ditemui. Personalized
Learning sebenarnya memiliki kemiripan dengan contoh teknologi AI lainnya.
Pada intinya teknologi AI ini memungkinkan para siswa atau pengguna
mendapatkan layanan layaknya asisten pribadi. AI akan mengumpulkan data
dari aktivitas belajar yang sudah dilakukan oleh pengguna, dan kemudian akan
memberikan alternatif solusi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna. AI juga akan memberikan rekomendasi konten, memberitahu jadwal
belajar pengguna, dan berbagai fungsi penting lainnya. AI akan belajar untuk
mengoptimalkan cara belajar pengguna agar proses belajar bisa lebih baik dan
efektif. Contoh penerapan Perzonalized Learning, adalah seperti yang sudah
diterapkan oleh Khan Academy, Duolingo, Ruanguru, dan lainnya.
Teknologi AI memang membawa dampak yang signifikan dalam
peningkatan kualitas dan pola pembelajaran menjadi lebih praktis dan efektif.
Pendiri Microsoft Bill Gates juga meyakini bahwa pemanfaatan AI dalam
bidang pendidikan bisa memberikan banyak manfaat dan kemudahan yang
membuat proses pendidikan bisa menjadi lebih baik dalam berbagai aspek. Hal
ini juga sudah dibuktikan dengan berbagai penelitian dan penerapan oleh
berbagai platform edutech yang memang setelah menggunakan teknologi AI bisa
memberikan dampak signifikan dalam peningkatan kualitas dan efektivitas
pembelajaran. Tetapi yang harus digarisbawahi bahwa teknologi sampai
kapanpun fungsinya hanya sebagai alat, tentunya tidak akan sepenuhnya dapat
menggantikan peran seorang guru. Misalnya berkaitan dengan aspek afektif dan
moral yang melibatkan perasaan dan psikologis tentu saja hanya bisa dilakukan
oleh sosok guru.

21
F. Kelebihan dan Kekurangan Pemanfaatan Inovasi dan Teknologi Pendidikan
a) Mampu meningkatkan minat pelajar terhadap mata pelajaran
Pemanfaatan hasil inovasi dan teknologi mampu memberikan situasi yang nyata
pada proses pembelajaran. Selama ini pelajar dituntut untuk memiliki kemampuan
verbalisme yang tinggi pada hal-hal yang abstrak. Verbalisme adalah hal sangat sulit
sekali dan membosankan bagi pelajar jika terus menerus dipacu di sekolah.
Penggunaan inovasi dan teknologi berupa instrumen yang mampu mengajak pelajar
belajar ke dunia nyata melalui visualisasi akan mampu menurunkan rasa bosan
pelajar dan meningkatkan minatnya pada mata pelajaran.

b) Transfer informasi lebih utuh


Hasil inovasi berupa instrumen bantu pendidikan akan memberikan data atau
informasi yang utuh, hal ini terlihat pada aktifnya indera pelajar, baik indera
penglihatan, pendengaran dan penciuman, sehingga pelajar seakan-akan menemui
situasiyang seperti aslinya. Hasil inovasi dan teknologi akan melengkapi gambaran
abstrak yang sebelumnya dipahami pelajar dan membetulkan pemahaman yang salah
mengenai informasi yang didapatkan dari teks. Pada kasus pengadaan hasil inovasi
dan teknologi pada laboratorium, dengan memanipulasi objek dan situasi penelitian
sedemikian rupa, maka objek dan situsi tersebut seakan-akan sesuai dengan
fenomena.
c) Hasil inovasi dan teknologi akan merangsang pelajar untuk lebih berpikir secara
ilmiah
Dalam mengamati gejala masyarakat atau gejala alam yang menjadi objek
kajian dalam belajar, hasil inovasi dan teknologi dikembangkan dengan kerangka
berpikir ilmiah berupa langkah rasional, sistematik, dan konsisten. Secara tidak
langsung hasil-hasil inovasi dan teknologi akan merangsang pelajar untuk membantu
pelajar dalam mengidentifikasi masalah, observasi data, pengolahandata serta
perumusan hipotesis. Kegiatan tersebut tidak hanya hanya memperkuat ingatan
terhadap informasi yang diserap, tetapi juga berfungsi sebagai pembentukan unsur
kognitif yang menyangkut jenjang pemahaman. Hasil inovasi dan teknologi akan

22
merangsang kreativitas pelajar. Ada beberapa hasil inovasi dan teknologi pendidikan
yang dapat digunakan secara mandiri oleh pelajar, dimana siswa dapat
mengembangkan kreativitasnya serta imajinasi dan daya nalarnya dalam memahami
materi yang diajarkan. Di sini, kelancaran, keluwesan, orisinalitas dan keunikan
pelajar dalam berpikir akan terpacu.

Beberapa kelebihan lain dari pembelajaran berbasis teknologi menurut


(Wena, 2014) adalah sebagai berikut:
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah
2. Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi
3. Menyediakan pilihan isi pembelajaran yang banyak dan beragam.
4. Mampu membangkitkan motivasi dalam belajar.
5. Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan baik.
6. Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap materi yang
disajikan.
7. Merangsangsiswabelajardenganpenuhsemangat,materiyang disajikan mudah
dipahami oleh siswa.
8. Siswa mendapat pengalaman yang bersifat konkret, retensi siswa meningkat
9. Memberi umpan balik secara langsung
10. Siswa dapat menentukan sendiri laju pembelajaran
11. Siswa dapat melakukan evaluasi sendiri
Di samping itu, pembelajaran berbasis teknologi juga memiliki beberapa
kekurangan. Menurut (Wena 2011) mengemukakan beberapa kelemahan diantaranya
yaitu:
1. Hanya efektif jika digunakan satu orang atau kelompok kecil. Kelemahan ini
sudah diatasi karena saat ini pengadaan komputer sangat mudah.
2. Jika tampilan fisik isi pembelajaran tidak dirancang dengan baik atau hanya
merupakan tampilan seperti pada buku teks biasa, pembelajaran melalui media
komputer tidak akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa (siswa cepat
bosan).
3. Guru yang tidak memahami aplikasi program komputer tidak dapat merancang
pembelajaran lewat media komputer, ia harus bekerja sama dengan ahli program

23
komputer grafis, juru kamera dan teknisi komputer yang mendukung terlaksana
pembelajaran

24
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berkaitan dengan pembelajaran Abad ke-21, lingkungan pembelajaran Abad
ke-21 merupakan sistem pendukung yang mengorganisasi kondisi terbaik dimana
manusia dapat belajar; sistem yang mengakomodasi kebutuhan belajar spesifik dari
masing-masing pembelajar dan mendukung hubungan positif manusia yang
diperlukan bagi pembelajaran efektif. Lebih lanjut dinyatakan bahwa lingkungan
pembelajaran adalah struktur, peralatan, dan komunitas yang menginspirasi siswa
dan pendidik untuk mencapai pengetahuan dan keterampilan yang dituntut oleh Abad
ke-21.Keterampilan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dalam
pembelajaran sehingga dapat membantu peserta didik menciptakan kecakapan dalam
Critical Thingking (Berpikir Kritis), Creativity Skills (Kreativitas), dan
Collaboration Skills (Berkolaborasi). Desain media pembelajaran inovatif dapat
berbentuk blended learning dan pembelajaran inovatif melalui multimedia. Adapun
teknologi Pendidikan masa depan adalah pembelajaran yang berbetuk E-Learning
dan juga Artificial Inteligence atau kecerdasan buatan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, K. P., & Purwanti, S. (2019, September). Integrasi kecakapan abad 21 dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran sekolah dasar. In Seminar Nasional
Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (pp. 465-472).
Hilir, Alwi. (2021). Teknologi Pendidikan di Abad 21. Jawa Tengah: Lakeisha
Hilir, Alwi. (2021). Pengembangan Teknologi Pendidikan Peranan Pendidik dalam
Menggunakan Media Pembelajaran. Jawa Tengah: Lakeisha
Hutagalung, T. H. (2019). Mengembangkan Keterampilan Abad 21 Dalam
Pembelajaran Kompetensi Keahlian RPL Mata Pelajaran Pemrograman
Dasar.
Kuncahyono, Suwandayani, B. I, Muzakki, A. (2020). Aplikasi E-Test “That Quiz”
Sebagai Digitalisasi Pembelajaran Abad 21 Di Sekolah Indonesia
Bangkok. Lectura : Jurnal Pendidikan, 11(2), 153-166.
Muhali. (2019). Pembelajaran Inovatif Abad Ke-21. Penelitian dan Pengkajian Ilmu
Pendidikan: e-Saintika, 3(2), 25-50.
Prayogi, R. D. (2020). Kecakapan Abad 21: Kompetensi Digital Pendidik Masa Depan.
Manajemen Pendidikan, 14(2).
Redhana, I. W. (2019). Mengembangkan keterampilan abad ke-21 dalam pembelajaran
kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 13(1), 2239-2253.
Zubaidah, S. (2016, December). Keterampilan abad ke-21: Keterampilan yang diajarkan
melalui pembelajaran. In Seminar Nasional Pendidikan 2(2), 1-17

26

Anda mungkin juga menyukai