Dosen pengampu
Disusun oleh
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak moch. Tohet M.Pd.I selaku dosen
pembimbing mata kuliah Ilmu Hadits yang telah membantu kami baik secara moral maupun
materi sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul PENGETAHUAN DASAR
HADITS DHOIF DAN PEMBAGIANNYA.
penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................2
a) Latar Belakang..............................................................................................2
b) Rumusan Masalah.........................................................................................2
c) Tujuan Masalah.............................................................................................2
a) Kesimpulan ..................................................................................................8
b) Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hadits adalah sumber ilmu dan pengetahuan setelah merujuk pada Al-qur’an, dengan
posisi penting seperti itu hadits haruslah bersih dari hal yang dusta atau meragukan,
hingga manusia tidak salah dalam menjadikannya pedoman dan hujjah, faktor faktor
yang mendorong kodifikasi secara garis besar seperti pentingnya menjaga hadits,
menjaga autensitas dan eksistensi hadits, semangat untuk menjaga hadits, dan
memilih dan memilah hadits yang dapat dipakai pedoman dan hadits yang tidak dapat
dijadikan pedoman, yang jika dilihat dari segi kualitasnya, hadits dibagi menjadi tiga
yaitu hadits shohih, hadits hasan, hadits dho’if, hadits dho’if ini cukup banyak
kreteria, macam, dan ragamnya hingga membutuhkan bab tersendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
a) Apa Pengertian Hadits Dho’if
b) Bagaimana Hukum Meriwayatkan Hadits Dho’if
c) Bagaimana Hukum Mengamalkan Hadits Dhoif
d) Apa Saja Macam Macam Hadits Dho’if
C. TUJUAN MASALAH
a) Mengetahui Pengertian Hadits Dho’if
b) Memahami Hukum Meriwayatkan Hadits Dho’if
c) Mengetahui Hukum Pengamalan Hadits Dho’if
d) Mengetahui Macam Macam Hadits Dhoif
2
BAB II
PEMBAHASAN
Hadits dhoif menurut istilah adalah hadits yang tidak memenuhi kreteria hadits
makbul1, kelemahan hadits dhoif ini karena sanad dan matannya tidak memenuhi
hadits shohih dan hasan. Nama lain dari hadits dhoif adalah hadits mardud.
Contoh hadits dhoif: Hadits yang diriwayatkan oleh at-tirmidzi melalui jalan hakim
al-atsram dari abua tamimah dari abu hurairah dari nabi bersabda:
Dalam sanad hadits tersebut terdapat seorang dhoif yaitu hakim al-atsram yang dinilai
dhoif oleh para ulama. Al-hafidz ibnu hajar dalam taqrib al-tadzhib memberikan
komentar ‘’padanya (hakim al-atsram) lemah’’2
Hukum periwayatan hadits dho’if adalah boleh asalkan menjelaskan kedho’if annya,
dan para ulama memperbolehkan meriwayatkan hadits dho’if tanpa menjelaskan
kedho’if annya dengan 6 syarat3
1
H.Zeid B. Smeer, Lc., M.A. Ulumul Hadis. UIN-Malang Press.Malang.2008
2
Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. ulumul hadits sinar grafika offset.Jakarta.2008
3
Fauz ahmad az-zamrali taqrirotu as-saniyah Daar AR-rohmah Al-Islamiyah. Lebanon,1982
3
b)Haditsnya berupa nasehat
c) Haditsnya menerangkan keutamaan amal
d)Haditsnya tidak menjelaskan sifat Allah dan akidah
e) Hadits nya tidak menersngkan haram dan haram ataupun semua hukum syariat
f) Haditsnya tidak berupa hadits maudhu’ atau tigkat kedoifan yang parah
Hadits yang dikatakan Dho’if oleh ulama,sebenarnya tidak selalu bermakna tertolak,
ada dhoif yang masih bisa diamalkan, hadits saat dihukumi dhoif perlu diketahui sebab
sebab kedho’ifa annya karna sebab tersebut mempengaruhi kualitas sebuah hadits.
Apabila telah diketahui bawa hadits memiliki kualitas hadits yang bertingkat
tingkat, maka menurut pendapat yang masyhur BOLEH mengamalkan sebuah hadits
dhoif dengan syarat
a) Untuk fadhoilul a’mal, dan tidak dapat dijadikan sebagai landasan hukum
b) Hadits tersebut ada di bawah naungan hadits yang diketahui kebenarannya, baik dari
ayat maupun hadits shohih.
c) Saat mengamalkannya tidak meyakini keabsahan dari nabi muhammad, tetapi karna
hati-hati4
4
Ajaj al-khatib mukhtasor al-wajiz fi..... hal 157-160
4
tidak baik dan tidak sah dari segi makna yaitu bahwa hadist itu
bertentangan dengan Al-Qur’an hadist mutawattir dan Ijma’.
Sebab sebab terjadinya hadits maudhu’:
Tidak adanya agama
Condong pada suatu madzhab
Mengikuti hawa nafsu penguasa
Kurangnya pengetahuan
b) Hadist Matruk
Hadist Matruk adalah hadist yang pada sanadnya ada seorang rawi yang
tertuduh dusta.
Seorang rawi yang tertuduh dusta, bila ia bertaubat dengan sungguh-sungguh
dapat diterima keriwayatan hadistnya.
Sebab sebab rowi dituduh pendusta
a) Hadits yang diriwayatkan menyelisihi tiang agama
b) Berkata bohong dan diketahui oleh beberapa manusia
c) Hadist Mungkar
Hadist Mungkar adalah hadist yang pada sanadnya terdapat rawi yang jelek
kesalahannya, banyak kelengahannya atau tampak kefasikannya. Dan
berlawanan dengan hadits lain yang lebih kuat, Lawannya dinamakan ma’ruf.
Hadits ini hampir sama dengan hadits syad .perbedaannya, pada hadits munkar
pertentangan terjadi antara periwayat yang lemah dengan periwayat yang tsiqqoh.
Sedangkan di hadits syad pertentangan periwayat yang tsiqqoh dengan periwayat
yang lebih tsiqqoh5.
2. Klasifikasi Hadist Berdasarkan Gugurnya Rawi Atau Sanad Yang Terputus
a) Hadist Muallaq
Menurut bahasa adalah ialah terikat dan tergantung. Hadist Muallaq berdasarkan
Istilah adalah hadist yang seorang rawinya atau lebih gugur dari awal sanad
secara berurutan.Sanad seperti ini disebut muallaq karena hannya terikat pada
bagian atas saja, sementara bagian bawahnya terputus.Contoh Bukhari
meriwayatkan dari Al- Majisiun dari Abdullah Bin Fadl dari Abu Salamah dan
dari Abu Khurairah dari Nabi bersabda:
5
Dr.Idri, M.Ag. studi hadits PRENADA MEDIA GRUP, Jakarta 2010.
5
“ Dan janganlah kalian melebih-lebihkan diantara para nabi”.
Pada hadist ini, Bukhari tidak pernah bertemu dengan Al-Majisiun.
b) Hadist Mu’dhal
Hadist Mu’dhal secara bahasa adalah sesuatu yan dibuat lemah atau lebih.
Disebut demikian karena ulama hadist dibuat lelah dalam mengetahuinya karena
beratnya ketidakjelasan dalam hadist itu. Adapun menurut istilah muhadisin, Hadist
Mu’dhal adalah hadist yang putus sanadnyadua orang atau lebih secara berurutan.
Contohnya diriwayatkan oleh Al- Hakim dalam kitab Ma’rifat Ulum Al- Hadist
dengan sanadnya kepada Al-Qa’naby dari Malik bahwa dia menyampaikan, bahwa
Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda:
“ seorang hamba sahaya berhak mendapatkan makanan dan pakaian sesuai
kadarnya dengan baik dan tidak dibebani pekerjaan, melainkan apa yang dia mampu
mengerjakannya”
Al-Hakim berkata, “Hadist ini Mu’dhal dari Malik dalam kitab Al-Muwatha”.
Hadist ini yang kita dapatkan bersambung sanadnya pada kita, selain Al-Muwatha’,
diriwayatkan dari Malik bin Anas dari Muhammad bin Ajlan, dari Abu Hurairah.
Letak kemu’dhalan-nya karena gugurnya dua perawi dan sanadnya, yaitu Muhammad
bin ‘Ajlan dan bapaknya. Kedua rawi tersebut gugur secra berurutan.
c) Hadist Mursal
Mursal menurut bahasa, ialah yang dilepaskan. Adapun hadist mursal menurut
istilah adalah hadist yang gugur rawi dari sanadnya setelah tabi’in, baik tabiin besar
maupun tabiin kecil. Seperti bila seorang tabiin mengatakan , “ Rasulullah SAW.
Bersabda begini atau berbuat seperti ini”. Ulama’ masyhur mengatakan bahwa hadits
ini termasuk hadits dhoif 6, karna rawi yang digugurkan tidak diketahui apakah
sahabat kabir atau sahabat shighir atau tabiin kabir..
d) Hadist Munqathi’
Hadits munqathi’ adalah hadist yang gugur seorang sahabat disuatu tempat atau
gugur dua orang pada dua tempat dalam keadaan tidak berturut-turut. Macam-macam
pengguguran sebagai berikut:
1. Penggguran dilakukan dengan jelas sekali bahwa si Rawi meriwayatkan hadist
dapat diketahui tidak sezaman dengan guru yang memebrikan hadist kepadanya
6
Fauz ahmad az-zamrali taqrirotu as-saniyah Daar AR-rohmah Al-Islamiyah. Lebanon,1982
6
atau ia hidup sezaman dengan gurunya, tetapi tidak mendapaatkan perizinan
untuk meriwayatkan hadist.
2. Pengguguran dilakukan dengan samar-samar yang hannya dapat diketahui oleh
orang ahli tertentu
3. Diketahui dari jurusan lain, dengan adanya kelebihan seorang rawi atau lebih
dalam periwayatan hadist yang lain.
e) Hadist Mudallas
Hadits mudallas menurut istilah adalah hadist yang diriwayatkan menurut cara
yang diperkirakan bahwa hadsit dengan menutupi cacat sanad, dan memperbagus
sanad secara dhohirnya agar tidak bernoda.
a) Hadits Syad
Hadits syad merupakan isim fail syadzadza yang artinya menyendiri (infaroda)
Hadits syad menurut istilah adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang yang tsiqqoh
dan bertentangan dengan riwayat lain yang lebih tsiqqoh pendapat ini dikemukakan
oleh As-Syafi’i dan diikuti oleh kebanyakan ulama’
4. Klasifikasi Berdasarkan Mengandung Illat
a) Hadits Muallal
Hadits muallal adalah isim maf’ul yang secara bahasa kata illat adalah cacat dan
disebut hadits muallal jika dalam suatu hadits terdapat illat yang dapat dapat merusak
hadits shohih.
Hadits ini diriwayatkan oleh perawi yang tsiqqoh, dan menemukan illat yang
tersembunyi dan samar dalam hadits tidak mudah yang tidak dapat diketahui selain
orang yang ahli dalam bidang hadits saja seperti Ibn al-Madani, al- Bukhori, Ibn abi
hatim, al-Daruqhutni.
Menurut Mahmud at-Thahhan, suatu hadits dinyatakan mengandung illat apabila
1. Periwayatannnya menyedir
2. Periwayatan lain bertentangan dengannya
3. Qorinah qorinah yang lain yang terkait dengan dua unsur diatas
7
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hadits dhoif adalah hadits yang tidak memenuhi kreteria hadits maqbul, Hukum
periwayatan hadits dho’if adalah boleh asalkan menjelaskan kedho’if annya, Hadits
yang dikatakan Dho’if oleh ulama,sebenarnya tidak selalu bermakna tertolak, ada
dhoif yang masih bisa diamalkan, hadits saat dihukumi dhoif perlu diketahui sebab
sebab kedho’ifa annya karna sebab tersebut mempengaruhi kualitas sebuah hadits,
macam macam hzdits dhoif dapat diketahui dari 1)cacat pada keadilan dan kedhabitan
rowi 2)ketidakbersambungan sanad 3)mengandung syad 4)mengandung illat
B. SARAN
Penyusun telah berusaha menyusun makalah ini sebaik-baiknya,tetapi kekurangan dan
kesalahan pasti ada. atas dasar kenyataan tersebut saran dan kritik yang bersifat
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik sangat diharapkan dan diterima
dengan tangan terbuka. Akhirnya semoga makalh ini bermanfaat dan menambah
pengetahuan dan dapat memeberikan yang terbaik bagi kemajuan bangsa indonesia
9
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. ulumul hadits sinar grafika offset.Jakarta.2008
10