KASUS TUBERKULOSIS
Disusun Oleh :
MENYETUJUI :
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang
telahberkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga asuhan keperawatan ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.Kami berharap semoga asuhan keperawatan ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya asuhan keperawatan selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................
LATAR BELAKANG...............................................................................................................
TUJUAN.................................................................................................................................
B. asuhan keperawatan...........................................................................................
1. diagnosa...................................................................................................................
2. diagnosa.................................................................................................................
3. diagnosa................................................................................................................
BAB 3 PENUTUP................................................................................................................
KESIMPULAN.....................................................................................................................
SARAN................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
TB Paru adalah penyakit infeksi kronis yang sering terjadi atau ditemukan pada tempattinggal
dengan lingkungan yang padat penduduk atau daerah urban, yang kemungkinan besartelah
mempermudah proses penularan dan berperan terhadap peningkatan jumlah kasus TB
Paru(Amin & Bahar, 2010).Penyakit TB Paru telah menjadi masalah kesehatan yang paling
utama di dunia. Secaraglobal pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TB Paru (CI
8,8 juta
–
12 juta) yangdengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara dengan insiden kasus
tertinggi yaitu India,Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan (Global Tuberculosis Report,
2017). Jumlah kasus TBdi Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17
Mei 2018). Kasus insiden TBParu di Provinsi Riau berjumlah 3955 kasus dengan penderita
laki-laki sebanyak 2525 (63,84%)dan penderita perempuan sebanyak 1430 (36,16%) (Profil
Kesehatan Provinsi Riau, 2017).Berdasarkan riset kesehatan dasar ( Riskesdas ). 2010
ditemukan bahwa prapelensi TBnasional dengan pemeriksaan BTA Microsopis pagi-suwaktu
dengan dua slide BTA positifadalah 289/100.000 Penduduk, sedangkan repelensi TB nasional
dengan Satu slide BTA positifadalah 415/100.000 Penduduk ( Balidbangkes Depkes RI
2010).Penemuan pasien langkah pertama dalam kegiatan program penanggulanggan
TB.Penemuan dan penyembuhan pasien TB menular, secara bermakna akan dapat
menurunkankesakitan dan kematian akibat TB, penularan TB dimasyarakat dan sekaligus
merupakankegiatan pencegahan penularan TB yang paling efektif di masyarakat.Angka
penemuan kasus (Case Detection Rate=CDR), diindonesia telah mencapai 73%dari target
yang ditetapkan yaitu target minimal sebesar 70%. Meskipun pelaksanan program
pengendalian TBditingkat nasional menunjukan perkembangan berarti dalam keberhasilan
penemuan kasus dan pengobatan, namun kinerja ditingkat provinsi menggambarkan
kesenjanganantar daerah. 25 provinsi diindonesia belum mencapai CDR 70% dan hanya 7
provinsi yangmampu memenuhi target CDR 70% dan 85% keberhasilan pengobatan
( Kemenkes RI 2011)
2. TUJUAN
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang Faktor umur, prilaku
merokok, pentilasi rumah yang kurang baik, serta riwayat kontak serumah dengan penderita.
Merupakan factor yang berhubungan dengan terjadinya TB paru diwilayah puskesmas
kedaton kecamatan Bandar lampung, kab. BANDAR LAMPUNG tahun 2018.
(Infodatin Kemenkes RI, 2018). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru (TB
paru), namun dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (TB ekstra paru).
Penularan TB terutama terjadi secara aerogen atau lewat udara dalam bentuk
BTA positif yang ketika batuk, bersin atau berbicara mengeluarkan droplet yang
2. ETIOLOGI
Penyebab infeksi yaitu kompleks Micobacterium Tuberculosi,
sulit di bedakan dengan tuberkulosis. Etiologi penyakit dapat di identifikasi dengan kultur.
Analisi genetic sequence dengan
yang memiliki panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Bakteri ini
tahan terhadap asam serta kimia karena sebagian besar kuman terdiri
dari lemak/lipid. Sifat dari kuman ini sangat menyukai daerah yang
2012) .
3. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Kemenkes RI (2014), Gejala utama TB Paru adalah batuk
berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.batuk biasanya diikuti gejala tambahan
yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat pada malam hari tanpa
kegiatan fisik, demam meriang lebih dari 1 bulan. Menurut Tabrani Rab (2013),
Gejala klinis yang tampak tergantung dari tipe infeksinya.Pada tipe infeksi yang
primer dapat tanpa gejala dan sembuh sendiri atau dapat berupa gejala pneumonia,
yakni batuk dan panas ringan. Gejala TB, primer dapat juga terdapat dalam bentuk
pleuritis dengan efusi pleura atau dalam bentuk yang lebih berat lagi, yakni berupa
nyeri pleura dan sesak napas. Tanpa pengobatan tipe infeksi primer dapat sembuh
tempratur subfebris, batuk berdahak lebih dari dua minggu, sesak napas,
catur, tuberkulosis ginjal, sendi, dan tuberkulosis pada kelenjar limfe dileher,
dapat mempunyai manifestasi antipikal pada lansia, seperti perilaku tidak biasa
dan perubahan status mental, demam, anoreksia, dan penurunan berat badan. Basil
4. PATOFISIOLOGI
Bakteri basil Mycobacterium tuberculosis berkumpul dan
infeksi. Basil ini juga menyebar melewati system limfe serta aliran
darah ke bagian tubuh yang lain seperti ginjal, tulang, korteks serebri
dan lobus atas paru-paru.
basil ada yang hidup dan sudah mati, membentuk makrofag yang
atau bisa disebut aktifnya kembali bakteri yang tidak aktif. Terjadinya
ulserasi pada Ghon Tubercle yang menjadi perkijuan serta mengalami
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
ASUHAN KEPERAWATAN
membunuh
kuman TBC
2.Setelah a. Pantau suhu a. Sebagai
femur memberikan
d. Anjurkan kenyamanan
menyerap d. Untuk
keringat meningkatkan
e. Kolaborasi : pengeluaran
paracetamol radiasi
500mg e. Mengurangi
panas dengan
farmakologis
3.Kurang Setelah dilakukan 3.1. Identifikasi
dijelaskan secara
benar
3. Pasien dan
keluarga mampu
menjelaskan
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya.
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuhan keperawatan pada pasien dengan tuberculosis paru memberikan
aplikasinya. Maka dari itu penulis dapat menemukan kesenjangan teori dan
B. SARAN
1. Bagi pasien
2. Bagi masyarakat