Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1gidionaldi@student.ub.ac.id, 2satriohadi@ub.ac.id, 3retnoindahr@ub.ac.id
Abstrak
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 3 Malang terdapat
permasalahan berupa minat belajar siswa yang kurang ditandai dengan harusnya diberikan stimulus di
awal pembelajaran, metode dan model pembelajaran yang belum dapat meningkatkan minat belajar
peserta didik. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan Ice Breaking terhadap model pembelajaran Problem Based learning dalam meningkatkan
minat dan hasil belajar peserta didik di SMK Negeri 3 Malang. Metode penelitian menggunakan Quasi
Experimental dengan desain Nonequivalent Control Group Desain. Populasi penelitian eksperimen
siswa kelas X TKJ 1 dan TKJ 2 SMK Negeri 3 Malang. Sampel penelitian adalah siswa kelas X TKJ 1
sebanyak 35 siswa dan X TKJ 2 sebanyak 35 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, Kuesioner dan wawancara. Pengujian yang dilakukan diantaranya pengujian normalitas,
homogenitas, perbedaan pretest, perbedaan posttest, peningkatan pretest dan posttest kedua kelas dan
Effect Size. Pengujian tersebut bertujuan untuk menentukan apakah Ice Breaking berpengaruh terhadap
model pembelajaran Problem Based learning dalam meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik.
Kata kunci: ice breaking, PBL, minat, hasil belajar, quasi eksperimental
Abstract
Based on the results of observations and interviews conducted by researchers at SMK Negeri 3 Malang,
there are problems in the form of student learning interests that are not marked by the need to be given
a stimulus at the beginning of learning, learning methods and models that have not been able to increase
students' interest in learning. Based on these problems, this study aims to determine the influence of the
use of Ice Breaking on the Problem Based learning in increasing the interest and learning outcomes of
students at SMK Negeri 3 Malang. The research method uses Quasi Experimental with a Nonequivalent
Control Group Design. Experimental research populations of class TKJ 1 and TKJ 2 SMK Negeri 3
Malang. The research sample was class X TKJ 1 35 students and X TKJ 2 35 students. Data collection
techniques are carried out by observation, questionnaires and interviews. The tests carried out include
testing for normality, homogeneity, differences in pretest, differences in posttest, improvement of pretest
and posttest of both classes and Effect Size. The test aims to determine whether Ice Breaking has an
effect on the Problem Based learning in increasing the interest and learning outcomes of students.
Keywords: ice breaking, PBL, interests, learning outcomes, quasi-experimental
interaktif yang dilakukan oleh guru dan peserta malas dan kurang tertarik atau stres ketika
didik beserta dengan unsur-unsur penyusun nya. menjalani kegiatan pembelajaran, hal ini akan
Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sering terjadi jika: (1) Kelelahan belajar, (2)
seorang guru memegang peran penting. Jika Siswa mengantuk, (3) siswa lapar, (4) Sifat
kualitas belajar yang diberikan guru baik, pertemuan sangat formal, maka suasana menjadi
tentunya akan menghasilkan akademik yang tegang. Sering sekali pertemuan menjadi tidak
baik pula. Menurut (Rusman, 2012) di dalam kurang efektif atau kurang nya interaksi
suatu sistem pembelajaran, guru dituntut mampu dikarenakan pembelajaran hanya searah saja
memilih model pembelajaran yang tepat, dan sehingga kurang nya respon dari peserta didik.
dapat menggunakan media pembelajaran, serta Sehingga dampak yang akan terjadi yaitu: (1)
mampu memilih dan menggunakan bahan Siswa tidak mengerti tentang materi yang telah
pembelajaran, instrumen penilaian, serta mampu disampaikan; (2) Pembelajaran yang dilakukan
mengelola pembelajaran dengan baik. di kelas akan tidak bermanfaat; (3) Siswa akan menolak
dan di laboratorium, menguasai materi pelajaran suatu pemikiran baru, (4) Siswa akan merasa
dan memahami karakter siswa. Salah satu syarat tidak bersemangat dalam belajar.
menjadi seorang guru adalah mampu memilih Dalam menghadapi kondisi
model pembelajaran yang tepat untuk mengajar, permasalahan seperti ini ada beberapa solusi
jika model pembelajaran yang digunakan guru yang mungkin dalam menciptakan suasana
tepat maka pencapaian tujuan pembelajaran belajar yang nyaman, bermanfaat dan
menjadi lebih mudah dicapai, sehingga menyenangkan, diantaranya adalah dengan
diharapkan dapat meningkatkan nilai belajar melakukan Ice Breaking. Berdasarkan penelitian
siswa dan minat belajarnya. yang dilakukan (Said, 2010) yang mengatakan
Banyak mata pelajaran dalam jurusan bahwa Ice Breaking adalah sebuah permainan
SMK salah satunya adalah mapel Komputer dan atau kegiatan yang dapat mengubah suasana
Jaringan Dasar (KJD), mata pelajaran ini banyak kebekuan atau ketegangan dalam kelompok.
menggunakan seperangkat instruksi atau Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan
langkah-langkah yang disusun dalam urutan oleh (Soenarno, 2005) Ice Breaking merupakan
penalaran yang tepat untuk memecahkan peralihan situasi yang awalnya membosankan,
masalah. Berdasarkan hasil wawancara yang mengantuk, menjenuhkan dan tegang, menjadi
telah dilakukan peneliti, terdapat beberapa rileks, bersemangat dan tidak mengantuk.
masalah yang dihadapi oleh guru pengajar, Pemanfaatan Ice Breaking dalam proses
diantara adalah siswa harus diberikan stimulus pembelajaran pada mata pelajaran Komputer dan
terlebih dahulu agar siswa mau bersemangat Jaringan dapat disesuaikan pada saat-saat
dalam belajar, serta model pembelajaran harus tertentu seperti pada kegiatan membuka
disesuaikan dengan materi yang akan pelajaran, pertengahan penyampaian materi dan
dibawakan. Dari permasalahan tersebut pada saat kegiatan penutup pelajaran. Ice
dibutuhkan model pembelajaran yang tepat agar Breaking bisa disesuaikan dengan kondisi siswa,
materi dapat tersampaikan dengan baik, model beragam jenis Ice Breaking yang bisa digunakan,
pembelajaran yang banyak digunakan di sekolah tetapi di dalam penelitian ini menggunakan jenis
salah satu nya adalah Problem Based Learning. Ice Breaking yaitu game jawaban salah.
PBL adalah cara belajar yang pada hakikatnya Penelitian terdahulu dapat memperkuat
terdiri dari menyajikan situasi masalah yang penelitian terkait pengaruh Ice Breaking
otentik dan bermakna kepada siswa, dimana terhadap model pembelajaran Problem Based
peran guru sebagai fasilitator dan mengarahkan Learning. Penelitian pertama yaitu dari
siswa dalam menyelesaikan masalah, yang penelitian yang dilakukan oleh (Apriani & Hajar,
dimana diperlukan aktivitas peserta didik dalam 2022) yang menerapkan Problem Based
menyelesaikan masalah tersebut. Setelah learning dipadukan dengan Ice Breaking
masalah diperoleh, langkah selanjutnya adalah memperoleh kesimpulan bahwa Ice Breaking
perumusan masalah, dimana masalah tersebut memiliki pengaruh dalam peningkatan hasil
dipecahkan dan didiskusikan bersama. Ketika belajar peserta didik. Penelitian kedua adalah
memecahkan masalah tersebut, akan terjadi penelitian (Saroya, 2014) hasil penelitian ini
pertukaran informasi antar peserta didik untuk diperoleh bahwa Ice Breaking berpengaruh
menyelesaikan masalah tersebut. terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran
Proses belajar mengajar tanpa disadari, sosiologi di SMA Darusallam Ciputat.
kebanyakan siswa akan merasa lelah, bosan, Selanjutnya penelitian ketiga adalah penelitian
perbedaan yang signifikan untuk rata-rata minat proses pembelajar digunakan sebagai penentuan
siswa antara skor minat belajar siswa pada mata hasil belajar dengan menggunakan standar yang
pelajaran matematika baik yang diajar mengukur pengetahuan dan keterampilan. Hasil
menggunakan metode Ice Breaking maupun belajar berkaitan dengan pencapaian tujuan
Brain Gym. pembelajaran. Setiap siswa memiliki
2.2 Ice Breaking kemampuan yang berbeda-beda hal ini dapat
diketahui dari hasil belajar mereka. Dengan hasil
Teknik dalam pembelajar adalah suatu belajar dapat diketahui kemampuan siswa dalam
cara untuk meningkatkan minat belajar peserta menguasai materi setelah melakukan proses
didik, ada banyak teknik dalam proses belajar dari kegiatan evaluasi. Hasil belajar
pembelajaran yang menarik, salah satunya siswa berbeda-beda dipengaruhi oleh
adalah Ice Breaking. Berdasarkan penelitian pengalaman peserta didik tergantung pada
yang dilakukan (Sunarto, 2012) mengatakan pemahaman diri setiap individu (Purwanto,
bahwa “pembelajaran dengan Ice Breaking 2011).
merupakan suatu bentuk permainan yang 2.5 Model Pembelajaran PBL
bertujuan untuk memperbaiki suasana yang
kurang menyenangkan”. Dengan bermain Model pembelajaran Problem Based
bersama orang lain dapat menumbuhkan learning (PBL) sering kali diartikan sebagai
kemampuan seseorang dalam memahami pemberian pengetahuan baru kepada siswa untuk
perasaan, gagasan, dan kebutuhan orang lain hal memecahkan masalah, sehingga model ini
ini merupakan dasar dari keterampilan sosial. merupakan model pembelajaran yang dapat
Seperti yang dijelaskan (Fanani, 2010) yang menciptakan lingkungan belajar yang
mengatakan bahwa: “Ice Breaking dapat menyenangkan, karena dimulai dari pertanyaan
diartikan sebuah aktivitas yang dapat berdampak yang penting dan relevan untuk siswa dan siswa
dalam memperbaiki suasana jenuh kembali ke akan memperoleh pengalaman yang lebih nyata.
keadaan yang menguntungkan atau kondusif”. Namun, guru harus membimbing siswa untuk
Apabila kegiatan ini dapat dilakukan dalam menemukan masalah yang praktis, relevan dan
proses pembelajaran di kelas, kemungkinan realistis (Syamsidah & Hamidah, 2018).
besar akan menemukan suasana belajar yang Seorang guru juga harus memberikan
lebih baik. kesempatan kepada siswa untuk
2.3 Minat Belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah,
serta memberikan kesempatan untuk belajar dan
Menurut (Gie, 2004), minat belajar menantang siswa untuk mandiri. Oleh karena itu,
mencakup dua kata, yaitu minat dan belajar. pembelajaran ini mengurangi keterlibatan guru
(Slameto, 2010) jika seseorang memiliki minat sebagai pembelajaran tradisional serta
maka akan cenderung untuk terus menerus memberikan lebih banyak kesempatan kepada
memperhatikan dan menyukai suatu kegiatan siswa sebagai pembelajaran berbasis siswa
atau konten yang sama. Jika ada minat secara (Syamsidah & Hamidah, 2018).
tidak langsung seseorang akan memperhatikan
dan mengingat suatu kegiatan tertentu. Kegiatan 3. METODOLOGI
ini melibatkan siswa dalam pembelajaran dan
akan disertai dengan rasa kenikmatan yang
konstan (Asmani, 2009) menyatakan: “perasaan
suka dan memiliki ketertarikan pada suatu hal
atau kegiatan tertentu.
2.4 Hasil Belajar
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat Tabel 7 dapat diketahui pretest kelas
bahwa tingkat minat kelompok kontrol eksperimen memiliki nilai mean 54, median 50,
mendapatkan nilai signifikansi sebesar 0.200, modus 50, standar deviasi 12.414, varians
sementara itu untuk kelompok eksperimen
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4627
154.118, nilai minum 20 dan nilai maximum 70. dengan menggunakan pengujian Mann Whitney,
pretest kelas kontrol memiliki skor rata-rata pengujian menggunakan Mann Whitney
sebesar 55.43, median 60, modus 60, standar disebabkan karena nilai pretest tidak memiliki
deviasi sebesar 12.682, varians 160.840, nilai sebaran distribusi secara normal.
minum 30 dan nilai maximum 80. Nilai mean Tabel 10 Hasil Pengujian Perbedaan Pretest
posttest kelas eksperimen sebesar 88.29, median
90, modus 80, standar deviasi 8.220, varians
sebesar 67.563, nilai minum 80 dan nilai
maximum 100. Posttest kelas kontrol memiliki
Tabel 10 dapat dilihat hasil dari peroleh
nilai mean 82.29, median 80, modus 80, standar
nilai pretest nilai sig. (2 tailed) yaitu 0.686, yang
deviasi 9.420, varians sebesar 88.739, nilai
dimana nilai sig. (2 tailed) 0.686 > 0.05 maka
minum 50 dan nilai maximum 100.
dapat diambil kesimpulan H02 disetujui, berarti
hasil pretest antara kedua kelas tidak berbeda
4.7 Pengujian Normalitas Hasil Belajar
secara signifikan.
4.10 Pengujian Perbedaan Posttest
Tabel 8 Hasil Pengujian Normalitas Pretest dan
Posttest
Hasil Pengujian perbedaan nilai pretest
pengujian yang digunakan adalah pengujian
Mann Whitney, dikarenakan nilai posttest kedua
kelas tidak memiliki distribusi data yang normal.
Tabel 11 Hasil Pengujian Perbedaan Posttest
kelas eksperimen sebesar 78%. Dari hasil Purwanto, M., Ngalim. 2010. Psikologi
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Pendidikan. Bandung: Remaja
siswa mengalami peningkatan dengan Rosdakarya.
menggunakan Ice Breaking pada model
Rusman, (2012). Model-model Pembelajaran:
pembelajaran Problem Based Learning.
Seri Manajemen Sekolah Bermutu.
Jakarta: Raja Grafindo persada.
SARAN
Rusman, (2012). Model-model Pembelajaran:
Berdasarkan dari pengalaman peneliti Seri Manajemen Sekolah Bermutu.
menggunakan metode Ice Breaking Jakarta: Raja Grafindo persada.
digabungkan dengan model pembelajaran Said. M. 2010. 80+ Ice Breaking Games.
Problem Based learning mendapatkan hasil Kumpulan Permainan Penggugah
bahwa kegiatan tersebut dapat meningkatkan Semangat. Yogakarta: Andi Publisher.
minat dan hasil belajar peserta didik. Masih
terdapat beragam jenis Ice Breaking yang dapat Saroya,A., 2014 Pengaruh Penerapan Ice
diterapkan dalam proses belajar mengajar dan Breaking Terhadap Hasil Belajar Siswa
masih banyak pula model pembelajaran yang Pada Pembelajaran Sosiologi di SMA
dapat menerapkan Ice Breaking di dalamnya, Darussalam Ciputat. S1. UNIVERSITAS
sehingga bagi peneliti selanjutnya diharapkan ISLAM NEGRI.
dapat mencoba penggunaan jenis Ice Breaking Slameto, 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang
dan model pembelajaran lain dengan Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
mengaplikasikan nya di beragam kelas dan Cipta.
dengan kegiatan penelitian yang dilakukan
beberapa kali. Soenarno. Adi. 2005. Ice Breaking. Permainan
Atraktif-Interktif Untuk Pelatihan
DAFTAR PUSTAKA Manajemen. Yogyakarta: Andi
Apriani N, K dan Hajar,A Penerapan (2022). Sunarto. 2012. Ice Breaker dalam pembelajaran
Penerapan Model Pembelajaran Problem Aktif. Surakarta: Cakrawala Media.
Based Learning Untuk Meningkatkan
Keaktifan Dan Hasil Belajar, [online] Syamsidah, S., & Hamidah, H. 2018. Buku
Tersedia di: Model Problem Based Learning.
<https://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph Deepublish, 1(1), 1–102.
p/JJPGSD/article/view/7094> [Diakses 4
Mei 2022].
Asmani, Jamal, M. 2009. Jurus-jurus Belajar
Efektif Untuk SMP dan SMA. Yogyakarta:
DIVA Press.
Fanani, 2010. Ice Breaking Dalam Proses
Belajar Mengajar. Jurnal Pendidikan,
(Online), Vol. 6, No. 11
<http://repositori.uinalauddin.ac.id/6297/
1Skripsi%20Fatwal%20Harsyad.pdf/>,
[diakses 11 februari 2022].
Gie, The Liang, 2004. Cara Belajar Yang Baik
Bagi Mahasiswa. Yogyakarta: Gajah
Mada Pers.
Harsyah, F., 2016 Studi Komparasi Penggunaan
Ice Breaking Dan Brain Gym Terhadap
Minat Belajar Matematika Siswa Kelas
VII SMP Negeri 21 Makassar. S1.
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar <http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/6297/> [10 April 2022]