Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 6, No. 10, Oktober 2022, hlm. 4621-4629 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pengaruh Ice Breaking terhadap Model Pembelajaran Problem Based


Learning dalam Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Peserta Didik
SMK Negeri 3 Malang
Gidion Aldi1, Satrio Hadi Wijoyo2, Retno Indah Rokhmawati3

Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1gidionaldi@student.ub.ac.id, 2satriohadi@ub.ac.id, 3retnoindahr@ub.ac.id

Abstrak
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 3 Malang terdapat
permasalahan berupa minat belajar siswa yang kurang ditandai dengan harusnya diberikan stimulus di
awal pembelajaran, metode dan model pembelajaran yang belum dapat meningkatkan minat belajar
peserta didik. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan Ice Breaking terhadap model pembelajaran Problem Based learning dalam meningkatkan
minat dan hasil belajar peserta didik di SMK Negeri 3 Malang. Metode penelitian menggunakan Quasi
Experimental dengan desain Nonequivalent Control Group Desain. Populasi penelitian eksperimen
siswa kelas X TKJ 1 dan TKJ 2 SMK Negeri 3 Malang. Sampel penelitian adalah siswa kelas X TKJ 1
sebanyak 35 siswa dan X TKJ 2 sebanyak 35 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, Kuesioner dan wawancara. Pengujian yang dilakukan diantaranya pengujian normalitas,
homogenitas, perbedaan pretest, perbedaan posttest, peningkatan pretest dan posttest kedua kelas dan
Effect Size. Pengujian tersebut bertujuan untuk menentukan apakah Ice Breaking berpengaruh terhadap
model pembelajaran Problem Based learning dalam meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik.
Kata kunci: ice breaking, PBL, minat, hasil belajar, quasi eksperimental
Abstract
Based on the results of observations and interviews conducted by researchers at SMK Negeri 3 Malang,
there are problems in the form of student learning interests that are not marked by the need to be given
a stimulus at the beginning of learning, learning methods and models that have not been able to increase
students' interest in learning. Based on these problems, this study aims to determine the influence of the
use of Ice Breaking on the Problem Based learning in increasing the interest and learning outcomes of
students at SMK Negeri 3 Malang. The research method uses Quasi Experimental with a Nonequivalent
Control Group Design. Experimental research populations of class TKJ 1 and TKJ 2 SMK Negeri 3
Malang. The research sample was class X TKJ 1 35 students and X TKJ 2 35 students. Data collection
techniques are carried out by observation, questionnaires and interviews. The tests carried out include
testing for normality, homogeneity, differences in pretest, differences in posttest, improvement of pretest
and posttest of both classes and Effect Size. The test aims to determine whether Ice Breaking has an
effect on the Problem Based learning in increasing the interest and learning outcomes of students.
Keywords: ice breaking, PBL, interests, learning outcomes, quasi-experimental

seseorang yang berkompeten yaitu dengan


1. PENDAHULUAN pembinaan pendidikan kejuruan. Pendidikan
Dunia Pendidikan adalah salah satu kejuruan dibuat untuk mempersiapkan siswa
yang memiliki peran penting untuk langsung terjun ke dunia kerja dan memiliki
meningkatkan kemampuan seseorang dalam sikap profesional di bidangnya masing-masing,
bidang-bidang tertentu guna menghadapi mengetahui betapa pentingnya peran sekolah
perkembangan zaman yang semakin maju. Ada menengah kejuruan, guru juga dituntut memiliki
banyak hal yang dapat dilakukan, salah satu inovasi dalam proses belajar.
upaya untuk meningkatkan kemampuan Belajar mengajar merupakan proses

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 4621
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4622

interaktif yang dilakukan oleh guru dan peserta malas dan kurang tertarik atau stres ketika
didik beserta dengan unsur-unsur penyusun nya. menjalani kegiatan pembelajaran, hal ini akan
Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sering terjadi jika: (1) Kelelahan belajar, (2)
seorang guru memegang peran penting. Jika Siswa mengantuk, (3) siswa lapar, (4) Sifat
kualitas belajar yang diberikan guru baik, pertemuan sangat formal, maka suasana menjadi
tentunya akan menghasilkan akademik yang tegang. Sering sekali pertemuan menjadi tidak
baik pula. Menurut (Rusman, 2012) di dalam kurang efektif atau kurang nya interaksi
suatu sistem pembelajaran, guru dituntut mampu dikarenakan pembelajaran hanya searah saja
memilih model pembelajaran yang tepat, dan sehingga kurang nya respon dari peserta didik.
dapat menggunakan media pembelajaran, serta Sehingga dampak yang akan terjadi yaitu: (1)
mampu memilih dan menggunakan bahan Siswa tidak mengerti tentang materi yang telah
pembelajaran, instrumen penilaian, serta mampu disampaikan; (2) Pembelajaran yang dilakukan
mengelola pembelajaran dengan baik. di kelas akan tidak bermanfaat; (3) Siswa akan menolak
dan di laboratorium, menguasai materi pelajaran suatu pemikiran baru, (4) Siswa akan merasa
dan memahami karakter siswa. Salah satu syarat tidak bersemangat dalam belajar.
menjadi seorang guru adalah mampu memilih Dalam menghadapi kondisi
model pembelajaran yang tepat untuk mengajar, permasalahan seperti ini ada beberapa solusi
jika model pembelajaran yang digunakan guru yang mungkin dalam menciptakan suasana
tepat maka pencapaian tujuan pembelajaran belajar yang nyaman, bermanfaat dan
menjadi lebih mudah dicapai, sehingga menyenangkan, diantaranya adalah dengan
diharapkan dapat meningkatkan nilai belajar melakukan Ice Breaking. Berdasarkan penelitian
siswa dan minat belajarnya. yang dilakukan (Said, 2010) yang mengatakan
Banyak mata pelajaran dalam jurusan bahwa Ice Breaking adalah sebuah permainan
SMK salah satunya adalah mapel Komputer dan atau kegiatan yang dapat mengubah suasana
Jaringan Dasar (KJD), mata pelajaran ini banyak kebekuan atau ketegangan dalam kelompok.
menggunakan seperangkat instruksi atau Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan
langkah-langkah yang disusun dalam urutan oleh (Soenarno, 2005) Ice Breaking merupakan
penalaran yang tepat untuk memecahkan peralihan situasi yang awalnya membosankan,
masalah. Berdasarkan hasil wawancara yang mengantuk, menjenuhkan dan tegang, menjadi
telah dilakukan peneliti, terdapat beberapa rileks, bersemangat dan tidak mengantuk.
masalah yang dihadapi oleh guru pengajar, Pemanfaatan Ice Breaking dalam proses
diantara adalah siswa harus diberikan stimulus pembelajaran pada mata pelajaran Komputer dan
terlebih dahulu agar siswa mau bersemangat Jaringan dapat disesuaikan pada saat-saat
dalam belajar, serta model pembelajaran harus tertentu seperti pada kegiatan membuka
disesuaikan dengan materi yang akan pelajaran, pertengahan penyampaian materi dan
dibawakan. Dari permasalahan tersebut pada saat kegiatan penutup pelajaran. Ice
dibutuhkan model pembelajaran yang tepat agar Breaking bisa disesuaikan dengan kondisi siswa,
materi dapat tersampaikan dengan baik, model beragam jenis Ice Breaking yang bisa digunakan,
pembelajaran yang banyak digunakan di sekolah tetapi di dalam penelitian ini menggunakan jenis
salah satu nya adalah Problem Based Learning. Ice Breaking yaitu game jawaban salah.
PBL adalah cara belajar yang pada hakikatnya Penelitian terdahulu dapat memperkuat
terdiri dari menyajikan situasi masalah yang penelitian terkait pengaruh Ice Breaking
otentik dan bermakna kepada siswa, dimana terhadap model pembelajaran Problem Based
peran guru sebagai fasilitator dan mengarahkan Learning. Penelitian pertama yaitu dari
siswa dalam menyelesaikan masalah, yang penelitian yang dilakukan oleh (Apriani & Hajar,
dimana diperlukan aktivitas peserta didik dalam 2022) yang menerapkan Problem Based
menyelesaikan masalah tersebut. Setelah learning dipadukan dengan Ice Breaking
masalah diperoleh, langkah selanjutnya adalah memperoleh kesimpulan bahwa Ice Breaking
perumusan masalah, dimana masalah tersebut memiliki pengaruh dalam peningkatan hasil
dipecahkan dan didiskusikan bersama. Ketika belajar peserta didik. Penelitian kedua adalah
memecahkan masalah tersebut, akan terjadi penelitian (Saroya, 2014) hasil penelitian ini
pertukaran informasi antar peserta didik untuk diperoleh bahwa Ice Breaking berpengaruh
menyelesaikan masalah tersebut. terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran
Proses belajar mengajar tanpa disadari, sosiologi di SMA Darusallam Ciputat.
kebanyakan siswa akan merasa lelah, bosan, Selanjutnya penelitian ketiga adalah penelitian

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4623

yang dilakukan oleh (Harsyah, 2016) penelitian 1.4 Batasan Masalah


ini dilakukan di kelas VII SMP Negeri 21
Makassar, peneliti membandingkan Ice
Breaking dan Brain Gym dalam meningkatkan
minat belajar siswa. Penelitian yang akan 1. Penelitian berfokus pada kegiatan pengujian
dikerjakan oleh peneliti memiliki judul yaitu hipotesis dengan variable yang diteliti adalah
“Pengaruh Ice Breaking Terhadap Model minat belajar dan hasil belajar.
Pembelajaran Problem Based learning Dalam 2. Teknik pengumpulan data yang digunakan
Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Peserta dalam mengukur minat belajar menggunakan
Didik SMK Negeri 3 Malang”. kuesioner sedangkan hasil belajar siswa
1.1 Rumusan Masalah diperoleh menggunakan instrument jenis tes.
1. Bagaimana pengaruh penggunaan Ice 3. Penelitian ini menggunakan penelitian
Breaking terhadap model pembelajaran Problem eksperimen jenis Quasi Eksperimental.
Based learning dalam meningkatkan minat
belajar peserta didik di SMK Negeri 3 Malang? 4. Sampel yang digunakan dalam penelitian
adalah peserta didik di kelas X TKJ 1 dan X TKJ
2. Bagaimana pengaruh penggunaan Ice 2 SMK Negeri 3 Malang.
Breaking terhadap model pembelajaran Problem
Based learning dalam meningkatkan hasil 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
belajar peserta didik di SMK Negeri 3 Malang? 2.1 Hasil Penelitian Relevan
1.2 Tujuan Hasil penelitian pertama dari penelitian
1. Mengetahui pengaruh penggunaan Ice (Apriani & Hajar, 2022) yang menerapkan
Breaking terhadap model pembelajaran Problem “Model Problem Based learning dipadukan
Based learning dalam meningkatkan minat dengan Ice Breaking pada mata pelajaran Ilmu
belajar siswa di SMK Negeri 3 Malang. Penyakit dan Penunjang Diagnostik kelas XII
2. Mengetahui pengaruh penggunaan Ice AK 2”. Memperoleh hasil bahwa adanya
Breaking terhadap model pembelajaran Problem peningkatan dari hasil belajar siswa, hal ini
Based learning dalam meningkatkan hasil dibuktikan dari rata-rata siswa siklus I tergolong
belajar siswa di SMK Negeri 3 Malang. rendah yaitu 70,97, dengan 15 orang yang tidak
1.3 Manfaat tuntas sekitar 44%, dan 19 orang tuntas atau
56%. Kemudian prestasi hasil belajar siswa
siklus II memperoleh peningkatan yang pesat,
rata-rata nya adalah 80,49, dengan 2 orang siswa
1. Bagi Sekolah tidak tuntas atau sekitar 6%, dan siswa yang
tuntas sebanyak 32 siswa 94%.
Manfaat penelitian ini bagi sekolah Penelitian kedua adalah penelitian
adalah sebagai sebuah masukan untuk (Saroya, 2014) dari hasil penelitian ini diperoleh
meningkatkan mutu pembelajaran serta menjadi hasil bahwa Ice Breaking memiliki pengaruh
bahan evaluasi dalam proses pembelajaran di dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMA
kelas. Darusallam Ciputat pada pembelajaran
sosiologi. Penelitian ini memperoleh hasil
2. Bagi Bidang Keilmuan bahwa Ice Breaking dapat mempengaruhi hasil
Manfaat penelitian ini bagi bidang belajar siswa hal ini dibuktikan dari perhitungan
keilmuan adalah sebagai tambahan wawasan nilai t hitung > t Tabel yaitu 4,29 > 0,325 dengan
atau pengetahuan terkait model dan metode ketentuan signifikan 0,05 sehingga dapat
dalam proses belajar mengajar. diperoleh kesimpulan bahwa Ice Breaking
mempengaruhi hasil belajar.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian yang ketiga yaitu penelitian
(Harsyah, 2016) penelitian ini dilakukan di kelas
Penelitian ini diharapkan bermanfaat VII SMP Negeri 21 Makassar, peneliti
bagi peneliti selanjutnya sebagai tambahan membandingkan Ice Breaking dengan Brain
wawasan atau acuan dalam penelitian yang akan Gym dalam meningkatkan minat belajar siswa.
dilakukan selanjutnya. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa tidak ada

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4624

perbedaan yang signifikan untuk rata-rata minat proses pembelajar digunakan sebagai penentuan
siswa antara skor minat belajar siswa pada mata hasil belajar dengan menggunakan standar yang
pelajaran matematika baik yang diajar mengukur pengetahuan dan keterampilan. Hasil
menggunakan metode Ice Breaking maupun belajar berkaitan dengan pencapaian tujuan
Brain Gym. pembelajaran. Setiap siswa memiliki
2.2 Ice Breaking kemampuan yang berbeda-beda hal ini dapat
diketahui dari hasil belajar mereka. Dengan hasil
Teknik dalam pembelajar adalah suatu belajar dapat diketahui kemampuan siswa dalam
cara untuk meningkatkan minat belajar peserta menguasai materi setelah melakukan proses
didik, ada banyak teknik dalam proses belajar dari kegiatan evaluasi. Hasil belajar
pembelajaran yang menarik, salah satunya siswa berbeda-beda dipengaruhi oleh
adalah Ice Breaking. Berdasarkan penelitian pengalaman peserta didik tergantung pada
yang dilakukan (Sunarto, 2012) mengatakan pemahaman diri setiap individu (Purwanto,
bahwa “pembelajaran dengan Ice Breaking 2011).
merupakan suatu bentuk permainan yang 2.5 Model Pembelajaran PBL
bertujuan untuk memperbaiki suasana yang
kurang menyenangkan”. Dengan bermain Model pembelajaran Problem Based
bersama orang lain dapat menumbuhkan learning (PBL) sering kali diartikan sebagai
kemampuan seseorang dalam memahami pemberian pengetahuan baru kepada siswa untuk
perasaan, gagasan, dan kebutuhan orang lain hal memecahkan masalah, sehingga model ini
ini merupakan dasar dari keterampilan sosial. merupakan model pembelajaran yang dapat
Seperti yang dijelaskan (Fanani, 2010) yang menciptakan lingkungan belajar yang
mengatakan bahwa: “Ice Breaking dapat menyenangkan, karena dimulai dari pertanyaan
diartikan sebuah aktivitas yang dapat berdampak yang penting dan relevan untuk siswa dan siswa
dalam memperbaiki suasana jenuh kembali ke akan memperoleh pengalaman yang lebih nyata.
keadaan yang menguntungkan atau kondusif”. Namun, guru harus membimbing siswa untuk
Apabila kegiatan ini dapat dilakukan dalam menemukan masalah yang praktis, relevan dan
proses pembelajaran di kelas, kemungkinan realistis (Syamsidah & Hamidah, 2018).
besar akan menemukan suasana belajar yang Seorang guru juga harus memberikan
lebih baik. kesempatan kepada siswa untuk
2.3 Minat Belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah,
serta memberikan kesempatan untuk belajar dan
Menurut (Gie, 2004), minat belajar menantang siswa untuk mandiri. Oleh karena itu,
mencakup dua kata, yaitu minat dan belajar. pembelajaran ini mengurangi keterlibatan guru
(Slameto, 2010) jika seseorang memiliki minat sebagai pembelajaran tradisional serta
maka akan cenderung untuk terus menerus memberikan lebih banyak kesempatan kepada
memperhatikan dan menyukai suatu kegiatan siswa sebagai pembelajaran berbasis siswa
atau konten yang sama. Jika ada minat secara (Syamsidah & Hamidah, 2018).
tidak langsung seseorang akan memperhatikan
dan mengingat suatu kegiatan tertentu. Kegiatan 3. METODOLOGI
ini melibatkan siswa dalam pembelajaran dan
akan disertai dengan rasa kenikmatan yang
konstan (Asmani, 2009) menyatakan: “perasaan
suka dan memiliki ketertarikan pada suatu hal
atau kegiatan tertentu.
2.4 Hasil Belajar

Hasil belajar digunakan sebagai tolak ukur


pengetahuan atau penilaian baik buruknya
seseorang dalam menguasai materi. Pemahaman
hasil menunjukkan bahwa akuisisi adalah hasil
dari suatu kegiatan atau proses yang
menghasilkan perubahan, sedangkan
pembelajaran berusaha untuk mengubah
perilaku pelajar (Purwanto, 2011). Hasil dari

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4625

O4 = adalah posttest kelas kontrol.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah


siswa kelas X TKJ 1 dan X TKJ 2 SMK Negeri
3 Malang semester genap tahun ajaran
2021/2022. Siswa Kelas X TKJ 1 berjumlah 36
siswa dan kelas X TKJ 2 sebanyak 36 siswa total
populasi siswa dari kelas X TKJ 1 dan 2 adalah
72 siswa. Sedangkan untuk jumlah sampel
penelitian sebanyak 35 siswa di masing-masing
kelas dengan total sampel sebanyak 70 orang.
3.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian di SMK Negeri 3


Malang yang beralamat di Jl. Surabaya No 1,
Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen,
Kota Malang. Penelitian dilakukan pada Senin
30 Mei 2022 sampai dengan 2 Juni 2022 mata
pelajaran yang dibawakan adalah Komputer dan
Jaringan dasar dengan materi IP address dan
Gambar 1 Diagram Alur Subnetting. Kegiatan penelitian tidak dapat
Diagram alur penelitian yang diawali dilakukan dengan waktu yang lama terkendala
dari pengamatan populasi serta sampel dengan libur dan kegiatan ujian di sekolah.
penelitian, penentuan subjek penelitian, studi 3.4 Implementasi
literatur model pembelajaran PBL ditambah Ice
Breaking, pembuatan RPP, Pembuatan Waktu kegiatan penelitian yang
instrument soal tes dan angket, Pengujian dilakukan pada kedua kelas dapat dilihat pada
validitas, implementasi model pembelajaran, Tabel 2. Penelitian dilakukan satu kali
pengelolaan data, analisis data dan yang terakhir pertemuan di setiap kelas.
membuat kesimpulan. Tabel 2 Implementasi Penelitian
3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Metode penelitian eksperimen


merupakan metode yang digunakan oleh peneliti 3.5 Hipotesis Penelitian
dalam proses penelitian dengan menggunakan
desain Quasi Experimental. NonEquivalent H0: Tidak ada pengaruh penggunaan Ice
Control Group Design adalah desain penelitian Breaking terhadap model pembelajaran Problem
yang digunakan oleh peneliti. Based Learning dalam peningkatan minat dan
hasil belajar siswa. Ha: Ada pengaruh
Tabel 1 Desain Penelitian penggunaan Ice Breaking terhadap model
pembelajaran Problem Based Learning dalam
minat dan hasil belajar siswa.

Jika Nilai Asymp.sig > 0.05, maka H0


disetujui, yang memiliki arti bahwa antara
Tabel 1 Adalah bentuk desain Kelompok kontrol dan eksperimen tidak berbeda
penelitian. secara signifikan. Apabila Nilai Asymp.sig <
O1 = Pretest kelas eksperimen 0.05, maka H0 ditolak, yang memiliki arti bahwa
X1 = Pembelajaran Problem Based antara Kelompok kontrol dan eksperimen
learning + Ice Breaking berbeda secara signifikan.
O2 = posttest kelas eksperimen,
O3 = pretest kelas kontrol 4. ANALISIS DAN HASIL
X2 = Pembelajaran dengan model 4.1 Deskripsi Implementasi Penelitian
Problem Based learning,
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4626

memperoleh hasil sebesar 0.024. Berdasarkan


Subyek penelitian yaitu peserta didik hasil peroleh data minat belajar antara kedua
pada kelas X TKJ 1 sebagai kelas eksperimen kelas memiliki perbedaan, untuk kelas kontrol
sebanyak 36 orang dan X TKJ 2 sebagai kelas memperoleh nilai signifikan > 0.05, sedangkan
kontrol sebanyak 36 orang, namun dikarenakan kelas eksperimen memperoleh hasil signifikansi
ada beberapa siswa yang berhalangan hadir saat < 0.05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kegiatan pembelajaran, maka hanya terdapat 35 data tidak berdistribusi normal.
siswa pada kelas X TKJ 1 dan 35 siswa pada
kelas X TKJ 2 saat kegiatan penelitian 4.4 Pengujian Homogenitas Minat
dilaksanakan. Peserta didik yang Belajar
mengumpulkan data kuesioner sejumlah 35
orang di kelas eksperimen dan 35 di kelas Hasil Pengujian homogenitas minat
kontrol. didapatkan dari kedua kelas menggunakan
4.2 Analisis Deskriptif Minat Belajar pengujian Levene. Tabel 5 menunjukan hasil
Pengujian homogenitas varian pada dua
Hasil dari kegiatan analisis statistik kelompok sampel
deskriptif SPSS menggambarkan data Tabel 5 Hasil Pengujian Homogenitas Minat
penelitian, di dalamnya mencakup total data,
nilai maksimal dan minimal, nilai rata-rata,
modus, varians, standar deviasi dilihat pada Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa
Tabel 3 hasil pengujian homogenitas minat belajar
Tabel 3 Analisis Deskriptif Minat Belajar memperoleh nilai sig. yaitu 0.092, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa nilai sig. > 0.05
memiliki arti bahwa varian dari kedua kelas
sama maka dapat dilakukan perbandingan.
4.5 Pengujian Perbedaan Minat Belajar

Pengujian yg dilakukan untuk melihat


perbedaan minat belajar dengan menggunakan
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui pengujian Mann Whitney, dikarenakan dari hasil
minat belajar kelas kontrol memiliki nilai mean pengujian sebelumnya memperoleh hasil bahwa
70.51, median sebesar 70 modus sebesar 66, data berdistribusi tidak normal.
Tabel 6 Pengujian Perbedaan Minat Belajar
standar deviasi 5.928, varians 35.139, nilai
minum 60 dan nilai maksimum 89 minat kelas
eksperimen memiliki nilai rata-rata 74.83
median 72, modus sebesar 72, standar deviasi Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat dari
7.583, varians 57.499, nilai minum 62 dan nilai hasil pengujian memperoleh nilai sig.(2-tailed)
maksimum 91. 0.013, yang dimana nilai tersebut < 0.05, maka
4.3 Pengujian Normalitas Minat Belajar dapat disimpulkan Ha1 disetujui, yang berarti
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
Pengujian normalitas bertujuan untuk minat belajar kedua kelas.
memperoleh nilai dari pretest dan posttest pada 4.6 Analisis Deskriptif Hasil Belajar
kedua kelas. Pengujian menggunakan normalitas Tabel 7 Analisis Deskriptif Hasil Belajar
Kolmogorov Smirnov. Tabel 4 adalah hasil
pengujian normalitas data.
Tabel 4 Pengujian Normalitas Minat Belajar

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat Tabel 7 dapat diketahui pretest kelas
bahwa tingkat minat kelompok kontrol eksperimen memiliki nilai mean 54, median 50,
mendapatkan nilai signifikansi sebesar 0.200, modus 50, standar deviasi 12.414, varians
sementara itu untuk kelompok eksperimen
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4627

154.118, nilai minum 20 dan nilai maximum 70. dengan menggunakan pengujian Mann Whitney,
pretest kelas kontrol memiliki skor rata-rata pengujian menggunakan Mann Whitney
sebesar 55.43, median 60, modus 60, standar disebabkan karena nilai pretest tidak memiliki
deviasi sebesar 12.682, varians 160.840, nilai sebaran distribusi secara normal.
minum 30 dan nilai maximum 80. Nilai mean Tabel 10 Hasil Pengujian Perbedaan Pretest
posttest kelas eksperimen sebesar 88.29, median
90, modus 80, standar deviasi 8.220, varians
sebesar 67.563, nilai minum 80 dan nilai
maximum 100. Posttest kelas kontrol memiliki
Tabel 10 dapat dilihat hasil dari peroleh
nilai mean 82.29, median 80, modus 80, standar
nilai pretest nilai sig. (2 tailed) yaitu 0.686, yang
deviasi 9.420, varians sebesar 88.739, nilai
dimana nilai sig. (2 tailed) 0.686 > 0.05 maka
minum 50 dan nilai maximum 100.
dapat diambil kesimpulan H02 disetujui, berarti
hasil pretest antara kedua kelas tidak berbeda
4.7 Pengujian Normalitas Hasil Belajar
secara signifikan.
4.10 Pengujian Perbedaan Posttest
Tabel 8 Hasil Pengujian Normalitas Pretest dan
Posttest
Hasil Pengujian perbedaan nilai pretest
pengujian yang digunakan adalah pengujian
Mann Whitney, dikarenakan nilai posttest kedua
kelas tidak memiliki distribusi data yang normal.
Tabel 11 Hasil Pengujian Perbedaan Posttest

Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil


signifikansi pretest yang diperoleh pada Tabel 11 menunjukkan bahwa nilai sig.
kelompok kontrol adalah 0,009 dengan peroleh (2 tailed) yaitu 0.012, yang dimana nilai 0.012 <
nilai signifikansi posttest kelas kontrol 0,000. 0,05 sehingga dapat disimpulkan H03 ditolak
Nilai signifikansi pretest kelas eksperimen artinya hasil posttest antara kedua kelas berbeda
adalah 0.004 dan nilai signifikansi posttest kelas secara signifikan.
eksperimen sebesar 0,000. Berdasarkan
pengujian normalitas data yang telah dilakukan 4.11 Pengujian Peningkatan Pretest ke
memperoleh hasil antara pretest dan posttest Posttest Kontrol
kedua kelas memiliki nilai sig < 0.05, berati data
berdistribusi secara tidak normal. Pengujian ini bertujuan mengetahui
perbedaan nilai posttest dan pretest pada kelas
4.8 Pengujian Homogenitas Hasil Belajar kontrol. Pengujian menggunakan statistik
Wilcoxon, dikarenakan data tidak memiliki
Pengujian homogenitas digunakan distribusi normal.
sebagai tolak ukur dalam menentukan apakah
Tabel 12 Pengujian Peningkatan Pretest Posttest
data homogen atau tidak antara kedua kelas,
Kontrol
pengujian Levene’s digunakan untuk
memperoleh hasil apakah data homogen atau
tidak.
Tabel 9 Hasil Pengujian Homogenitas Hasil Belajar
Berdasarkan Tabel 12 skor posttest
kelompok kontrol mendapatkan nilai sig. (2
tailed) yaitu 0.000, maka nilai sig. (2 tailed)
Tabel 9 dapat dilihat perolehan 0.000 < 0.05 maka Ha4 disetujui, berdasarkan
perbandingan homogenitas menujukan hasil sig. perolehan tersebut maka dapat disimpulkan
0.857, nilai sig 0.857 > 0.05 maka data tersebut untuk hasil belajar kelas kontrol mengalami
berasal dari populasi yang memiliki varian sama, peningkatan.
sehingga dapat dilakukan perbandingan. 4.12 Pengujian Peningkatan Pretest ke
4.9 Pengujian Perbedaan Pretest Posttest Eksperimen
Pengujian perbedaan pretest dilakukan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4628

Pengujian ini digunakan untuk


mengukur seberapa jauh perbedaan nilai pretest
dan posttest. Pengujian yang digunakan adalah
pengujian statistik Wilcoxon, dikarenakan data
tidak berdistribusi normal.

Tabel 13 Hasil Pengujian Wilcoxon Pretest Posttest


Eksperimen

Berdasarkan tabel di atas hasil perolehan


skor posttest pada kelompok eksperimen
mendapatkan nilai sig. (2 tailed) yaitu 0.000,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai
0.000 < 0.05 yang berarti Ha5 disetujui, berarti
terdapat perbedaan hasil belajar pretest dan hasil
5.2 Minat Belajar
belajar posttest di kelas eksperimen.
Peneliti memperoleh hasil dari
4.13 Pengujian Effect Size Hasil Belajar
penelitian yang masih berhubungan dengan
penelitian yang pernah dilakukan, yaitu terdapat
Pengujian Effect Size bertujuan untuk
adanya perbedaan antara minat belajar kedua
mengukur seberapa besar pengaruh dari
kelas di SMK Negeri 3 Malang, hal ini
pemberian perlakuan antara kedua kelompok
dibuktikan dari hasil pengujian yang telah
sampel. Tabel 4.13 merupakan perolehan dari
dilakukan.
pengujian Effect Size, Z diperoleh dari pengujian
5.3 Hasil Belajar
Wilcoxon.
Hasil penelitian yang sudah
Tabel 14 Hasil Pengujian Effect Size Hasil Belajar
dilaksanakan selaras dengan penelitian yang
terdahulu, yaitu terdapat perbedaan antara hasil
belajar dari kedua kelas. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh kesimpulan bahwa Ice
Breaking berpengaruh terhadap model
Berdasarkan Tabel 14 nilai besar pembelajaran Problem Based learning dalam
pengaruh hasil belajar yang diperoleh dari meningkatkan hasil belajar peserta didik di SMK
pengujian di kelompok kontrol yaitu nilai Negeri 3 Malang, hal ini dibuktikan dari hasil
Z=5.126b, N=35, r=-0,8664521, dengan pengujian yang telah dilakukan.
persentase 75 %, sedangkan hasil pengujian
kelas eksperimen memperoleh hasil yaitu nilai KESIMPULAN
Z=-5.210b, N=35, r=-0,8806507. Besar Hasil perbandingan minat antara kedua
peningkatan hasil belajar untuk kelas kontrol 75 kelompok mengalami peningkatan yang
% sedangkan kelas eksperimen 78%, dari hasil signifikan dibuktikan dari perolehan nilai sig.(2-
tersebut dapat disimpulkan bahwa Ice Breaking tailed) yaitu 0.013, yang dimana nilai 0.013 <
berpengaruh sebesar 3% dalam meningkatkan 0.05. Perolehan pengujian hasil belajar: Hasil
hasil belajar peserta didik. pretest kedua kelas tidak memiliki perbedaan
yang signifikan, hasil posttest kedua kelas
5. PEMBAHASAN memiliki perbedaan yang signifikan, hasil
5.1 Hasil Akhir Pengujian Hipotesis perbandingan pretest dan posttest pada kelas
Tabel 15 Hasil Akhir Pengujian Hipotesis kontrol memiliki perbedaan yang signifikan, dari
hasil perbandingan pretest dan posttest pada
kelas eksperimen memperoleh hasil bahwa ada
per berbedaan yang signifikan, besar pengaruh
peningkatan hasil belajar kelas kontrol 75 %,

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4629

kelas eksperimen sebesar 78%. Dari hasil Purwanto, M., Ngalim. 2010. Psikologi
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Pendidikan. Bandung: Remaja
siswa mengalami peningkatan dengan Rosdakarya.
menggunakan Ice Breaking pada model
Rusman, (2012). Model-model Pembelajaran:
pembelajaran Problem Based Learning.
Seri Manajemen Sekolah Bermutu.
Jakarta: Raja Grafindo persada.
SARAN
Rusman, (2012). Model-model Pembelajaran:
Berdasarkan dari pengalaman peneliti Seri Manajemen Sekolah Bermutu.
menggunakan metode Ice Breaking Jakarta: Raja Grafindo persada.
digabungkan dengan model pembelajaran Said. M. 2010. 80+ Ice Breaking Games.
Problem Based learning mendapatkan hasil Kumpulan Permainan Penggugah
bahwa kegiatan tersebut dapat meningkatkan Semangat. Yogakarta: Andi Publisher.
minat dan hasil belajar peserta didik. Masih
terdapat beragam jenis Ice Breaking yang dapat Saroya,A., 2014 Pengaruh Penerapan Ice
diterapkan dalam proses belajar mengajar dan Breaking Terhadap Hasil Belajar Siswa
masih banyak pula model pembelajaran yang Pada Pembelajaran Sosiologi di SMA
dapat menerapkan Ice Breaking di dalamnya, Darussalam Ciputat. S1. UNIVERSITAS
sehingga bagi peneliti selanjutnya diharapkan ISLAM NEGRI.
dapat mencoba penggunaan jenis Ice Breaking Slameto, 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang
dan model pembelajaran lain dengan Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
mengaplikasikan nya di beragam kelas dan Cipta.
dengan kegiatan penelitian yang dilakukan
beberapa kali. Soenarno. Adi. 2005. Ice Breaking. Permainan
Atraktif-Interktif Untuk Pelatihan
DAFTAR PUSTAKA Manajemen. Yogyakarta: Andi
Apriani N, K dan Hajar,A Penerapan (2022). Sunarto. 2012. Ice Breaker dalam pembelajaran
Penerapan Model Pembelajaran Problem Aktif. Surakarta: Cakrawala Media.
Based Learning Untuk Meningkatkan
Keaktifan Dan Hasil Belajar, [online] Syamsidah, S., & Hamidah, H. 2018. Buku
Tersedia di: Model Problem Based Learning.
<https://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph Deepublish, 1(1), 1–102.
p/JJPGSD/article/view/7094> [Diakses 4
Mei 2022].
Asmani, Jamal, M. 2009. Jurus-jurus Belajar
Efektif Untuk SMP dan SMA. Yogyakarta:
DIVA Press.
Fanani, 2010. Ice Breaking Dalam Proses
Belajar Mengajar. Jurnal Pendidikan,
(Online), Vol. 6, No. 11
<http://repositori.uinalauddin.ac.id/6297/
1Skripsi%20Fatwal%20Harsyad.pdf/>,
[diakses 11 februari 2022].
Gie, The Liang, 2004. Cara Belajar Yang Baik
Bagi Mahasiswa. Yogyakarta: Gajah
Mada Pers.
Harsyah, F., 2016 Studi Komparasi Penggunaan
Ice Breaking Dan Brain Gym Terhadap
Minat Belajar Matematika Siswa Kelas
VII SMP Negeri 21 Makassar. S1.
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar <http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/6297/> [10 April 2022]

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai