Kelas B - PPT Skenario 2 - Blok Kelainan Jaringan Lunak 2
Kelas B - PPT Skenario 2 - Blok Kelainan Jaringan Lunak 2
AS
B
SKENARIO 2
Dosen Fasilitator:
drg. Desy Fidyawati, Sp. Perio
NAMA ANGGOTA
201911031 Bonita Suroso
201911046 Divya Meidina Puteri
201911032 Bunga Latifah
201911047 Drajat Handika Pakci
201911033 Carenina Claudia Hans
201911048 Dwiky Ahmad Saidani
201911034 Carissa Devina Putri
201911049 Edia Zulfa Nurul Izzah
201911035 Choi Jae Hyeon
201911051 Elza Khairunnisa R.
201911036 Christina Johny
201911052 Fadillah Annisa Citra
201911037 Cynthia Triska Firzanah
201911053 Fahreza Nilam Putri
201911038 D Jihan Tasya Firna
201911054 Farah Noer Ramadhani
201911039 Diah Ayu Sri Ramadanti
201911055 Farissa Krisna Putri
201911040 Diana Brillianty Ramadhani
201911056 Farrah Diba Putri Sakina
201911041 Diah Livia
201911057 Fathia Amanda Putri
201911042 Difa Nur Rif'ah
201911059 Fauziah Alifiya Rahmah
201911043 Dina Zahra Thahira
201911060 Fayza Nabila R. S. P.
201911044 Dinara Rahma Safina
201811010 Alfan Grinfan
201911045 Diska Ayu Fahira
SKENARIO
Anamnesis
Anak laki-laki usia 17 tahun datang bersama ibunya ke Poliklinik Gigi Mulut dengan keluhan gusi bengkak dan berdarah
sejak 1 bulan terakhir. Pembengkakan gingiva berkembang perlahan dalam 20 hari terakhir dan dikaitkan dengan
perdarahan dan nyeri tekan. Riwayat medis mengungkapkan bahwa pasien mengalami lesu, sedikit penurunan berat
badan dan kehilangan nafsu makan dalam beberapa bulan terakhir. Namun, konsumsi obat rutin disangkal. Tidak ada
keluarga dengan keluhan serupa.
Bergelson JM, Shah SS, Zaotis TE. Pediatric Infection Disease (The Requisites in
Pediatric). 1st Editon. Singapore: Mosby Elsevier. 2008: 216
STIPPLING
STAIN GIGI
Adriani, M dan Wirjadmadi, B. Gizi dan kesehatan balita peranan mikro zinc pada
pertumbuhan balita. Jakarta: Kencana: 2014.
BLAST
Bain BJ. Hematologi: kurikulum inti. Ahli bahasa: A. Iriani. Jakarta: EGC.2018
GINGIVA CEKAT
Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan
Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran; 2010
PEMERIKSAAN DARAH
Pemeriksaan darah lengkap merupakan
pemeriksaan yang sering dilakukan di
rumah sakit maupun laboratorium
klinik yang dikenal dengan istilah
complete blood count (CBC) yang
merupakan pemeriksaan dasar dari
komponen sel darah. Pemeriksaan
darah rutin meliputi hemoglobin,
jumlah leukosit, hitung jenis leukosit,
laju endapan darah.
IDENTIFIKASI
MASALAH
Keluhan gusi bengkak dan berdarah sejak 1 bulan terakhir.
bawah.
I DON'T KNOW
1 2 3 4 5
Hal apa yang pasien
Apakah keluhan pasien Apakah pasien Apakah ada hubunganya
lakukan saat pertama
mengonsumsi obat penyakit kelainan darah Bagaimana cara pasien
hilang timbul atau terus kali menyadari keluhan pada pasien dengan menjaga OH nya?
menerus? gusi bengkak dan penambah darah?
pembekakan gingivanya?
berdarah?
6 7 8 9 10
Tahap I (Initial Lesion): Manifestasi pertama dari inflamasi gingiva adalah perubahan
konsistensi vaskular, terutama dilatasi kapiler dan peningkatan aliran darah. Perubahan
inflamasi awal ini terjadi sebagai respon dari leukosit terhadap aktivitas mikrobial dan
stimulasi subquent sel endotel. Respon awal gingiva terhadap plak bakteri tidak terlihat
secara klinis. Tahap ini terjadi pada 2-4 hari setelah akumulasi awal plak.
Tanda-tanda pada fase gingivitis tahap pertama :
Eksudasi cairan pada sulkus gingiva
Terjadi perubahan pada koronal hampir seluruh epitel junction
Vaskulitas pembuluh darah yang memiliki letak lebih rendah dari epitel junctional
Peningkatan migrasi leukosit ke epitel junctional dan sulkus gingiva
Terdapat protein serum
Kehilangan kolagen perivaskuler
Newman GM, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Newman and carranza’s clinical periodontology. 13th Ed. China: Elsevier. 2018
Reddy S. Essentials of Clinical Periodontology and Periodontics. Third Edition. New Delhi: Jaypee; 2011: pp. 147-9
Lanjutan
Tahap II (Early Lesion): Tanda klinis eritema mungkin akan muncul pada tahap ini,
terutama karena proliferasi kapiler dan peningkatan pembentukan loop kapiler antara
rete pegs atau ridge. Perdarahan saat probing mungkin akan terlihat jelas. Tahap ini
terjadi 4-7 hari setelah akumulasi plak.
Tahap III (Established Lesion) dalam waktu 14-21 hari setelah terjadinya akumulasi
plak akan berlanjut menjadi gingivitis yang cukup parah. Tahap ini biasa disebut
gingivitis kronik. Pembuluh darah gingiva membesar dan aliran darah menjadi lambat.
Kondisi tersebut menyebabkan terjadiya anoksemia lokal sehingga gingiva yang
berwarna merah menjadi kebiru-biruan. Dengan bertambah parahnya kerusakan
kolagen dan pembengkakan, tepi gingiva dapat dengan mudah dilepas dari permukaan
gigi ( Lang et al, 2009).
Newman GM, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Newman and carranza’s clinical periodontology. 13th Ed. China: Elsevier. 2018
Reddy S. Essentials of Clinical Periodontology and Periodontics. Third Edition. New Delhi: Jaypee; 2011: pp. 147-9
Lanjutan
Tahap IV (Advanced Lesion) : Tahap ini merupakan transisi ke periodontitis. Hal ini
ditandai dengan hilangnya perlekatan yang ireversibel dan tampak dominasi
neutrofil pada epitel poket dan poket. Infiltrasi sel inflamasi dan infeksi bakteri
mulai mempengaruhi jaringan pendukung gigi dan struktur sekitarnya seperti
gingiva, ligamen periodontal, dan tulang alveolar yang mengakibatkan kerusakan
dan akhirnya dapat menyebabkan kehilangan gigi.
Newman GM, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Newman and carranza’s clinical periodontology. 13th Ed. China: Elsevier. 2018
Newman GM, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Newman and carranza’s clinical periodontology. 13th Ed. China: Elsevier. 2018
3. Apa saja manifestasi oral leukimia?
Purkait SK. Essentials of Oral Pathology. 3th ed. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers ; 2011. p. 578
Budi, Irma E. Deteksi Awal, Manifestasi Oral dan Penatalaksanaan Pasien Leukemia. B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi UNBRAH. 2021: 8(2).
Inayah Y, Horax S. Early detection and manifestation of leukemia in the oral cavity of the child. Makassar Dental Journal. 2021 Dec 13;10(3):283-7.
4. Apa saja pengobatan lesi oral yang dapat diberikan ke
pasien terkait penyakit kelainan darah yang dialami pasien?
Untuk pembesaran gingiva bisa dengan menggunakan sikat gigi dengan bulu
sikat halus saat kontrol plak dan antiseptik topikal (obat kumur chlorhexidine 0,12%
2 kali sehari)
Untuk pendarahan gingiva dengan menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat
halus saat kontrol plak, obat kumur anti fibrinolytic.
Prosedur perawatan dental pada pasien leukemia perlu diperhatikan indikator
hematologisnya yaitu jumlah neutrofil dan platelet (trombosit). Jumlah neutrofil yang
rendah dapat mengakibatkan infeksi oportunistik dari bakteri, virus dan jamur. Jika
ada prosedur dental yang tidak dapat ditunda saat jumlah neutrofil yang rendah,
maka perlu dipertimbangkan untuk penggunaan antibiotik profilaksis. Sedangkan
pada jumlah platelet yang rendah, kebutuhan transfusi darah perlu
dipertimbangkan. Selain itu, perawatan dental pada pasien leukemia mungkin
memerlukan rawat inap di rumah sakit.
Budi, Irma Ervina. Deteksi Awal Manifestasi Oral dan Tatalaksanaan Periodontal Pada Pasien Leukemia. B-Dent:Jurnal Kedokteran Gigi Universitas
Baiturrahman.2021. 8(2)
5. Bagaimana hubungan keluhan pasien yaitu bintik2 petekie
pada lengan tangan dan kaki dengan kelainan darah pasien?
Rofinda Z D., Kelainan Hemostasis pada Leukimia. Jurnal Kesehatan Andalas . 2012; 68-74
6. Mengapa terjadi ekimosis pada gingiva terkait keluhan pasien?
Rofinda, Z.D. Kelainan Hemostasis pada Leukemia. Jurnal Kesehatan Andalas. 2012 : 1 (2).
7. Bagaimana proses terjadinya kalkulus?
Pembentukan dental kalkulus diawali dari terbentuknya plak. (Plak adalah komplek biofilm
bakteri pada permukaan gigi dengan kontribusi tambahan dari saliva dan cairan sulkus
gingiva.)
Pembentukan biofilm dimulai ketika protein saliva membentuk lapisan tipis (film) pada
permukaan gigi, disebut juga acquired enamel pellicle (AEP). AEP berfungsi sebagai
penghalang primer dan lapisan pertahanan antara mineral kalsium fosfat enamel dengan
bakteri dan asam makanan. Setelah terbentuk AEP, bakteri beradhesi pada permukaan
yang keras, sebagian besar Gram positif mulai membentuk koloni pada permukaan dari
pelikel ini, diikuti oleh mikroba lain, membentuk komplek plak yang terstruktur.
Plak pada permukaan gigi dapat melekat baik pada sementum, email, lesi karies, dan
permukaan kasar lainnya. Setelah pembentukan plak, 4 hingga 8 jam kemudian, ion
kalsium berikatan dengan komponen organik, mulai mengalami presipitasi dan mulai
mengkristal atau terkalsifikasi. Proses kalsifikasi ini dapat terjadi dari sejak hari pertama
hingga hari ke-14, 50% kalsifikasi terjadi pada hari ke-2, 60 % hingga 90% terjadi setelah
sekitar 12 hari.
Pranata N. Dental Calculus as The Unique Calcified Oral Ecosystem A Review Article. Oceana Biomediciana Journal. 2019; Vol 2(2): 56
8. Mengapa bisa terjadi (penyebab) bau mulut dan tata laksana
menghilangkan bau mulut?
Nafas bau secara mendasar disebabkan oleh dua hal, yaitu: fisiologis dan patologis.
1. Sumber fisiologis dari nafas bau berasal dari kondisi pada permukaan dari lidah.
Bakteri yang dijumpai pada permukaan lidah pasien yang sehat berbeda dengan
pasien pengidap halitosis.
2. Sumber patologis melibatkan keparahan saku gusi, yang dikenal dengan penyakit
periodontal. Penyebab utama halitosis adalah bakteri dan VSC’s (volatile sulfur
compounds).
Langkah pencegahan dan pengobatan halitosis, seperti di kutip dari, sebagai berikut:
Ingat berkumur setelah makan, menggosok gigi selama tiga menit setelah makan,
perhatikan kebersihan gigi palsu dan dilepas waktu tidur. Jaga selalu kebersihan
rongga mulut dan perlu melakukan pemeriksaan rongga mulut secara rutin .
Jangan makan terlalu kenyang, apalagi makan malam, dan dianjurkan makan
hidangan yang agak tawar dan tidak terlalu berminyak, jangan makan kudapan
menjelang tidur, kurangilah konsumsi alkohol dan tidak merokok.
Lanjutan
Mengulum permen vitamin C atau permen karet, menggunakan pasta gigi yang
mengandung fluorin atau obat tradisional Tiongkok dan mengunyah daun teh juga
dapat menghilangkan halitosis.
Dalam keadaan biasa, halitosis dapat dicegah dengan memperhatikan kebersihan
rongga mulut dan memelihara kebiasaan baik perawatan gigi.
Menyikat dan bersihkan sela-sela gigi memakai odol dioksida klor (hindari odol berisi
sodium laryl sulphate).
Pakai obat kumur yang berisi dioksida klor.
Ratmini NK. Bau Mulut (Halitosis). Jurnal Kesehatan Gigi. 2017; 5(1).
9. Apakah OH berpengaruh terhadap pembesaran gingiva?