Anda di halaman 1dari 40

KEL

AS
B

SKENARIO 2
Dosen Fasilitator:
drg. Desy Fidyawati, Sp. Perio
NAMA ANGGOTA
201911031 Bonita Suroso
201911046 Divya Meidina Puteri
201911032 Bunga Latifah
201911047 Drajat Handika Pakci
201911033 Carenina Claudia Hans
201911048 Dwiky Ahmad Saidani
201911034 Carissa Devina Putri
201911049 Edia Zulfa Nurul Izzah
201911035 Choi Jae Hyeon
201911051 Elza Khairunnisa R.
201911036 Christina Johny
201911052 Fadillah Annisa Citra
201911037 Cynthia Triska Firzanah
201911053 Fahreza Nilam Putri
201911038 D Jihan Tasya Firna
201911054 Farah Noer Ramadhani
201911039 Diah Ayu Sri Ramadanti
201911055 Farissa Krisna Putri
201911040 Diana Brillianty Ramadhani
201911056 Farrah Diba Putri Sakina
201911041 Diah Livia
201911057 Fathia Amanda Putri
201911042 Difa Nur Rif'ah
201911059 Fauziah Alifiya Rahmah
201911043 Dina Zahra Thahira
201911060 Fayza Nabila R. S. P.
201911044 Dinara Rahma Safina
201811010 Alfan Grinfan
201911045 Diska Ayu Fahira
SKENARIO
Anamnesis
Anak laki-laki usia 17 tahun datang bersama ibunya ke Poliklinik Gigi Mulut dengan keluhan gusi bengkak dan berdarah
sejak 1 bulan terakhir. Pembengkakan gingiva berkembang perlahan dalam 20 hari terakhir dan dikaitkan dengan
perdarahan dan nyeri tekan. Riwayat medis mengungkapkan bahwa pasien mengalami lesu, sedikit penurunan berat
badan dan kehilangan nafsu makan dalam beberapa bulan terakhir. Namun, konsumsi obat rutin disangkal. Tidak ada
keluarga dengan keluhan serupa.

Pemeriksaan klinis & Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan fisik mengungkapkan bahwa pasien tampak asupan nutrisi buruk dengan bintik-bintik petekie pada kulit
di lengan bawah dan kaki. Limfadenopati submandibular bilateral dan servikal dalam. Palpasi kelenjar getah bening yang
indurated dan lembut.
Pemeriksaan intraoral adanya bau mulut dan kebersihan mulut yang sedang. Kalkulus supragingiva pada daerah
anterior atas dan bawah. Stain Pada gigi. Tampak pembesaran gingiva dari marginal dan gingiva cekat dari lengkung
rahang atas dan rahang bawah. Gingiva bengkak, mengkilat, berwarna merah kebiruan dengan area ekimosis ringan di
dasar mulut. Pembesaran gingiva meluas ke sepertiga sampai setengah dari bagian mahkota gigi. Pada palpasi gingiva
lunak, edema, tanpa stippling dan nyeri tekan pada palpasi. Perdarahan gingiva dengan sentuhan ringan.
Pada pemeriksaan darah ditemukan kadar Hemoglobin 7.4 g (11-13); Trombosit 60000/cu mm (150000-
450000/ cu mm), leukosit 81000/cu mm (4000-11000/cu mm),Blast 60% (0%) sehingga dicurigai adanya
PENYAKIT KELAINAN DARAH.
TERMINOLOGI
KALKULUS SUPRAGINGIVA
Kalkulus supragingiva merupakan plak
bakteri termineralisasi berwarna putih
kekuningan dengan konsistensi keras yang
terletak pada permukaan gigi di bagian
koronal margin gingiva.

Newman Michael G, Takei Henry H, Klokkevold Perry R. Carranza’s Clinical


Periodontology. 12th edition. Missouri: Elsevier. 2015: p116.
EKIMOSIS
Perubahan warna pada kulit yang
disebabkan terjadinya perdarahan
dalam. Ekimosis atau ecchymosis
adalah purpura (ekstravasasi darah) di
bawah kulit yang ukurannya lebih
besar dari 1 cm atau hematoma.
Ekimosis seringkali dinyatakan sebagai
istilah lain untuk memar atau bercak
biru kehitam-hitaman yang tampak di
kulit tubuh.

Adang Durachim, Dewi Astut. Hemostatis. Kementrian KEMENKES RI. 2018: 89


PETEKIE
Petekie merupakan lesi merah yang
berbentuk bulat dengan ukuran
diameter kurang dari 1-2 mm yang
terletak pada jaringan subkutan
atau submukosa.
Petekie dapat terjadi pada semua
usia baik laki-laki maupun
perempuan.
Lokasi yang sering terjadi yaitu
pada mukosa bukal, pipi, bibir,
lateral lidah, dasar lidah, palatum,
dan orofaringeal.
Hirawan H, dkk. Petekie pada Rongga Mulut Akibat Faktor Iatrogenik pada Pasien
Anak. Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 17 No. 2 2020. P. 57 – 59
LIMFADENOPATI

Limfadenopati didefinisikan sebagai


pembesaran satu atau lebih kelenjar
getah bening di luar batas normal,
dengan mempertimbangkan usia pasien
dan lokasi kelenjar yang diperiksa,
yang dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri, virus, atau jamur, penyakit
autoimun, dan keganasan.

Bergelson JM, Shah SS, Zaotis TE. Pediatric Infection Disease (The Requisites in
Pediatric). 1st Editon. Singapore: Mosby Elsevier. 2008: 216
STIPPLING

Merupakan bintik- bintik seperti


kulit jeruk yang terdapat pada
attached gingiva. Stippling terlihat
jelas apabila permukaan gingiva
dikeringkan.

Nield-Gehrig, Jill S, Willman, Donald E. Foundation of Periodontics for the Dental


Hygienist. Third edition. Amerika Serikat: Wolters Kluwer Health.2011

STAIN GIGI

Merupakan warna yang menempel


diatas permukaan gigi biasanya terjadi
karena pelekatan warna makanan,
minuman ataupun kandungan nikotin
khususnya pyridine yang merupakan
substansi penghasil stain gigi.

Adriani, M dan Wirjadmadi, B. Gizi dan kesehatan balita peranan mikro zinc pada
pertumbuhan balita. Jakarta: Kencana: 2014.

BLAST

Sel leukimia yang terus berpoliferasi


tetapi terjadi pada gangguan pada
proses pemotongan sel. Sehingga
berakumulasi sebagai sel imatur (tidak
matang)

Bain BJ. Hematologi: kurikulum inti. Ahli bahasa: A. Iriani. Jakarta: EGC.2018

GINGIVA CEKAT

Gingiva cekat merupakan lanjutan dari


marginal gingiva, meluas dari free
gingiva groove sampai ke pertautan
muko gingiva. Gingiva cekat ini melekat
erat ke sementum mulai dari sepertiga
bagian akar ke poriosteum tulang
alveolar

Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan
Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran; 2010

PEMERIKSAAN DARAH
Pemeriksaan darah lengkap merupakan
pemeriksaan yang sering dilakukan di
rumah sakit maupun laboratorium
klinik yang dikenal dengan istilah
complete blood count (CBC) yang
merupakan pemeriksaan dasar dari
komponen sel darah. Pemeriksaan
darah rutin meliputi hemoglobin,
jumlah leukosit, hitung jenis leukosit,
laju endapan darah.

Dharma R, Imanuel S, Wawan R. Penilaian Hasil Pemeriksaan Hematologi Rutin.


Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSCM, Jakarta Frances K;
2006

IDENTIFIKASI
MASALAH
Keluhan gusi bengkak dan berdarah sejak 1 bulan terakhir.

Pembengkakan gingiva berkembang perlahan dalam 20 hari


terakhir dan dikaitkan dengan perdarahan dan nyeri tekan.

Pasien mengalami lesu, sedikit penurunan berat badan dan


kehilangan nafsu makan dalam beberapa bulan terakhir.
HIPOTESIS
1. Leukemia → meningkatnya jumlah sel darah putih dan sel
blast leukemic, trombositopenia
2. Anemia defisiensi vit B12 --> pasien mengalami lesu, sedikit
penurunan berat badan dan kehilangan nafsu makan dalam
beberapa bulan terakhir.
3. Chronic Kidney Disease (CKD) → Bintik-bintik petekie
pada kulit di lengan bawah dan kaki. Gingiva bengkak,
mengkilat, berwarna merah kebiruan dengan area ekimosis
ringan di dasar mulut.
MEKANISME
Anak laki laki usia 17 tahun

Anamnesis: Gambaran Klinis:


Pemeriksaan Klinis:
Keluhan gusi bengkak dan berdarah
pasien tampak asupan nutrisi buruk
sejak 1 bulan terakhir

dengan bintik-bintik petekie pada kulit


Pembengkakan gingiva berkembang
di lengan bawah dan kaki.
perlahan dalam 20 hari terakhir dan
Palpasi kelenjar getah bening yang
dikaitkan dengan perdarahan dan
indurated dan lembut
nyeri tekan
limfadenopati submandibular bilateral
mengalami lesu, sedikit penurunan
dan servikal dalam
berat badan dan kehilangan nafsu Diagnosis :
makan dalam beberapa bulan terakhir. Leukimia -->Adanya hiperplasia gingiva,
kurang nafsu makan, bintik petekie, &
limfodenopati submandibular
Pemeriksaan Intraoral:
anemia,trombositopenia, leukositosis,
bau mulut
kadar blast cell >20%.
Pemeriksaan darah :
Kadar Hb 7,4 g (11-13) --> rendah
OH sedang
kalkulus supragingiva pada daerah anterior atas & bawah

Hiperplasia gingiva manifestasi oral
leukimia.
Trombosit 60000/cu mm Gingiva bengkak, mengkilat, berwarna merah kebiruan
(150.000-450.000/cu mm) --> dengan area ekimosis ringan di dasar mulut.
rendah Pembesaran gingiva meluas ke 1/3 sampai 1/2 dari Tata laksana :
leukosit 81000/cu mm (4.000- bagian mahkota gigi. Kontrol leukemia
11.000/cu mm) --> tinggi stain pada gigi Perawatan kalkulus supragingiva,
Blast 60% (0%) --> tinggi Tampak pembesaran gingiva dari marginal dan gingiva menghindari adanya pendarahan
cekat dari lengkung rahang atas dan rahang bawah hiperplasia gingiva akan menurun
Perdarahan gingiva dengan sentuhan ringan. selama berjalannya perawatan leukemia
MORE INFO
Pemeriksaan Intraoral
Pasien

laki-laki usia 17 tahun
1. kalkulus supragingiva pada
daerah anterior atas dan bawah.
2. Tampak pembesaran gingiva dari
marginal dan gingiva cekat dari Pemeriksaan Klinis Pemeriksaan darah
lengkung rahang atas dan rahang

bawah.

mengungkapkan bahwa pasien Kadar Hb 7,4 g (11-13)


3. adanya bau mulut dan kebersihan tampak asupan nutrisi buruk
mulut yang sedang. Trombosit 60000/cu mm
dengan bintik-bintik petekie (150.000-450.000/cu mm)
4. stain pada gigi
5. Pada palpasi gingiva lunak,
pada kulit di lengan bawah dan leukosit 81000/cu mm (4.000-
edema, tanpa stippling dan nyeri kaki. 11.000/cu mm)
tekan pada palpasi. Perdarahan Limfadenopati submandibular Blast 60% (0%)
gingiva dengan sentuhan ringan bilateral dan servikal dalam.
6. Perdarahan gingiva dengan Palpasi kelenjar getah bening
sentuhan ringan. yang indurated dan lembut.

I DON'T KNOW
1 2 3 4 5
Hal apa yang pasien
Apakah keluhan pasien Apakah pasien Apakah ada hubunganya
lakukan saat pertama
mengonsumsi obat penyakit kelainan darah Bagaimana cara pasien
hilang timbul atau terus kali menyadari keluhan pada pasien dengan menjaga OH nya?
menerus? gusi bengkak dan penambah darah?
pembekakan gingivanya?
berdarah?

6 7 8 9 10

Apakah pasien suka Apakah gaya hidup Apakah penurunan


Apakah keluhan gusi
menggunakan tusuk gigi Bagaimana frekuensi pasien memiliki berat badan dan nafsu
bengkak mempengaruhi
atau menggunakan jari sikat gigi pada pasien? pengaruh terhadap makan mempengaruhi
kehilangan nafsu
tangan? penyakit yang diderita keparahan penyakit
makan?
oleh pasien? pasien?
LEARNING
ISSUES
1. Bagaimana tahap histologi terjadinya gingivitis?

Tahap I (Initial Lesion): Manifestasi pertama dari inflamasi gingiva adalah perubahan
konsistensi vaskular, terutama dilatasi kapiler dan peningkatan aliran darah. Perubahan
inflamasi awal ini terjadi sebagai respon dari leukosit terhadap aktivitas mikrobial dan
stimulasi subquent sel endotel. Respon awal gingiva terhadap plak bakteri tidak terlihat
secara klinis. Tahap ini terjadi pada 2-4 hari setelah akumulasi awal plak.
Tanda-tanda pada fase gingivitis tahap pertama :
Eksudasi cairan pada sulkus gingiva
Terjadi perubahan pada koronal hampir seluruh epitel junction
Vaskulitas pembuluh darah yang memiliki letak lebih rendah dari epitel junctional
Peningkatan migrasi leukosit ke epitel junctional dan sulkus gingiva
Terdapat protein serum
Kehilangan kolagen perivaskuler

Newman GM, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Newman and carranza’s clinical periodontology. 13th Ed. China: Elsevier. 2018
Reddy S. Essentials of Clinical Periodontology and Periodontics. Third Edition. New Delhi: Jaypee; 2011: pp. 147-9

Lanjutan

Tahap II (Early Lesion): Tanda klinis eritema mungkin akan muncul pada tahap ini,
terutama karena proliferasi kapiler dan peningkatan pembentukan loop kapiler antara
rete pegs atau ridge. Perdarahan saat probing mungkin akan terlihat jelas. Tahap ini
terjadi 4-7 hari setelah akumulasi plak.

Tahap III (Established Lesion) dalam waktu 14-21 hari setelah terjadinya akumulasi
plak akan berlanjut menjadi gingivitis yang cukup parah. Tahap ini biasa disebut
gingivitis kronik. Pembuluh darah gingiva membesar dan aliran darah menjadi lambat.
Kondisi tersebut menyebabkan terjadiya anoksemia lokal sehingga gingiva yang
berwarna merah menjadi kebiru-biruan. Dengan bertambah parahnya kerusakan
kolagen dan pembengkakan, tepi gingiva dapat dengan mudah dilepas dari permukaan
gigi ( Lang et al, 2009).

Newman GM, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Newman and carranza’s clinical periodontology. 13th Ed. China: Elsevier. 2018
Reddy S. Essentials of Clinical Periodontology and Periodontics. Third Edition. New Delhi: Jaypee; 2011: pp. 147-9

Lanjutan

Tahap IV (Advanced Lesion) : Tahap ini merupakan transisi ke periodontitis. Hal ini
ditandai dengan hilangnya perlekatan yang ireversibel dan tampak dominasi
neutrofil pada epitel poket dan poket. Infiltrasi sel inflamasi dan infeksi bakteri
mulai mempengaruhi jaringan pendukung gigi dan struktur sekitarnya seperti
gingiva, ligamen periodontal, dan tulang alveolar yang mengakibatkan kerusakan
dan akhirnya dapat menyebabkan kehilangan gigi.

Newman GM, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Newman and carranza’s clinical periodontology. 13th Ed. China: Elsevier. 2018

2.Bagaimana hubungan antara penyakit darah dengan keluhan


pasien (gusi bengkak dan pemeriksaan darah tidak normal)?

Pembesaran gingiva pada pasien leukimia merupakan manifestasi


dari leukimia itu sendiri, gingiva enlargment sendiri disebabkan
karena adanya infitrasi sel leukimia ke gingiva dan tulang alveolar.
Pembesaran gingiva disebabkan akumulasi sel blast leukimic
gingival enlargement yg belum matang di gingiva yang berdekatan
dengan permukaan gigi dengan plak dan bakteri.

Newman GM, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Newman and carranza’s clinical periodontology. 13th Ed. China: Elsevier. 2018
3. Apa saja manifestasi oral leukimia?

Perdarahan dan nekrosis gingiva


Ekimosis
Nekrosis dan ulserasi mukosa mulut
Perdarahan hebat pada trauma atau setelah pencabutan gigi
Mukosa yang pucat karena anemia
Petekie karena trombositopenia serta adanya
Pembesaran gingiva karena infiltrasi dan sel leukemik.
Pada beberapa kasus dijumpai erosi pada bibir, perubahan warna gingiva dan
lidah menjadi merah keunguan dan artritis pada TMJ
Manifestasi oral yang jarang terjadi terkait dengan AML (Acute Myeloid Leukemia)
adalah lesi mirip noma.

Purkait SK. Essentials of Oral Pathology. 3th ed. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers ; 2011. p. 578
Budi, Irma E. Deteksi Awal, Manifestasi Oral dan Penatalaksanaan Pasien Leukemia. B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi UNBRAH. 2021: 8(2).
Inayah Y, Horax S. Early detection and manifestation of leukemia in the oral cavity of the child. Makassar Dental Journal. 2021 Dec 13;10(3):283-7.
4. Apa saja pengobatan lesi oral yang dapat diberikan ke
pasien terkait penyakit kelainan darah yang dialami pasien?

Untuk pembesaran gingiva bisa dengan menggunakan sikat gigi dengan bulu
sikat halus saat kontrol plak dan antiseptik topikal (obat kumur chlorhexidine 0,12%
2 kali sehari)
Untuk pendarahan gingiva dengan menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat
halus saat kontrol plak, obat kumur anti fibrinolytic.
Prosedur perawatan dental pada pasien leukemia perlu diperhatikan indikator
hematologisnya yaitu jumlah neutrofil dan platelet (trombosit). Jumlah neutrofil yang
rendah dapat mengakibatkan infeksi oportunistik dari bakteri, virus dan jamur. Jika
ada prosedur dental yang tidak dapat ditunda saat jumlah neutrofil yang rendah,
maka perlu dipertimbangkan untuk penggunaan antibiotik profilaksis. Sedangkan
pada jumlah platelet yang rendah, kebutuhan transfusi darah perlu
dipertimbangkan. Selain itu, perawatan dental pada pasien leukemia mungkin
memerlukan rawat inap di rumah sakit.

Budi, Irma Ervina. Deteksi Awal Manifestasi Oral dan Tatalaksanaan Periodontal Pada Pasien Leukemia. B-Dent:Jurnal Kedokteran Gigi Universitas

Baiturrahman.2021. 8(2)
5. Bagaimana hubungan keluhan pasien yaitu bintik2 petekie
pada lengan tangan dan kaki dengan kelainan darah pasien?

Bintik petekie terjadi karena akibat adanya perdarahan didalam


lapisan dermis. Patofisiologi utama patetie yaitu trombositopenia,
disfungsi trombosit, gangguan koagulasi dan hilangnya integritas
pembuluh darah sehingga menimbulkan lesi berupa petekie yang
ditemukan pada penderita leukimia.

Rofinda Z D., Kelainan Hemostasis pada Leukimia. Jurnal Kesehatan Andalas . 2012; 68-74
6. Mengapa terjadi ekimosis pada gingiva terkait keluhan pasien?

Salah satu manifestasi klinis dari leukemia adalah


perdarahan. Manifestasi perdarahan yang paling
sering ditemukan berupa ptekie, purpura atau ekimosis
yang terjadi pada 40-70% penderita leukemia akut
pada saat didiagnosis. Lokasi perdarahan yang paling
sering adalah pada mata, kulit, membran mukosa,
hidung, gingiva, dan saluran cerna. Manifestasi
perdarahan ini muncul sebagai akibat dari berbagai
kelainan hemostasis

Rofinda, Z.D. Kelainan Hemostasis pada Leukemia. Jurnal Kesehatan Andalas. 2012 : 1 (2).
7. Bagaimana proses terjadinya kalkulus?

Pembentukan dental kalkulus diawali dari terbentuknya plak. (Plak adalah komplek biofilm
bakteri pada permukaan gigi dengan kontribusi tambahan dari saliva dan cairan sulkus
gingiva.)
Pembentukan biofilm dimulai ketika protein saliva membentuk lapisan tipis (film) pada
permukaan gigi, disebut juga acquired enamel pellicle (AEP). AEP berfungsi sebagai
penghalang primer dan lapisan pertahanan antara mineral kalsium fosfat enamel dengan
bakteri dan asam makanan. Setelah terbentuk AEP, bakteri beradhesi pada permukaan
yang keras, sebagian besar Gram positif mulai membentuk koloni pada permukaan dari
pelikel ini, diikuti oleh mikroba lain, membentuk komplek plak yang terstruktur.
Plak pada permukaan gigi dapat melekat baik pada sementum, email, lesi karies, dan
permukaan kasar lainnya. Setelah pembentukan plak, 4 hingga 8 jam kemudian, ion
kalsium berikatan dengan komponen organik, mulai mengalami presipitasi dan mulai
mengkristal atau terkalsifikasi. Proses kalsifikasi ini dapat terjadi dari sejak hari pertama
hingga hari ke-14, 50% kalsifikasi terjadi pada hari ke-2, 60 % hingga 90% terjadi setelah
sekitar 12 hari.

Pranata N. Dental Calculus as The Unique Calcified Oral Ecosystem A Review Article. Oceana Biomediciana Journal. 2019; Vol 2(2): 56
8. Mengapa bisa terjadi (penyebab) bau mulut dan tata laksana
menghilangkan bau mulut?

Nafas bau secara mendasar disebabkan oleh dua hal, yaitu: fisiologis dan patologis.
1. Sumber fisiologis dari nafas bau berasal dari kondisi pada permukaan dari lidah.
Bakteri yang dijumpai pada permukaan lidah pasien yang sehat berbeda dengan
pasien pengidap halitosis.
2. Sumber patologis melibatkan keparahan saku gusi, yang dikenal dengan penyakit
periodontal. Penyebab utama halitosis adalah bakteri dan VSC’s (volatile sulfur
compounds).

Langkah pencegahan dan pengobatan halitosis, seperti di kutip dari, sebagai berikut:
Ingat berkumur setelah makan, menggosok gigi selama tiga menit setelah makan,
perhatikan kebersihan gigi palsu dan dilepas waktu tidur. Jaga selalu kebersihan
rongga mulut dan perlu melakukan pemeriksaan rongga mulut secara rutin .
Jangan makan terlalu kenyang, apalagi makan malam, dan dianjurkan makan
hidangan yang agak tawar dan tidak terlalu berminyak, jangan makan kudapan
menjelang tidur, kurangilah konsumsi alkohol dan tidak merokok.
Lanjutan

Cegah sembelit, dan jaga kelancaran buang air besar.


Orang setengah baya dan lanjut usia dianjurkan banyak mengkonsumsi buah-buahan
segar dan minum teh untuk menggairahkan sekresi ludah.
Setiap pagi minum segelas air hangat ditambah sedikit garam dalam keadaan perut
kosong, berfungsi untuk mengatur fungsi lambung, ini juga dapat mengurangi timbulnya
halitosis.
Bidara merah dan hitam dapat meringankan halitosis yang ditimbulkan karena makan
brambang dan bawang serta makanan pedas lainnya. Selain itu, minum teh kental juga
dapat meringankan bau bawang.
Lanjutan

Mengulum permen vitamin C atau permen karet, menggunakan pasta gigi yang
mengandung fluorin atau obat tradisional Tiongkok dan mengunyah daun teh juga
dapat menghilangkan halitosis.
Dalam keadaan biasa, halitosis dapat dicegah dengan memperhatikan kebersihan
rongga mulut dan memelihara kebiasaan baik perawatan gigi.
Menyikat dan bersihkan sela-sela gigi memakai odol dioksida klor (hindari odol berisi
sodium laryl sulphate).
Pakai obat kumur yang berisi dioksida klor.

Ratmini NK. Bau Mulut (Halitosis). Jurnal Kesehatan Gigi. 2017; 5(1).
9. Apakah OH berpengaruh terhadap pembesaran gingiva?

pembesaran gusi inflamasi atau yang dikenal


hiperplasia gingiva dapat terjadi karena akibat
langsung dari peradangan. Peradangan sering
disebabkan oleh penumpukan plak pada gigi dari sisa
makanan, bakteri dan OH yang tidak efektif.

C. Hong. Gingival Enlargement. T Web Writing Group. January 2015


THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai