Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

JUDUL
OPTIMALISASI TEKNIK NESTING PADA BAYI PREMATUR DI
RUANGAN NICU RSUD OTANAHA KOTA GORONTALO

Oleh:

Eka Pratiwi Puluhulawa, S.Kep., Ns


NIP :199601012022032029

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN LI
PROVINSI GORONTALO

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI GORONTALO


2022
2
3
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN HASIL PERBAIKAN.............Error! Bookmark not


defined.

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL....................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….vi

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………vii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… viii

BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………. 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Aktualisasi ………………………………………….. 2

1.2.1 Tujuan Aktualisasi ………………………………………………... 2

1.2.2 Manfaat Aktualisasi ……………………………………………… 3

1.3 Ruang Lingkup ……………………………………………………...3

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI................................................................4

2.1 Deskripsi Rumah Sakit...................................................................................4

2.1.2 Profil Rumah Sakit …………………………………………………... 6

2.2.2 Visi, Misi, dan Nilai Rumah Sakit …………………………………... 6

2.2 Deskripsi Isu..............................................................................................7

2.3 Argumentasi terhadap Isu..........................................................................8

4
2.4 Kegiatan Untuk Penyelesaian Isu..............................................................9

2.5 Nilai-nilai Dasar Profesi PNS....................................................................9

2.7 Matrix Rancangan..................................................................................11

2.8 Jadwal Kegiatan......................................................................................23

2.9 Kendala dan Antisipasi............................................................................26

BAB III HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI ………………………….. 27


3.1 Kegiatan 1 ………………………………………………………………... 27
3.2 Kegiatan 2 ………………………………………………………………... 30
3.3 Kegiatan 3 ………………………………………………………………... 33
3.4 Kegiatan 4 ………………………………………………………………... 36
3.5 Kegiatan 5 ………………………………………………………………... 40
3.6 Kegatan 6 ………………………………………………………………… 45
BAB IV PENUTUP………….............................................................................. 49
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………. 49
4.2 Saran ……………………………………………………………………... 49

5
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Matrix Rancangan Aktualisasi..............................................................13
Tabel 2. 2 Jadwal Kegiatan ...................................................................................20

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Menelpon direktur untuk kontrak waktu ………………………… 27


Gambar 3.2 Menyampaikan rencana kegiatan kepada direktur ………………. 28
Gambar 3.3 Direktur menyetujui rancangan kegiatan aktualisasi ……………. 29

Gambar 3.4 Menyiapkan draft SPO …………………………………………... 30


Gambar 3.5 Menyampaikan rencana kegiatan kepada kasie keperawatan …… 31
Gambar 3.6 Meminta saran dan masukan dari kasie keperawatan …………… 32
Gambar 3.7 Menelpon kepala ruangan NICU untuk kontrak waktu …………. 33
Gambar 3.8 Menyampaikan rencana kegiatan kepada kepala ruangan NICU .. 34
Gambar 3.9 Meminta persetujuan kepala ruangan NICU ………………….… 35

Gambar 3.10 Berkoordinasi dengan tim pokja keperawatan dan dokter spesialis
anak ……………………………………………………………. 37
Gambar 3.11 Mendiskusikan draft SPO teknik nesting pada bayi prematur
bersama tim pokja keperawatan dan dokter spesialis anak ……. 38
Gambar 3.12 Direktur menyetujui pengesahan draft SPO …………………… 39
Gambar 3.13 Menyediakan undangan, daftar hadir dan materi sosialisasi …... 41
Gambar 3.14 Melakukan pertemuan bersama perawat ruangan NICU ……… 42
Gambar 3.15 Menjelaskan teknik nesting pada bayi prematur sesuai SPO …. 42
Gambar 3.16 Mendemonstrasikan teknik nesting pada bayi prematur sesuai
SPO ……………………………………………………………. 43
Gambar 3.17 Melakukan diseminasi terhadap perawat ruangan ……………... 45

Gambar 3.18 Memonitor penggunaan teknik nesting pada bayi premature


menggunakan table ceklis ……………………………………... 46
Gambar 3.19 Gambar 3.19 Konsultasi hasil evaluasi tabel ceklis kepada kepala
ruangan NICU ………………………………………………… 47

7
DAFTAR LAMPIRAN

Analisis AKPK …………………………………………………………………. 51

Surat Permohonan Rancangan Kegiatan Aktualisasi …………………………... 52

Undangan Penyusunan SPO untuk Tim Pokja Keperawatan RSUD Otanaha … 53

Undangan Penyusunan SPO untuk Dokter Spesialis Anak RSUD Otanaha …... 54

Daftar Hadir Kegiatan Penyusunan SPO ………………………………………. 55

Notulan Hasil Kegiatan Penyusunan SPO ……………………………………... 56

Persetujuan Pengesahan SPO oleh Direktur RSUD Otanaha ………………….. 57

Undangan Sosialisasi Teknik Nesting pada Bayi Prematur …………………… 58

Daftar Hadir Kegiatan Sosialisasi ……………………………………………... 59

Notulen Hasil KegiatanSosialisasi …………………………………………….. 60

Tabel Ceklis Hasil Evaluasi Tindakan Teknik Nesting Pada Bayi Prematur di
Ruangan NICU RSUD Otanaha Kota Gorontalo ……………………………... 61

8
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, dengan sepenuh hati yang meliputi pengertian
syukur dan puji, penyusun memanjatkan syukur kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas laporan
aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN dengan judul “Optimalisasi teknik
nesting pada bayi prematur di ruangan NICU RSUD Otanaha Kota Gorontalo”.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang senantiasa memberi dukungan baik moril
maupun materi, mencurahkan kasih sayang dan do’a kepada penyusun
sehingga saya dapat menyelesaikan latsar dan laporan aktualisasi ini
dengan baik.
2. Suami tercinta yang senantiasa memberikan doa dan support sehingga
saya selalu semangat dalam menyusun laporan aktualisasi ini,
3. Dr. Asrar Habibie, M.Si selaku coach yang senantiasa dengan sabar,
cermat, teliti, dan sepenuh hati membimbing selama penyusunan
laporan aktualisasi.
4. Ns. Euis H. Hidayat, S.Kep., MMselaku mentor di RSUD Otanaha Kota
Gorontalo yang senantiasa memberikan motivasi, memantau dan
memonitoring pelaksanaan aktualisasi.
5. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan materi dan ilmu yang
sangat bermanfaat bagi para penulis dan peserta Diklat lainnya.
6. Bapak dan Ibu Panitia dari BPSDM Provinsi Gorontalo yang selalu
sabar melatih karakter kami selama pelaksanaan latsar.
7. Keluarga besar angkatan LI yang selama Pelatihan Dasar CPNS yang
selalu bersama dalam keadaan suka maupun duka.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan
aktualisasi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan laporan aktualisasi ini, banyak hambatan yang sering
dihadapi oleh penyusun. Namun dengan usaha, kerja keras, kesabaran dan

9
pertolongan dari Allah SWT, akhirnya laporan aktualisasi ini dapat diselesaikan
dengan baik.

Saya menyadari bahwa laporan aktualisasi ini masih banyak kekurangan


dan juga jauh dari kata sempurna. Untuk itu saya memohon masukan dan kritik
yang membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini
bisa bermanfaat bagi kita semua.

Gorontalo, 7 September 2022


Penulis,

Eka Pratiwi Puluhulawa, S.Kep., Ns


NIP: 199601012022032029

10
11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) yang telah memenuhi syarat tertentu, diangkat oleh pejabat
berwenang, diserahi tugas Negara lainya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang undangan yang masih berlaku. Peran PNS di bidang kesehatan
adalah mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas prima meliputi
pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif di pusat-pusat
pelayanan kesehatan yang ada seperti pusat kesehatan masyarakat
(PUSKESMAS) dan rumah sakit milik pemerintah.
RSUD Otanaha merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah
yang beralamat di Kelurahan Buladu Kec. Kota Barat yang diresmikan
oleh Walikota Gorontalo pada tanggal 14 Januari 2013. Rumah sakit ini
telah beroprasi selama 9 tahun dan memiliki ruangan perawatan yang
memadai, salah satunya yaitu ruangan Neonatal Intensive Care Unit
(NICU).
Salah satu kriteria perawatan pasien di ruang NICU adalah bayi
prematur. Bayi prematur umumnya memiliki berat lahir rendah, sehingga
membutuhkan usaha penyesuaian terhadap kehidupan ekstrauterin yang
lebih berat di bandingkan bayi yang cukup bulan. Bayi prematur juga
menghadapi ancaman terhadap kelangsungan hidupnya akibat maturasi
organ yang belum tercapai pada saat dilahirkan. Prognosis bayi dengan
berat lebih dari 1800 gram lebih baik dari bayi dengan berat antara 1500
sampai 1800 gram. Perawatan di ruangan NICU bertujuan untuk
meminimalkan hal-hal yang mempengaruhi respon bayi yang di sebabkan
karena immaturitas sistem neurologisnya. Tindakan yang dapat
mendukung tujuan tersebut diantaranya dengan memberikan cahaya yang
redup, suara yang rendah, kehangatan, sentuhan lembut, control nyeri, dan
nesting.

1
Nesting adalah penggunaan alat berbentuk seperti kondisi dalam
rahim ibu yang memiliki panjang sekitar 121-132 cm dan dapat
disesuaikan dengan panjang tubuh bayi. Alat ini diletakkan sebagai
pelindung posisi bayi, menjaga perubahan posisi bayi yang diakibatkan
karena gravitasi. Nesting merupakan penyanggah pada posisi tidur pada
bayi sehingga tetap dalam posisi fleksi, hal ini dimaksudkan agar tidak
terjadi perubahan posisi yang drastis pada bayi yang dapat mengakibtkan
hilangnya banyak energi dari tubuh neonatus.
Pemberian posisi yang tepat dapat meningkatkan kualitas tidur bayi
dan meningkatkan keluaran klinis berupa peningkatan fungsi paru namun
sebaliknya kesalahan pemberian posisi dapat berakibat pada perubahan
status fisiologis bayi.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengangkat judul yaitu
“Optimalisasi teknik nesting pada bayi prematur di ruangan NICU RSUD
Otanaha Kota Gorontalo”
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT AKTUALISASI
1.2. 1 TUJUAN AKTUALISASI

Rancangan aktualisasi nilai dasar Pegawai Negeri Sipil ini bertujuan


sebagai:

1. Pengaktualisasian nilai-nilai dasar Berorientasi Pelayanan,


Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif
(BerAKHLAK) sebagai Aparatur Sipil Negara di instansi tempat
bekerja.
2. Menganalisis tugas dan fungsi ASN.
3. Melakukan analisis dampak apabila nilai-nilai dasar profesi ASN,
kedudukan dan peran PNS tidak diterapkan dalam tahapan kegiatan
kerja.
4. Mengidentifikasi nilai-nilai dasar profesi ASN dalam melaksanakan
tugas dan fungsi ASN.
5. Mengidentifikasi dan Mengaktualisasikan peran dan kedudukan PNS

2
1.2.2 MANFAAT AKTUALISASI

Manfaat yang diperoleh dari aktualisasi antara lain:

1. Menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS serta peran dan


kedudukannya.
2. Meningkatkan mutu pelayanan masyarakat pada satuan kerja dan
kenyamanan masyarakat sebagai stakeholder.
3. Manfaat yang didapatkan oleh peserta diklat latsar adalah peserta
dapat memahami, menginternalisasi dan kemudian
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan tugas
dan fungsi ASN di tempat kerja.
4. Manfaat bagi unit kerja dan organisasi adalah mendapatkan
kontribusi dari peserta diklat latsar untuk mencapat tujuan, visi dan
misi bersama. Stake holder juga mendapatkan manfaat yaitu dapat
merasakan inovasi-inovasi dari kegiatan yang dilaksanakan oleh
peserta diklat latsar.
1.3 RUANG LINGKUP
Penulisan ini dibatasi pada kegiatan yang mengandung nilai-nilai
dasar profesi Pegawai Negeri Sipil yaitu: Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif yang
kegiatan rancangan aktualisasi ini akan diimplementasikan selama masa
habituasi pada tanggal 2 agustus S.d 3 september tahun 2022 dengan lokasi
pelaksanaan di RSUD Otanaha Kota Gorontalo.
.

3
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 Deskripsi Rumah Sakit


Keberadaan RSUD Otanaha Kota Gorontalo merupakan milik
Pemerintah Kota Gorontalo yang merupakan RSUD pengembangan dari
Puskesmas Perawatan Pilolodaa yang dibangun pada tahun 1970 dengan
nama Balai Pengobatan Potanga yang menempati salah satu ruangan Kantor
Camat Kota Barat, pada tahun 1975 dengan berbagai upaya dari segenap
unsur Pemerintah dan Masyarakat serta biaya swadaya masyarakat maka
penambahan ruangan dengan bertambah fungsinya menjadi Balai Kesehatan
Ibu dan Anak (BKIA). Pada tahun 1990 beralih menjadi Puskesmas
Pilolodaa dengan rawat inap Kotamadya Gorontalo. Rumah Sakit Umum
Daerah Otanaha diresmikan oleh Walikota Gorontalo pada tanggal 19 Maret
2010 dan mulai beroperasi pada tanggal 19 Maret 2010 dengan jumlah
pegawai 79 orang yang terdiri dari pejabat struktural 4 (empat) orang dan
fungsional serta staf administrasi 75 orang, jumlah tempat tidur pasien
35TT.
Dengan semakin meningkatnya kegiatan dan tuntutan kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka mulai diupayakan adanya
gedung rumah sakit yang representatif berlokasi di Kecamatan Kota Barat +
1 KM dari tempat semula. Pada tahun 2013 secara berangsur-angsur
kegiatan pelayanan Rumah Sakit Otanaha pindah ke eks Gedung Dinas
Sosial Provinsi Gorontalo yang bertempat di Kelurahan Buladu Kec. Kota
Barat yang diresmikan pemakaiannya oleh Walikota GorontaloPada tanggal
14 Januari 2013.Selanjutnya pada tanggal 13 Februari 2013 Instalasi Rawat
Darurat diresmikan oleh Walikota Gorontalo. Adapun jumlah tempat tidur
pasien 35 TT, dengan pembagian ruang terdiri dari Rawat jalan yang terbagi
(poli umum, poli bedah, poli anak, poli gigi, poli kebidanan) Rawat Inap
terdiri dari (Perawatan Bedah, Anak, Perawatan Interna dan Kebidanan)
serta ruang apotik, laboratorium, Instalasi Gizi dan administrasi. Selanjutnya

4
pada bulan Desember 2013 bertambah ruang rawat inap kelas III untuk anak
dengan jumlah tempat tidur 15 TT.
Dengan berpindahnya kegiatan RSUD Otanaha ke lokasi yang baru,
maka perkembangan dan kemajuan yang dialami RSUD Otanaha semakin
meningkat seiring dengan perkembangannya melalui pembangunan gedung-
gedung baru dan penambahan Sumber Daya Manusia dalam rangka
memenuhi standar Rumah Sakit menuju akreditas. Perkembangan ini dapat
dilihat dimana pada bulan Desember 2013 dibangun fasilitas Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk layanan 120 TT, bulan Oktober 2014
dibangun Unit Tranfusi Darah, ICCU dan Ruang Perawatan IV Kelas III
yang diresmikan oleh Walikota Gorontalo pada bulan Januari 2015.
Selanjutnya Tahun 2015 mulai dirintis pembangunan Ruang Radiologi
dengan luas bangunan 13 X 14,5 M², pembangunan gedung VIP dan
penambahan selasar yang menjadi penghubung antar gedung.
Untuk Tahun 2016 dibangun ruang interna kelas I &ll sebanyak 7
kamar, ruang kebidanan, ruang bedah kelas I,II,III serta ruang operasi dan
penambahan ruang VIP sebanyak 8 Kamar. Yang kesemuanya akan
diresmikan pada Tahun 2017 oleh Bapak Walikota Gorontalo.
Pada Juli 2017 ruang kebidanansudah dapat difungsikan yang terdiri
dari ruang bersalin dengan 5 TT, Gynekologi 1 TT dan ruang nifas dengan
12 TT. RSUD Otanaha mendapatkan alokasi anggaran dari dana alokasi
umum (bantuan Provinsi) dengan pembangunan ruang central opname dan
ruang poliklinik/rawat jalan, yang kesemua ruangan tersebut akan
diresmikan pada akhir Tahun 2017 oleh Bapak Walikota Gorontalo serta
akan difungsikan pada awal Tahun 2018.
Pada Tahun 2018 RSUD Otanaha Kota Gorontalo melaksanakan
pembangunan kamar jenazah dan Ruang Central Steril Suplly Department
(CSSD). Untuk Tahun 2019 dilaksanakan pembangunan Instalasi Farmasi
dan Gudang Obat serta Rehab Gedung Poliklinik dan Rumah Dinas Dokter.

5
2.1.1 Profil Rumah Sakit
Nama Instansi : RSUD Otanaha Kota Gorontalo
Alamat : Jl. Rambutan Kel. Buladu Kec. Kota Barat
Status : Rumah Sakit Umum Daerah
Nama Pengelola : Pemerintah Kota Gorontalo
Luas Tanah : 13.050 M2
Akreditasi :C

DIREKTUR
dr. Grace Tumewu

KELOMPOK KTU
KOMITE H. Adrianus F. Rosok,
AMd.Kes

KASIE KEPERAWATAN KASIE PELAYANAN


Euis Herawati Hidayat, S.Kep.Ns,MM drg. Zohrawati Djafar

INSTALASI

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit

2.1.2 Visi, Misi dan Nilai Rumah Sakit

Visi RSUD Otanaha:


Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Rujukan Regional yang Bermutu
Menuju Rumah Sakit yang Terakreditasi Paripurna di Provinsi Gorontalo

Misi RSUD Otanaha:


1. Melaksanakan Pelayanan Medik, Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan
Penunjang Medik yang bermutu dan SMART (Sopan, Manusiawi, Ramah,
dan Terampil)

6
2. Mengembangkan kemampuan pelayanan dengan kemampuan pengelolaan
lingkungan yang sehat dan produktif
3. Mengelola Seluruh Sumber Daya Secara Transparant, Efektif, Efisien dan
Accountable
4. Meningkatkan dan Mengembangkan Sistem Rujukan dan Jejaring
Pelayanan Medik

Nilai Organisasi:
SMART (Sopan, Manusiawi, Ramah dan Terampil), Transparan, Efektif,
Efisien dan Accountable)

2.2. Deskripsi Isu


Khusus untuk Pelatihan Dasar CPNS pengambilan dari hal-hal berkaitan
dengan manajemen ASN, smart ASN didapatkan isu-isu berikut:
1. Rendahnya kesadaran perawat dalam pemilahan limbah medis dan non medis
di RSUD Otanaha Kota Gorontalo.
Pengetahuan serta kesadaran merupakan hal yang harus dimiliki perawat hal
ini berkaitan dengan masalah yang akan ditimbulkan jika dalam pemilahan
sampah medis dan non medis tidak memperhatikan standar operasional
prosedurnya salah satu dampaknya dapat menimbulkan infeksi jika tidak
dilkelola dengan baik.
2. Rendahnya kesadaran perawat dalam melakukan hand hygiene sebelum
kontak dengan pasien di RSUD Otanaha Kota Gorontalo.
Hand hygiene merupakan salah satu upaya dalam pengendalian dan
pencegahan penyakit Pencegahan infeksi penyakit bagi petugas sangat
ditunjang dengan kesadaran petugas dalam mencuci tangan baik sebelum
kontak dengan pasien maupun setelah kontak dengan pasien. Sehingga
kesadaran petugas akan pentingnya mencuci tangan sangat perlu untuk
ditingkatkan.
3. Optimalisasi teknik nesting pada bayi prematur di ruangan NICU RSUD
Otanaha Kota Gorontalo

7
Teknik nesting merupakan penggunaan alat berbentuk seperti kondisi dalam
rahim ibu yang berperan penting dalam adaptasi lingkungan, menjaga posisi
tidur bayi dan memastikan bayi berada dalam posisi yang nyaman. Hal ini
dapat membantu meminimalisir pemajanan permukaan tubuh pada suhu
lingkungan, sehingga bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya.
2.3 Argumentasi terhadap Isu
Bayi prematur adalah bayi yang lahir kurang dari 37 minggu, tanpa
memperhitungkan berat badan lahir. Tingkat kematangan fungsi sistem organ
neonatus merupakan syarat untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan di luar
rahim. Masalah yang paling sering terjadi pada bayi prematur disebabkan
karena imaturitas organ tubuh, sehingga akan berdampak pada kondisi
fisiologis dan biokimia tubuh yang menyebabkan gangguan. Makin muda
umur kehamilan, makin tidak sempurna organorgannya. Anatomi dan
fisiologi organ yang belum matang, bayi prematur cenderung mengalami
masalah yang bervariasi. Hal ini harus diantisipasi dan dikelola pada masa
neonatal.
Posisi yang terbaik untuk bayi prematur adalah posisi fleksi karena dapat
membantu mengurangi metabolisme dalam tubuh. Posisi ekstensi dapat
meningkatkan stress pada bayi prematur dan secara otomatis akan
mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh neonatus seperti fungsi pernafasan dan
kardiovaskuler yang dapat dipantau melaui saturasi oksigen dan frekuensi
nadi.
Nesting merupakan penyanggah pada posisi tidur pada bayi sehingga tetap
dalam posisi fleksi, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi perubahan posisi
yang drastis pada bayi yang dapat mengakibtkan hilangnya banyak energi
dari tubuh neonatus. Oleh karena itu dipandang perlu untuk dilakukan
optimalisasi teknik nesting pada bayi prematur di ruangan NICU RSUD
Otanaha Kota Gorontalo untuk memaksimalkan pelayanan yang diberikan.

8
2.4. Kegiatan Untuk Penyelesaian Isu
Berdasarkan deskripsi isu dan argumentasinya sebagaimana diuraikan di
atas, maka perlu dilakukan pemecahan isu dengan cara “Optimalisasi teknik
nesting pada bayi prematur di ruangan NICU RSUD Otanaha Kota
Gorontalo” melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Melapor kepada direktur rumah sakit terkait rencana yang akan dilakukan
2. Melakukan konsultasi dengan kasie keperawatan terkait rencana yang akan
dilakukan.
3. Melapor kepada kepala ruangan NICU terkait rencana yang akan
dilakukan
4. Mendiskusikan SPO (standar prosedur oprasional) teknik nesting pada
bayi premature bersama tim pokja keperawatan dan dokter spesialis anak
5. Melakukan sosialisasi mengenai teknik nesting pada bayi prematur sesuai
SPO kepada perawat di ruangan NICU RSUD Otanaha Kota Gorontalo
6. Melakukan evaluasi perkembengan penggunaan teknik nesting pada bayi
prematur

2.5. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS


Core values Berakhlak dilatarbelakangi oleh adanya penerjemahan yang
berbeda-beda terhadap nilai-nilai dasar serta kode etik dan kode perilaku
ASN yang tertuang dalam UU nomor 5 tahun 2014 tentang ASN. Nilai-nilai
Core values ASN menuju pemerintah berkelas dunia (World Class
Government), yaitu Ber-AKHLAK dan Bangga Melayani Bangsa (Employer
Branding).
1. Berorientasi Pelayanan
Pelayanan publik merupakan aktivitas yang diberikan untuk
membantu menyiapkan dan melayani masyarakat baik itu berupa barang
atau jasa. Poin beriorientasi pelayanan yang harus diimplementasikan oleh
ASN yaitu memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, ramah,
cekatan, solutif, dan dapat diandalkan serta melakukan perbaikan tiada
henti.

9
2. Akuntabel
Akuntabel merupakan kewajiban untuk mempertanggung jawabkan
segala tindak dan tanduknya sebagai pelayanan publik kepada atasan,
lembaga Pembina, dan lebih luasnya pada publik. Perilaku ASN dalam
melaksanakan akuntabel adalah kemampuan melaksanakan tugas dengan
jujur bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi,
kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik Negara serta
bertanggung jawab, efektif dan efisien dan yang terakhir kemampuan
menggunakan kewenangan jabatanya dengan berintegritas tinggi.
3. Kompeten
Kompeten adalah perpaduan aspek pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang terindikasi dalam
kemampuan dan periaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan, perilaku
kompeten yang harus dimiliki ASN adalah meningkatkan kompetensi diri
untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain
belajar serta melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
Harmonis adalah kerja sama antar berbagai faktor dengan
sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu
kesatuan yang luhur, perliku harmonis ASN adalah menghargai setiap
orang apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain, serta
membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal
Loyal adalah mutu dari sikap setia, perilaku loyal ASN adalah
memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintah yang
sah, dan menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, instansi dan Negara
dan serta menjaga rahasia jabatan dan Negara.
6. Adaptif
Perilaku adaptif merupakan kemampuan sosial dan personal
seseorang untuk menyesuaikan diri dengan standar yang berlaku di

10
lingkunganya, perilaki ASN dalam nilai adaptif yaitu, cepat menyesuaikan
diri terhadap perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas,
serta bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
Kolaborasi adalah proses bekerja sama untuk menyalurkan gagasan atau
ide dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju visi bersma,
contoh perilaku kolabratif ASN adalah memberi kesempatan kepada
berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk
menghasilkan nilai tambah serta menggerakan pemanfaatan berbagai
sumber daya untuk tujuan bersama.

2.6. Matrix Rancangan


Unit Kerja : RSUD Otanaha Kota Gorontalo

Identifikasi Isu : 1. Rendahnya kesadaran perawat dalam pemilahan


limbah medis dan non medis di RSUD Otanaha
Kota Gorontalo.

2. Rendahnya kesadaran perawat dalam


melakukan hand hygiene sebelum kontak
dengan pasien di RSUD Otanaha Kota
Gorontalo.
3. Belum optimalnya penggunaan teknik nesting
pada bayi premature di ruangan NICU RSUD
Otanaha Kota Gorontalo.
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya penggunaan teknik nesting
pada bayi prematur di ruangan NICU RSUD
Otanaha Kota Gorontalo.

Gagasan Pemecahan Isu : Mengoptimalkan penggunaan teknik nesting pada


bayi prematur di ruangan NICU RSUD Otanaha
Kota Gorontalo.

11
Tabel 2.1 Matrix Rancangan Aktualisasi

Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Kontribusi Pencapaian


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai-Nilai Organisasi
1. Melapor kepada Manajemen ASN Kegiatan melaksanakan Sopan
direktur rumah sakit konsultasi dan
terkait rencana yang memohon petunjuk
akan dilakukan kepada atasan
diharapakan dapat
1. Melakukan 1. Tersedianya waktu Berorientasi memberikan kontribusi
kontrak waktu pertemuan bersama Pelayanan pada visi dan misi
direktur rumah sakit (Ramah) RSUD Otanaha:
Saya akan “Mengembangkan
menghubungi direktur kemampuan pelayanan
via telpon untuk dengan kemampuan
mengontrak waktu pengelolaan lingkungan
pertemuan yang sehat dan
menggunakan bahasa produktif”
yang ramah
2. Menyampaikan Berorientasi
rencana kegiatan 2. Tersampaikannya
Pelaayanan
yang akan tujuan dan rencana
(Ramah dan
dilaksanakan yang akan dilakukan
bertanggung jawab)
di rumah sakit.
Saya akan
menjelaskan dengan
ramah kepada
direktur tentang
rencana yang akan

13
dilakukan dengan
berani dan penuh
tanggung jawab.
3. Meminta Akuntabel (tanggung
persetujuan atas 3. Direktur rumah sakit jawab)
rencana kegiatan menyetujui kegiatan
yang akan yang telah
dilaksanakan direncanakan.
Saya akan
melaksanakan
kegiatan dengan
penuh tanggung
jawab.
2. Melaksanakan Manajemen ASN Kegiatan melaksanakan Sopan
konsultasi dengan konsultasi dan
kasie keperawatan memohon petunjuk
terkait rencana yang kepada atasan
akan dilakukan diharapakan dapat
1. Menyiapkan draft 1. Tersedianya draft Adaptif memberikan kontribusi
SPO teknik nesting rencana kegiatan yang (Terus berinovasi) pada visi dan misi
pada bayi prematur akan dilakukan di RSUD Otanaha:
rumah sakit. “Mengembangkan
Saya akan melakukan kemampuan pelayanan
konfirmasi dengan dengan kemampuan
kasie keperawatan pengelolaan lingkungan
terkait inovasi yang yang sehat dan
akan saya lakukan. produktif”
2. Menyampaikan Berorientasi
2. Tersampaikannya

14
tujuan dan rencana tujuan dan rencana Pelaayanan
yang akan yang akan dilakukan di (Ramah dan
dilakukan di rumah rumah sakit. bertanggung jawab)
sakit. Saya akan menjelaskan
dengan ramah kepada
kasie keperawatan
tentang rencana yang
akan dilakukan dengan
berani dan penuh
tanggung jawab.

3. Meminta masukan Loyal


3. Menerima masukan (Menghormati atasan)
dan saran dari
dan saran yang akan
kasie keperawatan
dilakukan oleh kasie
terkait rencana
keperawatan.
yang akan
Saya akan menghargai
dilakukan.
dan menghormati
setiap masukan dan
saran yang diberikan
oleh kasie keperawatan.
3. Melapor kepada Manajemen ASN Kegiatan melaksanakan Sopan
kepala ruangan konsultasi dan
NICU terkait memohon petunjuk
rencana yang akan kepada atasan
dilakukan diharapakan dapat
1. Melakukan 1. Tersedianya waktu Berorientasi memberikan kontribusi
kontrak waktu pertemuan bersama Pelayanan pada visi dan misi
direktur rumah sakit (Ramah)

15
Saya akan RSUD Otanaha:
menghubungi kepala “Mengembangkan
ruangan NICU via kemampuan pelayanan
telpon untuk dengan kemampuan
mengontrak waktu pengelolaan lingkungan
pertemuan yang sehat dan
menggunakan bahasa produktif”
yang ramah
2. Menyampaikan Berorientasi
rencana kegiatan 2. Tersampaikannya Pelaayanan
yang akan tujuan dan rencana (Ramah dan
dilaksanakan yang akan dilakukan bertanggung jawab)
di rumah sakit.
Saya akan
menjelaskan dengan
ramah kepada kepala
ruangan NICU
tentang rencana yang
akan dilakukan
dengan berani dan
penuh tanggung
jawab.
3. Meminta Akuntabel (tanggung
persetujuan atas 3. Kepala ruangan NICU jawab)
rencana kegiatan menyetujui kegiatan
yang akan yang telah
dilaksanakan direncanakan.
Saya akan

16
melaksanakan
kegiatan dengan
penuh tanggung
jawab.
4. Mendiskusikan Smart ASN Kegiatan mendukung Ramah
draft SPO teknik salah satu misi rumah
nesting pada bayi sakit yaitu:
prematur bersama “Melaksanakan
tim pokja 1. Berkoordinasi 1. Berdiskusi dengan tim Kolaboratif pelayanan medik,
keperawatan dan dengan tim pokja pokja keperawatan dan (bekerja sama) pelayanan keperawatan
dokter spesialis keperawatan dan dokter spesialis anak dan pelayanan
anak dokter spesialis mengenai teknik penujang medik yang
anak nesting pada bayi bermutu dan SMART
prematur berdasarkan (Sopan, Manusiawi,
literatur dan informasi Ramah & Terampil)”
yang telah saya
dapatkan dengan penuh
tanggung jawab.

2. Mendiskusikan Kolaboratif
2. Tersusunnya SPO yang (Terbuka dalam
draft SPO teknik telah dirampungkan bekerja sama)
nesting pada bayi bersama tim pokja
prematur bersama keperawatan dan dokter
tim pokja spesialis anak.
keperawatan dan
dokter spesialis
anak.
Kompeten

17
3. Meminta 3. Persetujuan SPO di (Melaksanakan tugas
persetujuan sah-kan oleh direktur dengan kualitas
pengesahan SPO rumah sakit. Adanya terbaik)
dari direktur rumah SPO ini dapat menjadi
sakit acuan dalam
memberikan teknik
nesting pada bayi
prematur dengan
kualitas terbaik
5. Melaksanakan Manajemen ASN Kegiatan mendukung Terampil
sosialisasi mengenai salah satu misi rumah
teknik nesting pada sakit yaitu:
bayi prematur “Melaksanakan
beserta SPO kepada pelayanan medik,
perawat di ruangan pelayanan keperawatan
NICU RSUD dan pelayanan
Otanaha Kota penujang medik yang
Gorontalo. bermutu dan SMART
(Sopan, Manusiawi,
1. Menyediakan 1. Tersedianya Kompeten Ramah & Terampil)”
undangan, daftar undangan, daftar (Ahli dalam
hadir dan materi hadir dan materi bidangnya)
sosialisasi sosialisasi.
Saya akan
menyediakan semua
kebutuhan sosialisasi
dengan kualitas
terbaik

18
2. Melaksanakan 2. Terlaksananya Kolaboratif (Terbuka
pertemuan bersama pertemuan bersama dalam bekerja sama)
perawat di ruangan perawat di ruangan
NICU RSUD NICU RSUD Otanaha
Otanaha Kota Kota Gorontalo
Gorontalo. tentang teknik nesting
pada bayi prematur
Saya akan
mengumpulkan
perawat setelah jam
pelayanan dengan
sikap terbuka dalam
3. Menjelaskan bekerja sama. Adaptif (bertindak
teknik nesting pada 3. Perawat dapat proaktif)
bayi prematur memahami teknik
sesuai SPO nesting pada bayi
prematur beserta
tahapan tindakan
sesuai dengan SPO.
Saya akan bertindak
proaktif dalam
memberikan
informasi yang valid
sesuai apa yang saya
dapatkan dan akan
saling menyalurkan
pendapat. Kompeten
4. Mendemonstrasika
(Ahli dalam
n teknik nesting

19
pada bayi prematur 4. Perawat dapat bidangnya)
sesuai SPO. mendemonstrasikan
kembali teknik
nesting pada bayi
prematur sesuai SPO
Saya akan
mendemonstrasikan
dengan maksimal
tahapan penggunaan
teknik nesting pada
bayi prematur
berdasarkan SPO.

20
6. Melaksanakan Manajemen ASN Kegiatan mendukung Terampil
evaluasi salah satu misi rumah
perkembengan sakit yaitu:
penggunaan teknik “Melaksanakan
nesting pada bayi pelayanan medik,
prematur 1. Melakukan 1. Terlaksananya teknik Akuntabel (tanggung pelayanan keperawatan
diseminasi nesting pada bayi jawab) dan pelayanan
terhadap perawat prematur sesuai SPO penujang medik yang
ruangan Saya akan bermutu dan SMART
bertanggung jawab (Sopan, Manusiawi,
memantau dan Ramah & Terampil)”
mengarahkan perawat
dalam penggunaan
teknik nesting pada
bayi prematur
2. Memantaupenggun Akuntabel (jujur)
2. Terevaluasinya
aan teknik nesting
penggunaan teknik
pada bayi
nesting pada bayi
premature
premature
menggunakan table
berdasarkan table
ceklis
ceklis
Saya akan mengisi
table ceklis sesuai
dengan fakta yang
terjadi
Berorientasi
3. Melaksanakan
3. Terlaksananya pelayanan
konsultasi hasil
konsultasi hasil (Memahami dan
evaluasi tabel

21
2.8. Jadwal Kegiatan
Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan

Time Schedule
No Kegiatan Tahapan
(Penjadwalan)
1. Melakukan kontrak waktu
Melapor kepada direktur
2. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
1. rumah sakit terkait rencana Pekan ke-1
3. Meminta persetujuan atas rencana kegiatan yang akan
yang akan dilakukan
dilaksanakan
1. Menyiapkan draft SPO teknik nesting pada bayi prematur
Melaksanakan konsultasi
2. Menyampaikan tujuan dan rencana yang akan dilakukan
dengan kasie keperawatan Pekan ke-1
2. di rumah sakit.
terkait rencana yang akan
3. Meminta masukan dan saran dari kasie keperawatan
dilakukan.
terkait rencana yang akan dilakukan.
1. Melakukan kontrak waktu
Melapor kepada kepala
2. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
3. ruangan NICU terkait rencana Pekan ke-1
3. Meminta persetujuan atas rencana kegiatan yang akan
yang akan dilakukan
dilaksanakan
4. Mendiskusikan draft SPO 1. Berkoordinasi dengan tim pokja keperawatan dan dokter Pekan ke-2

22
teknik nesting pada bayi spesialis anak
prematur bersama tim pokja 2. Mendiskusikan draft SPO teknik nesting pada bayi
keperawatan dan dokter prematur bersama tim pokja keperawatan dan dokter
spesialis anak spesialis anak
3. Meminta persetujuan pengesahan SPO dari direktur
rumah sakit
5. Melaksanakan sosialisasi 1. Menyediakan undangan, daftar hadir dan materi Pekan ke-3
mengenai teknik nesting pada sosialisasi
bayi prematur sesuai SPO 2. Melaksanakan pertemuan bersama perawat di ruangan
kepada perawat di ruangan NICU RSUD Otanaha Kota Gorontalo
NICU RSUD Otanaha Kota 3. Menjelaskan teknik nesting pada bayi prematur beserta
Gorontalo SPO
4. Mendemonstrasikan teknik nesting pada bayi prematur
sesuai SPO
6. Melaksanakan evaluasi 1. Melakukan diseminasi terhadap perawat ruangan Pekan ke-4
perkembengan penggunaan 2. Memantau penggunaan teknik nesting pada bayi
teknik nesting pada bayi premature menggunakan table ceklis
prematur 3. Melaksanakan konsultasi hasil evaluasi table ceklis
kepada kepala ruangan NICU RSUD Otanaha Kota

23
Gorontalo

24
2.9 Kendala dan Antisipasi
2.9.1 Kendala
Dalam pelaksanaan aktualisasi ditemukan beberapa kendala yang
mengakibatkan pelaksanaan aktualisasi tidak berjalan sesuai rencana. Adapun
kendala tersebut adalah kurangnya jumlah peserta penyuluhan yang dapat
menghadiri sosialisasi dikarenakan perawat yang sedang bertugas tidak dapat
meninggalkan ruangan untuk mengikuti kegiatan sosialisasi.
2.9.2 Antisipasi
Terkait kendala yang dihadapi maka penulis mengantisipasi dengan cara
menjelaskan dan mendemonstrasikan materi sosialisasi dengan secara tatap muka
langsung kepada perawat yang berhalangan hadir saat kegiatan sosialisasi.

25
BAB III

HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI

Berdasarkan hasil aktualisasi yang telah dilaksanakan sejak tanggal 2 Agustus


s/d 3 September 2022 di RSUD Otanaha Kota Gorontalo yang terdiri dari 6
kegiatan, dengan rincian kegiatan disertai pembuktian sebagai berikut:

3.1 Kegiatan 1
Melapor kepada direktur rumah sakit terkait rencana yang akan dilakukan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada pecan pertama aktualisasi.
A. Tahapan Kegiatan
1. Melakukan kontrak waktu
a. Berorientasi Pelayanan
Sebelum bertemu dengan direktur rumah sakit saya membuat kontrak
waktu terlebih dahulu untuk menyepakati waktu dan tempat
pertemuan. Saya menggunakan bahasa yang sopan dan ramah dalam
berkomunikasi.
b. Dokumentasi

Gambar 3.1 Menelpon direktur untuk kontrak waktu


c. Analisis Dampak
Sebelum saya melapor kepada direktur rumah sakit maka saya harus
mengatur waktu pertemuan agar tidak mengganggu waktu aktivitas
yang dilakukan oleh direktur rumah sakit, jika saya langsung bertemu
tanpa melakukan konfirmasi waktu maka saya akan mengganggu
aktivitas yang sedang dilakukan oleh direktur rumah sakit.

26
2. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
a. Berorientasi Pelayanan
Saat bertemu dengan direktur rumah sakit saya menyampaikan dengan
bahasa yang ramah terkait rencana kegiatan yang akan saya lakukan
serta berusaha solutif disetiap kegiatan yang saya lakukan.
b. Dokumentasi

Gambar 3.2 Menyampaikan rencana kegiatan kepada direktur


c. Analisis Dampak
Dalam pelaksanaan kegiatan yang saya lakukan tentu diperlukan
koordinasi dengan direktur rumah sakit agar direktur rumah sakit
dapat mengerti dan membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan dengan ini saya perlu menyampaikan rencana dan konsep
kegiatan. Jika hal ini tidak saya lakukan maka kan terjadi kesalah
pahaman dan kurang koordinasi yang menyebabkan tidak
maksimalnya kegatan.
3. Meminta persetujuan atas kegiatan yang akan dilaksanakan
a. Akuntabel
Rancangan kegiatan yang telah saya laporkan disetujui oleh direktur
rumah sakit. Dalam tahapan ini direktur rumah sakit memberikan
dukungan penuh dalam proses pelaksanaan kegiatan. Dukungan ini
menjadi motivasi bagi saya dalam mempertanggungjawabkan
rancangan kegiatan yang telah dibuat.

27
b. Dokumentasi

Gambar 3.2 Direktur menyetujui rancangan kegiatan aktualisasi


c. Analisis Dampak
Persetujuan dari direktur rumah sakit sangat penting dalam membantu
kelancaran proses pelaksanaan kegiatan. Direktur memberikan
dukungan berupa kemudahan mengakses berbagai fasilitas yang
dibutuhkan selama kegiatan berlangsung. Jika tidak dilakukan saya
akan kesulitan dalam mengakses fasilitas rumah sakit selama proses
kegiatan.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi
Kegiatan melapor kepada direktur rumah sakit diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada visi RSUD Otanaha yakni mewujudkan
pelayanan kesehatan regional yang bermutu menuju rumah sakit yang
terakreditas paripurna di Provinsi Gorontalo, yang secara spesifik terkait
dengan misi kedua RSUD Otanaha yakni “Mengembangkan kemampuan
pelayanan dengan kemampuan pengelolaan lingkungan yang sehat dan
produktif”.
C. Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan melapor kepada direktur rumah sakit dapat menguatkan nilai-
nilai organisasi yakni sopan.
D. Analisis Manfaat Kegiatan
Kegiatan melapor kepada direktur rumah sakit untuk mendapatkan saran
serta arahan agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dengan

28
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar dapat memberikan hasil yang lebih
maksimal. Karena segala sesuatu kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dalam suatu instansi butuh dukungan
dari segala pihak.
3.2 Kegiatan 2
Melaksanakan konsultasi dengan kasie keperawatan terkait rencana yang
akan dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan pada pekan pertama
aktualisasi
A. Tahapan Kegiatan
1. Menyiapkan draft SPO teknik nesting pada bayi prematur
a. Adaptif
Sebelum berkonsultasi dengan kasie keperawatan saya menyiapkan
draft SPO teknik nesting pada bayi prematur terlebih dahulu.
Dalam penyusunan draft SPO saya mengumpulkan informasi dari
berbagai literatur resmi seperti jurnal kesehatan untuk menunjang
inovasi yang akan saya lakukan.
b. Dokumentasi

Gambar 3.4 Menyiapkan draft SPO


c. Analisis Dampak
Menyiapkan draft SPO berdasarkan literatur yang resmi
merupakan hal yang penting agar keabsahan dari draft SPO ini
dapat dipertanggung jawabkan. Jika tidak dilakukan maka draft
SPO yang saya ajukan tidak dapat dipertanggung jawabkan.

29
2. Menyampaikan tujuan dan rencana yang akan dilakukan di rumah sakit.
a. Berorientasi Pelayanan
Pada tahapan kegiatan ini saya menyampaikan rencana kegiatan yang
akan saya lakukan dengan jelas menggunakan bahasa yang sopan dan
sikap yang ramah.
b. Dokumentasi

Gambar 3.5 Menyampaikan rencana kegiatan kepada kasie


keperawatan
c. Analisis Dampak
Selain berkoordinasi dengan direktur rumah sakit diperlukan juga
koordinasi dengan kasie keperawatan agar kasie keperawatan juga
dapat memahami dan membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan. Jika hal ini tidak saya lakukan maka kan terjadi kesalah
pahaman akibat kurang koordinasi yang dapat menyebabkan kegiatan
tidak maksimal.
3. Meminta masukan dan saran dari kasie keperawatan terkait rencana yang
akan dilakukan.
a. Loyal
Dalam proses konsultasi saya mendapat beberapa masukan positif, hal
ini merupakan kontribusi yang sangat baik untuk kelancaran kegiatan
yang dilakukan.

30
b. Dokumentasi

Gambar 3.6 Meminta saran dan masukan dari kasie keperawatan


c. Analisis Dampak
Pada kegiatan yang akan saya lakukan tentu masih jauh dari sempurna
dengan ini sangat diharapkan masukan dan saran dari kasie
keperawatan terkait kegiatan dengan harapan kegiatan yang akan saya
lakukan dapat berjalan dengan maksimal dan terjadi peningkatan
kualitas pelayanan di rumah sakit. Jika hal ini tidak dilakukan maka
akan ditemukan kendala-kendala yang dapat mempengaruhi hasil yang
tidak sesuai dengan harapan saya.
E. Kontribusi terhadap Visi dan Misi
Kegiatan melapor kepada kasie keperawatan rumah sakit diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada visi RSUD Otanaha yakni mewujudkan
pelayanan kesehatan regional yang bermutu menuju rumah sakit yang
terakreditas paripurna di Provinsi Gorontalo, yang secara spesifik terkait
dengan misi kedua RSUD Otanaha yakni “melaksanakan
“Mengembangkan kemampuan pelayanan dengan kemampuan
pengelolaan lingkungan yang sehat dan produktif”.
F. Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan melapor kepada kasie keperawatan rumah sakit dapat
menguatkan nilai-nilai organisasi yakni sopan.
G. Analisis Manfaat Kegiatan
Pelaporan kepada kasie keperawatan rumah sakit untuk mendapatkan
saran serta arahan agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dengan

31
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar dapat memberikan hasil yang lebih
maksimal. Karena segala sesuatu kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dalam suatu instansi butuh dukungan
dari segala pihak.
3.1
3.2
3.3 Kegiatan 3
Melapor kepada kepala ruangan NICU terkait rencana yang akan
dilakukan. Kegiatan ini dilakukan pada pekan pertama aktualisasi.
A. Tahapan Kegiatan
1. Melakukan Kontrak Waktu
a. Berorientasi Pelayanan
Sebelum bertemu dengan kepala ruangan NICU saya membuat
kontrak waktu terlebih dahulu untuk menyepakati waktu dan
tempat pertemuan. Saya menggunakan bahasa yang sopan dan
ramah dalam berkomunikasi.
b. Dokumentasi

Gambar 3.7 Menelpon kepala ruangan NICU untuk kontrak waktu


c. Analisis Dampak
Sebelum saya melapor kepada kepala ruangan NICU maka saya
harus mengatur waktu pertemuan agar tidak mengganggu waktu
aktivitas yang dilakukan oleh kepala ruangan NICU, jika saya
langsung bertemu tanpa melakukan konfirmasi waktu maka saya

32
akan mengganggu aktivitas yang sedang dilakukan oleh kepala
ruangan NICU.

33
2. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
a. Berorientasi Pelayanan
Saat bertemu dengan kepala ruangan NICU saya menyampaikan
dengan bahasa yang ramah terkait rencana kegiatan yang akan saya
lakukan serta berusaha solutif disetiap kegiatan yang saya lakukan.
b. Dokumentasi

Gambar 3.8 Menyampaikan rencana kegiatan kepada kepala ruangan


NICU
c. Analisis Dampak
Dalam pelaksanaan kegiatan yang saya lakukan tentu diperlukan juga
koordinasi dengan kepala ruangan NICU agar kepala ruangan NICU
dapat mengerti dan membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan dengan ini saya perlu menyampaikan rencana dan konsep
kegiatan. Jika hal ini tidak saya lakukan maka saya akan kesulitan
dalam pelaksanaan kegiatan di ruangan NICU.
3. Meminta persetujuan atas rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
a. Akuntabel
Rancangan kegiatan yang telah saya laporkan disetujui oleh kepala
ruangan NICU. Dalam tahapan ini kepala ruangan NICU memberikan
dukungan penuh dalam proses pelaksanaan kegiatan. Dukungan ini
menjadi motivasi bagi saya dalam mempertanggungjawabkan
rancangan kegiatan yang telah dibuat.

34
b. Dokumentasi

Gambar 3.9 Meminta persetujuan kepala ruangan NICU


c. Analisis Dampak
Persetujuan dari kepala ruangan NICU sangat penting dalam
membantu kelancaran proses pelaksanaan kegiatan. Kepala ruangan
NICU memberikan dukungan berupa kemudahan mengakses berbagai
fasilitas yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung. Jika hal ini
tidak dilakukan maka saya akan kesulitan dalam mengakses fasilitas
yang saya butuhkan di ruangan NICU.
B. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Kegiatan melapor kepada kepala ruangan NICU menyampaikan
rencana pelaksanaan kegiatan diharapakan dapat memberikan
kontribusi pada visi RSUD Otanaha yakni mewujudkan pelayanan
kesehatan rujukan regional yang bermutu menuju rumah sakit yang
terakreditasi paripurna di Provinsi Gorontalo yang secara spesifik
terkait dengan misi kedua RSUD Otanaha yakni “Mengembangkan
kemampuan pelayanan dengan kemampuan pengelolaan lingkungan
yang sehat dan produktif”

35
C. Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan melapor kepada kepala ruangan NICU untuk menyampaikan
rencana kegiatan ayang akan dilaksanakan, dapat menguatkan nilai
dasar organisasi yakni sopan.
D. Analisis Manfaat
Kegiatan melapor kepada kepala ruangan NICU untuk menyampaikan
rencana pelaksanaan kegiatan jika dilakukan dengan memperhatikan
nilai nilai dasar ASN maka kegiatan aktualisasi akan mendapatkan
dukungan dan bantuan dari segala pihak di RSUD Otanaha.
3.1
3.2
3.3
3.4 Kegiatan 4
Mendiskusikan draft SPO teknik nesting pada bayi prematur bersama tim
pokja keperawatan dan dokter spesialis anak. Kegiatan ini dilakukan pada
pekan kedua aktualisasi.
A. Tahapan Kegiatan
1. Berkoordinasi bersama tim pokja keperawatan dan dokter spesialis
anak
a. Kolaboratif
Dalam pelaksanaan tentu saya tidak bisa bertindak sendiri,
berkoordinasi dengan tim pokja keperawatan dan dokter spesialis
anak sangat diperlukan utnuk menunjang persiapan penyusunan
SPO agar setiap tahapan SPO dapat dipertanggungjawabkan.

36
b. Dokumentasi

Gambar 3.10 Berkoordinasi dengan tim pokja keperawatan dan


dokter spesialis anak
c. Analisis Dampak
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan kita tidak bisa melakukan
semuanya sendiri, maka untuk melaksanaan program aktualisasi ini
saya berkoordinasi dengan tim pokja keperawatan dan dokter
spesialis anak untuk menyampaikan draft SPO yang telah saya
buat. Jika hal ini tidak dilakukan maka saya akan kesulitan dan
akan memerlukan waktu dan tenaga yang lebih dalam
pelaksanaannya.
2. Mendiskusikan draft SPO teknik nesting pada bayi prematur bersama
tim pokja keperawatan dan dokter spesialis anak
a. Kolaboratif
Salah satu syarat dalam membuat SPO yaitu disetujinya setiap
tahapan SPO oleh dokter spesialis anak dan tim pokja keperawatan
melalui diskusi bersama. Segala kekurangan dalam draft SPO yang
telah disiapkan akan diperbaiki melalui kolaborasi yang berupa
masukan dan saran dari dokter spesialis anak dan tim pokja
keperawatan.

37
b. Dokumentasi

Gambar 3.11 Mendiskusikan draft SPO teknik nesting pada bayi


prematur bersama tim pokja keperawatan dan dokter spesialis anak
c. Analisis Dampak
Mendiskusikan draft SPO teknik nesting pada bayi prematur
bersama tim pokja keperawatan dan dokter spesialis anak menjadi
hal yang penting untuk memperbaiki segala kekurangan dalam

38
setiap tahapan SPO. Jika hal ini tidak dilakukan maka dalam
pelaksanaannya maka SPO ini tidak dapat dilakukan dengan baik.
3. Meminta persetujuan pengesahan SPO dari direktur rumah sakit
a. Kompeten
SPO yang telah disetujui bersama tim pokja keperawatan dan
dokter spesialis anak kemudian akan disahkan oleh direktur rumah
sakit sebagai bentuk persetujuan bahwa SPO ini telah diterima dan
dapat dilaksanakan di unit terkait.
b. Dokumentasi

Gambar 3.12 Direktur menyetujui pengesahan draft SPO


c. Analisis Dampak
Pengesahan SPO oleh direktur rumah sakit menjadi bukti bahwa
SPO ini dapat diterapkan di unit terkait. Jika hal ini tidak dilakukan
maka SPO yang telah disepakati bersama tim pokja keperawatan
dan dokter spesialis anak tidak dapat dilaksanakan.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi
Kegiatan mendiskusikan draft SPO teknik nesting pada bayi prematur
bersama tim pokja keperawatan dan dokter spesialis anak diharapakan
dapat memberikan kontribusi pada visi RSUD Otanaha yakni
mewujudkan pelayanan kesehatan rujukan regional yang bermutu
menuju rumah sakit yang terakreditasi paripurna di Provinsi Gorontalo
yang secara spesifik terkait dengan misi pertama RSUD Otanaha yakni
“Melaksanakan pelayanan medik, pelayanan keperawatan dan
pelayanan penujang medik yang bermutu dan SMART (Sopan,
Manusiawi, Ramah & Terampil)”

39
C. Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan mendiskusikan draft SPO teknik nesting pada bayi prematur
bersama tim pokja keperawatan dan dokter spesialis anak untuk
merampungkan standar prosedur oprasional teknik nesting, dapat
menguatkan nilai dasar organisasi yakni ramah.
D. Analisis Manfaat
Kegiatan mendiskusikan draft SPO teknik nesting pada bayi prematur
bersama tim pokja keperawatan dan dokter spesialis anak untuk
merampungkan standar prosedur oprasional teknik nesting jika
dilakukan dengan memperhatikan nilai nilai dasar ASN maka kegiatan
aktualisasi akan mendapatkan dukungan dan bantuan dari segala pihak
di RSUD Otanaha.
3.5 Kegiatan 5
Melaksanakan sosialisasi mengenai teknik nesting pada bayi prematur
sesuai SPO kepada perawat di ruangan NICU RSUD Otanaha Kota
Gorontalo. Kegiatan ini dilakukan pada pekan ketiga aktualisasi.
A. Tahapan Kegiatan
1. Menyediakan undangan, daftar hadir dan materi sosialisasi
a. Kompeten
Sebelum melaksanakan kegiatan sosialisasi saya perlu menyediakan
undangan, daftar hadir dan materi sosialisasi agar mendapat hasil
dengan kualitas terbaik.

40
b. Dokumentasi

Gambar 3.13 Menyediakan undangan, daftar hadir dan materi


sosialisasi
c. Analisis Dampak
Dalam mempersiapkan kegiatan sosialisasi maka saya perlu
menyediakan undangan, daftar hadir dan materi sosialisasi agar
kegiatan dapat berlangsung dengan maskimal. Jika hal ini tidak
dilakukan maka saya akan kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan.
2. Melaksanakan pertemuan bersama perawat di ruangan NICU RSUD
Otanaha Kota Gorontalo
a. Kolaboratif
Agar teknik nesting pada bayi prematur diterapkan dengan baik
sesuai SPO maka diperlukan pertemuan bersama perawat ruangan
guna membahas pentingnya penerapan teknik tersebut. Peran dari
seluruh seluruh perawat ruangan dapat menjadi penggerak untuk
mencapai tujuan bersama.

41
b. Dokumentasi

Gambar 3.14 Melakukan pertemuan bersama perawat ruangan


NICU
c. Analisis Dampak
Dalam pertemuan yang saya lakukan saya menyampaikan
mengenai teknik nesting pada bayi prematur dan pentingnya
pelaksanaan teknik ini. Jika hal ini tidak saya lakukan maka
pelaksanaan teknik tersebut tidak akan terlaksana dengan baik.
3. Menjelaskan teknik nesting pada bayi prematur sesuai dengan SPO
a. Adaptif
Selama pertemuan berlangsung saya proaktif menyampaikan
teknik nesting pada bayi prematur sesuai dengan SPO.
b. Dokuemntasi

Gambar 3.15 Menjelaskan teknik nesting pada bayi prematur sesuai


SPO

42
c. Analisis Dampak
Dalam pertemuan yang saya lakukan saya menjelaskan prosedur
teknik nesting pada bayi prematur sesuai dengan SPO dan saya
meminta kerja sama perawat ruangan NICU untuk menerapkan
teknik ini. Jika hal ini tidak saya lakukan maka penerapan teknik
nesting pada bayi prematur tidak akan optimal.
4. Mendemonstrasikan teknik nesting pada bayi prematur sesuai SPO
a. Kompeten
Setelah menjelaskan prosedur saya mendemonstrasikan langsung
teknik nesting pada bayi prematur sesuai dengan SPO agar perawat
ruangan dapat memahami dan mempraktekan kembali apa yang
telah saya jelaskan.
b. Dokumentasi

Gambar 3.16 Mendemonstrasikan teknik nesting pada bayi


prematur sesuai SPO
c. Analisis Dampak
Dalam demonstrasi yang saya lakukan saya mempraktekan setiap
tahapan dengan baik sesuai dengan SPO yang telah disetujui pada
pertemuan sebelumnya. Jika hal ini tidak dilakukan maka dalam
pelaksanaannya penerapan SPO tidak dapat diterapkan dengan baik
karena perawat di ruangan tidak melihat secara langsung cara
melakukan tindakan tersebut.

43
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi
Kegiatan melaksanakan sosialisasi mengenai teknik nesting pada bayi
prematur seusai SPO kepada perawat di ruangan NICU RSUD
Otanaha Kota Gorontalo diharapakan dapat memberikan kontribusi
pada visi RSUD Otanaha yakni mewujudkan pelayanan kesehatan
rujukan regional yang bermutu menuju rumah sakit yang terakreditasi
paripurna di Provinsi Gorontalo yang secara spesifik terkait dengan
misi pertama RSUD Otanaha yakni “Melaksanakan pelayanan medik,
pelayanan keperawatan dan pelayanan penujang medik yang bermutu
dan SMART (Sopan, Manusiawi, Ramah & Terampil)”

C. Penguatan Nilai Organisasi


Kegiatan melaksanakan sosialisasi mengenai teknik nesting pada bayi
prematur seusai SPO kepada perawat di ruangan NICU RSUD
Otanaha Kota Gorontalo untuk mengoptimalkan standar prosedur
oprasional teknik nesting, dapat menguatkan nilai dasar organisasi
yakni ramah.
D. Analisis Manfaat
Kegiatan melaksanakan sosialisasi mengenai teknik nesting pada bayi
prematur seusai SPO kepada perawat di ruangan NICU RSUD
Otanaha Kota Gorontalo untuk mengoptimalkan standar prosedur
oprasional teknik nesting jika dilakukan dengan memperhatikan nilai
nilai dasar ASN maka kegiatan aktualisasi akan mendapatkan
dukungan dan bantuan dari segala pihak di RSUD Otanaha.

44
3.6 Kegiatan 6

Melaksanakan evaluasi perkembengan penggunaan teknik nesting pada


bayi prematur. Kegiatan ini dilaksanakan pada pekan keempat aktualisasi.

A. Tahapan Kegiatan
1. Melakukan diseminasi terhadap perawat ruangan
a. Akuntabel
Dalam pelaksanaan kegiatan penerapan teknik nesting pada bayi
prematur di ruangan NICU perawat tampak mampu melakukan
semua tahapan sesuai dengan standar prosedur oprasional.
b. Dokumentasi

Gambar 3.17 Melakukan diseminasi terhadap perawat ruangan


c. Analisis Dampak
Dalam tahapan kegiatan ini diseminasi penting untuk dilakukan
agar saya dapat melihat secara langsung penerapan nesting di
ruangan. Jika ini tidak dilakukan maka akan sulit bagi saya untuk
memastikan penerapan teknik ini berjalan secara optimal.
2. Memantau penggunaan teknik nesting pada bayi prematur
menggunakan tabel ceklis
a. Akuntabel
Selama perawat melakukan prosedur teknik nesting pada bayi
prematur saya mengevaluasi kemampuan perawat melalui tabel
ceklis untuk mengukur sejauh mana perawat dapat mengikuti
standar prosedur oprasional teknik nesting.

45
b. Dokumentasi

Gambar 3.18 Memonitor penggunaan teknik nesting pada bayi


premature menggunakan table ceklis
c. Analisis Dampak
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan teknik nesting ini kedepanya
maka saya harus memastikan perawat ruangan NICU mampu
mengikuti standar prosedur oprasional demi peningkatan kualitas
pelayanan. Jika hal ini tidak dilakukan maka penerapan teknik
nesting ini ini tidak dapat dilaksanakan dengan optimal.
3. Melaksanakan konsultasi hasil evaluasi tabel ceklis kepada kepala
ruangan NICU RSUD Otanaha Kota Gorontalo
a. Berorientasi Pelayanan
Hasil evaluasi tabel ceklis kemudian dikonsultasikan dengan
kepala ruangan NICU untuk menjadi indikator acuan peningkatan
kualitas pelayanan rumah sakit.

46
b. Dokumentasi

Gambar 3.19 Konsultasi hasil evaluasi tabel ceklis kepada kepala


ruangan NICU
c. Analisis Dampak
Hasil evaluasi tabel ceklis penting untuk dikonsultasikan dengan
kepala ruangan untuk mendiskusikan apa yang perlu diperbaiki dan
dipertahankan kedepannya. Jika hal ini tidak dilakukan maka tidak
akan terjadi peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit khususnya
di ruangan NICU.
C. Kontribusi terhadap Visi dan Misi
Kegiatan melaksanakan evaluasi perkembengan penggunaan teknik
nesting pada bayi prematur diharapakan dapat memberikan kontribusi
pada visi RSUD Otanaha yakni mewujudkan pelayanan kesehatan
rujukan regional yang bermutu menuju rumah sakit yang terakreditasi
paripurna di Provinsi Gorontalo yang secara spesifik terkait dengan
misi pertama RSUD Otanaha yakni “Melaksanakan pelayanan medik,
pelayanan keperawatan dan pelayanan penujang medik yang bermutu
dan SMART (Sopan, Manusiawi, Ramah & Terampil)”

E. Penguatan Nilai Organisasi


Kegiatan melaksanakan evaluasi perkembengan penggunaan teknik
nesting pada bayi prematur untuk mengoptimalkan standar prosedur
oprasional teknik nesting, dapat menguatkan nilai dasar organisasi

47
yakni ramah.
F. Analisis Manfaat
Berdasarkan hasil evaluasi tabel ceklis tindakan teknik nesting pada
bayi prematur dapat diketahui bahwa seluruh perawat ruangan NICU
mampu melaksanakan teknik ini sesuai dengan standar prosedur
oprasional.
Kegiatan melaksanakan evaluasi perkembangan penggunaan teknik
nesting pada bayi prematur untuk mengoptimalkan standar prosedur
oprasional teknik nesting jika dilakukan dengan memperhatikan nilai
nilai dasar ASN maka kegiatan aktualisasi akan mendapatkan
dukungan dan bantuan dari segala pihak di RSUD Otanaha.

48
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kegiatan aktualisasi yang bertujuan mengatasi isu “belum optimalnya
penggunaan teknik nesting pada bayi prematur di ruangan NICU RSUD Otanaha
Kota Gorontalo.” telah dilaksanakan sejak 2 Agustus s/d 3 September 2022
bertempat di RSUD Otanaha Kota Gorontalo. Setelah melakukan serangkaian
kegiatan dan tahapan kegiatan dengan menerapkan nilai-niali dasar ASN
BerAKHLAK yakni Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Kolaboratif, serta manajemen ASN dan smart ASN. Melalui kegiatan
aktualisasi ini dapat diketahui bahwa perawat ruangan NICU mampu mengikuti
standar prosedur oprasional teknik nesting pada bayi prematur dengan optimal.
Penerapan teknik nesting ini dapat membantu perawat dalam memberikan
pelayanan terbaik guna meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit khsusunya
ruangan NICU RSUD Otanaha Kota Gorontalo.

2.2
2.3
2.4
4.2 Saran
1. Nilai BerAKHLAK, Manajemen ASN dan Smart ASN. diharapkan dapat
diterapkan pada setiap aspek pelayanan kesehatan pekerja di RSUD Otanaha
Kota Gorontalo
2. Penerapan teknik nesting pada bayi prematur diharapkan dapat dilaksanakan
dengan optimal sesuai dengan standar prosedur oprasional demi peningkatan
kualitas pelayanan rumah sakit.

49
LAMPIRAN

50
ANALISIS AKPK

Analisis isu
No Identifikasi Isu Jumlah Rank
A K P K
1 Rendahnya kesadaran 3 4 4 3 14 3
perawat dalam pemilahan
limbah medis dan non medis
di RSUD Otanaha Kota
Gorontalo
2 Rendahnya kesadara perawat 2 5 5 4 16 2
dalam melakukan hand
hygiene sebelum kontak
dengan pasien di RSUD
Otanaha Kota Gorontalo
3 Belum optimalnya 5 5 5 5 20 1
penggunaan teknik nesting
pada bayi prematur di
ruangan NICU RSUD
Otanaha Kota Gorontalo.

1. Aktual yakni masalah/isu benar-benar terjadi dan sedang hangat


dibicarakan.
2. Kekhalayakan yakni seberapa besar masalah/isu tersebut menyangkut hajat
hidup orang banyak
3. Problematik yakni seberapa besar masalah/isu tersebut memiliki dimensi
masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya
4. Kelayakan yakni seberapa masuk akal dan seberapa realistisnya serta
relevannya masalah/isu tersebut untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya

Keterangan: berdasarkan skala likert 1-5

(5= sangat besar, 4 = besar, 3 = Sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil)

51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69

Anda mungkin juga menyukai