Anda di halaman 1dari 12

GANGGUAN GINJAL AKUT PROGRESIF

ATIPIKAL PADA ANAK

DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

19 OKTOBER 2022
PENINGKATAN KASUS GANGGUAN GINJAL AKUT
PROGRESIF ATIPIKAL PADA ANAK

LAPORAN MITIGASI TIM FASILITASI KOORDINASI

Peningkatan kasus AKI Rapat koordinasi unttuk Pembentukan tim Fasilitasi mencari Koordinasi dilakukan
pada anak mulai bulan mengetahui perjalanan Penanggulangan AKI penyebab melalui: melalui rapat rutin
Agustus yang jumlahnya penyakit dengan rumah Anak. 1. Penyiapkan
terus bertambah. sakit yang Unsur Lintas Program di laboratorium BKPK
menyelenggarakan Kemenkes, rumah sakit, Kemenkes
pasien AKI Anak. dan organisasi profesi 2. Fasilitasi alat Kesehatan
dan obat yang
dibutuhkan (Intravena
Imunoglobulin/IVIG)
3. Penyusunan pedoman

• Keputusan Dirjen No. HK.02.02/I/3350022 tentang Tata


Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut
Progresif Atipikal pada Anak di Fasyankes
• SR.01.05/III/3461/2022  Surat dari Plt. Dirjen Pelayanan
Kesehatan tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan
Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical
Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak
3
GANGGUAN GINJAL AKUT PROGRESIF
ATIPIKAL
“penurunan cepat Kasus Suspek
dan tiba-tiba pada kasus penyakit pada anak usia 0-18 tahun (mayoritas usia balita)
dengan gejala anuria atau oliguria yang terjadi secara tibatiba
fungsi
filtrasi/penyaringan Kasus Probabel
ginjal. Biasanya Kasus Suspek ditambah dengan tidak terdapatnya riwayat
ditandai peningkatan kelainan ginjal sebelumnya atau penyakit ginjal kronik, dengan
disertai/tanpa disertai gejala prodromal (seperti demam, diare,
konsentrasi kreatinin muntah, batukpilek), pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
serum atau azotemia peningkatan ureum kreatinin (kreatinin > 1,5 kali atau naik senilai ≥
0,3 mg/dL), dan pemeriksaan USG didapatkan bentuk dan ukuran
(peningkatan ginjal normal, tidak ada kelainan seperti batu, kista, atau massa.
konsentrasi nitrogen
urea darah) dan/atau Penyebab kasus ini Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal ini
penurunan sampai masih diteliti, namun dari data yang telah dikumpulkan belum
tidak ada sama sekali ada bukti infeksi yang konsisten menjadi penyebab AKI ini.
produksi urine”
4
TATALAKSANA IDENTIFIKASI DINI DAN TATALAKSANA RUJUKAN KASUS ATYPICAL PROGRESSIVE AKI PADA ANAK
Pasien anak < 18 tahun dengan oliguria/anuria dengan atau tanpa
disertai riwayat demam/diare/muntah/sesak/batuk/pilek
Tinggi
Normal Periksa ureum dan kreatinin
*Ada indikasi rawat
Ya
Tidak 1. Pemantauan volume urin
Kriteria AKI stadium 3 berdasarkan KDIGO dengan modifikasi pada nilai
Dimintakan orangtua untuk melakukan pemantauan volume urin di rumah  kreatinin absolut:
bila: (1) urin berkurang selama 24 jam ATAU tidak ada urin selama 12 jam. 1. Kreatinin meningkat 3 x dari baseline atau Kreatinin meningkat ≥ 2,5
(2) keluhan lain memberat (demam/batuk/diare/muntah/sesak) mg/dl
2. Laju filtrasi glomerulus < 35 mL/menit/1,73m2
3. Diuresis < 0,3 mL/kgBB/jam selama ≥ 24 jam atau Anuria selama ≥ 12
Kembali ke Rumah Sakit jam
2. Periksa Penunjanng
• Darah: Hematologi rutin, ureum, kreatinin, Na, K, Cl, CRP, SGOT, SGPT,
*Indikasi Rawat Inap D-dimer, fibrinogen, antibodi SARS CoV-2, PCR SARS CoV-2
1. Diare dengan penyulit • Urin: Urinalisis (bila ada urin)
*kreatinin serial per 12 jam
2. Sesak
3. Penurunan kesadaran Rujuk ke Rumah Sakit dengan fasilitas dialisis untuk anak < 30 kg
4. Kejang (14 RS Rujukan Dialisis Anak)
5. Urin berkurang atau tidak ada - RSCM - RSUP Adam Malik - RSUP M Djamil
- RSUD Soetomo - RSUD Saiful Anwar - RSUP Wahidin
- RSUP Kariadi - RSUP Hasan Sadikin Sudirohusodo
- RSUP Sardjito - RSAB Harapan Kita - RSUP M. Hoesin
- RSUP Prof Ngoerah - RSUD Zainoel Abidin - RSUP Kandou
KEWASPADAAN DINI TINGKAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
• Kewaspadaan jika menemukan anak <18
EDUKASI KEPADA MASYARAKAT tahun dengan gejala oligouria/anuria dengan
atau tanpa demam, yang tidak diketahui
• Perlunya kewaspadaan orang tua memiliki penyebabnya (tidak ada riwayat syok
anak (terutama usia < 6 tahun) dengan gejala hipovolemik, sumbatan/retensi urin atau
penurunan volume/frekuensi urin atau tidak penyakit ginjal) untuk dilakukan tatalaksana
ada urin, dengan atau tanpa demam/gejala dan manajemen klinis serta pelaporan kasus
prodromal lain untuk segera dirujuk ke Fasilitas secara terpadu.
Kesehatan terdekat.
• melakukan pelaporan melalui link yang
• Orang tua yang memiliki anak terutama usia tersedia pada aplikasi RS Online dan Sistem
balita untuk sementara tidak mengkonsumsi Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
obat-obatan yang didapatkan secara bebas
tanpa anjuran dari tenaga kesehatan yang • Tenaga Kesehatan pada Fasilitas Pelayanan
kompeten sampai dilakukan pengumuman Kesehatan untuk sementara tidak meresepkan
resmi dari Pemerintah sesuai dengan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/syrup
ketentuan peraturan perundang-undangan. sampai dilakukan pengumuman resmi dari
• Perawatan anak sakit yang menderita demam Pemerintah sesuai dengan ketentuan
dirumah lebih mengedepankan tatalaksana peraturan perundang-undangan.
non farmakologis seperti mencukupi • Seluruh apotek untuk sementara tidak menjual
kebutuhan cairan, kompres air hangat, dan obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam
menggunakan pakaian tipis. Jika terdapat
bentuk syrup kepada masyarakat sampai
tanda-tanda bahaya, segera bawa anak ke
Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat. dilakukan pengumuman resmi dari Pemerintah
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
6
TATA LAKSANA KLINIS DI FASILITAS
RUMAH SAKIT
PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA DAN RUMAH SAKIT • Dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal (ureum,
kreatinin). Apabila hasil fungsi ginjal menunjukkan
adanya peningkatan, dilakukan pemeriksaan
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA lanjutan untuk menegakkan diagnosis, evaluasi
kemungkinan etiologi dan komplikasi.
• Dilakukan monitoring kondisi pasien meliputi
• Dilakukan pemeriksaan dan edukasi kepada orang volume balans cairan dan diuresis selama
tua perawatan, kesadaran, napas Kusmaull, tekanan
• Memantau tanda bahaya umum ditambah darah, serta pemeriksaan kreatinin serial per 12
pemantauan jumlah dan warna urin (pekat atau jam.
kecoklatan) di rumah. Bila urine berkurang (urine • Dirujuk ke RS yang mempunyai fasilitas dialisis
dikatakan berkurang jika berjumlah kurang dari 0,5 anak bila didapatkan kriteria AKI mulai stadium 1
ml/kgBB/jam dalam 6-12 jam) atau tidak ada urine sesuai Kidney Disease Improving Global
selama 6-8 jam (saat siang hari), maka pasien Outcomes (KDIGO).
harus segera dirujuk ke rumah sakit. • Khusus Rumah Sakit harus mempersiapkan
sarana prasarana yaitu perlengkapan monitoring
pasien serta ruangan intensif berupa High Care
Unit (HCU)/Pediatric Intensive Care Unit (PICU)
sesuai indikasi.
7
TATA LAKSANA KLINIS
TINGKAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN (contd.)

 Melakukan anamnesa termasuk anamnesa mengenai penggunaan


obat obatan sediaan cair yang digunakan sebelum mengalami
gejala Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical Progressive
Acute Kidney Injury pada anak, baik obat yang dibeli bebas maupun
obat yang didapatkan dari fasilitas pelayanan kesehatan lain.
 Dalam hal terdapat penggunaan obat-obatan sediaan cair
sebelumnya, Keluarga pasien diminta menyerahkan obat-obatan
tersebut ke di rumah sakit/fasilitas pelayanan Kesehatan lain tempat
pasien dirawat, Selanjutnya Instalasi/unit farmasi pada rumah
sakit/fasilitas pelayanan Kesehatan melakukan pengemasan ulang,
penyegelan obat, dan dimasukkan dalam plastik transparan untuk
dilakukan pemeriksaan toksikologi AKI.
 Rumah sakit membuat surat permohonan pemeriksaan toksikologi ke
laboratorium rujukan (terlampir) disertai dengan sampel darah (whole
blood dengan EDTA) 5-10 ml dan urine 20 ml yang telah dimasukkan
dalam boks pendingin, disertai dengan obat yang telah dikemas
dalam plastik transparan sebagaimana huruf b diatas.

8
DAFTAR RS RUJUKAN TERTINGGI KASUS AKI

9
DAFTAR LABORATORIUM RUJUKAN TOKSIKOLOGI

1. Puslabfor POLRI
2. Bidang Laboratorium Forensik Sumatera Utara
3. Bidang Laboratorium Forensik Riau
4. Bidang Laboratorium Forensik Sumatera Selatan
5. Bidang Laboratorium Forensik Jawa Tengah
6. Bidang Laboratorium Forensik Jawa Timur
7. Bidang Laboratorium Forensik Bali
8. Bidang Laboratorium Forensik Sulawesi Selatan
9. Bidang Laboratorium Forensik Papua.

10
PELAPORAN
Pelaporan oleh Rumah
Sakit/Dinas Kesehatan
jika menemukan kasus
tersebut, mohon
melaporkan pada link
yang terdapat pada
aplikasi RS Online dan
Sistem Kewaspadaan Dini
APLIKASI dan Respon (SKDR).
RS ONLINE
https://sirs.kemkes.go.id/fo serta mengisi form
Penyelidikan
Epidemiologi dan
mengirimkannya ke
PHEOC melalui nomor
Whatsapp 087777591097
atau email:
poskoklb@yahoo.com /
pheoc.indonesia@gmail.c
om

11
THANK YOU
Direktorat Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav-4 Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai