Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ANNISA AGUSTIAWATI

NIM : 2018021022
TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN 2

CONTOH PERUSAHAAN INDONESIA YANG MASUK DALAM PASAR GLOBAL

1. Martha Tilaar Group

Perusahaan ini terbentuk pada tahun 1970, dimulai dengan bisnis di garasi rumah seluas 4x6
milik Dr. Martha Tilaar. Merk ini telah mampu bersaing secara global, terbukti dengan
masuknya merk ini di sepuluh negara di Asia Pasifik. Perusahaan ini memilih untuk berekspansi
ke negara lain dengan alasan bahwa modalitas Martha Tilaar yang berasal dari bahan-bahan asli
Indonesia, dapat menjadi keunggulan kompetitif yang dimilikinya. Memang, pasar terbesar
perusahaan ini adalah negara-negara yang memiliki banyak pekerja Indonesia, namun tidak dapat
disangkal bahwa Martha Tilaar banyak diterima oleh masyarakat dunia.

2. Inaco

Perusahaan yang didirikan pada tahun 1999 ini sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia.
Dengan produk andalan yaitu nata de coco yang terbuat dari kelapa asli Indonesia. Perusahaan
ini pada awalnya memiliki nama PT Niramas Utama, namun melihat ekspansi global dalam
sektor nata de coco begitu diterima oleh Jepang, kemudian lahirlah merk Inaco yang merupakan
singkatan dari Indonesia Nata De Coco. Perusahaan ini menyadari bahwa kelemahan produk
Indonesia adalah kualitasnya yang kurang dan juga standar produksi perusahaan dibawah rata-
rata. Oleh karenanya kedua hal tersebut yang menjadi fokus dari Inaco. Segmen menengah
keatas kemudian menjadi sasarannya agar sesuai dengan upaya peningkatan kualitas dan standar
produksi. Kini Inaco sudah menjadi produk global yang bisa diterima oleh dunia, karena kualitas
produk dan inovasi yang terus dilakukan.
3. Sido Muncul

Perusahaan yang bermula dari industri jamu rumahan di Semarang pada tahun 1951 ini telah
menyentuh pasar ASEAN, Hong Kong, Timur Tengah, Australia, Eropa, bahkan Afrika. Sido
Muncul membawa 250 produk unggulan ke pasar global, dan berhasil menjadi merk yang begitu
dikenal oleh masyarakat global. Perusahaan ini mengalami proses yang panjang dalam
melakukan ekspansi pasar, yang mana negara-negara lain masih memandang sebelah mata
dengan kehadiran obat herbal. Namun tantangan ini bisa dikelola dengan membangun pabrik
dengan standar internasional untuk food suplement dan Sido Muncul melakukan ekspansi
melalui kategori tersebut.

4. Selamat Sempurna

Perusahaan ini mulai berkembang pada tahun 1970an pasca transisi ke Orde Lama. Produk
andalannya adalah Sakura Filter dan ADR Radiator. Pengembangan dua produk ini didasari oleh
semakin banyaknya transportasi di Indonesia, sehingga produsen onderdil akan banyak
diuntungkan. Lalu setelah sukses di Indonesia, Selamat Sempurna melakukan ekspansi luar biasa
hingga diekspor ke 110 negara di berbagai benua di Indonesia. Yang menarik dari merk ini
adalah penggunaan kata sakura yang cenderung kekhasan dari Jepang. Pemilihan produk ini
dilakukan untuk menyesuaikan keinginan pasar yang lebih condong pada produk Jepang.
Sehingga produk asli Indonesia ini banyak menarik pembeli dan bisa bersaing secara global.
5. Polygon

Perusahaan sepeda ini begitu dikenal oleh masyarakat Indonesia. Namun siapa yang sadar,
Polygon yang memulai produksinya di Sidoarjo, telah berekspansi menjadi perusahaan global.
Kini produknya tersebar di 62 negara di seluruh benua, bahkan di Jerman dan Perancis terdapat
50 toko polygon. Fokus dari perusahaan ini adalah kualitas yang menjadi jaminan bagi para
pengendaranya. Terlepas dari ambisi untuk mengglobal, polygon juga berupaya tetap menjadi
kebanggaan lokal. Sehingga masih banyak kita jumpai toko Polygon dan juga Rodalink yang
merupakan anak perusahaan.

6. Telkom Indonesia

Perusahaan ini sebenarnya sudah mengincar pasar global sejak tahun 2000. Hal ini disebabkan
bisnis dalam bidang telekomunikasi memiliki karakteristik yang sama dimanapun. Namun
ambisi tersebut baru dapat direalisasikan pada tahun 2012 ketika kepemimpinan Arief Yahya
memiliki prioritas utama ekspansi internasional. Dibentuklah Telkom Internasional (Telin)
sebagai fondasi Telkom untuk memperkenalkan diri. Telkom juga melakukan hubungan G2G
(government to government) dengan harapan dapat emmbuka akses untuk berekspansi. Sasaran
pasarnya juga lebih pada negara-negara yang memiliki banyak warga negara Indonesia seperti
Malaysia, Hong Kong, Timor Leste, Arab Saudi, dan juga Taiwan.
7. Semen Indonesia

Semen Indonesia dapat disebut sebagai BUMN pertama yang berstatus multinational


corporation karena telah berhasil mengakuisisi perusahaan asing – Thang Long Cement,
Vietnam – pada tahun 2012. Upaya ini dilakukan oleh Semen Indonesia untuk
mendapatkan brand image  yang kuat. Sasaran pasarnya pun kini begitu luas, terutama di
ASEAN dan juga Asia Selatan. Bahkan pabriknya di Myanmar kapasitas produksinya 500.000
ton dan sedang dalam proses pengembangan menuju 1,5 juta ton. Pengembangan ini cukup
menjanjikan, karena pasarnya yang juga luas.

8. Garuda Indonesia

Maskapai penerbangan asli Indonesia ini memang sudah mendapatkan citra yang cukup baik
selama beberapa dekade terakhir. Dengan konsep layanan “Garuda Indonesia Experience”,
maskapai ini berhasil bertahan di pasar global dengan menawarkan keunikan tersendiri
dibandingkan dengan maskapai lainnya. Maskapai dengan jenis full service ini memanjakan
penumpangnya dengan menyentuh 5 panca indera yang dimiliki manusia (penglihatan,
pendengaran, penciuman, pengecap, dan juga sentuhan), yang dikaitkan pada kultur Indonesia.
Kini maskapai tersebut dinobatkan sebagai maskapai bintang 5 dengan puluhan penghargaan
baik dari Skytrax maupun CAPA.
9. GarudaFood

Perusahaan ini lebih berfokus pada produksi stik coklatnya, hingga banyak diterima oleh negara
lain. Jika di Indonesia produk andalannya adalah Chocolatos, maka di India produknya diberi
merk Gone Mad. Produk ini pun begitu diterima oleh pasar India. Proses pengembangan ini
GarudaFood dilakukan dengan menggandeng Polyflex Pvt. Ltd untuk mendukung proses
ekspansinya. Selain India, GarudaFood juga bekerjasama dengan perusahaan OEMnya di
TIongkok. Perusahaan ini pada tahun 2008 kemudian mengakuisisi pabrik gula-gula Fuhua
Jinjiang Yonghe untuk memperkuat posisinya di pasar Tiongkok.

10. Indomie

Produk yang merakyat ini nampaknya juga diterima oleh masyarakat dunia. Bagaimana tidak,
Indomie dijual di 80 negara di berbagai benua di dunia. Pertama kali dibuat pada tahun 1970,
kini Indomie yang berada ditangan Indofood telah memiliki pabrik di Malaysia, Arab Saudi,
Nigeria, Kenya, dan lain sebagainya. Tentu di tiap negara dilakukan kerjasama denga perusahaan
lokal, agar membuka akses yang lebih luas pada pasar. Benua Afrika kini menjadi fokus utama
dari pengembangan, karena pasar yang begitu potensial disana. Dibuatlah pabrik di Nigeria dan
Kenya, yang dapat menjangkau Afrika Barat dan Timur sekaligus. Jumlah investasinya pun tidak
main-main, hingga US$ 7,3 juta. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 100 juta bungkus
pertahun. Selain Afrika, pasar lainnya cukup besar, mengingat ciri khas yang dibawanya. Selain
itu, Indomie juga selalu menjadi produk favorit bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di luar
negeri.
KENDALA YANG DI HADAPI PERUSAHAAN DALAM MEMASUKI PASAR
INTERNASIONAL

 HUKUM
Dalam praktik bisnis internasional harus berlandaskan suatu hokum yang dinamakan hukum
bisnis internasional. Hukum bisnis internasional ini semakin dibutuhkan untuk terus menjaga
perdamaian dunia melalui Lembaga-lembaga internasional sehingga membuat para pelaku bisnis
optimis dalam melakukan kerjasama dengan pihak lain di berbagai belahan dunia. Dalam hokum
bisnis internasional transaksi tersebut merupakan transaksi yang bersifat komersil yang
seharusnya menjadi bagian dari hokum perdata internasional.

Dengan  semakin  berkembangnya  perdagangan,  investasi  dan  keuangan  di  dunia global, 
maka  transaksi  antar  negara  di  bidang  ini  juga  semakin  meningkat. Tatanan hukum  yang 
mengatur  jalannya  bisnis  internasional  tersebut  juga  mengalami perubahan  dari  yang 
awalnya  diatur  pada  lintas  batas  nasional  hingga  kemudian diatur  dalam  aturan  yang 
bersifat  nasional  sebagai  upaya  unifikasi,  penyeragaman dan  harmonisasi.  Dengan 
demikian,  berkembang  pula  prinsi-prinsip  dan  norma-norma  hukum  kegiatan  transaksi 
bisnis  internasional  baik  itu  dalam  bentuk  hard laws,  softlaws  dan  bersumber  dari 
kebiasaan  perdagangan  internasional.

 Risiko Perubahan Iklim Politik


Suatu perusahaan yang menjalankan bisnisnya di negara asing akan terpapar pada iklim politik
dan peraturan yang mungkin jauh berbeda dengan pasar domestiknya. Jika terjadi perubahan
kekuasaan atau gejolak politik pada negara asing tersebut, perusahaan dapat saja mengalami
penurunan penjualan atau bahkan kehilangan aset.

 Risiko Ekonomi

Tingkat perekonomian yang berbeda, juga mempengaruhi daya beli konsumen akan sebuah
produk. Bisa jadi produk perusahaan menjadi kualitas terbaik di pasar lokal, namum dipasar
global produk suatu perusahaan belum tentu menjadi produk unggulan.

 Tantangan Teknologi

Kesulitan terbesar dalam tantangan teknologi adalah mengetahui ke mana harus mencari solusi.
Cara terbaik untuk menyelesaikan masalah adalah dengan membuat tim Anda melek teknologi
terutama teknologi perangkat lunak otomatisasi pemasaran.Karena hal itu bisa memiliki dampak
yang sangat baik dalam peningkatan produktivitas.

Perusahaan harus membiarkan karyawan Anda menemukan tools yang membuat mereka merasa
nyaman dan membantu pekerjaan mereka selesai lebih cepat atau lebih mudah. Sertakanlah
semua orang dari pemasaran CMO dan VP ke pemasar tingkat rendah dalam setiap pelatihan. Itu
akan memastikan seluruh tim Anda memahami teknologi dan peran yang mereka mainkan dalam
aktivitas pemasaran di perusahaan setiap harinya.
 Risiko Kurs Mata Uang
Jika suatu perusahaan berdagang dengan negara berkembang yang belum memiliki sistem
ekonomi mumpuni, perusahaan tersebut akan terpapar dengan risiko kurs mata uang. Risiko ini
terjadi ketika nilai mata uang negara tersebut berfluktuasi secara drastis, sehingga perusahaan
tidak dapat memasukkan pergerakan nilai tukar mata uang kedalam perencanaan bisnisnya.

 Perbedaan Budaya Pembeli


Ketika perusahaan masuk ke dalam pasar yang berbeda, keinginan konsumen akan sebuah
produk juga cenderung akan berbeda. Jika perusahaan tidak dapat beradaptasi dan mengubah
produknya agar sesuai untuk pasar tersebut, perusahaan tidak akan bisa mendapatkan untung.

 Risiko Hutang dan Gagal Bayar


Ketika perusahaan bergerak di pasar asing, tidak ada jaminan yang bahwa mitra transaksinya
dapat membayar tepat waktu atau bahkan mampu membayar. Perusahaan dapat kehilangan
banyak uang ketika mitra transaksinya tiba-tiba bubar atau dianggap bangkrut oleh sistem hukum
yang berlaku di negara tersebut.

 Mengganggu Industri Lokal


Masuknya perusahaan asing kedalam pasar negara berkembang dapat mengganggu atau bahkan
menghancurkan industri lokal yang masih berkembang. Perusahaan asing yang sudah besar dapat
memanfaatkan aglomerasi dan economies of scale dalam memproduksi suatu barang, sehingga
harga produksinya jauh lebih murah dibanding perusahaan lokal. ketimpangan ini dapat
membuat perusahaan lokal gagal bersaing di pasar, sehingga perusahaan lokal tersebut gulung
tikar.

 Risiko Pelanggaran Hak Cipta


Pembajakan dan imitasi produk menjadi masalah besar bagi perusahaan yang bergerak di pasar
internasional. Perusahaan tersebut memiliki potensi untuk dicuri produknya oleh kompetitor
asing. Contoh dari pencurian ini adalah tuduhan-tuduhan kepada perusahaan China yang
melakukan reverse engineering mobil, chip, dan barang elektronik lainnya. Selain
produk hardware, banyak juga tuduhan pembajakan software yang membuat perusahaan
pengembang merugi milyaran dollar. Salah satu software yang rawan dibajak oleh hacker-hacker
internasional adalah games.

 Risiko Dependensi Terhadap Negara Lain


Sebuah negara yang melakukan spesialisasi dapat menjadi dependen kepada negara lain untuk
suatu produk yang tidak dapat diproduksi sendiri. Jika negara penyedia barang tersebut
melakukan embargo atau boikot, dan barang yang dijual adalah barang kebutuhan dasar
masyarakat, maka negara pembeli dapat mengalami kekacauan karena kekurangan barang
tersebut.
 Risiko Eksploitasi Sumberdaya
Perdagangan internasional dapat membuat suatu negara melakukan eksploitasi sumber daya
alam berlebihan untuk memenuhi tuntutan pasar. Contoh paling jelas dari ini adalah
eksploitasi sumber daya mineral di Papua oleh PT. Freeport dan juga di Afrika oleh perusahaan
pertambangan multinasional yang digambarkan dalam film blood diamond.

Permintaan yang tinggi terhadap sebuah produk akan memaksa negara/perusahaan untuk
mengeksploitasi sumberdaya alam demi mengejar profit. Mereka seringkali tidak peduli terhadap
dampak lingkungan ataupun sosial yang ditimbulkan dari eksploitasi tersebut. Oleh karena itu,
terkadang biaya eksternalitas dari eksploitasi sumber daya alam lebih tinggi dibandingkan
keuntungan nominal yang didapat ketika menjual sumber daya alam tersebut.

Anda mungkin juga menyukai