Anda di halaman 1dari 17

Dosen : Mardhiyah Ibrahim, S.

ST
Tugas : Farmakologi

Pemberian Obat Pada Masa Nifas Dan Menyusui

Disusun Oleh:
Kelompok II
1. Hesti Wayana Bastian (AK.219.012)
2. Dinda Haspirani Zahra (AK.219.009)
3. Ika Jayanti (AK.219.013)
4. Fitri Patresia (AK.219.011)
5. Indah Ardiyanti (AK.219.015)
6. Elga Mariska Amalia (AK.219.010)

YAYASAN PENDIDIKAN KONAWE


AKADEMI KEBIDANAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat limpah dan rahmat, karunia dan hidayah-NYA lah kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pemberian obat pada masa nifas dan menyusui”
makalah ini juga disusun dengan maksud agar pembaca dapat memperluas ilmu
pengetahuan tentang pemberian obat pada masa nifas dan menyusui.
Kami juga mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada Ibu
Mardhiyah Ibrahim, S.ST selaku dosen mata kuliah Farmakologi yang telah
membimbing kami. Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kritik dan saran selalu kami harapkan demi penyempurnaan makalah-
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca dan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Unaaha, 08 September 2020

Penulis,

i|Farmakologi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Masa Nifas.............................................................................. 2
B. Masa Menyusui...................................................................... 6
BAB III Penutup
A. Kesimpulan.................................................................................. 13
B. Saran............................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 14

ii | F a r m a k o l o g i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Berlangsung selama kira-kira enam minggu. Berbagai bentuk
ketidaknyamanan dirasakan oleh ibu pada masa nifas sebagai proses
adaptasi adanya perubahan.
Menurut WHO diseluruh dunia satiap menit seorang perempuan
meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan
persalinan. Dengan kata lain, 1400 perempuan meninggal setiap hari atau
lebih dari 500.000 perempuan meninggal satiap tahun karena kehamilan
dan persalinan.
Dengan penjelasan diatas obat yang lazim yang di konsumsi saat
ibu masa nifas yang mengalami komplikasi seperti nyeri di perut, batuk,
demam, alergi maka dari itu pada makalah ini membahas obat yang lazim
yang dikonsumsi ketika ibu nifas mengalami komplikasi tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja obat yang di konsumsi ibu pada masa nifas?
2. Apa saja obat yang di konsumsi ibu menyusui?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis obat yang dapat digunakan ibu pada
masa nifas
2. Untuk mengetahui jenis-jenis obat yang dapat digunakan pada ibu
menyusui

1|Farmakologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati,2010)
Tahapan masa nifas:
1) Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan
2) Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital
3) Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin
beberapa minggu, bulan atau tahun.
1. Perubahan fisik masa nifas
a) Rasa kram dan mules di bagian bawah perut akibat penciutan rahim
(involusi)
b) Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (lochea)
c) Kelelahan karena proses melahirkan
d) Pembentukan ASI sehingga payudara membesar
e) Kesulitan buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK)
f) Gangguan otot (betis, dada, panggul dan bokong)
g) Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan)
2. Pengeluaran lochea terdiri dari:
a) Lochea rubra: hari ke 1-2, terdiri dari darah segar bercampur sisa-
sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix kaseosa, lanugo, dan
mekonium
b) Lochea Sanguinolenta: hati ke 3-7, terdiri dari: darah bercampur
lendir, warna kecoklatan.
c) Lochea Serosa: hari ke 7-14, berwarna kekuningan

2|Farmakologi
d) Lochea Alba: hari ke 14-selesai nifas, hanya merupakan cairan
putih lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea
purulent
3. Peran Bidan Dalam Masa Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian
asuhan postpartum. Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam
masa nifas antara lain:
a) memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa
nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan
fisik dan psikologis selama nifas
b) Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga
c) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman
d) Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan
dengan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan
administrasi
e) Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
f) memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga
gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman
g) Melakukan manajemen Asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta
melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,
mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
selama periode nifas
h) Memberikan asuhan secara profesional
4. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Selama Masa Nifas
Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan
kondisi kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk
memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi
kebutuhan akan gizi sebagai berikut:

3|Farmakologi
a) Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap
hari
b) Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral
c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
d) Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum
e) Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit
5. Zat-Zat Yang Dibutuhkan Ibu Pasca Persalinan Antara Lain:
a) Kalori
b) Protein
c) Kalsium dan vitamin D
d) Magnesium
e) Sayuran hijau dan buah
f) Karbohidrat kompleks
g) Lemak
h) Garam
i) Cairan
j) Vitamin
k) Zinc
l) DHA
6. Pemberian Obat (Suplemen) Pada Ibu Nifas:
a) Vitamin A
 Manfaat Vitamin A yaitu:
1) Meningkatkan daya kesehatan ibu terhadap penyakit dan
infeksi seperti campak dan diare.
2) Membantu proses penglihatan dan adaptasi dari tempat yang
terang ke tempat yang gelap.
3) Mencegah kelainan pada sel-sel epitel termasuk pada selaput
lendir mata

4|Farmakologi
4) Mencegah terjadinya proses metaplasi sel-sel epitel sehingga
kelerjer tidak memproduksi cairan yang menyebabkan
terjadinya kekeringan pada mata di sebut xerosis konjungtiva.
5) Mencegah terjadinya kerusakan mata berlanjut yang akan
menjadi bercak bitot (bitot’s sport) bahkan kebutuhan.
(Depkes RI, 2011).
7. Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas
a) Program Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Vitamin A
(KVA)
Salah satu upaya penanggulangan masalah kekurangan
vitamin A yaitu dengan pemberian suplementasi vitamin A pada
ibu nifas yakni dengan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
(200.000 SI) sebanyak 2 kapsul pada ibu nifas (0 – 42 hari).
b) Manfaat Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas
1) Meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI
2) Bayi lebih kebal dan jarang terserang penyakit infeksi
3) Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan
c) Ibu Nifas harus mengkonsumsi Vitamin A karena:
1) Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah
2) Kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan
dan peningkatan daya tahan tubuh
3) Pemberian 1 kapsul vitamin A (200.000 SI) warna merah
pada ibu nifas hanya cukup untuk meningkatkan kandungan
vitamin A dalam ASI selama 60 hari
4) Pemberian 2 kapsul vitamin A (200.000) warna merah
diharapkan dapat menambah kandungan vitamin A dalam
ASI sampai bayi usia 6 bulan. ASI eksklusif 6 bulan
8. Cara Pemberian
Diberikan sebanyak 2 x 200.000 SI atau 2 (dua) kapsul
vitamin A,  warna merah dalam kurun waktu 2 hari berturut-turut pada
masa nifas:

5|Farmakologi
a) 1 (satu) kapsul vitamin A diminum segera setelah melahirkan
b) 1 (satu) kapsul vitamin A kedua diminum pada hari berikutnya,
minimal 24 jam sesudah kapsul pertama.
9. Efek Samping dan Bahaya Vitamin A
Apabila dikonsumsi dengan takaran yang sesuai, vitamin A
tidak akan membahayakan. Namun jika dikonsumsi dalam dosis tinggi
atau dalam jangka panjang, kelebihan vitamin A dapat menyebabkan
beberapa efek samping berikut:
a) Diare.
b) Kehilangan nafsu makan.
c) Sakit perut.
d) Muntah.
e) Kulit dan bibir yang kering atau pecah-pecah.
f) Mengantuk dan kelelahan.
g) Lemas.
h) Uring-uringan.
i) Rambut rontok.
j) Sakit kepala.
k) Demam.
l) Peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari.
m) Pandangan kabur.
B. Masa Menyusui
1. Dukungan Bidan Dalam Pemberian Laktasi
a) Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama
beberapa jam pertama
Tujuannya:
1) Membina hubungan/ikatan di samping bagi pemberian ASI
2) membina rasa hangat dengan memberikan dan menempelkan
pada kulit ibunya dan menyelimutinya.
b) Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk
mencegah masalah umum yang timbul. perawatan yang dilakukan

6|Farmakologi
bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran
ASI.
c) Bantu ibu waktu pertama kali menyusui. segera susui bayi
maksimal setengah jam pertama setelah persalinan hal ini sangat
penting apakah bayi akan mendapat cukup ASI atau tidak. ini
didasari oleh peran hormon pembuat asik Oma antara lain hormon
prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun tajam
persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.
d) Bayi harus ditempatkan dekat dengan ibunya di kamar yang sama
2. Posisi Menyusui Yang Benar
a) Berbaring miring
Ini merupakan posisi yang amat baik untuk pemberian ASI
yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau nyeri
b) Duduk
Penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada
pohon ibu dalam posisinya tegak lurus (90 derajat) terhadap
pangkuannya titik ini mungkin dapat dilakukan dengan duduk
bersila di tempat tidur atau di lantai atau duduk di kursi.
3. Manfaat Menyusui                                         
a) Manfaat Susu Ibu Bagi Anak
Sudah banyak studi yang membuktikan manfaat susu ibu
alias ASI dalam membangun sistem imun anak. Kenapa bisa
membangun sistem imun anak? Karena pada proses menyusui,
ibu memberikan antibiotik dari tubuhnya kepada anak. Manfaat
susu ibu lainnya adalah:
1) Sebuah analisa dari beberapa studi menunjukan bahwa anak
yang diberi susu formula sejak lahir lebih beresiko 3 kali lipat
untuk di rawat dirumah sakit karena infeksi pernafasan
daripada anak yang diberi ASI minimal 4 bulan.

7|Farmakologi
2) Bayi yang sejak awal diberi susu formula sangat rawan
terkena penyakit diare dari pada bayi yang diberi ASI sejak
lahir.
3) Menyusui telah terbukti mengurangi dan mencegah infeksi
telinga pada bayi.
4) Anak yang diberi ASI jarang terkena SIDS (sindrom
kematian bayi mendadak).
5) Anak yang diberi Asi sejak kecil memiliki kekebalan
terhadapa alergi.
b) Manfaat Menyusui Bagi Ibu
Menyusui memang memberikan manfaat bagi anak, tapi
tahukah Anda bahwa ternyata menyusui juga memberikan
manfaat bagi ibu yang menyusui. Berikut beberapa manfaat
menyusui bagi seorang ibu:
1) Membantu menurunkan berat badan setelah melahirkan. Saat
memproduksi susu dan menyusui, terjadi pembakaran kalori
besar-besaram dalam tubuh ibu.
2) Mempercepat kembalinya ukuran rahim karena menyusui
membantu tubuh melepaskan hormon oksitosin.
3) bu akan kehilanggan beberapa mineral yang membuat tulang
jadi rapuh selama menyusui, kekosongan mineral tersebut
akan segera diisi kembali dan malahan lebih padat dari
sebelumnya setelah proses menyusui selesai.
4) Wanita yang menderita diabetes dapat meningkatkan
kesehatan tubuhnya serta memberikan imun kepada anaknya
agar kebal dari penyakit diabetes anak-anak selama proses
menyusui.
5) Menyusui dapat menurunkan resiko kanker payudara.
6) Hubungan dengan bayi atau anak semakin dekat dan erat.

8|Farmakologi
4. Obat Yang Aman Untuk Ibu Menyusui
Merupakan suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa
ibu menyusui juga bisa sakit. Biasanya suatu penyakit bisa langsung
diatasi dengan obat, namun ibu menyusui harus ekstra hati-hati karena
ada obat yang aman dan tidak aman untuk ibu menyusui.
Obat yang aman berarti obat tersebut tidak berbahaya baik
bagi bayi yang disusui atau kondisi kesehatan ibunya, termasuk tidak
menganggu produksi ASI. Contohnya adalah obat yang memiliki sifat
farmakologi yang tidak masuk ke dalam aliran darah atau hanya
diserap sedikit dan memberikan efek lokal seperti seperti obat
sukralfat dan antasida deon dan obat yang tidak dikeluarkan melalui
ASI seperti Insulin, Herparin, dan Interferon.
Bagi ibu menyusui, mengonsumsi obat tentu tidak boleh
sembarangan karena ada obat yang aman dan tidak aman untuk
ibu menyusui. Untuk itu, ibu menyusui harus perlu memperhatikan
jenis obat yang dikonsumsi.
Obat yang tidak aman untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui
dibagi dalam dua alasan utama. Pertama, obat-obatan tersebut dapat
mengganggu produksi ASI dan kedua, obat-obatan tersebut dapat
diekskresikan ke dalam ASI sehingga mempengaruhi bayi yang
disusui.
Beberapa jenis obat yang aman untuk dikonsumsi ibu
menyusui antara lain obat dengan kandungan acetaminophen atau
parasetamol, dextrometrorphan, salbutamol, acyclovir, digoxin,
heparin, dan warfarin. Sementara itu, jenis obat yang tidak aman dan
sebaiknya tidak dikonsumsi ibu menyusui adalah obat yang
mengandung antalgin, aspirin, chlorpheniramin, chloramphenicol,
ciprofloxacin, serta obat penenang atau obat tidur.
Mengonsumsi obat pada saat menyusui juga sebaiknya
dihindari kecuali jika benar-benar diperlukan. Hal ini juga berlaku

9|Farmakologi
untuk obat suplemen makanan atau jamu. Untuk memastikan
keamanannya, konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
5. Obat Yang Aman Untuk Ibu Menyusui
Obat-obatan berikut merupakan obat yang aman untuk
dikonsumsi ibu menyusui sesuai dosis yang dibutuhkan:
a) Obat antipiretik atau penurun panas : acetaminophen atau
parasetamol
1) Dosis: Dewasa 500-1000 mg, 3-4 kali sehari
2) Efek samping: Paracetamol (Acetaminophen) jarang
menyebabkann efek samping namun bias menimbulkan efek
samping jika digunakan berlebihan, seperti ruam, gatal, sakit
tenggorokan.
b) Obat analgesik atau penghilang nyeri : ibuprofen, asam mefenamat
1) Dosis : Aturan minum obat ini tergantung dari jenis penyakit
dan kondisi kesehatan. Patuhi saran dokter atau petunjuk
konsumsi yang tertera pada label kemasan obat, untuk
menentukan aturan minum obat dalam kurun waktu 24 jam.
2) Efek samping: Ada beberapa kemungkian efek samping dari
penggunaan obat pereda nyeri ini. Hentikan penggunaan obat
ini dan segera konsultasikan dengan dokter jika Anda
mengalami satu atau lebih efek samping berikut ini: sakit
perut, sakit kepala, kulit mudah memar, telinga berdenging,
mual, muntah
Obat anti asma : salbutamol, prednison, prednisolon
c) Obat anti alergi : loratadin, fexofenadin, fluticason
1) Dosis: Ibu hamil, ibu menyusui, atau wanita yang sedang
merencanakan kehamilan, perlu menyesuaikan jenis dan dosis
antihistamin menurut anjuran dokter.
2) Efek samping: Sama seperti obat-obat lain, obat antihistamin
juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek
samping yang umumnya terjadi setelah mengonsumsi obat

10 | F a r m a k o l o g i
antihistamin ini adalah::Mengantuk, Mulut kering, Disfagia,
Pusing, Sakit kepala, Nyeri perut, Sulit buang air kecil, Mudah
marah, Penglihatan kabur.
d) Obat lambung : antasida doen, ranitidin, sucralfat
1) Dosis: Dosis antasida (antacid) berbeda pada tiap orang,
disesuaikan dengan kondisi dan umur pasien. Ikuti keterangan
yang ada di kemasan dan konsultasikan dengan dokter terkait
dosis yang tepat juga cara penggunaan obat secara lengkap.
2) Efek samping: Efek samping antasida (antacid) jarang terjadi.
Efek samping penggunaan obat ini dapat berupa: Perut
kembung, Mual dan muntah, Kram perut, Sembelit
6. Jenis obat yang tidak aman untuk ibu menyusui
Obat - obatan berikut merupakan obat yang tidak aman
untuk ibu menyusui:
a) Obat analgesik atau penghilang nyeri : antalgin, asetosal atau
aspirin
b) Obat anti alergi : chlorpheniramin maleat, diphenhydramin
c) Obat antibiotik : chloramphenicol, ciprofloxacin,
doksisiklin, metronidazol, tetrasiklin
d) Obat anti hipertensi : diuretik seperti furosemid, atenolol,
klonidin, captopril, nifedipin, verapamil
e) Obat kemoterapi
f) Obat penenang atau obat tidur
g) Obat kontrasepsi yang mengandung estrogen
h) Obat anti diare : loperamide
Meminum obat pada saat menyusui yang paling aman adalah
meminum obat hanya apabila benar-benar diperlukan. Hal ini juga
berlaku untuk konsumsi suplemen makanan atau jamu. 
Informasikan terlebih dahulu kepada dokter mengenai kondisi ibu
menyusui, agar dokter dapat memberikan resep obat-obatan yang
aman untuk dikonsumsi ibu menyusui. Minumlah obat yang

11 | F a r m a k o l o g i
dianjurkan dan direkomendasikan oleh dokter sesuai dosis yang
dibutuhkan.
Perhatikan juga kondisi bayi selama ibu menyusui mengkonsumsi
obat tersebut. Meskipun obat tersebut telah dinyatakan aman, apabila
muncul perubahan atau reaksi yang aneh pada bayi harap segera
menghentikan obat yang dikonsumsi dan segera periksakan bayi ke
dokter.

12 | F a r m a k o l o g i
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati,2010).
Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi
kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi
produksi air susu.
Obat yang aman berarti obat tersebut tidak berbahaya baik bagi
bayi yang disusui atau kondisi kesehatan ibunya, termasuk tidak
menganggu produksi ASI. Contohnya adalah obat yang memiliki sifat
farmakologi yang tidak masuk ke dalam aliran darah atau hanya diserap
sedikit dan memberikan efek lokal seperti seperti obat sukralfat dan
antasida deon dan obat yang tidak dikeluarkan melalui ASI seperti
Insulin, Herparin, dan Interferon.
Bagi ibu menyusui, mengonsumsi obat tentu tidak boleh
sembarangan karena ada obat yang aman dan tidak aman untuk
ibu menyusui. Untuk itu, ibu menyusui harus perlu memperhatikan jenis
obat yang dikonsumsi.
Obat yang tidak aman untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui dibagi
dalam dua alasan utama. Pertama, obat-obatan tersebut dapat
mengganggu produksi ASI dan kedua, obat-obatan tersebut dapat
diekskresikan ke dalam ASI sehingga mempengaruhi bayi yang disusui.
B. Saran
Dalam rangka peningkatan pengetahuan mengenai penggunaan
obat pada ibu masa nifas dan menyusui, diperlukan pemahaman yang baik
mengenai obat apa saja yang relatif tidakaman hingga harus di hindari
selama masa nifas dan menyusui agar tidak merugikan ibu dan bayi.

13 | F a r m a k o l o g i
DAFTAR PUSTAKA

Setiaputri, Karinta Ariani. 2020. Obatan Suplemen Dan Obat Analgesik.


Ma’arif, Khairul. 2019. Efek Samping Konsumsi Obat Tertentu Pada Ibu
Menyusui Dan Bayi.
Boyanta, Kelly. 2018. Prescription Drugs Used For Increasing Milk Supply.

14 | F a r m a k o l o g i

Anda mungkin juga menyukai