Anda di halaman 1dari 9

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 06.04.

01
RUMAH SAKIT TINGKAT IV SAMARINDA

KERANGKA ACUAN (TOR)


PROGRAM KESELAMATAN PASIEN
METODE FMEA
( Failure Mode and Affect Analysis )

RUMAH SAKIT TK. IV SAMARINDA

Samarinda, Mei 2017


KERANGKA ACUAN (TOR)
PROGRAM KESELAMATAN PASIEN
METODE FMEA
( Failure Mode and Affect Analysis )

I. PENDAHULUAN

Keselamatan pasien RUMAH SAKIT TK. IV SAMARINDA adalah suatu system di


mana Rumah Sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Dalam rangka memperbaiki
kinerjanya RUMAH SAKIT TK. IV SAMARINDA meningkatkan keselamatan pasien
melalui program yang menggunakan metode FMEA ( Failure Mode and Affect Analysis)
Yakni dengan mengindentifikasi dan mencegah kegagalan atau yang berpotensi untuk
terjadi kegagalan sebelum terjadi.
Metode FMEA dilakukan secara proaktif, dimana kesalahan dapat dicegah
meminimalkan dampak buruk atau tidak diharapkan. Hal ini dilakukan sesuai dengan
Visi Misi RUMAH SAKIT TK. IV SAMARINDA.

II. LATAR BELAKANG

Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit ( KPRS ) dengan metode FMEA


dilatarbelakangi kegiatan-kegiatan yang berpotensi untuk terjadi kegagalan sehingga
dapat mengantisispasi kesalahan-kesalahan sebelum terjadi dan juga dapat
meminimalkan dampak buruk atau yang tidak diharapkan yang mungkin terjadi.

III. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Sebagai acuan umum pelaksanna program Keselamatan pasien Rumah Sakit


(KPRS) dengan metode FMEA ( Failure Mode and Affect Analysis) di
RUMAH SAKIT TK. IV SAMARINDA sitematis dan terarah.

b. Tujuan Khusus

1. Memudahkan pelaksanaan kegiatan program Keselamatan Pasien di


RUMAH SAKIT TK. IV SAMARINDA
2. Terciptanya budaya Keselamatan Pasien di RUMAH SAKIT TK. IV
SAMARINDA.
3. Terlaksannya program Keselamatan Pasien dengan Metide FMEA
sehingga menurunkan KTD di RUMAH SAKIT TK. IV SAMARINDA.
4. Meningkatkan akuntabiliotas RUMAH SAKIT TK. IV SAMARINDA
IV. SASARAN PROGRAM

1. Budaya keselamatan pasien serta budaya koordinasi dan transfer ionformasi


antar profesi di RUMAH SAKIT TK. IV SAMARINDA.
2. Pelaksanna Program-Program pencegahan dengan metode FMEA dapat
menurunkan angka KTD di RUMAH SAKIT TK. IV SAMARINDA.
3. Akuntabilitas RUMAH SAKIT TK. IV SAMARINDA terhadap pasien
khususnya dan masyarakat pada umumnya meningkat.

V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

Pelaksanna kegiatan program diselenggarakan dengan cara mengindentifikasi


kegagalan yang mungkin terjadi, member skala prioritas dan setiap jenis
kegagalan, melakukan tindakan perbaikan yang pada akhirnya : dapat
mencegah terjadinya kegagalan dan dilaksanakan secara bertahap, bertingkat
dan berlanjut.

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan adalah :

a. Perencanaan dilaksanakan oleh unti kerja Keselamatan Psien Rumah Sakit


(KPRS) dengan mendorong serta menumbuhkan komunikasi dan koordinasi
berbagai unit kerja terkait didalam Rumah Sakit dengan dukungan
manajeman Rumah Sakit mengalokasikan sumber daya optimal sesuai
kemampuan Rumah Sakit.

b. Persiapan proses implementasi program Keselamatan Pasien Rumah Sakit


(KPRS) dengan metode FMEA ( Failure Mode and Affect Analysis) SECARA
TERINTEGRASI DI Rumah Sakit yang berpedoman : ‘’ Tujuh Langkah
Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit “

c. Pelaksanaan program sebagai berikut :

1. Pembentukan Tim Multi-Disiplin


2. Melaksanakan 10 Tahapan FMEA sebagai berikut :

a. Identifikasi mode-mode kegagalan potensial selama proses / failure


mode
b. Identifikasi akibat kegagalan yang dialami pelanggan / Failure effect.
c. Tentukan nilai security ( Jenis kegiatan yang memiliki tingkat resiko).
Penilaian terlampir
d. Identifkasi penyebab-penyebab dari kegagalan / causes
e. Tentukan nilai ‘ occurance’ ( seberapa banyak/sering kegagalan
mungkin akan terjadi). Penialain Terlampir
f. Identifikasi pengendalian proses ‘ detection’ dan ‘prevention’ / Current
proses Control.
g. Tentukan nilai ‘detection’ ( kemampuan system yang dalam
mendeteksi terjadinya kegagalan). Penilaian Terlampir
h. Hitung nilai RPN (Risk Priority Number) untuk menentukan prioritas
tindakan yang harus diambil.
RPN = Severity x Occurance x Detection
Makin tinggi nilai RPN, Makin tinggi kebutuhan untuk mengambil suatu
tindakan. Jika > 100= action ?
i. Tentukan ‘action’ yang harus diambil. Action harus mengarah pada
pengurangan ‘occurance’ karena pengurangan ‘Detection’ hanya
dapat menjadi tindakan sementara. Sedangkan angka ‘Severity’ tidak
mungkin berubah.
j. Hitung ‘occurance’, ‘detection’, dan ‘RPN’ yang baru

3. Analisis dengan menggunakan metode FMEA (Failure Mode and Effect


Analysis) secara terintegrasi dikombinasikan dengan brainstorming,
fishbone diagram, Design of Experiment dll.

d. Menyususn jadwal pelaksanaan kegiatan program diklat.

e. Menyusun criteria keberhasilan kegiatan program diklat.

f. Pencatatan dalam membuat laporan pelaksanaan kegiatan program dikat.

g. Moniroting dan evaluasi yang dimaksud sasaran dalam presentase,


pencapaiannya dari jumlah semua pegawai yang ada di Rumah Sakit.

VI. PEMBIAYAAN

Dalam menunjang pelaksannaan program KPRS di RUMAH SAKIT TK. IV


SAMARINDA , perlu didukung oleh sumber daya dan dana seperti tenaga, biaya dan
sarana-prasarana penunjang yang dimiliki dan pelakasanaan diklat disesuaikan dengan
anggaran RUMAH SAKIT TK. IV SAMARINDA

VII. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :

Kegiatan J F M A M J J A S O N D
a e ar pr e u u g e k o e
n b i n l s p t p s
Persiapan

Pembentukan Tim Multi –


Displin

PELAKSANAAN Pemilihan Jenis Kegiatan

Analisa dengan Metode


FMEA
Sosialisasi Hasil Analisa
Pencatatan dan pelaporan
Monitoring
Evaluasi
VIII. PENUTUP

Hal-Hal yang belum dimuat dalam program ini akan disesuaikan kemudian
dalam rangka pencapaian tujuan program Keselamatan Pasien RUMAH SAKIT TK. IV
SAMARINDA.

Samarinda, Mei 2017


Kepala Rumah Sakit Tk. IV Samarinda

dr.Isriyanto,SP.PD, M.Kes
Kapten Ckm NRP 11050020811077
LAMPIRAN

PENILAIAN SEVERITY ( TINGKAT BAHAYA )

AKIBAT KRITERIA : TINGKAT BAHAYA AKIBAT KEGAGALAN NILAI


Akibat di pelanggan akhir Akibat di operasi berikutnya
Berbahaya tanpa Nilai Severity sangat tinggi Atau dapat membahayakan 10
ada bila kegagalan operator (mesin atau assembly)
peringatan/tanda- mempengaruhi keselamatan tanpa peringatan
tanda pengoperasian dan/atau
sebelumnya melanggar peraturan
pemerintah. Kegagalan terjadi
tanpa peringatan.
Berbahaya tetapi Nilai severity sangat tinggi Atau dapat membahayakan
ada peringatan bila kegagalan operator (mesin atau operator)
atau tanda-tanda mempengaruhi keselamatan assembly meskipun ada
sebelumnya pengoperasian dan/atau peringatan
melanggar peraturan
pemerintah. Kegagalan terjadi
dengan peringatan
Sangat Tinggi Kendaraan/item tidak dapat Atau 100 % produk mungkin
dioperasikan (kehilangan harus dibuang, atau
fungsi utama) kendaraan/item diperbaiki di
bagian perbaikan selama lebih
dari 1 Jam
Tinggi Kendaraan/item dapat Atau produk mungkin harus di
beroperasi, tapi beberapa sortir dan sebagian dibuang,
fungsi kenyamanan tidak atau kendaraan /item diperbaiki
dapat beroprasi. Pelanggan di bagian perbaikan selama
merasa tidak puas setengah sampai 1 Jam
Sedang Kendaraan/item dapat Atau sebagian produk mungkin
beroperasi, tapi beberapa harus dibuang, atau
fungsi kenyamanan tidak kendaraan/item diperbaiki
dapat beroperasi. Pelanggan dibagian perbaikan selama lebih
merasa tidak puas dari 1 jam
Rendah Kendaraan/item dapat Atau 100% produk mungkin
beroperasi, tapi beberapa harus di rework, atau
fungsi kenyamanan tidak kendaraan/item diperbaiki off-
dapat beroperasi line tetapi tidak dibagian
perbaikan
Sangat Rendah Ada gangguan kecil pada Atau produk mungkin harus
komponen (masalah ke-pas- disortir, tanpa ada yang dibuang
an dan bunyi kecil). dan kurang dari 100% produk
Gangguan dirasakan oleh harus di rework
sebagian besar pelanggan
( lebih dari 75%)
Minor Ada gangguan kecil pada Atau sebagain produk mungkin
komponen (masalh ke-pas-an harus di rework on-line (tetapi
dan bunyi kecil). Gangguan diluar station kerja), tanpa ada
dirasakan oleh 25%-75% yang dibuang.
pelanggan
Sangat Minor Ada gangguan kecil pada Atau sebagian produk mungkin
komponen ( masalah ke-pas- harus di rework langsung di
asn dan bunyi kecil ). station kerja tanpa ada yang
Gangguan dirasakan oleh dibuang
kurang dari 25% pelanggan
Tidak Ada Tidak ada akibat Tidak ada akibat
PENILAIAN OCCURRENCE (TINGKAT KEJADIAN)

PROBABILITY KEGAGALAN TINGKAT KEGAGALAN NILAI


Sangat tinggi : kegagalan selau 100/1000 produk 10
terjadi
50/1000 produk 9
Tinggi : Kegagalan sering terjadi 20/1000 produk 8
10/1000 produk 7
Sedang ; Kegagalan jarang terjadi 5/1000 produk 6
2/1000 produk 5
1/1000 produk 4
Rendah : Kegagalan Sangat 0.5/1000 produk 3
Jarang
0.1/1000 produk 2
Hampir Tidak ada 0.01 produk 1
PENILAIAN DETECTION ( TINGKAT DETEKSI)

DETEKSI Kriteria Tipe Inspeksi Perkiraan metode deteksi Nilai


A B C
Hampir Kontrol pasti X Tidak dapat mendeteksi 10
Mustahil tidak
mendeteksi
Sangat Kecil Kontrol X Kontrol dilakukan dengan 9
mungkin pengecekan tak langsung atau
tidak secara random
mendeteksi
Kecil Kontrol X Kontrol dilakukan dengan 8
mempunyai hanya inspeksi visual
peluang yang
kecil untuk
mendeteksi
Sangat Kontrol X Kontrol dilakukan dengan 7
Rendah mempunyai inspeksi visual ganda
peluang yang
kecil untuk
mendeteksi
Rendah Kontrol X Kontrol dilakukan dengan 6
mungkin metode charting, seperti SPC
terdeteksi
Sedang Kontrol X Kontrol dilakukan dengan 5
mungkin menggunakan ‘Go/No Go
mendeteksi Gage’ untuk 100% part setelah
part meninggalkan stasion
kerja
Agak Tinggi Kontrol X X Deteksi error pada operasi 4
mungkin berikutnya, atau dilakukan
mendeteksi pengukuran waktu setup dan
pengecekan part pertama
Tinggi Kontrol X X Deteksi error pada stasion 3
mempuanyai kerja, atau proses berikutnya
peluang yang dengan menggunakan
besar untuk beberapa lapisan
mendeteksi pemeriksaan. Tidak dapat
menerima produk yang gagal
Sangat Tinggi Kontrol X X Deteksi eror di stasion kerja. 2
hamper pasti Tidak dapat meluluskan
mendeteksi produk gagal
Hampir pasti Kontrol pasti X Part yang gagal tidak mungkin 1
mendeteksi terjadi karena item telah dibuat
‘anti salah’ pada perancangan
proses.

Anda mungkin juga menyukai