SELAMAT DATANG PESERTA PPL IKPI

REVIEW ATAS KEWAJIBAN PERPAJAKAN

BISNIS SEKTOR BATU BARA
DALAM RANGKA MENGHADAPI SP2DK & SP2
 KAJIAN PPL IKPI 11-07-2022

REVIEW ATAS KEWAJIBAN PERPAJAKAN

BISNIS SEKTOR BATU BARA
DALAM RANGKA MENGHADAPI SP2DK & SP2

1. LATAR BELAKANG TERBITNYA SP2DK & SP2

2. ALAT MONITORING / PENGUJIAN DAN DASAR HUKUM YANG DIGUNAKAN DALAM RANGKA REVIEW
KEWAJIBAN PERPAJAKAN BISNIS SEKTOR BATUBARA
3. METODE YANG DIGUNAKAN DALAM RANGKA REVIEW KEWAJIBAN PERPAJAKAN BISNIS SEKTOR
BATUBARA
4. CRITICAL POINT POTENSI TIMBULNYA UTANG PAJAK TERHADAP AKUN-AKUN YANG TERSAJI DALAM
LAPORAN KEUANGAN KEUANGAN BISNIS SEKTOR BATUBARA
5. TIMBULNYA KOREKSI FISKAL ATAS SURAT PEMBERITAHUAN DAN AKUN-AKUN YANG TERSAJI
DALAM LAPORAN KEUANGAN BISNIS SEKTOR BATUBARA
6. STRATEGI MEMINIMALISIR SANKSI AKIBAT TAX REVIEW SP2DK & SP2
7. STUDI KASUS
 LATAR
BELAKANG
TERBITNYA
SP2DK

3
 SP2DK
SURAT PERMINTAAN PENJELASAN
ATAS DATA DAN / KETERANGAN
4
 TERDAPAT DUGAAN BELUM DIPENUHINYA KEWAJIBAN
PERPAJAKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG PERPAJAKAN

LANDASAN HUKUM

SE-39/PJ/2015
SE-07/PJ/2020 5
 KEWAJIBAN
WAJIB PAJAK
SEHUBUNGAN
SP2DK

6
 SP2DK
TANGGAPI

1. MENGAKUI
2. PERBAIKAN SPT
3. SANGGAH

BUKTI 7
 LATAR
BELAKANG
TERBITNYA
SP2

8
 [ Ps. 4 ( 1 ) PER MENKEU 18/PMK.03/2021 ]

a. WAJIB PAJAK YANG MENGAJUKAN PERMOHONAN

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 17B U.U.KUP
b. TERDAPAT DATA KONKRET YANG MENYEBABKAN PAJAK
YANG TERUTANG TIDAK ATAU KURANG DIBAYAR
c. WAJIB PAJAK MENYAMPAIKAN SPT YANG MENYATAKAN
LEBIH BAYAR, SELAIN YANG MENGAJUKAN PERMOHONAN
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
SEBAGAIMANA DIMAKSUD HURUF a 9
d. WAJIB PAJAK YANG TELAH DIBERIKAN PENGEMBALIAN
PENDAHULUAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
e. WAJIB PAJAK MENYAMPAIKAN SPT YANG MENYATAKAN
RUGI
f. WAJIB PAJAK MELAKUKAN PENGGABUNGAN, PELEBURAN,
PEMEKARAN, LIKUIDASI, PEMBUBARAN, ATAU AKAN
MENINGGALKAN INDONESIA UNTUK SELAMA-LAMANYA.
g. WAJIB PAJAK MELAKUKAN PERUBAHAN TAHUN BUKU ATAU
METODE PEMBUKUAN ATAU KARENA DILAKUKANNYA
PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP
10
h. WAJIB PAJAK TIDAK MENYAMPAIKAN ATAU MENYAMPAIKAN
SPT TETAPI MELAMPUI JANGKA WAKTU YANG TELAH
DITETAPKAN DALAM SURAT TEGURAN YANG TERPILIH
UNTUK DILAKUKAN PEMERIKSAAN BERDASARKAN ANALISIS
RISIKO

11
 KEWAJIBAN
WAJIB PAJAK
SEHUBUNGAN
SP2

12
 KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
BERKAITAN PEMERIKSAAN
[ Ps. 14 PMK No.17/PMK.03/2013 STDD PMK No.18/PMK.03/2021 ] ]

a. MEMENUHI PANGGILAN UNTUK DATANG MENGHADIRI PEMERIKSAAN SESUAI DENGAN

WAKTU YANG DITENTUKAN ;

b. MEMPERLIHATKAN DAN / ATAU MEMINJAMKAN BUKU ATAU CATATAN YANG MENJADI

DASAR PEMBUKUAN ATAU PENCATATAN DAN DOKUMEN LAIN YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PENGHASILAN YANG DIPEROLEH, KEGIATAN USAHA, PEKERJAAN BEBAS WP,
ATAU OBJEK YANG TERUTANG PAJAK ;

c. MEMBERI KESEMPATAN UNTUK MENGAKSES DAN / ATAU MENGUNDUH DATA YANG

DIKELOLA SECARA ELEKTRONIK ;
13
d. MEMBERIKAN KESEMPATAN MEMASUKI DAN MEMERIKSA TEMPAT
ATAU RUANG, BARANG BERGERAK DAN / ATAU TIDAK BERGERAK
YANG DIDUGA ATAU PATUT DIDUGA DIGUNAKAN UNTUK MENYIMPAN
BUKU / CATATAN , DOKUMEN YANG MENJADI DASAR PEMBUKUAN
ATAU PENCATATAN DOKUMEN LAIN, UANG DAN / ATAU BARANG
YANG DAPAT MEMBERI PETUNJUK TENTANG PENGHASILAN YANG
DIPEROLEH, KEGIATAN USAHA, PEKERJAAN BEBAS WP, ATAU OBJEK
YANG TERUTANG PAJAK SERTA MEMINJAMKANNYA KEPADA
PEMERIKSA PAJAK;

e. MEMINJAMKAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN YANG DIBUAT

AKUNTAN PUBLIK 14
6. MEMBERI BANTUAN GUNA KELANCARAN PEMERIKSAAN

7. MENYAMPAIKAN TANGGAPAN SECARA TERTULIS ATAS SURAT

PEMBERITAHUAN HASIL PEMERIKSAAN [ SPHP ] DAN

8. MEMBERIKAN KETERANGAN LISAN DAN / ATAU TERTULIS YANG

DIPERLUKAN

15
 HAK
WAJIB PAJAK
SEHUBUNGAN
SP2

16
 HAK WAJIB PAJAK
BERKAITAN PEMERIKSAAN LAPANGAN / KANTOR
DALAM RANGKA PENGUJIAN KEPATUHAN
[ Ps. 13 PMK No.17/PMK.03/2013 STDD PMK No.18/PMK.03/2021 ] ]

a. MEMINTA KEPADA PEMERIKSA PAJAK UNTUK MEMPERLIHATKAN TANDA PENGENAL PEMERIKSA

DAN SURAT PERINTAH PEMERIKSAAN

b. MEMINTA KEPADA PEMERIKSA PAJAK UNTUK MEMBERIKAN SURAT PEMBERITAHUAN

PEMERIKSAAN LAPANGAN DALAM HAL PEMERIKSAAN DILAKUKAN DENGAN JENIS PEMERIKSAAN
LAPANGAN

c. MEMINTA KEPADA PEMERIKSA PAJAK UNTUK MEMPERLIHATKAN SURAT YANG BERISI

PERUBAHAN TIM PEMERIKSA PAJAK APABILA SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM PEMERIKSA PAJAK
MENGALAMI PERUBAHAN

d. MEMINTA KEPADA PEMERIKSA PAJAK UNTUK MEMBERIKAN PENJELASAN TENTANG ALASAN DAN
TUJUAN PEMERIKSAAN
17
e. MENERIMA SURAT PEMBERITAHUAN HASIL PEMERIKSAAN

f. MENGHADIRI PEMBAHASAN AKHIR HASIL PEMERIKSAAN DALAM JANGKA WAKTU YANG TELAH
DITENTUKAN

g. MENGAJUKAN PERMOHONAN UNTUK DILAKUKAN PEMBAHASAN DENGAN TIM QUALITY ASSURANCE

PEMERIKSAAN SEHUBUNGAN DENGAN MASIH TERDAPAT HASIL PEMERIKSAAN YANG BELUM
DISEPAKATI ANTARA PEMERIKSA PAJAK DENGAN WP DALAM PEMBAHASAN AKHIR HASIL
PEMERIKSAAN ; DAN

h. MEMBERIKAN PENDAPAT ATAU PENILAIAN ATAS PELAKSANAAN PEMERIKSAAN OLEH PEMERIKSA

PAJAK MELALUI PENGISIAN FORMULIR KUESIONER

18
 WEWENANG
PEMERIKSA PAJAK
SEHUBUNGAN SP2

19
 WEWENANG PEMERIKSA PAJAK
BERKAITAN PEMERIKSAAN LAPANGAN
DALAM RANGKA PENGUJIAN KEPATUHAN
[ Ps. 12 PMK No.17/PMK.03/2013 STDD PMK No.18/PMK.03/2021 ]

a. MELIHAT DAN / ATAU MEMINJAM BUKU ATAU CATATAN ,DOKUMEN YANG

MENJADI DASAR PEMBUKUAN ATAU PENCATATAN , DAN DOKUMEN LAIN YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PENGHASILAN YANG DIPEROLEH , KEGIATAN USAHA ,
PEKERJAAN BEBAS WP, ATAU OBJEK YANG TERUTANG PAJAK ;

b. MENGAKSES DAN / ATAU MENGUNDUH DATA YANG DIKELOLA SECARA ELEKTRONIK;

c. MEMASUKI DAN MEMERIKSA TEMPAT ATAU RUANG, BARANG BERGERAK DAN / ATAU TIDAK
BERGERAK YANG DIDUGA ATAU PATUT DIDUGA DIGUNAKAN UNTUK MENYIMPAN BUKU / CATATAN ,
DOKUMEN YANG MENJADI DASAR PEMBUKUAN ATAU PENCATATAN, DOKUMEN LAIN, UANG DAN /
ATAU BARANG YANG DAPAT MEMBERI PETUNJUK TENTANG PENGHASILAN YANG DIPEROLEH,
KEGIATAN USAHA, PEKERJAAN BEBAS WP, ATAU OBJEK YANG TERUTANG PAJAK;
20
d. MEMINTA KEPADA WP UNTUK MEMBERIKAN BANTUAN GUNA
KELANCARAN PEMERIKSAAN;

e. MELAKUKAN PENYEGELAN TEMPAT ATAU RUANG TERTENTU

SERTA BARANG BERGERAK DAN / ATAU TIDAK BERGERAK

f. MEMINTA KETERANGAN LISAN DAN / ATAU TERTULIS DARI

WP; DAN

g. MEMINTA KETERANGAN DAN / ATAU BUKTI YANG 21

 KEWAJIBAN
PEMERIKSA PAJAK
SEHUBUNGAN SP2

22
 PASAL 8 Huruf c
PMK RI No. 17 / PMK.03/2013
STDD
PMK RI No.18/pmk.03/2021

PASAL 4 huruf c
PER DIRJEN PAJAK No. PER-23/PJ/2013
 PEMERIKSAAN

Pasal 1 Angka 25
U.U. No. 6/1983 STDD U.U.No.7/2021

SERANGKAIAN KEGIATAN MENGHIMPUN DAN MENGOLAH DATA,

KETERANGAN, DAN / ATAU BUKTI YANG DILAKSANAKAN SECARA
OBJEKTIF & PROFESIONAL BERDASARKAN SUATU STANDAR
PEMERIKSAAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN PEMENUHAN
KEWAJIBAN PERPAJAKAN DAN / ATAU UNTUK TUJUAN LAIN
DALAM RANGKA MELAKSANAKAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN

24
 STANDAR
PEMERIKSAAN

TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN

HARUS DIDASARKAN
PADA BUKTI KOMPETEN YANG CUKUP
DAN
BERDASARKAN KETENTUAN PERATURAN 25

PERUNDANG UNDANGAN PERPAJAKAN

 BUKTI
KOMPETEN

ADALAH
BUKTI YANG VALID DAN RELEVAN DENGAN TETAP
MEMPERTIMBANGKAN PRINSIP KEWAJARAN DAN
KELAZIMAN USAHA ATAS TRANSAKSI WP YANG
MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA 26
 VALID

ADALAH
BUKTI DAPAT DIANDALKAN UNTUK MENYIMPULKAN
SUATU FAKTA.
TINGKAT VALIDITAS BUKTI DIPENGARUHI OLEH 3 HAL:
1. INDEPENDENSI DAN KUALIFIKASI SUMBER
DIPEROLEHNYA BUKTI
2. KONDISI BUKTI DIPEROLEH
3. CARA BUKTI DIPEROLEH 27
 RELEVAN

BUKTI HARUS BERKAITAN DENGAN POS-POS YANG

AKAN DIPERIKSA SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM
PROGRAM PEMERIKSAAN

28
 BUKTI
YANG CUKUP

BUKTI YANG MEMADAI UNTUK MENDUKUNG TEMUAN

HASIL PEMERIKSAAN.
KECUKUPAN TERKAIT DENGAN PERTIMBANGAN
PROFESIONAL ( PROFESSIONAL JUDGEMENT )
PEMERIKSA PAJAK 29
30
 LAPORAN KEUANGAN
&
AUDIT REPORT
ALAT
PENGUJIAN SPT MASA PPh

KEPATUHAN
SPT MASA PPN
FORMULIR
1770-1771 DATA SILANG
&
[ INTERN & EXTERN ]

ANALISA
 PASAL 13 [ 1 ]
U.U.No.6/1983 STDD U.U.No.7/2021

PASAL 35 [ 1 & 2 ]
U.U.No.6/1983 STDD U.U.No.7/2021

PASAL 35 A [ 1 ]
U.U.No.6/1983 STDD U.U.No.7/2021

PASAL 2
PERPU No.1 TAHUN 2017
 PASAL 13 [ 1 ]
U.U.No.6/1983 STDD U.U.No.7/2021

⚫DIRJEN PAJAK DAPAT MENERBITKAN SKPKB YANG

BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN ATAU KETERANGAN LAIN
TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN FORMAL DAN / ATAU KEWAJIBAN
MATERIAL.
⚫KETERANGAN LAIN TERSEBUT ADALAH DATA KONKRET YANG
DIPEROLEH ATAU DIMILIKI OLEH DIRJEN PAJAK ANTARA LAIN
BERUPA HASIL KONFIRMASI FAKTUR PAJAK DAN BUKTI
PEMOTONGAN PPh
33
 PASAL 35 [ 1 ]
U.U.No.6/1983 STDD U.U.No.7/2021

⚫ APABILA DALAM MENJALANKAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN PERPAJAKAN DIPERLUKAN KETERANGAN ATAU BUKTI DARI
BANK, AKUNTAN PUBLIK, NOTARIS , KONSULTAN PAJAK, KANTOR
ADMINISTRASI, DAN/ATAU PIHAK KETIGA LAINNYA YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN DENGAN WP YANG DILAKUKAN PEMERIKSAAN PAJAK,
PENAGIHAN PAJAK, ATAU PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG
PERPAJAKAN, ATAS PERMINTAAN TERTULIS DARI DIRJEN PAJAK , PIHAK-
PIHAK TERSEBUT WAJIB MEMBERIKAN KETERANGAN ATAU BUKTI YANG
DIMINTA
34
 PASAL 35 [ 2 ]
U.U.No.6/1983 STDD U.U.No.7/2021

⚫DALAM HAL PIHAK-PIHAK SEBAGAIMANA DIMAKSUD

PADA AYAT ( 1 ) TERIKAT OLEH KEWAJIBAN
MERAHASIAKAN, UNTUK KEPERLUAN PEMERIKSAAN,
PENAGIHAN PAJAK, ATAU PENYIDIKAN TINDAK PIDANA
DIBIDANG PERPAJAKAN, KEWAJIBAN MERAHASIAKAN
TERSEBUT DITIADAKAN, KECUALI UNTUK BANK
KEWAJIBAN MERAHASIAKAN DITIADAKAN ATAS
PERMINTAAN TERTULIS DARI MENTERI KEUANGAN 35
 PASAL 35 A [ 1 ]
U.U.No.6/1983 STDD U.U.No.7/2021

⚫SETIAP INSTANSI PEMERINTAH, LEMBAGA, ASOSIASI,

DAN PIHAK LAIN, WAJIB MEMBERIKAN DATA DAN
INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN PERPAJAKAN
KEPADA DITJEN PAJAK YANG KETENTUANNYA DIATUR
DENGAN PERATURAN PEMERINTAH DENGAN
MEMPERHATIKAN KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 35 AYAT ( 2 )
36
 PASAL 2
PERPU No.1 TAHUN 2017

⚫ DIRJEN PAJAK BERWENANG MENDAPATKAN AKSES INFORMASI

KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN DARI LEMBAGA JASA
KEUANGAN YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN DI SEKTOR PERBANKAN ,
PASAR MODAL , PERASURANSIAN , LEMBAGA JASA KEUANGAN LAINNYA ,
DAN / ATAU ENTITAS LAIN YANG DIKATEGORIKAN SEBAGAI LEMBAGA
KEUANGAN , MELIPUTI PALING PALING SEDIKIT ;
⚫ IDENTITAS PEMEGANG REKENING KEUANGAN;
⚫ NOMOR REKENING KEUANGAN;
⚫ IDENTITAS LEMBAGA JASA KEUANGAN;
⚫ SALDO ATAU NILAI REKENING KEUANGAN ; DAN
⚫ PENGHASILAN YANG TERKAIT DENGAN REKENING KEUANGAN
37
38
 1. SECARA TEORITIS
a. METODE DINAMIS
b. METODE SINTETIS
METODE c. METODE ANALITIS
PENGUJIAN 2. BERDASARKAN PROSES PELAKSANAAN
KEPATUHAN
a. METODE LANGSUNG
b. METODE TIDAK LANGSUNG
3. PENGUJIAN KAITAN [ CROSS CHEK ]
a. ARUS BARANG
b. ARUS UANG
c. ARUS PIUTANG
d. ARUS UTANG 39
1a. METODE DINAMIS
DIARAHKAN KEPADA PENGUASAAN MASALAH YANG TERJADI DI LUAR
TEKNIK PROSEDUR PEMERIKSAAN YANG BERKAITAN DENGAN LIKU-LIKU
DUNIA USAHA ,
MISALNYA : “ BISNIS PERTAMBANGAN BATU BARA “
“ BISNIS INDUSTRI REAL ESTATE & JASA KONSTRUKSI “
“ BISNIS INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN & RETAIL “
“ BISNIS PERKEBUNAN “
“ BIDANG PENDIDIKAN “
“ BISNIS INDUSTRI RUMAH SAKIT & FARMASI “
“ BISNIS LOGISTIK & PELAYARAN “
“ BISNIS ON LINE “ 40
1b. METODE SINTETIS

DILAKUKAN MELALUI PENGUJIAN ATAS JUMLAH-JUMLAH PADA AKUN

LEDGER, YANG DIMULAI DARI ORIGINAL DOCUMENT.
MISALNYA FAKTUR PAJAK DIKAITKAN DENGAN PEREDARAN USAHA

SIKLUS AKUNTANSI

41
 1c. METODE ANALITIS

DILAKUKAN MELALUI PENGUJIAN ATAS ANGKA-ANGKA YANG TERSAJI

DALAM LAPORAN KEUANGAN ;

- KOMPARATIF VERTIKAL DAN HORIZONTAL

- ANALSIS RATIO

42
 SALDO NORMAL PAJAK-PAJAK
DALAM LAPORAN KEUANGAN

⚫ PPh Pasal 21 / 26 ---------------------------------------------» KREDIT LPK / BS

⚫ PPh Pasal 22 ---------------------------------------------» DEBET LPK / BS
---------------------------------------------» KREDIT LPK / BS
⚫ PPh Pasal 23 ---------------------------------------------» DEBET LPK / BS
---------------------------------------------» KREDIT LPK / BS
⚫ PPh Pasal 24 ---------------------------------------------» DEBET LPK / BS
⚫ PPh Pasal 25 ---------------------------------------------» DEBET LPK / BS
---------------------------------------------» KREDIT LPK / BS
⚫ PPh Pasal 4(2) ---------------------------------------------» DEBET LPK / BS
------------------------------------------- » KREDIT LPK / BS
⚫ PPh PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN --------------» DEBET LPK / BS
⚫ PPh Pasal 28 A ----------------------------------------------------» DEBET LPK / BS
⚫ PPh Pasal 29 ------------------------------------------------------» KREDIT LPK / BS
⚫ PPN MASUKAN DAPAT DIKREDITKAN DIKREDITKAN --------------- » DEBET LPK / BS
⚫ PPN MASUKAN DAPAT DIKREDITKAN TIDAK DIKREDITKAN--------- » DEBET LPK / BS
------------» DEBET L / R
⚫ PPN MASUKAN TIDAK DAPAT DIKREDITKAN----------------------- » DEBET LPK / BS
----------------------» DEBET L / R
⚫ PPN KELUARAN --------------------------------------------------- » KREDIT LPK
⚫ BEA METERAI ----------------------------------------------------- » DEBET R/L
⚫ PBB----------------------------------------------------------------------------------- » DEBET R/L
⚫ BPHTB------------------------------------------------------------------------------- » DEBET LPK / BS
⚫ PHR / PHI--------------------------------------------------------------------------- » KREDIT LPK / BS
⚫ PAJAK REKLAME-------------------------------------------------------------------- » DEBET R/L
⚫ PKB--------------------------------------------------------------------------------- » DEBET R/L
 CRITICAL POINT
BENCHMARK BEHAVIORAL MODEL
( ALAT BANTU PENGGALIAN POTENSI WP )

1. GROSS PROFIT MARGIN

2. OPERATING PROFIT MARGIN
3. PRETAX PROFIT MARGIN
4. CORPORATE TAX TO TURN OVER RATIO
5. NET PROFIT MARGIN
6. RATIO BIAYA GAJI TERHADAP PENJUALAN
7. RATIO BIAYA BUNGA TERHADAP PENJUALAN
8. RATIO BIAYA SEWA TERHADAP PENJUALAN
9. RATIO BIAYA PENYUSUTAN TERHADAP PENJUALAN
10. RATIO INPUT LAINNYA TERHADAP PENJUALAN
11. RATIO PENGHASILAN LUAR USAHA TERHADAP PENJUALAN
12. RATIO BIAYA LUAR USAHA TERHADAP PENJUALAN

45
GROSS PROFIT MARGIN
(1)
PERBANDINGAN LABA KOTOR
DENGAN
PENJUALAN

SE-02-2016
SE-40-2012
SE-68-2012
SE-96-2009

46
OPERATING PROFIT MARGIN
(2)

PERBANDINGAN LABA BERSIH DARI OPERASI

DENGAN
PENJUALAN NETO

47
 PRETAX PROFIT MARGIN
(3)

PERBANDINGAN LABA BERSIH SEBELUM PPh

DENGAN
PENJUALAN NETO

48
2a. METODE LANGSUNG

YAITU TEKNIK DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN PAJAK

DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN ATAS KEBENARAN
JUMLAH PENGHASILAN YANG DILAPORKAN , YANG
LANGSUNG DILAKUKAN TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
DAN BUKU-BUKU, CATATAN-CATATAN SERTA DOKUMEN
PENDUKUNGNYA SESUAI DENGAN URUTAN AUDIT PROGRAM
YANG DISUSUN PADA TAHAP PERSIAPAN PEMERIKSAAN .

49
 SIKLUS TAX REVIEW & TAX AUDIT

TRANSAKSI JURNAL LEDGER

LAPORAN KEUANGAN

SPT
2b. METODE TIDAK LANGSUNG

⚫YAITU TEKNIK DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN

PAJAK DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN ATAS
KEBENARAN JUMLAH PENGHASILAN YANG
DILAPORKAN YANG DILAKUKAN SECARA TIDAK
LANGSUNG DILUAR PROSES PEMERIKSAAN
TERHADAP PENGHASILAN DAN BIAYA, MELALUI
SUATU PENDEKATAN PERHITUNGAN TERTENTU.
51
1. METODE TRANSAKSI TUNAI
2. METODE TRANSAKSI BANK
3. METODE PERBANDINGAN KEKAYAAN BERSIH
4. METODE SUMBER & PENGGUNAAN DANA
5. METODE PERHITUNGAN PROSENTASE
6. METODE SATUAN DAN VOLUME
7. PENDEKATAN PRODUKSI
8. PENDEKATAN LABA KOTOR 52

9. PENDEKATAN BIAYA HIDUP

1. METODE TRANSAKSI TUNAI

DEBET KREDIT
- PENDAPATAN DILAPORKAN
- PENDAPATAN LAIN-LAIN
- ( SEWA, BUNGA, DIVIDEN SEBELUM PAJAK - BIAYA USAHA ( TIDAK TERMASUK
- KAS & BANK PADA AWAL TAHUN BEBAN PENYUSUTAN AKTIVA
- PINJAMAN – PINJAMAN
- PIUTANG PADA AWAL TAHUN TETAP.
- HUTANG PADA AKHIR TAHUN - UTANG PADA AWAL TAHUN
- PENDAPATAN TIDAK OBJEK PAJAK
- BIAYA SEWA
- BIAYA HIDUP PRIBADI
- PEMBELIAN AKTIVA 53
 TOTAL KREDIT > TOTAL DEBET

SELISIHNYA ADALAH PENGHASILAN YANG TIDAK DILAPORKAN

TOTAL KREDIT < TOTAL DEBET

WP DIDUGA TIDAK MELAPORKAN SELURUHNYA PENGELUARAN

54
2. METODE TRANSAKSI BANK

JUMLAH SEMUA SETORAN KE BANK

(OBJEK & NON OBJEK) Rp…….
DIKURANGI SETORAN YANG BUKAN OBJEK Rp ……

SETORAN OBJEK PAJAK Rp. ……

DITAMBAH PENERIMAAN YANG TIDAK
DISETORKAN Rp …….

PENDAPATAN SEHARUSNYA Rp. ……

PENDAPATAN YANG DILAPORKAN Rp. ……
PENDAPATAN YANG TIDAK DILAPORKAN Rp. ……
55
3. METODE PERBANDINGAN KEKAYAAN BERSIH
KEKAYAAN BERSIH AKHIR TAHUN Rp ……..
DIKURANGI KEKAYAAN BERSIH AWAL TAHUN Rp ……..
DIKURANGI PENDAPATAN BUKAN
OBJEK PAJAK Rp ……..

PENDAPATAN MERUPAKAN OBJEK PAJAK Rp ……..

56
4. METODE SUMBER & PENGGUNAAN DANA

DALAM METODE INI DIASUMSIKAN JIKA

SEMUA PENGHASILAN DAN BEBAN DILAPORKAN
DENGAN BENAR, MAKA JUMLAH SUMBER DANA
AKAN SAMA BESARNYA DENGAN JUMLAH
PENGUNAAN DANA “DENGAN DEMIKIAN “ BILA
PENGGUNAAN DANA LEBIH BESAR DARI SUMBER
DANA BERARTI ADA SEJUMLAH PENGHASILAN YANG
TIDAK DILAPORKAN OLEH WAJIB PAJAK “

57
SUMBER DANA :

* KENAIKAN DALAM AKUN UTANG

* PENURUNAN DALAM AKUN HARTA

* PENGHASILAN OBJEK DAN NON OBJEK

* BEBAN YANG TIDAK MEMERLUKAN

PENGGUNAAN UANG TUNAI

* KOMPENSASI KERUGIAN TAHUN LALU

58
PENGGUNAAN DANA :

* KENAIKAN DALAM AKUN HARTA

* PENURUNAN DALAM AKUN UTANG
* PENGELUARAN UNTUK KEPENTINGAN
PRIBADI
* KERUGIAN AKIBAT PENJUALAN AKTIVA
TETAP

59
5. METODE PERHITUNGAN PROSENTASE

APABILA METODE INI YANG DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN

DAN MENGHITUNG KEMBALI PEREDARAN USAHA, HARGA POKOK
PENJUALAN, LABA KOTOR, DAN LABA BERSIH MAKA PENGUJIAN
DILAKUKAN DENGAN CARA MEMBANDINGKAN PROSENTASE
LABA KOTOR/LABA BERSIH DENGAN PERUSAHAAN SEJENIS
YANG INFORMASINYA DIPEROLEH ANTARA LAIN DARI ;
1. ANGKA PUBLIKASI KOMERSIAL PERUSAHAAN SEJENIS;
2. HASIL PEMERIKSAAN TERHADAP PERUSAHAAN SEJENIS ;
3. DATA TAHUN LALU YANG ADA PADA PERUSAHAAN ITU SENDIRI
60
6. METODE SATUAN & VOLUME

JIKA METODE INI YANG DIGUNAKAN UNTUK

MEYAKINKAN PENGHASILAN, MAKA PERHITUNGAN
DILAKUKAN DENGAN CARA MENGALIKAN JUMLAH
SATUAN / VOLUME YANG DIREALISIR DENGAN
HARGA PER SATUAN.

61
7. PENDEKATAN PRODUKSI

JIKA METODE INI YANG DIGUNAKAN UNTUK MEYAKINKAN

PENGHASILAN, MAKA PERHITUNGAN DILAKUKAN DENGAN CARA
MENGHITUNG JUMLAH PRODUK YANG DAPAT DIPRODUKSI
BERDASARKAN KAPASITAS YANG TERSEDIA DAN ATAU
RENDEMEN, SETELAH MEMPERHITUNGKAN PERSEDIAAN AWAL
DAN PERSEDIAAN AKHIR

62
8. PENDEKATAN LABA KOTOR
APABILA METODE INI YANG DIGUNAKAN UNTUK MEYAKINKAN
JUMLAH KEWAJARAN PENGHASILAN DAN ATAU LABA KOTOR
YANG DILAPORKAN WAJIB PAJAK , PENGUJIAN DILAKUKAN
DENGAN CARA MEMBANDINGKAN PROSENTASE LABA KOTOR
PADA TAHUN PAJAK DIPERIKSA DENGAN PROSENTASE LABA
KOTOR TAHUN - TAHUN SEBELUMNYA ATAU DENGAN
PROSENTASE LABA KOTOR DARI USAHA SEJENIS

63
9. PENDEKATAN BIAYA HIDUP
JIKA METODE INI YANG DIGUNAKAN UNTUK MEYAKINKAN PENGHASILAN, MAKA
PERHITUNGAN DILAKUKAN DENGAN CARA MENGHITUNG BESARNYA BIAYA
HIDUP PRIBADI WAJIB PAJAK BEBAN YANG DIKELUARKAN UNTUK KEGIATAN
USAHANYA SELAMA SATU TAHUN.

CONTOH :
BIAYA HIDUP KELUARGA SEBULAN Rp. 5.000.000,-
BIAYA UNTUK KEGIATAN USAHA Rp. 2.500.000,-
TOTAL PENGELUARAN SEBULAN Rp. 7.500.000,-
TOTAL PENGELUARAN SETAHUN Rp. 90.000.000,-
KEUNTUNGAN USAHA 10 %
OMZET 100/10 x Rp. 90 JUTA Rp. 900 JUTA 64
 3. PENGUJIAN KAITAN

3a. ARUS BARANG

3b. ARUS UANG

3c. ARUS PIUTANG DAGANG

3d. ARUS UTANG DAGANG

 PENGHASILAN
ARUS BARANG

LAPORAN KEUANGAN PERSEDIAAN AWAL

( UNIT )
AUDIT REPORT
( 1771-II-12 )
+
PEMBELIAN BARANG DAGANGAN
( UNIT )
( 1771-II-1 )
PEREDARAN USAHA -
PERSEDIAAN AKHIR
( UNIT )
( 1771-II-13 )
1771-I x
[ 1a ] HARGA PER UNIT
 PENGHASILAN

ARUS UANG
LAPORAN KEUANGAN
AUDIT REPORT
SALDO AKHIR KAS / BANK
+
PENGELUARAN KAS / BANK
-
PEREDARAN USAHA SALDO AWAL KAS / BANK PIUTANG

1771-I
[ 1a ]
 PENGHASILAN
ARUS PIUTANG

LAPORAN KEUANGAN
AUDIT REPORT SALDO AKHIR PIUTANG
+
PENERIMAAN PIUTANG
+
PENJUALAN TUNAI
PEREDARAN USAHA -
SALDO AWAL PIUTANG

1771-I
[ 1a ]
 PEMBELIAN ARUS UTANG DAGANG

LAPORAN KEUANGAN SALDO AKHIR UTANG

AUDIT REPORT +
PELUNASAN UTANG
+
PEMBELIAN TUNAI
-
PEMBELIAN SALDO AWAL UTANG
=
PEMBELIAN KREDIT
+
1771-II PEMBELIAN TUNAI

[1]
70
 PENGHASILAN

LAPORAN KEUANGAN
AUDIT REPORT FORMULIR 1111
JANUARI –DESEMBER
JUMLAH SELURUH
PEREDARAN USAHA PENYERAHAN
( I-C )

1771-I
[ 1a ]
 OBJEK PPN
PENYERAHAN BKP DIDALAM DAERAH
PABEAN YANG DILAKUKAN PENGUSAHA
[ Ps. 4 ( 1 ) ]

BKP DARI PUSAT KE CABANG PEMAKAIAN SENDIRI ATAU

ATAU SEBALIKNYA PEMBERIAN CUMA-CUMA BKP
DAN PENYERAHAN BKP ANTAR CABANG [ Ps. 1A ( 1 ) HURUF d ]
[ Ps. 1A ( 1 ) HURUF huruf f ]

SAAT PAJAK TERUTANG

[ Ps. 11 ( 2 ) U.U.No.8/1983 STDD U.U.No.7/2021 ]

PADA SAAT PEMBAYARAN, DALAM HAL PEMBAYARAN DITERIMA SEBELUM

PENYERAHAN BKP / JKP ATAU SEBELUM DIMULAINYA PEMANFAATAN BKP
TIDAK .BERWUJUD ATAU JKP DARI LUAR DAERAH PABEAN
 OBJEK PPN

EKPOR BKP BERWUJUD & BKP TIDAK BERWUJUD SERTA JKP

OLEH
PENGUSAHA KENA PAJAK

DASAR PENGENAAN PAJAK

MENGGUNAKAN
MATA UANG ASING

KURS MENKEU
SAAT PEMBUATAN FP
 Faktur pajak

DIBUAT PADA
SAAT PENYERAHAN BKP DAN / ATAU JKP
[ Ps. 13 ( 1a ) ]

DALAM FAKTUR PAJAK

HARUS DICANTUMKAN
POTONGAN HARGA
[ Ps. 13 ( 5 ) ]
 HPP SPT MASA
&
BUKTI POTPUT
&
LAPORAN KEUANGAN
AUDIT REPORT
1771-II SSP

1-13 PPh PASAL 4 (2 )

PPh PASAL 15
FORMULIR (3) PPh PASAL 21
PPh PASAL 22
1771-I PPh PASAL 23
PPh PASAL 26
( 1-b ) PPN
 PASAL 10 AYAT ( 6 )
U.U.No. 7 / 1983 STDD U.U.No. 7/ 2021

PERSEDIAAN DAN PEMAKAIAN PERSEDIAAN UNTUK

PENGHITUNGAN HPP DINILAI BERDASARKAN HARGA
PEROLEHAN YANG DILAKUKAN SECARA RATA-RATA
ATAU DENGAN CARA MENDAHULUKAN PERSEDIAAN
PERTAMA
FORM 1771-II
HARGA POKOK PENJUALAN
[3]
1. PEMBELIAN
2. GAJI & UPAH
3. BIAYA TRANSPORTASI
4. BIAYA PENYUSUTAN
5. BIAYA SEWA
6. BIAYA BUNGA
7. BIAYA JASA
8. PIUTANG
9. BIAYA ROYALTI
10. BIAYA PEMASARAN
11. BIAYA LAINNYA
12. PERSEDIAAN AWAL
13. PERSEDIAAN AKHIR

77
 OPERATING
EXPENSES SPT MASA
&
BUKTI POTPUT
&
LAPORAN KEUANGAN
AUDIT REPORT 1771-II SSP

1-13 PPh PASAL 4 (2 )

PPh PASAL 15
FORMULIR (4) PPh PASAL 21
1771-I PPh PASAL 22
PPh PASAL 23
( 1-c ) PPh PASAL 26
[ BIAYA USAHA LAINNYA ] PPN
 OTHER SPT MASA
EXPENSES &
BUKTI POTPUT
&
LAPORAN KEUANGAN SSP
1771-II
AUDIT REPORT
1-13 PPh PASAL 4 (2 )
PPh PASAL 15

FORMULIR (5) PPh PASAL 21

PPh PASAL 22
1771-I PPh PASAL 23
PPh PASAL 26
( 1-f ) PPN
[ BIAYA DARI LUAR USAHA ]
 PEMBELIAN
1771-II-1 1111 AB
(3)

JUMLAH PEROLEHAN
SPT MASA PPh PASAL 22
( II-D )

NILAI OBJEK PAJAK DPP

B-1 & 4 ( 3 )

PPh YANG DIPUNGUT

B-1 & 4 ( 4 )
PPN & PPn BM

BUKTI PUNGUT / SSP / FP

 GAJI, UPAH, BONUS, GRATIFIKASI, HONORARIUM, THR

1771-II-2
FORMULIR 1771
( 3 ; 4; 5 )

SPT MASA PPh PASAL 21/26 FORMULIR 1721

JUMLAH PENGHASILAN BRUTO B-11 ( 5 )

OBJEK PAJAK

JUMLAH PAJAK DIPOTONG B-11 ( 6 )

BUKTI POTONG / SSP

 BIAYA TRANSPORTASI

1771-II-3
FORMULIR 1771
( 3 ; 4; 5 )

SPT MASA PPh PASAL 15 / 23 BUKTI POTONG /SSP

JUMLAH BRUTO IMBALAN B-1; 3; 5 ( 3 )

OBJEK PAJAK

PPh YANG DIPOTONG / TERUTANG B-1; 3; 5 ( 5 )

 BIAYA SEWA

1771-II-5
FORMULIR 1771
( 3 ; 4; 5 )

SPT MASA PPh PASAL 23/26 BUKTI POTONG / SSP

JUMLAH PENGHASILAN BRUTO B-5; 4 ( 3 )

OBJEK PAJAK

PPh YANG DIPOTONG B-5; 4 ( 4 ; 5 )

 BIAYA SEWA

1771-II-5
FORMULIR 1771
( 3 ; 4; 5 )

SPT MASA PPh PASAL 4 ( 2 ) BUKTI POTONG /SSP

NILAI OBJEK PAJAK B-5 ( 3 )

PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT/

DISETOR SENDIRI
B-5 ( 5 )
 BIAYA BUNGA PINJAMAN

1771-II-6
FORMULIR 1771
( 4)

SPT MASA PPh PASAL 23/26 BUKTI POTONG /SSP

JUMLAH PENGHASILAN BRUTO B-2 ( 3 )

OBJEK PAJAK

PPh YANG DIPOTONG B-2 ( 4 ; 5 )

 BIAYA SEHUBUNGAN DENGAN JASA

1771-II-7
FORMULIR 1771
( 3; 4; 5 )

SPT MASA PPh PASAL 23 /26 BUKTI POTONG / SSP

JUMLAH PENGHASILAN BRUTO B-6; 5 ( 3 )

OBJEK PAJAK

PPh YANG DIPOTONG B-6; 5 ( 4; 5 )

 BIAYA SEHUBUNGAN DENGAN JASA

1771-II-7
FORMULIR 1771
( 3; 4; 5 )

SPT MASA PPh PASAL 4 ( 2 ) BUKTI POTONG /SSP

NILAI OBJEK PAJAK B-6 ( 3 )

PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT/

DISETOR SENDIRI
B-6 ( 5 )
 BIAYA ROYALTI

1771-II-9
FORMULIR 1771
( 3 ; 4; 5 )

SPT MASA PPh PASAL 23/26 BUKTI POTONG /SSP

JUMLAH PENGHASILAN BRUTO B-3; ( 3 )

PPh YANG DIPOTONG B-3 ( 4 ; 5 )

 BIAYA PEMASARAN

1771-II-10
FORMULIR 1771
( 4;5)

SPT MASA PPh BUKTI POTONG /SSP

Ps. 4 ( 2 ) ; ( 21 ) ; ( 23 ) ; ( 26 )

NILAI OBJEK PAJAK

JUMLAH PENGHASILAN BRUTO

PPh YANG DIPOTONG

90
CRITICAL POINT
POTENSI
KESALAHAN

91
I. PRE CONTRACT OF WORK EXPENDITURE

a. BIAYA PENGURUSAN IJIN OVERSTATEMENT

b. WP BELUM MELAKUKAN PEMOTONGAN WITHHOLDING TAX & PPN
c. BIAYA PEMEGANG SAHAM YANG TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN
PENGURUSAN IJIN KONTRAK

II. MENERAPKAN PERLAKUAN AKUNTANSI TIDAK SESUAI U.U.PERPAJAKAN

a. MENERAPKAN KONSEP MATERIALITAS

b. TERDAPAT PENGELUARAN YANG TERMASUK DALAM PASAL 9 AYAT ( 1 )
U.U.PPh ;
c. ADANYA OTHER INCOME YANG TIDAK DILAPORKAN SEPERTI HASIL
PENJUALAN KAYU SAAT EKSPLORASI
92
III. PEMAKAIAN BBM ( FUEL ) DILAPORKAN TIDAK SEBENARNYA

IV. BEBAN PEMAKAIAN SUKU CADANG DILAPORKAN TIDAK YANG SEBENARNYA

V. BEBAN PEMAKAIAN BAN ( TIRES ) DILAPORKAN TIDAK YANG SEBENARNYA

VI. BEBAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP CQ AKTIVA LEASING

VII. PEMBEBANAN STRIPPING COST ( PENGELUPASAN LAPISAN TANAH ) TIDAK YANG

SEBENARNYA

VIII. MEKANISME PENCADANGAN U/ REKLAMASI TAMBANG TIDAK YANG SEBENARNYA

IX. BIAYA JASA PELAYARAN / CHARTER KAPAL PENGANGKUTAN BATU BARA

93
X. DALAM HAL PENJUALAN MELALUI TRADER / MEDIATOR YANG PADA
UMUMNYA ADALAH PERUSAHAN AFILIASI, HARGA YANG TERSAJI
DALAM INVOICE BERPELUANG MENGGUNAKAN HARGA KESEPAKATAN

XI. PENGALIHAN AKTIVA TETAP YANG TUJUAN SEMULA TIDAK UNTUK

DIJUAL

XII. PENGELUARAN DALAM BENTUK NATURA DI SITE

XIII. BESARNYA PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PPh DI SITE BELUM SESUAI

DENGAN YANG SEHARUSNYA

XIV. BESARAN TAGIHAN KONTRAKTOR DENGAN PENGAKUAN PEMILIK IUP

SERING DIKETEMUKAN TIDAK SAMA ( PIUTANG # UTANG ) 94
XV. BEBAN YANG MELEKAT PADA PROSES :

a. PARTING REMOVAL [ PENGUPASAN MINERAL LAIN YANG MELEKAT PADA BATU

BARA ]
b. COAL CRUSHING [ PENGHANCURAN BATU BARA DALAM RANGKA MEMPERKECIL
UKURAN ]
c. COAL GRINDING [ PENGHALUSAN BATU BARA ]
d. COAL UPGRADING [ PENINGKATAN KUALITAS ] DALAM RANGKA MEMENUHI
KEINGINAN PEMBELI
e. COAL HOULING [ PENGANNGKUTAN BATU BARA ] DARI LOKASI TAMBANG ( FIT )
MENUJU STOCKPILE ATAU LANGSUNG KE UNIT PENGOLAHAN

XVI. BEBAN LAINNYA DALAM RANGKA PELESTARIAN LINGKUNGAN

a. SPREADING [ PERATAAN TANAH & REHABILITASI TANAH

b. RECLAMATION [ PENGHIJAUAN ] 95
 MODUS
TAX EVASION

96
I. ASPEK PRODUKSI DAN PENJUALAN
a. UNREPORTED PRODUCTION
b. MODUS EKSPOR HASIL TAMBANG
c. TRANSFER PRICING

II. ASPEK BIAYA

a. PENGELUARAN BIAYA PERUSAHAAN SATU GRUP
b. KONTRAK DERIVATIVE –SELISIH KURS
c. BUNGA PINJAMAN AFILIASI
d. NON DEDUCTIBLE COSTS / EXPENSES
e. DEPRESIASI .
III. TARIF PAJAK DALAM PKP2B 97
98
PENYEBAB TERJADINYA KOREKSI
FISKAL NEGATIF ATAS SPT
SAAT PEMERIKSAAN
 PENGHASILAN

OBJEK PAJAK 1771-I-6 d

Ps. 4 ( 1 ) & 5 ( 1 ) [ OVERSTATEMENT ]

DAPAT DIKENAI
1771-I-4 & IV BGN A
PPh BERSIFAT FINAL
[ DIKENAKAN PPh FINAL ]
Ps. 4 ( 2 )

YANG DIKECUALIKAN 1771- I-4 & IV BGN B

DARI OBJEK PAJAK [ TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK ]
Ps. 4 ( 3 )
ADANYA PERBEDAAN CARA HITUNG ANTARA PSAK DENGAN
U.U.PERPAJAKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL

Antara lain :

1. HPP FISKAL > HPP PSAK …………………………………. 1771-I-6 d

2. PENYUSUTAN FISKAL > PENYUSUTAN PSAK ……. 1771-I-6 a

3. AMORTISASI FISKAL > AMORTISASI PSAK……….. 1771-I-6 b

4. TAMBAHAN PENGURANGAN PENGHASILAN NETO

BERDASARKAN Ps.3 PP No.29 TAHUN 2020……….. 1771-I-6d

101
PENYEBAB TERJADINYA KOREKSI
FISKAL POSITIF ATAS SPT
SAAT PEMERIKSAAN
 TIDAK DILAPORKAN SELURUHNYA

OBJEK PAJAK PENGHASILAN

&
OBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
DALAM
LAPORAN KEUANGAN & AUDIT REPORT & SPT
103
 BEBAN / PENGELUARAN

Psl 5 Ayat ( 3b )
TIDAK DAPAT U.U.PPh

DIKURANGKAN
[ 5,9,18 ] Psl 9 Ayat ( 1 )
U.U.PPh
PMK 1169/1991
Ps. 13 PP-94/2010
Ps. 14 ( 3 ) U.U.No.11/2016
Ps. 9 ( 6 ) PP-29/2020
Psl 9 Ayat ( 2 )
1771-I U.U.PPh

5a-5l
Psl 18 Ayat ( 1 & 3 )
U.U.PPh
 BEBAN / PENGELUARAN
SE DIRJEN PAJAK
No. 27/1986 PMK 02/2010
TENTANG TTG BIAYA PROMOSI
BIAYA JAMUAN

SE DIRJEN PAJAK
No. 46/1995
PMK 169/ 2015
DENGAN TENTANG TENTANG
BUNGA PINJAMAN DEBT EQUITY RATIO
PERSYARATAN
KEP DIRJEN PJK 220/2002
PMK 207/ 2015
TENTANG
PENYUSUTAN SEDAN & PONSEL TTG PIUTANG

KEP DIRJEN PAJAK PP-29/2020

No. 316/2002 TENTANG
TENTANG FASILITAS PPh
BIAYA UPGRADE KOMPUTER DALAM RANGKA COVID 19
 ADANYA PERBEDAAN CARA HITUNG ANTARA PSAK DENGAN
U.U.PERPAJAKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL
Antara lain :

1. HPP FISKAL < HPP PSAK …………………………………… 1771-I-5l

2. PENYUSUTAN FISKAL < PENYUSUTAN PSAK ……. 1771-I-5i

3. AMORTISASI FISKAL < AMORTISASI PSAK ………. 1771-I-5j

106
 PASAL 10 AYAT ( 6 )
U.U.No. 7 / 1983 STDD U.U.No. 7/ 2021

PERSEDIAAN DAN PEMAKAIAN PERSEDIAAN UNTUK

PENGHITUNGAN HPP DINILAI BERDASARKAN HARGA
PEROLEHAN YANG DILAKUKAN SECARA RATA-RATA
ATAU DENGAN CARA MENDAHULUKAN PERSEDIAAN
PERTAMA
 Ps. 11 & Ps. 31A
1. YANG DAPAT U.U.PPh
2. METODE +
3. YANG TIDAK DAPAT PMK
4. DIMULAI 1169/1991 ; 96/2009
5. PERBAIKAN 126/2012 ; 191/2015
6. PENAMBAHAN +
PENYUSUTAN 7. PENILAIAN KEMBALI Ps.14 ( 3 )
8. PENGALIHAN U.U.No.11/2016
9. PENARIKAN +
10. BERAKHIR Ps. 13
11. BANGUNAN PERMANEN
MASA MANFAAT MELEBIHI
PP-94/2010
20 TAHUN +
Ps.9 ( 6 )
PP-29/2020
 DILAKUKAN DALAM BAGIAN-BAGIAN YANG SAMA BESAR
[ STRAIGHT LINE METHOD ]
&
DALAM BAGIAN-BAGIAN YANG MENURUN ATAS NILAI BUKU
METODE [ DOUBLE DECLINING BALANCE METHOD ]
&
PENYUSUTAN PENYUSUTAN DIPERCEPAT
[ ACCELERATED DEPRECIATION ]

AKHIR MASA MANFAAT

NILAI SISA BUKU DISUSUTKAN SEKALIGUS

DIMULAI PADA BULAN DILAKUKANNYA PENGELUARAN

ATAU
DIMULAI PADA BULAN HARTA DIGUNAKAN UNTUK
MENDAPATKAN. MENAGIH & MEMELIHARA PENGHASILAN
ATAU
SETELAH DILAKUKAN PENILAIAN KEMBALI AKTIVA
 DIJUAL

PENGALIHAN NILAI SISA BUKU

ATAU DIBEBANKAN SEBAGAI KERUGIAN
PENARIKAN
HARTA DISUMBANGKAN ATAU DIHIBAHKAN

NILAI SISA BUKU

TIDAK BOLEH DIBEBANKAN SEBAGAI KERUGIAN
 BEBAN ATAS BARANG MODAL YANG DISEWA GUNA USAHA
SELAMA MASA SEWA GUNA USAHA
PENYUSUTAN [ KMK-1169 TAHUN 1991 ]
TIDAK DAPAT &
HARTA TAMBAHAN YANG BELUM
DIKURANGKAN DILAPORKAN DALAM SPT PPh TERAKHIR
DARI YANG DIUNGKAPKAN DALAM TAX AMNESTI
PENGHASILAN [ Ps.14 ( 3 ) U.U.No. 11 TAHUN 2016 ]
&
BRUTO BIAYA UNTUK
MENDAPATKAN , MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG
1. BUKAN MERUPAKAN OBJEK PAJAK ;
2. PENGENAAN PAJAKNYA BERSIFAT FINAL
3. DIKENAKAN PAJAK BERDASARKAN
NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
[ Ps. 13 PP-94 TAHUN 2010 & Ps. 9 ( 6 ) PP-29 TAHUN 2020 ]
Cost per 24-12-2018 : Rp.300.000.000.
Kelompok aktiva tetap : 2
Nilai residu : Rp. 2.000.000.
Metode penyusutan : Garis Lurus
Masa perbaikan : 06-06-2022 sd 11-08- 2022
Biaya perbaikan : Rp. 14.375.000.
Nilai buku saat perbaikan : Rp. 165.625.000.

Beban penyusutan fiskal 2022 apabila estimasi

pertambahan masa manfaat akibat perbaikan 3 tahun
terhitung 11 Agustus 2025 112
a. 165.625.000. + 14.375.000. x 1/3 x 5/12 ATAU ……….

b. [ (12,5% x 300 jt ) + ( 12,5% x 14.375.000. x 5/12 ) ]

c. [ (25% x 300 jt ) + ( 25% x 14.375.000. x 5/12 ) ]

d. N I H I L
113
 1. YANG DAPAT
2. METODE
3. YANG TIDAK DAPAT
4. DIMULAI Ps. 11A & Ps. 31A
5. PERBAIKAN U.U.PPh
6. PENAMBAHAN +
7. PENILAIAN KEMBALI Ps.14 ( 2 )
AMORTISASI
8. PENGALIHAN U.U.No.11/2016
9. PENARIKAN +
10. BERAKHIR Ps. 13
11. KELOMPOK 4 MASA PP-94/2010
MANFAAT MELEBIHI
20 TAHUN
 AMORTISASI ATAS PENGELUARAN
UNTUK MEMPEROLEH HAK PENAMBANGAN SELAIN MIGAS
HPH, HAK PENGUSAHAAN SUMBER ALAM
&
HASIL ALAM LAINNYA
METODE YANG MEMPUNYAI MASA MAFAAT > I TAHUN
DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN
AMORTISASI
METODE SATUAN PRODUKSI
SETINGGI-TINGGINYA 20% SETAHUN

PENGELUARAN YANG DILAKUKAN SEBELUM OPERASI KOMERSIAL

YANG MASA MANFAATNYA > 1 TAHUN

DIKAPITALISASI
&
KEMUDIAN DIAMORTISASI CFM PASAL 11 A ( 2 )
 PENGALIHAN
NILAI SISA BUKU DIBEBANKAN SEBAGAI KERUGIAN
HARTA
TAK BERWUJUD
PENGGANTIAN PENGHASILAN
&
HAK LAINNYA DISUMBANGKAN /
DIHIBAHKAN BOOK VALUE NON DEDUCTIBLE
 BEBAN
AMORTISASI
HARTA TAMBAHAN YANG BELUM
TIDAK DAPAT DILAPORKAN DALAM SPT PPh TERAKHIR
DIKURANGKAN YANG DIUNGKAPKAN DALAM TAX AMNESTI
DARI [ Ps.14 ( 2 ) U.U.No. 11 TAHUN 2016 ]
&
PENGHASILAN BIAYA UNTUK
MENDAPATKAN , MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG
BRUTO 1. BUKAN MERUPAKAN OBJEK PAJAK ;
2. PENGENAAN PAJAKNYA BERSIFAT FINAL
3. DIKENAKAN PAJAK BERDASARKAN
NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
[ Ps. 13 PP-94 TAHUN 2010 ]
 PENJELASAN PASAL 6 AYAT 1 HURUF b
[ U.U.No. 7 / 1983 STDD U.U.No. 7/ 2021 ]
Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud serta
pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaatnya lebih dari 1 tahun,
pembebannya dilakukan melalui penyusutan atau amortisasi .
Selanjutnya lihat ketentuan Pasal 9 ayat ( 2 ) , Pasa1 11, dan Pasal 11A
beserta penjelasannya.

Pengeluaran yang menurut sifatnya merupakan pembayaran dimuka ,

misalnya sewa untuk beberapa tahun yang dibayar sekaligus ,
pembebannya dapat dilakukan melalui alokasi
118
HARTA TAMBAHAN
AKTIVA BERWUJUD

YANG DIUNGKAPKAN
DALAM PENGAMPUNAN PAJAK

TIDAK DAPAT DISUSUTKAN

UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN

Ps.14( 3 ) U.U.No.11 TAHUN 2016

119
 HARTA TAMBAHAN
AKTIVA TIDAK BERWUJUD

YANG DIUNGKAPKAN
DALAM PENGAMPUNAN PAJAK

TIDAK DAPAT DIAMORTISASI

UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN

Ps.14( 2 ) U.U.No.11 TAHUN 2016

120
 PMK 196/ PMK.03/2021

HARTA YANG DIUNGKAPKAN TIDAK DAPAT DISUSUTKAN

DALAM &
SURAT PEMBERITAHUAN TIDAK DAPAT DIAMORTISASI
PENGUNGKAPAN HARTA
[ SPPH ]
BERUPA AKTIVA BERWUJUD UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN
&
BERUPA AKTIVA TIDAK BERWUJUD
PASAL 21 ( 3 ) & ( 4 )
TIDAK MEMOTONG, MEMUNGUT
POTONG, PUNGUT TIDAK BENAR
PUNGUT,POTONG TIDAK SETOR

PPh PASAL 4(2);15;21;22;23;26.

122
 TIDAK
PUNGUT PPN ATAS TRANSAKSI
PENYERAHAN BKP / JKP
&
TERBITKAN FP SESUAI ATURAN

123
 MELAKUKAN
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN

124
 PAJAK MASUKAN
TIDAK DAPAT DIKREDITKAN

PEROLEHAN BKP ATAU JKP YANG TIDAK MEMPUNYAI

HUBUNGAN LANGSUNG DENGAN KEGIATAN USAHA
DPP

PEROLEHAN DAN PEMERILIHARAAN KENDERAAN BERMOTOR SEDAN, STATION WAGON

KECUALI MERUPAKAN BARANG DAGANGAN ATAU DISEWAKAN

PEROLEHAN BKP / JKP YANG FAKTUR PAJAK NYA

TIDAK MEMENUHI KETENTUAN Ps.13 ( 5 ) & ( 9 ) ATAU TIDAK MENCANTUMKAN
NAMA, ALAMAT, NPWP PEMBELI BKP / PENERIMA JKP

PEMANFAATAN BKP TIDAK BERWUJUD ATAU JKP DARI LUAR /

DIDALAM DAERAH PABEAN YANG FP –NYA TIDAK MEMENUHI KETENTUAN Ps 13( 6 ).
125
⚫PPN ATAS PEROLEHAN BKP / JKP

PENGHITUNGAN KEMBALI
PAJAK MASUKAN YANG TELAH DIKREDITKAN

FORMULIR 1111

Ps. 9 ayat ( 6 ) U.U.PPN

&
PMK N0.78/PMK.03/2010
126
 PASAL 8 Huruf c
PMK RI No. 17 / PMK.03/2013
STDD
PMK RI No.18/pmk.03/2021

PASAL 4 huruf c
PER DIRJEN PAJAK No. PER-23/PJ/2013
 PEMERIKSAAN

Pasal 1 Angka 25
U.U. No. 6/1983 STDD U.U.No.7/2021

SERANGKAIAN KEGIATAN MENGHIMPUN DAN MENGOLAH DATA,

KETERANGAN, DAN / ATAU BUKTI YANG DILAKSANAKAN SECARA
OBJEKTIF & PROFESIONAL BERDASARKAN SUATU STANDAR
PEMERIKSAAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN PEMENUHAN
KEWAJIBAN PERPAJAKAN DAN / ATAU UNTUK TUJUAN LAIN
DALAM RANGKA MELAKSANAKAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN

128
 STANDAR
PEMERIKSAAN

TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN

HARUS DIDASARKAN
PADA BUKTI KOMPETEN YANG CUKUP
DAN
BERDASARKAN KETENTUAN PERATURAN 129

PERUNDANG UNDANGAN PERPAJAKAN

 BUKTI
KOMPETEN

ADALAH
BUKTI YANG VALID DAN RELEVAN DENGAN TETAP
MEMPERTIMBANGKAN PRINSIP KEWAJARAN DAN
KELAZIMAN USAHA ATAS TRANSAKSI WP YANG
MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA 130
 VALID

ADALAH
BUKTI DAPAT DIANDALKAN UNTUK MENYIMPULKAN
SUATU FAKTA.
TINGKAT VALIDITAS BUKTI DIPENGARUHI OLEH 3 HAL:
1. INDEPENDENSI DAN KUALIFIKASI SUMBER
DIPEROLEHNYA BUKTI
2. KONDISI BUKTI DIPEROLEH
3. CARA BUKTI DIPEROLEH 131
 RELEVAN

BUKTI HARUS BERKAITAN DENGAN POS-POS YANG

AKAN DIPERIKSA SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM
PROGRAM PEMERIKSAAN

132
 BUKTI
YANG CUKUP

BUKTI YANG MEMADAI UNTUK MENDUKUNG TEMUAN

HASIL PEMERIKSAAN.
KECUKUPAN TERKAIT DENGAN PERTIMBANGAN
PROFESIONAL ( PROFESSIONAL JUDGEMENT )
PEMERIKSA PAJAK 133
 KASUS
DAFTAR TEMUAN PEMERIKSAAN
[ LAMPIRAN SPHP ]
SP2-01

135
 AUDIT REPORT 201X AUDIT REPORT 201Y
PT. 001 PT. 001

SALDO LABA 31-12-201X SALDO LABA 31-12-201X

1. 718.726 2.729.005
( IN MILLION RUPIAH ) ( IN MILLION RUPIAH )

JUMLAH EKUITAS 31-12-201X

JUMLAH EKUITAS 31-12-201X
2.958.217
1.923.304
( IN MILLION RUPIAH )
( IN MILLION RUPIAH )

SUMBER : 1771 & AUDIT REPORT LAMPIRAN 1771

 KOREKSI FISKAL
ATAS SELISIH SALDO LABA 201X

POTENSI PPh KURANG BAYAR

ATAS SELISIH SALDO LABA 201X
25% x 1.000.279 x 1,48
Rp. 370.103,23 MILLION

137
 KOREKSI FISKAL
ATAS SELISIH JUMLAH EQUITAS 201X

POTENSI PPh KURANG BAYAR

25% x 1.034.913 x 1,48
Rp. 382.917,81 MILLION

138
 TOTAL
POTENSI PPh KURANG BAYAR
TAHUN 201X
Rp. 753.021,04 MILLION

139
SP2-02

140
 AUDIT REPORT 201X AUDIT REPORT 201X
PT. 004 PT. 005

ACCOUNT RECEIVABLE ACCOUNT PAYABLE

TO. PT. 005 TO. PT. 004
PER 31-12-201X PER 31-12-201X
399.974.376.457. 752.397.846.309.
( IN RUPIAH ) ( IN RUPIAH )

SUMBER : 1771 & AUDIT REPORT LAMPIRAN 1771 PT. 004

& AUDIT REPORT PT.005 LAMPIRAN SPT 1771 .
 KOREKSI FISKAL
ATAS ACCOUNT RECEIVABLE
UNDERSTATEMENT TAHUN 201X

POTENSI PPh KURANG BAYAR

PT. 004
25% x 352.423.469.852 x 1,48
Rp. 130.396.683.530
 KOREKSI FISKAL
ATAS ACCOUNT PAYABLE
OVERSTATEMENT TAHUN 201X

POTENSI PPh KURANG BAYAR

PT. 005
25% x 352.423.469.852 x 1,48
Rp. 130.396.683.530

143
SP2-03

144
 FORM 1771-II
AUDIT REPORT 201X
&
PT. 008
FORM 1721

SALARY, ETC SALARY, ETC

( OBJEK PPh PASAL 21 ) ( OBJEK PPh PASAL 21 )
463.531.187.232 402.947.086.679.
( IN RUPIAH ) ( IN RUPIAH )

SUMBER : 1771 & AUDIT REPORT LAMPIRAN 1771 PT. 008

& 1721.
 KOREKSI FISKAL
SELISIH OBJEK PPh PASAL 21

POTENSI PPh KURANG BAYAR

PT. 008
25% x 60.584.100.553 x 1,48
Rp. 22.416.117.000
[ SELISIH NON DEDUCTIBLE ]
 KOREKSI FISKAL
SELISIH OBJEK PPh PASAL 21

POTENSI PPh KURANG BAYAR

PT. 008
( 5% x 60.584.100.553 ) + 100%
Rp. 6.058.410.000

147
SP2-04

148
PEREDARAN USAHA PT.009 PEREDARAN USAHA PT.009
AUDIT REPORT & SPT PPh PEMERIKSA
IDR. 838.065.236.752 IDR. 869.210.290.454.

KOREKSI FISKAL POSITIF

IDR. 31.145.053.703

DASAR KOREKSI
PENGUJIAN ARUS UANG
PENGUJIAN ARUS PIUTANG
PENGUJIAN ARUS BARANG
PASAL 4 ( 1 ) U.U.PPh
SP2-05

150
PENYERAHAN BKP PT.010
PENYERAHAN BKP PT.010
AUDIT REPORT & SPT PPN
PEMERIKSA
IDR. 3.007.969.539.952
IDR. 3.045.757.388.082.

KOREKSI FISKAL POSITIF

IDR. 37.787.848.140

DASAR KOREKSI
PENGUJIAN ARUS BARANG
PASAL 4 ( 1 ) U.U.PPN
SP2-06

152
HARGA POKOK PENJUALAN PT. 009
HARGA POKOK PENJUALAN PT.009
AUDIT REPORT & SPT PPh
PEMERIKSA
IDR. 662.551.695.166
IDR. 531.483.074.478

KOREKSI FISKAL POSITIF

IDR. 131.068.620.688

DASAR KOREKSI
PASAL 10 ( 6 ) U.U.PPh
SP2-07

154
PENYUSUTAN FISKAL PT. 011 PENYUSUTAN FISKAL PT.011
AUDIT REPORT & SPT PPh PEMERIKSA
USD. 8.526.414.87 USD. 2.614.590,90

KOREKSI FISKAL POSITIF

USD. 5.911.823,97

DASAR KOREKSI
PENGUJIAN ORIGINAL DOCUMENT
PASAL 11 U.U.PPh
KMK-138/2002 & PMK 96/2009
SP2-08

156
BEBAN PENYUSUTAN PT.012
BEBAN PENYUSUTAN PT.012
AUDIT REPORT & SPT
PEMERIKSA
IDR. 86.134.070.495
IDR. 24.547.540.792

KOREKSI FISKAL POSITIF

IDR. 61.586.529.703

DASAR KOREKSI
PMK-1169/1991
PASAL 13 PP-94 / 2010
Ps.14 ( 3 ) U.U.No. 11 TAHUN 2016
SP2-09

158
BUNGA PINJAMAN KEPADA AFILIASI SEKALIGUS PEMEGANG SAHAM
AUDIT REPORT & SPT PPh PT.015
IDR. 80.620.769.601

PEMERIKSA

KOREKSI FISKAL POSITIF IDR. 80.620.769.601

DASAR KOREKSI
PASAL 9 ( 1 ) & PASAL 18 ( 3 ) U.U.PPh
SE-50/2013
SP2-10

160
10.01 PEMILIK IUP TIDAK MEMOTONG PPh PASAL 23 ATAS KEGIATAN STRIPPING
OVERBURDEN [ PENGGALIAN LAPISAN TANAH YANG MENUTUPI BATUAN –
BATU BARA ] ATAS DASAR PIHAK PEMBERI JASA TIDAK BERSEDIA………….
DIPOTONG KARENA DALAM KEADAAN MENGALAMI KERUGIAN

10.02 TRADER TIDAK MENCATAT SEBAGAI PENGHASILAN ATAS PEMBAYARAN –

DARI CUSTOMER SENILAI IDR . 4.054.906.832.876 MESKIPUN MASUK --
KE REKENING TRADER DENGAN ALASAN PEB ATAS NAMA PEMILIK IUP.—
TRADER HANYA MENERIMA KOMISI USD 0,5 / MT

10.03 TRADER TIDAK MEMUNGUT PPh PASAL 22 ATAS BATU BARA YANG -------
DI EKSPOR DENGAN ALASAN YANG MELAKUKAN PEMBELIAN BATU BARA
ADALAH PEMILIK IUP –
PEB ATAS TRANSAKSI EKSPOR DIAKUI DIBUAT OLEH TRADER, NAMUN---
ATAS NAMA PEMILIK IUP
10.04 TRADER TIDAK MEMUNGUT PPh PASAL 22 ATAS TRANSAKSI PEMBELIAN
BATUBARA SENILAI [ IDR. 3.444.205.369.673 – IDR. 54.011.564.830 ]
ATAS DASAR PEMILIK IUP TIDAK BERSEDIA DIPUNGUT

10.05 TRADER TIDAK MENYETOR DAN MELAPORKAN PPh PASAL 23 ATAS JASA
ANGKUT , BONGKAR, SURVEYOR DAN SEWA ALAT BERAT SERTA JASA ---
LAIN SENILAI IDR. 31.726.019,395.

10.06 BEBAN PENYUSUTAN AKTIVA LEASING SENILAI IDR. 61.054.068.030. ----

DICATAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN BRUTO DALAM RANGKA ---
MENGHITUNG PENGHASILAN KENA PAJAK .

10.07 BIAYA SEWA GUNA USAHA ALAT BERAT SENILAI IDR. 27.582.122.037 ---
TIDAK DIPUNGUT PPh PASAL 23 DASAR PIHAK PEMBERI JASA TIDAK ---
BERSEDIA DIPOTONG KARENA DALAM KEADAAN MENGALAMI KERUGIAN
10.08 BIAYA MESS PROYEK DAN AKOMODASI SITE SENILAI IDR.12.069.303.573
DICATAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN BRUTO DALAM RANGKA ---
MENGHITUNG PENGHASILAN KENA PAJAK .

10.09 BIAYA SOLAR KONTRAKTOR TAMBANG DAN RENTAL ALAT BERAT 29,42%
[ IDR. 139.706.593,052 ] DARI PENGHASILAN SEBESAR …………………………
IDR. 474.763.876.057 DINILAI TERLALU BESAR

10.10 BEBAN SUKU CADANG SEBESAR IDR. 41.812.136.752. KONTRAKTOR

TAMBANG DAN RENTAL ALAT BERAT DICATAT SEBAGAI PENGURANG
PENGHASILAN BRUTO DALAM RANGKA MENGHITUNG PENGHASILAN
KENA PAJAK . SEHARUSNYA DISUSUTKAN SEBAGAIMANA DIATUR
DALAM PPh PASAL 9 AYAT ( 2 )
10.11 BIAYA PENALTY PROYEK SEBESAR IDR. 24.770.228.961 DICATAT
SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN BRUTO DALAM RANGKA ---
MENGHITUNG PENGHASILAN KENA PAJAK --------------------------

10.12 BIAYA BUNGA PINJAMAN SEBESAR IDR. 16.070.769.449 DICATAT

SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN BRUTO DALAM RANGKA ----
MENGHITUNG PENGHASILAN KENA PAJAK . SEMENTARA WP -------
MEMPEROLEH BUNGA DEPOSITO IDR. 130.853.696.-----------------

10.13 BIAYA PERBAIKAN ALAT BERATA SEBESAR IDR. 12.793.977.421. ---

DICATAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN BRUTO DALAM ------
RANGKA MENGHITUNG PENGHASILAN KENA PAJAK TIDAK DIPOTONG
PPh PASAL 23.
10.14 BIAYA GAJI DAN OVERTIME SEBESAR IDR. 92.387.893.668 DICATAT
SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN BRUTO DALAM RANGKA ------
MENGHITUNG PENGHASILAN KENA PAJAK SEMENTARA PPh PASAL 21
YANG DIPOTONG DAN DISETOR IDR. 3.622.377.415

10.15 BIAYA BUNGA FINANCE ANJAK PIUTANG SEBESAR IDR. 24.770.228.961

DICATAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN BRUTO DALAM RANGKA
MENGHITUNG PENGHASILAN KENA PAJAK . SEMENTARA DEBT EQUITY –
RATIO TELAH MELAMPUI 4 : 1
10.16 REALIZED EXCHANGES LOSSES AND UNREALIZED EXCHANGES LOSSES
AUDIT REPORT & SPT PPh
IDR. 72.564.388.009

PEMERIKSA

KOREKSI FISKAL POSITIF

DASAR KOREKSI
PASAL 9 ( 1 ) U.U.PPh
Terima Kasih Atas Perhatian Anda
T erhadap Presentasi Ini.
Semoga Materi Yang Disajikan
Bermanfaat Terhadap Profesi Anda.

167