Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AUDITING II

KELOMPOK 1
“Pemeriksaan Aktiva Tak Berwujud dan Sumber Daya Alam”

NAMA ANGGOTA:
1. Rahman Adyansah (B1C119237)
2. Agil Hidayat. M (B1C120201)
3. Agnes Paskalita Kasim (B1C120202)
4. Amin Sabil Khaq Marifatullah (B1C120208)
5. Bayu Wijayasakti Wijayanto (B1C120221)
6. Dea Andi Putri (B1C120224)
7. Dea silvi safitri (B1C120226)
8. Muthmainnah Maylafasya Purnaramadhan (B1C119140)

KELAS E
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
berkat kasih dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Pemeriksaan Aktiva Tak Berwujud dan Sumber Daya Alam. Makalah
ini dimaksudkan sebagai pemenuhan tugas yang juga dapat menambah wawasan
bagi mahasiswa – mahasiswi yang membacanya.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen mata
kuliah Auditing II yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga
pengetahuan kami bertambah. Dan kiranya makalah ini mampu memberikan
manfaat juga bagi para pembacanya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami masih membutuhkan kritik dan saran dari
pembaca makalah ini. Agar dikemudian hari kami bisa membuat makalah yang
lebih baik lagi.

PENULIS

KELOMPOK 1
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………….... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………….. 1


1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………….. 2
1.3 TUJUAN PENULISAN…………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ASET TAK BERWUJUD……………………….. 3


2.2 KARAKTERISTIK ASET TAK BERWUJUD……………………4
2.3 TUJUAN PEMERIKSAAN ASET TAK BERWUJUD………….. 5
2.4 PROSEDUR PEMERIKSAAN ASET TAK BERWUJUD………. 5
2.5 INTERNAL KONTROL AKTIVA TAK BERWUJUD………….. 6
2.6 CONTOH KASUS………………………………………………… 6

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN……………………………………………………. 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Aset tidak berwujud merupakan aset non moneter yang dapat diidentifikasi dan
tidak mempunyai wujud fisik, seperti merek dagang, hak paten, goodwill, dan aset tidak
berwujud yang berhubungan dengan teknologi. Salah satunya seperti merek dagang
yang dimiliki oleh perusahaan. Merek dagang diperlukan karena merek merupakan aset
tidak berwujud yang memiliki nilai ekonomis dan dapat ditingkatkan nilainya dalam
pengembangan suatu produk (Lisvery, 2004).

Hak paten juga merupakan aset tidak berwujud yang berperan penting dalam
perusahaan terutama pada perusahaan farmasi. Tanpa izin pemilik hak paten obat
tersebut tidak boleh ditiru, diproduksi dan dijual dengan nama generik oleh pabrik lain
(Himida, 2010). Tidak hanya itu saja goodwill dan aset tidak berwujud yang
berhubungan dengan teknologi juga sangat berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Dengan berkembangnya isu-isu baru dalam bidang ekonomi, menyebabkan


perusahan dituntut untuk melakukan inovasi produk agar mampu bertahan dan
berkompetisi. Kegiatan penelitian dan pengembangan (research and
development/R&D) merupakan kegiatan yang berperan dalam sebuah inovasi.
Penelitian dan pengembangan merupakan kegiatan yang memiliki kepentingan
komersial dalam kaitannya dengan riset ilmiah murni dan pengembangan aplikatif di
bidang teknologi.

Aset tidak berwujud telah menjadi isu dalam memperkuat posisi kompetitif
perusahaan dan dalam mencapai tujuannya. Tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan
nilai perusahaan. Nilai perusahaan tercermin dari harga sahamnya, semakin
meningkatnya perbedaan antara harga saham dengan nilai buku aktiva yang dimiliki
perusahaan menunjukkan adanya unexplained value (Hadiwijaya, 2013).

1
2

Soraya (2013) melakukan penelitian tentang aset tidak berwujud dan hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai aset tidak berwujud dan RnD berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai pasar perusahaan. Dan menurut penelitian Setijawan
(2011), menguji pengaruh aset tidak berwujud dan biaya amortisasi terhadap nilai
perusahaan, dan hasilnya menyatakan bahwa goodwill tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dan biaya amortisasi berpengaruh tehadap nilai perusahaan. Berdasarkan
beberapa penelitian yang telah dilakukan ternyata menunjukkan hasil yang berbeda
mengenai pengaruh nilai aset tidak berwujud terhadap nilai pasar perusahaan.
Perbedaan perkembangan dan penggunaan teknologi mungkin dapat mengakibatkan
perbedaan dalam penggunaan aset tidak berwujud. Tingkat penggunaan aset tidak
berwujud yang berbeda menyebabkan perbedaan kinerja keuangan perusahaan dan
kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi aset tak berwujud dan sumber daya alam?
2. Apa karakterisitik aset tak berwujud dan sumber daya alam?
3. Apa tujuan pemeriksaan aset tak berwujud dan sumber daya alam?
4. Bagaimana prosedur pemeriksaan aset tak berwujud dan sumber daya alam?
5. Apa itu internal kontrol aktiva tak berwujud dan sumber daya alam?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui definisi aset tak berwujud dan sumber daya alam.
2. Untuk mengetahui karakteristik aset tak berwujud dan sumber daya alam.
3. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan aset tak berwujud dan sumber daya alam.
4. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan aset tak berwujud dan sumber daya
alam.
5. Untuk mengetahui internal kontrol aktiva tak berwujud dan sumber daya alam.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ASET TAK BERWUJUD

Apabila mendengar atau membaca terminologi Aset Tak Berwujud, yang terlintas
dalam benak orang pada umumnya adalah software perangkat komputer atau aplikasi yang
berhubungan dengan teknologi dan informasi. Begitu pula dalam pengelolaan Barang Milik
Negara (BMN). Awalnya, terminologi ini masih kurang familiar. Namun demikian, saat
Pemerintah menerapkan sistem akrual dalam pencatatan aset, terminologi ini menjadi tidak
asing. Apalagi setelah auditor eksternal pemerintah mengangkat temuan terkait implementasi
amortisasi Aset Tak Berwujud pada tahun 2014. Pada saat itu, nilai Aset Tak Berwujud belum
mencerminkan manfaat ekonomi yang akan diperoleh entitas selama sisa masa manfaatnya.

Aset tidak berwujud adalah aset yang tidak bersifat fisik, seperti paten, merek, merek
dagang, atau hak cipta. Bisnis dapat membuat atau memperoleh aset tidak berwujud. Aset tidak
berwujud dapat dianggap tidak terbatas (nama merek, misalnya) atau pasti, seperti perjanjian
atau kontrak yang sah.

Menurut Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 17, yang dimaksud
dengan Aset Tak Berwujud adalah aset non keuangan yang dapat diidentifikasi tanpa wujud
fisik. Aset ini dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa, atau digunakan
untuk tujuan lainnya. Untuk memenuhi kriteria aset, maka Aset Tak Berwujud harus dapat
diidentifikasi dan dikendalikan oleh entitas serta memiliki potensi manfaat ekonomi di masa
mendatang.

Sebagai salah satu akun aset pada Laporan Barang Milik Negara, Aset Tak Berwujud
harus memiliki nilai yang terukur dan dapat dikuantifikasi. Nilai Aset Tak Bewujud disajikan
berdasarkan nilai perolehan yang berdasarkan pada realisasi belanja Anggaran Pendapatan
Belanja Negara maupun berdasarkan perolehan lainnya yang sah (hibah/sumbangan,
pelaksanaan perjanjian/kontrak, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, atau
berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap).

3
4

Selanjutnya, Aset Tak Berwujud tersebut dapat dikendalikan oleh pemiliknya, sehingga
ada kesempatan untuk dapat memperoleh manfaat ekonomis atas penguasaan Aset Tak
Berwujud tersebut sepenuhnya.

Aset Tak Berwujud yang dikuasai dan dimiliki entitas harus dapat mendatangkan
manfaat ekonomis di masa mendatang. Manfaat ini dapat berupa efisiensi biaya ataupun
pendapatan negara bukan pajak yang bersumber dari optimalisasi maupun pemindahtanganan
Aset Tak Berwujud.

2.2 KARAKTERISTIK ASET TAK BERWUJUD

Pada dasarnya ada 3 karakteristik aktiva atau aset tak berwujud, yaitu adalah:

1. Kurang memiliki eksistensi fisik, mendapatkan nilai dari hak dan keistimewaan
yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
2. Bukan merupakan instrumen keuangan, menghasilkan nilainya dari klaim untuk
menerima kas atau ekuivalen kas di masa mendatang.
3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, menyediakan jasa dalam
kurun waktu bertahun-tahun.

Selain karakteristik utama di atas, ada beberapa karakteristik pendukung aktiva atau
aset tak berwujud, seperti:

1. Diperoleh melalui pengembangan atau dibeli secara terpisah atau menjadi satu
dengan aset lain.
2. Secara tidak langsung digunakan dalam operasional perusahaan.
3. Dipengaruhi oleh kegiatan kompetitor.
4. Memiliki nilai pada perusahaan.
5. Tidak ditentukan umur ekonomisnya.
5

2.3 TUJUAN PEMERIKSAAN ASET TAK BERWUJUD

Tujuan Pemeriksaan asset tak berwujud ( Audit Objectives Intangible Asset )

a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas asset
tak berwujud.

b. Untuk memeriksa apakah asset tak berwujud yang dimiliki perusahaan masih
Mempunyai kegunaan di masa yang akan datang.

c. Untuk memeriksa apakah perolehan, penambahan dan penghapusan asset tak


berwujud didukung oleh bukti – bukti yang sah dan lengkap serta diotorisasi
oleh pejabat perusahaan yang berwenang.

d. Untuk memeriksa apakah hasil pendapatan yang diperoleh dari asset tak
berwujud sudah dicatat dan diterima oleh perusahaan.

e. Untuk memeriksa apakah amortisasi asset tak berwujud dilakukan sesuai


dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia ( PSAK ).

2.4 PROSEDUR PEMERIKSAAN ASET TAK BERWUJUD

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas asset tak berwujud

2. Minta perincian asset tak berwujud pertanggal laporan posisi keuangan neraca yang
antara lain menunjukkan saldo awal, penambahan, amortisasi, dan penghapusan
serta saldo akhir

3. Cocokan saldo awal dan saldo akhir ke buku besar lalu check footing dan croos
footing

4. Periksa penambahan asset tak berwujud

5. Periksa amortisasi dan penghapusan jika ada asset tak berwujud


6

6. Periksa perjanjian yang dibuat entitas dengan pihak ketiga yang ingin mengunakan
hak paten hak cipta dan franchise yang dimiliki perusahaan

7. Periksa apakah penyajiann asset tak berwujud dalam laporan keuangan sudah sesuai
dengan standart akuntansi keuangan di Indonesia

2.5 INTERNAL KONTROL AKTIVA TAK BERWUJUD

Ciri internal control yang baik atas asset tak berwujud adalah:

a. Adanya system otorisasi dalam penambahan dan penghapusan asset tak berwujud

b. Adanya internal auditor yang memeriksa kelengkapan bukti pendukung perolehan dan
penambahan asset tak berwujud, serta otorisasinya

2.6 CONTOH KASUS

a. Perusahaan membeli hak paten sebesar Rp 100.000.000. Masa manfaat adalah17 tahun dan
telah dikeluarkan 7 tahun yang lalu sebelum tanggal pembelian.Masa manfaat yang tersisa
adalah 10 tahun (17 tahun – 7 tahun), maka:

Amortisasi per tahun = Rp 100.000.000 : 10 tahun

= Rp 10.000.000 per tahun

Ayat jurnal yang perlu dibuat pada akhir tahun:

Beban Amortisasi Rp 10.000.000 –

Paten - Rp 10.000.000

b. Pada awal tahun buku sebuah perusahaan mengeluarkan uang sebesar Rp3.400.000 untuk
memperoleh hak paten. Pada saat memperoleh hak paten, perusahaan tersebut menjurnal:

Paten Rp 3.400.000 –

Kas - Rp 3.400.000
7

Perhitungan amortisasi tiap tahun:

Rp 3.400.000 : 17 = Rp 200.000 per tahun

Tiap akhir tahun jurnal penyesuaian yang dibuat:

Beban amortisasi Rp 200.000 –

Paten - Rp 200.000
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Aset tidak berwujud merupakan aset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik, seperti merek dagang, hak paten, goodwill, dan aset tidak berwujud
yang berhubungan dengan teknologi. Salah satunya seperti merek dagang yang dimiliki oleh
perusahaan. Merek dagang diperlukan karena merek merupakan aset tidak berwujud yang
memiliki nilai ekonomis dan dapat ditingkatkan nilainya dalam pengembangan suatu produk.

Pada dasarnya ada 3 karakteristik aktiva atau aset tak berwujud, yaitu adalah:

1. Kurang memiliki eksistensi fisik, mendapatkan nilai dari hak dan keistimewaan
yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.

2. Bukan merupakan instrumen keuangan, menghasilkan nilainya dari klaim untuk


menerima kas atau ekuivalen kas di masa mendatang.

3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, menyediakan jasa


dalam kurun waktu bertahun-tahun.

Ciri internal control yang baik atas asset tak berwujud adalah:

a. Adanya system otorisasi dalam penambahan dan penghapusan asset tak berwujud

b. Adanya internal auditor yang memeriksa kelengkapan bukti pendukung perolehan


dan penambahan asset tak berwujud, serta otorisasinya

Anda mungkin juga menyukai