Anda di halaman 1dari 1

Review Film Gie

Gie merupakan salah satu film terbaik yang pernah masuk di bioskop Indonesia pada
tahun 2005 silam. Disutradarai oleh Riri Riza dan diproduseri Mira Lesmana, film drama isu
sosial ini dibintangi oleh salah satu aktor terbaik tanah air, Nicholas Saputra sebagai Soe Hok
Gie.
Di dalam film ini dikisahkan tentang Soe Hok Gie. Soe Hok Gie dibesarkan di sebuah
keluarga keturunan Tionghoa yang tidak begitu kaya dan bertempat tinggal di Jakarta. Sejak
remaja, Soe Hok Gie sudah mengembangkan minat terhadap konsep-konsep idealis yang
dipaparkan oleh intelek-intelek kelas dunia. Semangat pejuangnya, setia kawannya, dan
hatinya yang dipenuhi kepedulian sejati akan orang lain dan tanah airnya membaur dalam diri
Soe Hok Gie dan membentuk dirinya menjadi pribadi yang tidak toleran terhadap
ketidakadilan. Semboyan Soe Hok Gie yang terkenal adalah, “Lebih baik diasingkan daripada
menyerah pada kemunafikan”.
Soe Hok Gie yang selanjutnya menjadi pemuda yang gusar dalam perasaan dan
pemikirannya yang terus tumbuh lalu mencurahkan ide-ide, pemikirannya dalam rentan catatan
harian yang menjadi teman setianya hingga 12 tahun. Pada masa itu, terjadi pergolakan besar-
besaran di negara Indonesia. Soe Hok Gie, selain menjadi saksi juga menjadi tokoh yang ikut
memberikan andil dalam perubahan. Selain lewat catatan hariannya, Ia juga merekam jejak
pemikirannya dalam berbagai media cetak. Secara nyata, Ia juga menjadi poin utama dalam
tonggak awal demonstrasi mahasiswa.
Masa remaja dan kuliah Soe Hok Gie dijalani di bawah rezim Soekarno, yang ditandai
dengan konflik antara militer dengan PKI. Soe Hok Gie dan teman-temannya bersikeras bahwa
mereka tidak memihak golongan manapun. Meskipun Soe Hok Gie menghormati Soekarno,
Soe Hok Gie membenci pemerintahan Soekarno yang diktator dan menyebabkan hak rakyat
yang miskin terinjak-injak. Penentangan ini memenangkan banyak simpati bagi Soe Hok Gie,
tetapi juga memprovokasi banyak musuh.
Sosok Soe Hok Gie tak diragukan lagi adalah sosok yang luar biasa. Pengalaman dan
pergaulan membuatnya selangkah atau malah tiga langkah berpikir lebih maju ketimbang rata-
rata orang pada umumnya. Di balik perjuangan Soe Hok Gie menentang rezim kekuasaan Orde
Lama dan Orde Baru, Soe Hok Gie merupakan seseorang yang mencintai alam. Ia diketahui
merupakan pendiri dari Mapala UI yang sering kali mendaki gunung. Sangat disayangkan, Soe
Hok Gie terlalu cepat meninggalkan panggung sejarah Indonesia. Soe Hok Gie meninggal di
puncak gunung Semeru pada tanggal 16 Desember 1969 di pangkuan sahabatnya, Herman
Lantang. Harapan Soe Hok Gie tentang pemerintahan Indonesia yang bersih dari korupsi dan
kehidupan politik tidak berpihak pada golongan, ras, atau agama sampai saat ini masih belum
terwujud.

Anda mungkin juga menyukai