Anda di halaman 1dari 2

Nama : Laode Muh Haswin

NPM : 07232211090
Prodi : Teknik Sipil

“Coka Iba: Adat, Budaya, Tradisi Negeri Gamrange”

Coka Iba adalah ritual religi masyarakat Kabupaten Halmahera Tengah


(Weda) yang selalu diadakan pada setiap tahun dalam memperingati hari
kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW (Maulid Nabi). Ritual Coka Iba telah
berkembang sejak dahulu kala kononnya 3 orang bersaudara yaitu Kapita Mobon
(Tetua Maba), Sangaji Patani (Tetua Patani) dan Kapita Lau Weda (Tetua Weda).
Pada suatu hari ketiga penguasa ini menggelar rapat untuk membagi zona dalam
rangka penyebaran Agama Islam yang bertepatan dengan hari kelahiran Nabi
Muhammad SAW yaitu pada tanggal 12 rabiul awal. Sebagai bukti rasa syukur
atas kelahiran Nabi Muhammad SAW ketiga tetua tersebut mereka sepakat
melakukan ritual keagamaan, namun memeliki nama ritual yang sedikit berbeda
satu sama lain. Di daerah Weda Kapita Lau menamakannnya Cogo Ipa. Sangaji
Patani dan Kapita Maba menamainya Ice. Dalam perkembanganya Sultan Tidore
menyatukan ritual Ketiga Tetua Gamrange (Weda, Patani dan Maba) tersebut
dengan menggunakan istilah Coka Iba (Pasukan bertopeng). Dalam
pelaksanaanya ritual Coka Iba diawali dengan pembacaan sarafal`anam pada
tanggal 10 rabiul awal dan diakhiri dengan pembacaan riwayat nabi Muhammad
SAW pada tanggal 12 rabiul awal. Ritual Coka Iba ini secara turun temurun
sampai saat ini masi tetap digelorakan di seluruh wilayah tiga negeri atau
Gamrange tersebut pada setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Upacara Coka Iba memiliki nilai-nilai sosial dan nilai religi yang harus
dilestarikan. Nilai-nilai sosial yang terlihat adalah kesibukan masyarakat
Gamrange (Weda, Patani dan Maba) yang sama-sama melakukan persiapan untuk
pelaksanaan upacara Coka Iba dan ikut serta dalam proses upacara, hal ini secara
tidak langsung sudah menciptakan dan meningkatkan keeratan kekeluargan
diantara anggota masyarakat di Halmahera Tengah. Makna dari upacara Coka Iba
ini adalah perayaan Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai
Rahmatanllil`alamin atau rahmat bagi sekalian alam. Upacara Coka Iba juga
mengajarkan kepada masyarakat Halmahera Tengah agar terus bersilaturahim
untuk mempererat hubungan antara sesama manusia baik sesama masyarakat
Kabupaten Halmahera Tengah maupun masyarakat diluar masyarakat tersebut.

Coka Iba secara harfiah berarti topeng setan (menurut bahasa setempat)
mengandung arti sebuah upacara yang diikuti oleh masyarakat dengan
mengenakan topeng  dan juga pakaian yang menyerupai setan yang
menyeramkan. Upacara ini menghadirkan sosok setan yang tidak menyimbolkan
akan mengagalkan perayaan maulid nabi namun meramaikan dan juga memantau
masyarakat yang berada diluar rumah untuk mensyukuri  hari kelahiran nabi.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, pada hari kelahiran nabi Muhammad
tidak hanya malaikat dan manusia saja yang menyambut suka cita atas kelahiran-
Nya namun bangsa jin dan setanpun bahagia.

Terdapat beberapa nilai yang terkandung ritual Coka Iba, yaitu (1) Ngaku
rasai (persaudaraan), masyarakat dituntut untuk menjunjung tinggi persaudaraan
antara sesama masyarakat Kabupaten Halmahera Tengah maupun masyarakat
diluar masyarakat tersebut. (2). Budi re bahasa (budi dan bahasa), masyarakat
dituntut untuk menjaga perkataan, tutur dalam berkata antara sesama manusia. (3).
Sopan re hormat (sopan dan hormat), masyarakat dituntut menjaga kesopanan dan
saling menghormati antara sesama. (4). Memoi remafaat (malu dan takut),
masyarakat tuntut selalu merasa malu kepada sesama manusia maupun Allah
SWT atas perbuatan yang melanggar aturan adat maupun agama dan takut atas
dosa kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai