Jawab
1. Kajian yang mempelajari mengenai tentang bahasa dan pikiran, serta menguraikan
proses-proses psikologis yang terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan
memahami kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya saat berkomunikasi.
Dengan tujuan untuk menemukan struktur dan proses yang melandasi kemampuan
manusia untuk berbicara dan memahami bahasa.
2. Contohnya Ketika kita sedang berbicara dengan teman ynag berbeda daerah, seperti dari
Jakarta dan Solo. Dari perbedaan bahasa tersebut timbulah permasalahan yang dihadapi
seseorang Ketika dalam mempresepsi ujaran. Ketika seseorang yang berasal dari Solo
mengajak berbicara temannya yang dari Jakarta menggunakan Bahasa Jawa, lalu
temannya yang dari Jakarta hanya memahami beberapa kosakata dalam Bahasa Jawa.
Maka teman yang berasal dari Jakarta itu telah mengalami masalah dalam persepsi
ujaran. Karena saat temannya yang dari Solo berbicara menggunakan Bahasa Jawa dan ia
tidak semua kata ia mengerti, ditambah dengan pengucapannya yang terdengar cepat.
4. Ada beberpa kekeliruan yang terjadi pada saar ujaran kalimat, yaitu :
Kilir lidah. Suatu fenomena dalam produksi ujaran di mana pembicara terkilir
lidahnya sehingga kata-kata yang diproduksi bukanlah kata yang dimaksud. Kilir
lidah disebabkan oleh seleksi yang keliru. Seperti belibet saat berbicara, itu
termsuk ke dalam kilir lidah. Seperti saat ingin mengatakan kata ‘Surabaya’ tapi
malah menjadi ‘Subaraya’
Afasia. Suta penyakit wicara di mana orang tidak dapat berbicara dengan baik
karena ada penyakit pada otak dia (penyakit yang dialam misalnya, stroke)
5. Kompetensi merupakan pengetahuan dasar yang kita miliki, seperti menulis, berbicara,
menyimak, dan membaca. Kompetensi bersifat abstrak yang ada di dalam pikiran
seseorang. Sedangkan performasi adalah aktualisasi dari kompetensi. Hubungan antar
keduanya yaitu, saling berhubungan. Karena jika tidak saling berhubungan maka
kemampuan bahasa kita akan kurang. Contohnya seperti, ada seseorang yang memahami
konsep tata bahasa korea, tapi ia tidak bisa merealisasikan teorinya tersebut dengan
berbicara, menyimak, mneulis, dan membacanya. Sama seperti kita memahami teori tapi
belum tentu kitab isa mempraktekkannya. Maka kita harus mengasah dua kemampuan
tersebut.