Anda di halaman 1dari 6

RESUME

PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIERPADA KLIEN


DENGAN GANGGUA SISTEMMUSKULOSKELETAL

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III Dosen
Pembimbing : Sumbara, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun Oleh

Amelia Agustin 191FK03040

Kelas 3A Keperawatan

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS


KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS UNIVERSITAS BHAKTI
KENCANA BANDUNG
2022
PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER MASALAH SISTEM
MUSKULOSKELETAL

Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri dari

pencegahan primer, sekunder dan tersier.

a. Pencegahan primer :

Merupakan proses yang berlangsung selama periodic kehidupan manusia dan episodic.
Mobilitas dan aktifitas tergantung pada sistem muskuloskeletal, kardiovaskuler dan
pulmonal. Suatu proses episodic pencegahan primer diarahkan pada pencegahan masalah-
masalah yang timbul akibat imobilisasi atau ketidakatifan

Terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan
mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible
lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi
dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi.
Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya
hidup.

Hambatan pada saat melakukan perubahan gaya hidup atau latihan

1. Hambatan latihan akan mempengaruhi partisipasi untuk melakukan latihan


2. Bahaya isolasi sosial yang terjadi ketika teman-teman dan keluarga meninggal
3. Perilaku gaya hidup tertentu (misalnya merokok dan kebiasaan diet yang buruk)
4. Depresi gangguan tidur
5. Kurang dukungan
6. Hambatan lingkungan termasuk tempat yang aman untuk latihan dan kondisi iklim yang
tidak mendukung

b. Pencegahan sekunder
Memfokuskan pada pemeliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi
Intervensi keperawatan untuk mencegah atau meniadakan sekuelafisiologis dari
imobilisasi
Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor.
Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance,
mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur
dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk
memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan
sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat
mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.

Intervensi keperawatan pada pencegahan sekunder system musculoskeletal

1. Kontraksi otot isometris


a. untuk meningkatkan tegangan otot tanpa mengubah panjang otot yang
menggerakkan sendi
b. kontraksi ini digunakan untuk mempertahankan kekuatan otot dan mobilitas
dalam keadaan berdiri ( otot otot kuadrisep, abdomen dan gluteal)
2. Kontraksi otot isotonic
a. Kontraksi ini mengubah panjang otot tanpa mengubah tegangan
b. Kontraksi isotonik dapat dicapai pada saat berada di tempat tidur, dengan tungkai
menggantung di sisi tempat tidur, atau pada saat duduk di kursi dengan cara
mendorong atau menarik suatu objek yang tidak dapat bergerak.
3. Latihan kekuatan
a. Aktivitas penguatan adalah latihan pertahanan yang progresif.
b. Latihan ini meningkatkan kekuatan dan massa otot serta mencegah kehilangan
densitas tulang dan kandungan mineral total dalam tubuh.
4. Latihan Aerobik
a. aktivitas yang menghasilkan peningkatan denyut jantung 60 sampai 90% dari
denyut jantung maksimal dihitung dengan (220-usia seseorang) x 0,7
b. Aktivitas aerobik yang dipilih harus menggunakan kelompok otot besar dan
harus kontinu, berirama, dan dapat dinikmati. Contohnya termasuk berjalan,
berenang, bersepeda, dan berdansa.
5. Sikap
a. keberhasilan intervensi pada individu yang mengalami imobilisasi adalah sikap
perawat dan klien tentang pentingnya latihan dan aktivitas dalam rutinitas
sehari-hari.
b. sikap klien dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas latihan.
6. Latihan Rentang Gerak
a. Latihan rentang gerak aktif dan pasif memberikan keuntungan-keuntungan yang
berbeda.
b. Latihan aktif membantu mempertahankan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot
serta meningkatkan penampilan kognitif.
c. Gerakan pasif, yaitu menggerakkan sendi seseorang melalui rentang geraknya
oleh orang lain, hanya membantu mempertahankan fleksibilitas.
7. Mengatur Posisi
a. Mengatur posisi juga digunakan untuk meningkatkan tekanan darah balik vena
b. Jika seseorang diposisikan dengan tungkai tergantung, pengumpulan dan
penurunan tekanan darah balik vena akan terjadi.
c. Posisi duduk di kursi secara normal dengan tungkai tergantung secara potensial
berbahaya untuk seseorang yang beresiko mengalami pengembangan trombosis
vena
d. Mengatur posisi tungkai dengan ketergantungan minimal (misalnya
meninggikan tungkai diatas dudukan kaki) mencegah pengumpulan darah pada
ekstremitas bawah.

c. Pencegahan Tersier

Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder.


Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara
optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk
mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi.
Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.
Upaya-upaya rehabilitasi untuk memaksimalkan mobilitas bagi seseorang melibatkan upaya
multidisiplin yang terdiri dari perawat, dokter, ahli fisioterapi, dan terapi okupasi, seorang ahli
gizi, aktivitas sosial, dan keluarga serta teman-teman

Contoh :

Melakukan kegiatan home visite dengan tim (perawat, dokter, Fisioterapis, ahli gizi,
Psikiater)
DAFTARPUSTAKA
Dennis KB, Ninay K. Sistem Muskuloskeletal. In Robbins, Kumar, Cotran. Buku Ajar Patologi
Ed 7 Vol 2. Jakarta: EGC; 2007. h.846.
Helmi ZN. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Medika; 2013.
‘ h.506-7.

Anda mungkin juga menyukai