KELOMPOK 1
1. Tika Sari Santika (191FK03031)
2. Silvi Yuliani (191FK03035)
3. Amelia Agustin (191FK03040)
4. Raihan Syahida (191FK03042)
KELAS C KECIL
S1 KEPERAWATAN
1. TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK
Komunikasi pada anak merupakan bagian penting dalam membangun kepercayaan diri kita pada anak
Secara umum komunikasi anak merupakan proses pertukaran informasi yang disampaikan oleh anak kepada oran lain dengan harapan
orang yang diajak dalam pertukaran informasi tersebut mampu memenuhi kebutuhannya.
1. Pengirim pesan
2. Penerima pesan
3. Pesan
4. Media
5. Umpan balik
3. SIKAP DALAM KOMUNIKASI
Menurut Egan tahun 1995 dikutip Kozier dan Erb tahun 1983 meyampaikan sikap komunikaasi merupakan sesuatu apa yang
harus dilakukan dalam proses komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal yang dapat meliputi:
1. Sikap berhadapan
4. Sikap terbuka
1. Sikap kesejatian
2. Sikap empati
3. Sikap hormat
4. Sikap konkret
5. KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK DAN REMAJA
kemampuan dalam berkomunikasi pada anak dipengaruhi oleh keluarga dan tingkat perkembangan anak, yaitu
perkembangan neurologi dan intelektual.
perawat harus memperhatikan karakteristik anak sesuai dengan tingkat perkembangan (Yupi Supartini, 2004):
b. Toddler (1-3 tahun) dan Early Childhood / Usia Prasekolah (3-5 tahun)
Menurut Whaley dan Wong’s (1995), teknik komunikasi kreatif pada anak, yaitu:
a. Teknik Verbal
c) Diam
d) Empati
e) Meyakinkan Kembali
f) Merumuskan Kembali
g) Anticipary Guidance
Dalam melakukan komunikasi pada anak terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum mengadakan komunikasi secara
langsung:
1. Tahap Prainteraksi
4. Tahap Terminasi
5. Pendidikan
6. Pengetahuan
7. Sikap
11. Saluran
12. Lingkungan
9. IMPLIKASI KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN
1. Ajak bicara lebih dahulu dengan orang tua sebelum berkomunikasi dengan anak atau mengkaji anak
dengan menjalani hubungan dalam tindakan keperawatan.
2. Lakukan kontak dengan anak dengan mengawali bercerita atau teknik lain agar anak mau
berkomunikasi.
3. Berikan mainan sebelum masuk kedalam pembicaraan inti
4. Berikan kesempatan pada anak untuk memilih tempat pemerikasaan yang diinginkan sambil duduk,
berdiri atau tidur.
5. Lakukan pemerikasaan dari sederhana ke kompleks, pemeriksaan yang berdampak trauma lakukan
diakhir pemeriksaan.
6. Hindari pemeriksaan yang menimbulkan ketakutan pada anak dan beri kesempatan untuk memegang
alat periksa.
TERIMAKASIH