Anda di halaman 1dari 2

Risiko eksternalitas merupakan risiko yang dapat mempengaruhi aktivitas perusahaan.

Risiko
ini bersumber dari luar perusahaan, tetapi dampaknya sangat besar bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Ada beberapa risiko eksternalitas yang dihadapi perusahaan yaitu sebagai
berikut:

1.Risiko Reputasi
Risiko Reputasi adalah potensi hilangnya atau hancurnya image perusahaan karena
penerimaan lingkungan eksternal yang rendah, atau bahkan bisa terjadi penolakan.
Penyebab penolakan yaitu ketidakmampuan perusahaan mengambil tindakan terhadap isu
eksternal yang terkait dengan perusahaan dan ketidakmampuan perusahaan mengelola
komunikasi dengan pihak berkepentingan eksternal yang dapat menimbulkan persepsi positif
terdapat perusahaan.

Contoh : CV. XXX adalah salah satu badan usaha yang memproduksi susu yang bernutrisi
dengan merk susu xxx dan dipasarkan melalui online. Peminat terhadap susu xxx ini cukup
banyak. Di kemasan tertulis komposisi secara lengkap, salah satunya dengan mencantumkan
100% susu asli ternyata susu tersebut campuran susu dengan air gula. Hal ini membuat para
konsumen kecewa dan membuat ulasan buruk kepada admin namun adminnya tidak
menanggapi komplain tersebut.

Cara mengatasinya : Admin seharusnya menanggapi complain/keluhan dari konsumen agar


konsumen merasa puas keluhannya mendapat respon dari pihak CV. XXX dan cepat
ditangani serta mencantumkan komposisi produk harus jujur dimana harus sesuai dengan isi
kandungan produk sehingga konsumen tidak dirugikan/dikecewakan.

2. Risiko Lingkungan
Risiko lingkungan adalah potensi penyimpangan hasil, bahkan potensi penutupan perusahaan
karena ketidakmampuan perusahaan dalam mengelola polusi dan dampaknya yang
ditimbulkan oleh perusahaan.

Contoh: Tercemarnya air akibat adanya aktivitas produksi dari pabrik tekstil, dimana masih
banyak pabrik tekstil yang membuang limbah produksinya ke saluran air bahkan ada yang
langsung dibuang ke aliran sungai. Hal ini tentu saja akan merusak ekosistem sungai dan
mencemari air yang merupakan kebutuhan utama semua makhluk hidup.

Untuk mengatasi hal ini yang harus dilakukan oleh perusahaan/pabrik tekstil adalah dengan
mengolah limbah hasil produksinya terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar limbah
produksi yang telah dilakukan filtrasi tidak akan mencemari lingkungan dan air yang sudah
bersih dapat digunakan kembali sehingga akan lebih menghemat biaya produksi.

3. Risiko Sosial
Risiko sosial adalah potensi penyimpangan hasil karena tidak akrabnya perusahaan dengan
lingkungan tempat perusahaan berada.

Contoh: Dengan berkembangnya industri otomotif dan meningkatnya perekonomian


masyarakat, maka banyak pembelian motor dan mobil sementara sarana jalan raya kondisinya
masih tetap, belum banyak pelebaran atau jalan-jalan baru. Maka masyarakat pengguna
sarana jalan raya akan menghadapi risiko besar terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan raya,
akan tetapi tidak semua korban kecelakaan adalah orang diluar pemakai sarana jalan raya,
melainkan pengguna sarana jalan raya itu sendiri.
Vandalisme (kerusakan) merupakan sumber risiko bagi pemilik kendaraan bermotor. Sarana
jalan raya yang rusak mengakibatkan banyak risiko, selain kerusakan motor dan mobil itu
sendiri, tetapi juga merupakan sasaran empuk bagi kerusakan motor dan mobil pengguna
sarana jalan raya, serta terjadinya risiko kecelakaan lalu lintas. Ribuan kendaraan (motor dan
mobil ) serta ribuan korban meninggal dunia dan luka berat dari tahun ke tahun tanpa bisa
dikurangi. Ini akibat risiko yang terkesan hura-hura (riot) karena semakin meningkatnya
perekonomian nasional akhir-akhir ini. Para pengguna sarana jalan raya, kurang
memperhatikan dan terkesan memburu ekonomi demi mengejar kompetisi ekonomi global
yang semakin menggigit, sehingga akibatnya risiko yang timbul adalah terkesan merusak
segala macam harta. Inilah bukti konkrit bahwa kompetisi ekonomi mengakibatkan kompetisi
di jalan raya sehingga mengakibatkan timbulnya risiko kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
Orang-orang dapat menyebabkan kecelakaan yang mencederai diri sendiri dan /atau orang
lain sehingga menyebabkan kerusakan harta dan jiwa yang besar.

Cara mengatasinya: masyarakat harus berhati-hati saat mengendarai karena faktor utama
sebab terjadinya risiko adalah masyarakat sendiri, khususnya risiko kecelakaan lalu lintas di
jalan raya yang mengakibatkan korban harta maupun jiwa serta industry otomotif harus
menghasilkan alat transportasi yang berkualitas sehingga tidak mudah rusak.
 
4. Risiko Hukum
Risiko hukum merupakan kemungkingan penyimpangan hasil karena perusahaan tidak
mematuhi peraturan dan norma yang berlaku.

Contoh : Bank Danamon digugat oleh PT. Eka Kertas Nusantara (EKN), karena EKN
menilai bahwa pihak Danamon lalai dalam memberikan informasi yang akurat tentang
produk derivativ yang mereka tawarkan kepada nasabah. Akibatnya EKN merasa dirugikan
dan menuntut Danamon agar mau melunasi kerugian itu. Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan mengabulkan gugatan EKN dan meminta Danamon untuk memberikan ganti
rugi sebesar Rp63 miliar. Dalam amar putusannya Majelis Hakim menganggap bahwa
transaksi derivatif itu adalah perbuatan yang melanggar hukum. 

Hal seperti ini dapat diantisipasi dengan cara membuat peraturan perundang-undangan yang
mendasari serta membuat surat perjanjian untuk antisipasi terjadinya hal yang tidak
diinginkan.

Sumber Referensi:
• Suryanto. 2022. BMP ADBI4211 Manajemen Risiko dan Asuransi. Tangerang Selatan:
Penerbit Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai