Kunjungan ke Komunitas
Skolastikat SCJ
Tempat pertama yang kami
kunjungi adalah Biara Skolastikat
SCJ. Biara adalah istilah yang
digunakan untuk tempat tinggal para
biarawan, sedangkan Skolastikat
adalah istilah untuk tempat belajar
(sekolah) mereka. Biara Skolastikat
SCJ dihuni oleh para calon Imam
(Frater) dan Bruder dari Kongregasi
Imam-Imam Hati Kudus Yesus
(Sacerdotum a Sacro Corde Iesu).
Saat ini, Biara Skolastikat SCJ
berlokasi di Jl. Kaliurang, Ngabean Kulon, Sinduharjo, Kec. Ngaglik, Kab. Sleman, Yogyakarta.
Kedatangan kami disambut hangat oleh Romo Sigit Pranoto sebagai kepala biara, para frater,
seorang bruder, seorang frater OCD, dan juga Suster Valensia dari Kongregasi Suster St.
Fransiskus Charitas (FCh). Kami disuguhkan dengan video perkenalan singkat tentang Kongregasi
SCJ dan bagaimana hidup sebagai seorang biarawan.
Romo bercerita tentang bagaimana tahapan untuk menjadi seorang Imam, yaitu pertama-
tama harus masuk Seminari Menengah, menghadapi Tahun Orientasi Rohani, masuk Seminari
Tinggi, menghadapi Tahun Orientasi Pastoral, kembali ke Seminari Tinggi, mengikuti Pendidikan
Pastoral atau pra Diakon, Tahbisan Diakonat, dan pada akhirnya menjadi seorang Imam atau
Pastor. Maka tak heran bahwa Pastor yang seringkali kita temui adalah seseorang yang pastinya
sudah berumur. Hal ini dikarenakan masa pendidikan mereka yang berlangsung lama, minimal 14
tahun. Seorang Imam yang telah ditahbiskan memiliki hak untuk menerimakan 7 Sakramen dalam
gereja Katolik, yaitu Sakramen Baptis, Sakramen Rekonsiliasi, Sakramen Ekaristi, Sakramen
Krisma, Sakramen Perkawinan, Sakramen Imamat, dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit.
Setelah berbincang-bincang cukup lama, kami diajak berkeliling biara. Kami melewati
refter atau ruang makan, ruangan berisi sepeda yang digunakan frater dan bruder, kapel yang
merupakan tempat beribadah, dan halaman belakang biara yang memiliki Gua Maria di sudut
halamannya.