Anda di halaman 1dari 23

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/355366872

ANATOMI PEMBUATAN KONTRAK

Article · October 2021

CITATIONS READS
0 4,374

5 authors, including:

Rendytha Khansa Amandha Margaretha Yuanita


Universitas Pembanguan Nasional "Veteran" Jakarta Universitas Pembanguan Nasional "Veteran" Jakarta
4 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Bunga Azalia Ramadhani Abdur Rahman Shiddiq Gymnastiar


Universitas Pembanguan Nasional "Veteran" Jakarta Universitas Pembanguan Nasional "Veteran" Jakarta
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Final Exam View project

Mid Test View project

All content following this page was uploaded by Margaretha Yuanita on 18 October 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANATOMI PEMBUATAN KONTRAK

Pemenuhan Tugas Hukum Perikatan Kelas E

Dosen Pengampu:
Sulastri, SH, MH

Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Rendytha Khansa Amandha 2010611115
2. Bunga Azalia Ramadhani 2010611124
3. Esa Nurdania 2010611127
4. Rizky Andira 2010611130
5. Abdur Rahman Shiddiq Gymastiar 2010611131
6. Margaretha Yuanita Valentine Fransis 2010611132

Mata Kuliah: Hukum Perikatan

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021
Abstrak

Perjanjian merupakan hal yang seringkali kita dengar jika membahas terkait
hubungan keperdataan. Perjanjian menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
dapat diartikan sebagai perbuatan yang mana terdapat satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya kepada satu orang atau lebih lainnya. Perjanjian itu sendiri
berhubungan erat dengan pembuatan kontrak untuk menjamin para pihak melakukan
apa yang telah disepakati sekaligus mencapai tiga tujuan hukum yakni keadilan
hukum, kemanfaatan hukum, serta kepastian hukum. Dalam makalah ini, penulis
membahas terkait hal-hal pokok apa yang termuat dalam pembuatan suatu kontrak
sehingga kontrak tersebut dapat dikatakan sah, bagaimana tahapan pembuatan suatu
kontrak, serta contoh gambaran kerangka kontrak. Berdasarkan Black’s Law
Dictionary, kontrak diartikan sebagai suatu perjanjian antara dua orang atau lebih
yang menciptakan kewajiban untuk berbuat atau tidak berbuat suatu hal khusus.
Metode penelitian yang digunakan dalam makalah ini adalah penelitian yuridis
normatif. Metode yuridis normatif adalah metode penelitian yang didasarkan pada
bahan-bahan pustaka yang bersandar pada tatanan hukum dengan cara menggali
dan mengaitkan teori-teori, konsep konsep, asas-asas hukum serta peraturan
perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini. Hal-hal pokok yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan kontrak adalah sistem pengaturan hukum
kontrak, syarat sahnya perjanjian, serta asas hukum kontrak. Tahapan dalam
pembuatan kontrak itu sendiri diantaranya adalah pra penyusunan perjanjian,
penyusunan perjanjian, serta pasca penyusunan perjanjian. Adapun gambaran
kerangka suatu kontrak tertulis yang dapat dikatakan sah secara hukum.

Kata Kunci: Anatomi Kontrak


BAB I
LATAR BELAKANG

Perjanjian (kontrak) mengambil peran penting ketika berbicara mengenai


keperdataan. Berdasarkan Pasal 1313 KUHPer, perjanjian merupakan perbuatan
yang mana terdapat satu orang atau lebih mengikatkan dirinya dengan satu orang
lainnya atau lebih.1 Adapun pengertian perjanjian menurut R. Subekti yang
menjelaskan bahwasannya perjanjian adalah suatu peristiwa hukum dimana terdapat
seseorang yang berjanji kepada yang lain atau dimana dua orang tersebut saling
berjanji untuk melakukan suatu perbuatan.2 Berdasarkan pengertian perjanjian yang
telah dinyatakan, dapat disimpulkan bahwa dalam perjanjian terdiri dari adanya pihak-
pihak yang bersangkutan, persetujuan, adanya pemenuhan prestasi, adanya bentuk
perjanjian yang dapat berupa tulisan atau lisan, serta adanya tujuan yang hendak
dicapai.3 Kontrak atau perjanjian menciptakan suatu perikatan yang melahirkan hak-
hak dan kewajiban pihak yang terkait perikatan tersebut. 4Terdapat dua pihak yang
terlibat dalam suatu perikatan yakni pihak pertama yang berhak menuntut
sesuatu,yang dapat disebut sebagai kreditur, sementara pihak kedua adalah pihak
yang memenuhi tuntutan prestasi, yang disebut sebagai debitur. Adanya perjanjian
berhubungan erat dengan pembuatan suatu kontrak. Pembuatan kontrak dilakukan
untuk menjamin para pihak menjalankan perjanjian sesuai dengan hal-hal yang telah
disetujui. Gustav Radbruch dalam teorinya yakni Tujuan Hukum menyebutkan
terdapat tiga nilai dasar dalam mencapai tujuan hukum, diantaranya adalah keadilan
hukum, kemanfaatan hukum, serta kepastian hukum. Pembuatan suatu kontrak
dilaksanakan untuk memenuhi tiga tujuan hukum tersebut yang mana terciptanya
kemanfaatan hukum atas perjanjian yang dipertimbangkan untuk memberikan

1
Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
2
Subekti, (2020). Hukum Perjanjian, Jakarta : Intermasa. Hlm 1.
3
AB, Ratna M P., Agni, N Y., dan Rismoyo, A K. (2020). ANALISIS YURIDIS KONSEP
PERJANJIAN DALAM HUKUM PERSAINGAN USAHA. Jurnal Yuridis, 7(2), 279-306.
4
Muhtarom, M. (2014). Asas-Asas Hukum Perjanjian: Suatu Landasan Dalam Pembuatan
Kontrak. Jurnal Suhuf, 26(1), 48-56.
manfaat sebanyak-banyaknya kepada kedua belah pihak, adanya kepastian hukum
yang menjamin para pihak dapat bertindak sesuai dengan aturan dan perjanjian yang
berlaku, serta demi terpenuhinya suatu keadilan sebagai asas prioritas untuk
memberikan perlindungan dan keadilan kepada para pihak terutama jika terjadi suatu
sengketa maka para pihak dapat memperjuangkan haknya sesuai dengan apa yang
telah termuat dalam suatu kontrak.5 Penulis menyusun makalah ini untuk membahas
lebih lanjut mengenai hal-hal pokok apa yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
suatu kontrak sehingga kontrak tersebut dapat dikatakan sah, bagaimana tahapan
pembuatan kontrak, serta gambaran kerangka kontrak itu sendiri.

5
Muslih, M. (2017). Negara Hukum Indonesia Dalam Perspektif Teori Hukum Gustav
Radbruch (Tiga Nilai Dasar Hukum). Legalitas: Jurnal Hukum, 4(1), 130-152.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang digunakan penulis dalam


menjelaskan persoalan dalam makalah ini. Pada bab ini, penulis akan menjelaskan
tentang anatomi kontrak. Dengan demikian penjelasan tersebut akan mempermudah
pembaca untuk mengetahui makna mengenai kontrak. Di bawah ini akan dijelaskan
apa yang dimaksud hal-hal di atas.

I. Anatomi
Banyak teori yang mengungkapkan pengertian “anatomi” merupakan bagian
dari sains. Akan tetapi sejatinya anatomi juga dapat dimaknai ke dalam ilmu hukum,
dalam hal ini berkaitan dengan perancangan kontrak. Adapun pengertian anatomi
menurut para ahli dapat diartikan sebagai berikut.
Menurut Gray, anatomi merupakan ilmu yang mempelajari bangun atau
struktur bagian pada tubuh. Hal demikian juga disampaikan oleh Pearce dengan
mengartikan anatomi merupakan sebuah ilmu urai yang mempelajari susunan tubuh
serta mempelajari hubungan antara satu dengan yang lainnya.
Adapun menurut O’ Rahilly, anatomi diartikan sebagai ilmu khusus yang
mempelajari struktur tubuh. Anatomi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata natome
yang terbentuk dari kata ana yang berarti tegak dan tome yang berarti potongan.
Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa pengertian anatomi dalam makalah
ini bermakna bagian-bagian atau struktur dari pembuatan sebuah kontrak.

II. Kontrak
Pengertian hukum kontrak yang didasarkan pada pendapat dari Van Dunne
adalah “keseluruhan dari kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum antara dua
pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum”.
Dalam Black’s Law Dictionary kontrak diartikan sebagai suatu perjanjian
antara dua orang atau lebih yang menciptakan kewajiban untuk berbuat atau tidak
berbuat suatu hal khusus.6 Kemudian dikutip dari pendapat Lawrence M. Friedman
yang mengatakan bahwa kontrak adalah seperangkat hukum yang hanya mengatur
aspek-aspek tertentu dari pasar dan mengatur jenis perjanjian tertentu.
J. Satrio mengatakan bahwa pengertian dari kontrak memiliki dua arti, arti
secara luas dan arti secara sempit. Dalam arti luas suatu kontrak berarti setiap
perjanjian yang menimbulkan akibat hukum sebagaimana dikehendaki oleh para
pihak termasuk di dalamnya perkawinan, perjanjian kawin, dll. Adapun arti sempit
kontrak diartikan hanya ditujukan kepada hubungan-hubungan hukum dalam
lapangan hukum kekayaan saja, seperti dalam Buku ke-III KUHPerdata.
Menurut Mariam Darus Badrulzaman, kontrak adalah sebuah perbuatan
hukum yang menimbulkan perikatan, yaitu hubungan hukum yang terjadi di antara
dua orang atau lebih, yang terletak di dalam lapangan kekayaan dimana pihak yang
satu berhak atas prestasi dan pihak lainnya wajib memenuhi prestasi.
Wirjono Prodjodikoro, menurutnya kontrak disama artikan dengan
persetujuan, yang memiliki arti sebagai suatu perhubungan hukum mengenai harta
benda antara dua pihak dalam mana suatu pihak berjanji untuk melakukan sesuatu
hal atau tidak melakukan sesuatu hal, sedang pihak lain berhak untuk menuntut
kontrak itu.
Sama halnya dengan apa yang disampaikan oleh Herlien Budiono yang
menjelaskan menjelaskan kontrak atau perjanjian sebagai sebuah perbuatan hukum
yang menimbulkan, berubahnya, hapusnya hak, atau menimbulkan suatu hubungan
hukum dan dengan cara demikian, kontrak atau perjanjian menimbulkan akibat hukum
yang merupakan tujuan para pihak. Jika suatu perbuatan hukum adalah kontrak atau
perjanjian, orang-orang yang melakukan tindakan hukum disebut pihak-pihak.

6
Emirzon, J dan Is, M S. Hukum Kontrak Teori & Praktik, Jakarta: PT. Kencana,
Hlm. 10.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini, penulis mempergunakan metode penelitian


yuridis normatif yang artinya suatu pendekatan masalah dengan cara penelitian
perpustakaan ataupun studi dokumen dikarenakan penulisan ini lebih banyak
dilakukan terhadap data yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan. Sebagai
ilmu normatif, ilmu hukum memiliki cara kerja tersendiri dalam membantu
memecahkan persoalan-persoalan hukum yang dihadapi masyarakat dengan sifat
penelitian deskriptif, yang menurut tujuannya adalah melalui penelitian penemuan
fakta-fakta yang bertujuan untuk mengetahui fakta di lapangan terhadap aplikasi
ketentuan hukum yang ada dan hidup dalam masyarakat.
BAB IV
PEMBAHASAN

Perjanjian sebagai bentuk pemenuhan prestasi dari suatu peristiwa yang


dilakukan oleh pihak-pihak itu sendiri.7 Bentuk dari perjanjian disebut dengan kontrak.
Kontrak adalah kesepakatan antara pihak-pihak yang bersepakat untuk membuat
suatu perjanjian, yang mana isi dari kesepakatan tersebut mengikat, seperti hukum.
Kontrak setidaknya memberikan ruang bagi para pihak yang bersepakat untuk
membuat kontrak.8 Asas kebebasan berkontrak adalah dasar bahwa dalam
berkontrak, para pihak bebas untuk menentukan substansi dari kontrak tersebut,
bebas untuk bersepakat dengan siapa, namun tetap tidak melanggar dari hukum-
hukum yang berlaku. Kontrak yang merupakan sebuah perjanjian, maka terdapat
syarat-syarat yang harus memenuhi agar kesepakatan yang dibuat tidak batal demi
hukum atau dibatalkan.
Bentuk dari sebuah kontrak, dapat dituangkan dalam tulisan maupun lisan.
Kontrak berbentuk tulisan memiliki kepastian hukum yang lebih kuat daripada
berbentuk lisan, karena apabila terjadi sengketa, kontrak tertulis dapat dibuktikan.

A. Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sebuah kontrak


Di dalam pembuatan sebuah kontrak memiliki hal hal penting atau
pokok yang harus diperhatikan, hal-hal tersebut adalah sebagai berikut9 :
1. Sistem Pengaturan Hukum Kontrak
Sistem Pengaturan hukum kontrak adalah sistem terbuka (open
system), artinya bahwa setiap orang bebas untuk mengadakan
perjanjian, baik yang sudah diatur maupun yang belum diatur di dalam

7
W, Yuliana Yuli, Sulastri, dan R, Dwi Ariyanti. (2018). IMPLEMENTASI UNDANG-
UNDANG KETENAGAKERJAAN DALAM PERJANJIAN KERJA ANTARA PERUSAHAAN
DAN TENAGA KERJA DI PERSEROAN TERBATAS (PT). Jurnal Yuridis, 5(2), 189.
8
S, Hengki Firmanda. (2016). HAKIKAT KONTRAK MENURUT ROSCOE POUND DAN
RELEVANSINYA TERHADAP KONTRAK YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN
HIDUP. Jurnal Yuridis, 3(1), 12.
9
Sinaga, N A., dan Sulisrudatin, N. (2017). Hal-Hal Pokok Dalam Pembuatan Suatu
Kontrak. Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara-Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal
Suryadarma, 7(2), 114.
undang undang. Ketentuan ini juga dijelaskan di dalam Pasal 1338
KUHPerdata yaitu10 “Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan
undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan
kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang
ditentukan oleh undang undang. Persetujuan harus dilaksanakan
dengan itikad baik.”
Dan memberi kebebasan kepada para pihak untuk :
a. Membuat atau tidak membuat perjanjian.
b. Mengadakan perjanjian dengan siapapun.
c. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya.
d. Menentukan bentuknya perjanjian, yaitu tertulis atau lisan.
2. Asas Hukum Kontrak
a. Asas Kebebasan Berkontrak, kebebasan-kebebasan yang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang undangan.
Pasal 1338 : Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang undang bagi mereka yang membuatnya.
b. Asas Konsensualisme, Pasal 1320, 1338 KUHPerdata Kata
sepakat para pihak
c. Asas Mengikatnya Suatu Perjanjian (Pacta Sunt Servanda),
Pasal 1338 ayat (1) : Semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya Janji harus ditepati.
d. Asas Itikad Baik, Pasal 1338 ayat (3) : Bahwa perjanjian harus
dilaksanakan dengan itikad baik.
e. Asas kepribadian (personalitas), selain asas asas diatas Badan
Pembinaan Hukum Nasional Dep. Kehakiman 17-19 Desember
1985 memberikan 8 asas hukum perikatan nasional : Asas
Kepercayaan, Asas Persamaan Hukum, Asas Keseimbangan,
Asas Kepastian Hukum, Asas Moral, Asas Kepatutan, Asas
Kebiasaan, Asas Perlindungan (Protection).

10
Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
3. Syarat Sahnya Suatu Perjanjian Pasal 1320 KUHPerdata menentukan
empat syarat sahnya perjanjian, yaitu :
1. Adanya kesepakatan kedua belah pihak.
2. Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum.
3. Adanya objek perjanjian di dalam berbagai literatur disebutkan bahwa
yang menjadi objek perjanjian adalah prestasi (pokok perjanjian).
Prestasi terdiri dari memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak
berbuat sesuatu (Pasal1234 KUHPerdata).
4. Adanya causa yang halal. Syarat pertama dan kedua disebut syarat
subjektif karena menyangkut pihak-pihak yang mengadakan
perjanjian. Syarat ketiga dan keempat disebut syarat objektif, karena
menyangkut objek dari perjanjian. Apabila syarat pertama dan kedua
tidak terpenuhi maka perjanjian dapat dibatalkan. Artinya salah satu
pihak dapat mengajukan ke pengadilan untuk membatalkan perjanjian
yang disepakati. Tetapi sepanjang para pihak tidak ada yang keberatan
maka perjanjian itu adalah tetap dianggap sah. Jika syarat ketiga dan
keempat tidak terpenuhi maka perjanjian itu batal demi hukum artinya,
bahwa dari semula perjanjian dianggap tidak pernah terjadi.

B. Tahapan-tahapan dalam pembuatan sebuah kontrak


Dalam membuat suatu kontrak, terdapat tahapan-tahapan sejak persiapan
hingga pelaksanaan dari perjanjian tersebut. Tahapan-tahapan tersebut ialah
: 11
1. Pra penyusunan perjanjian
Pra penyusunan perjanjian menjadi tahapan awal untuk mengetahui
apa, siapa, dan bagaimana kontrak tersebut akan dibuat. Dalam pra
penyusunan perjanjian terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yakni:
a. Identitas para pihak

11
Komandoko, G dan Raharjo, H. (2009). 75 CONTOH SURAT PERJANJIAN (SURAT
KONTRAK). Yogyakarta : Pustaka Yustisia. Hlm 15
Dimaksudkan siapa yang akan melaksanakan kontrak, dengan
bersepakat dan adanya kecakapan dari pihak yang berkontrak.
b. Penelitian awal aspek terkait
Penelitian awal dimaksudkan bagi para pihak yang akan
melakukan kontrak, apakah sudah sesuai dengan keinginan
para pihak atau tidak.
c. Pembuatan Memorandum of Understanding (MOU)
MOU menurut Black’s Law Dictionary ialah dasar dari
penyusunan kontrak pada masa datang, didasarkan pada
kesepakatan antara pihak-pihak yang melaksanakan kontrak,
baik dilakukan secara lisan maupun tulisan. 12
d. Negosiasi
Negosiasi sebagai sarana komunikasi bagi kedua pihak
sebelum menyusun kontrak agar pelaksanaan kontrak menjadi
satu tujuan.
2. Penyusunan perjanjian
a. Pembuatan draf perjanjian
Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan draf
perjanjian, yaitu:13
1) Judul kontrak, kesesuaian antara judul dengan isi.
2) Pembukaan, berisikan tanggal pembuatan kontrak.
3) Pihak-pihak dalam berkontrak.
4) Racital, latar belakang dari kontrak tersebut dibuat.
5) Isi kontrak, inti kontrak yang akan dilaksanakan oleh
pihak yang berkontrak.
6) Penutup, tata cara pengesahan kontrak.
b. Tukar-menukar draft kontrak
Tukar-menukar draft bertujuan agar para pihak yang berkontrak
dapat mempelajari dan memahami isi dari kontrak yang dibuat.

12
Maharani, C C., dan Amelia, F. (2014). KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hlm 3
13
Handayani, O. (2021). DIKTAT TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK. Universitas
Bhayangkara Jakarta Raya. Hlm 19
c. Revisi
Revisi atau meninjau kembali sebagai upaya perubahan-
perubahan dari isi kontrak.
d. Penyelesaian akhir
Menyelesaikan kontrak yang sudah dibuat dan disepakati.
e. Penutup
Penandatanganan kontrak untuk dilaksanakan.
3. Pasca penyusunan perjanjian
a. Pelaksanaan dan penafsiran
Setelah penandatanganan, kontrak tersebut wajib
dilaksanakan bagi para pihak yang berkontrak. Kewajiban yang
harus dilakukan untuk mendapatkan hak yang akan
didapatkan. Penafsiran perjanjian artinya menafsir bagaimana
kontrak yang telah dibuat akan dilakukan.
b. Alternatif penyelesaian sengketa
Pelaksanaan sebuah kontrak tak dapat dipungkiri dapat terjadi
sengketa. Sengketa ialah akibat dari pelaksanaan perjanjian
yang ditafsirkan berbeda oleh pihak yang melaksanakan.14
Pihak-pihak yang merasa dirugikan dapat menyelesaikan
secara litigasi maupun non-litigasi.

C. Kerangka sebuah kontrak


Perjanjian yang dibentuk ke dalam bentuk tertulis, maka ada beberapa hal
penting yang tidak boleh luput untuk dicantumkan secara jelas. Beberapa ahli
memberikan pandangan mengenai hal-hal apa saja yang perlu ada di dalam
sebuah surat perjanjian, yaitu :
Scott J. Burnham mengemukakan beberapa hal yang perlu dicantumkan
dalam kerangka sebuah kontak, yaitu sebagai berikut :
1. Bagian pembuka (description of instrument).
2. Identitas para pihak (caption).

14
Suyanto, H., Sugiyono, H., dan Oktalia, I. (2020). IMPLEMENTASI EKSEKUSI PUTUSAN
BANI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA.Jurnal Yuridis, 7(2), 308.
3. Peralihan / transisi (transition).
4. Latar belakang (recital).
5. Definisi (definition).
6. Klausul transaksi (operative language).
7. Penutup (closing).
Ray Wijaya mengemukakan pula hal-hal mendasar yang perlu ada di dalam
kerangka sebuah kontrak :
1. Judul
2. Pembukaan
3. Komparasi
4. Premis / Recital
5. Isi perjanjian
6. Penutup
7. Tanda tangan para pihak
Memang tidak ada ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai bentuk formal / struktur sebuah kontrak. Namun pada
dasarnya, beberapa hal tersebut seperti komparasi, premis, isi, dan penutup
seharusnya ada tercantum di dalam sebuah kontrak.15 Masing-masing bagian
tersebut akan diuraikan di bawah ini.
1. Komparisi
Bagian komparisi menerangkan pihak pihak yang melakukan
perjanjian. Di sini yang merupakan pihak tentu saja adalah subyek
hukum yaitu manusia bisa juga badan hukum. Pada kontrak yang
sederhana biasanya pihaknya hanya ada dua yang biasa disebut pihak
pertama dan pihak kedua. Pada perjanjian yang lebih komplek
pihaknya bisa saja lebih dari dua.
2. Premise
Dalam bagian premise ini biasanya tertera latar belakang dibuatnya
kontrak. Di Indonesia biasanya premise ini dicantumkan dalam
perjanjian. Untuk kontrak bisnis Internasional ada beberapa negara

15
https://ngobrolinhukum.wordpress.com/2015/10/09/struktur-dasar-surat-perjanjiankontrak/,
Struktur Dasar Surat Perjanjian / Kontrak. (diakses pada tanggal 16 Oktober 2021, pukul
22.28).
khususnya yang menganut sistem hukum Anglo Saxon tidak
mempermasalahkan premise itu harus ada dalam suatu kontrak.
3. Isi
Mencermati bagian isi ada beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu16 :
a. Cara Penyerahan.
Cara penyerahan barang disini meliputi pengangkutan barang,
asuransi, dan lain-lain. Memahami L/C (Letter of Credit)
Incoterm dan UCPDC (Uniform Customs and Practice for
Documentary Credit) adalah suatu keharusan dalam
melakukan kontrak bisnis Internasional.
b. Cara Pembayaran
Pembayaran untuk transaksi bisnis Internasional perlu
disepakati para pihak menggunakan mata uang apa yang
dipakai dan bagaimana cara membayarnya.
c. Wanprestasi
Jika terjadi wanprestasi salah satu pihak maka harus disepakati
tentang penggunaan mekanisme penyelesaiannya apakah
menggunakan litigasi atau non litigasi. Jika litigasi di mana
diselenggarakan litigasi tersebut dan juga hukum apa yang
dipakai untuk menyelesaikannya.
d. Berakhirnya Kontrak
Berakhirnya kontrak harus disebutkan mekanismenya di dalam
salah satu pasal di dalam kontrak. Karena kontrak bisa diakhiri
atau berakhir dengan sendirinya.
e. Bahasa Kontrak
Saat ini kontrak bisnis Internasional yang dilakukan oleh subjek
hukum yang tunduk pada hukum Indonesia wajib
menggunakan bahasa Indonesia (UU No 24 Tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu

16
M. Battle Son. https://business-law.binus.ac.id/2016/02/26/beberapa-hal-yang-perlu-
diperhatikan-dalam-kontrak-bisnis-internasional/, Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan
Dalam Kontrak Bisnis Internasional. (diakses pada tanggal 16 Oktober 2021, pukul 22.38).
Kebangsaan). Di dalam Pasal 31 ayat (1) UU No 24 Tahun
2009 disebutkan Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
nota kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan lembaga
negara, instansi Pemerintah Republik Indonesia, lembaga
swasta Indonesia atau perseorangan warga negara Indonesia.
f. Force Majeure
Force Majeure adalah atau keadaan memaksa (overmacht)
dimana posisi salah satu pihak, misalnya Pihak Pertama gagal
melakukan kewajiban akibat sesuatu yang terjadi diluar kuasa
Pihak Pertama. Jadi, dengan adanya keadaan force majeure
tidak ada pihak yang diwajibkan membayar ganti rugi kepada
pihak lain karena wanprestasi.17

D. Contoh-contoh kontrak
Perjanjian sering dijumpai secara lisan maupun tulisan. Berbagai bentuk
kesepakatan dari pihak-pihak yang melakukan, seperti kontrak kerja, akta jual-
beli, kontrak kerjasama antar perusahaan, dan lain-lain. Berikut adalah salah
satu contoh dari kontrak. Contoh ini diambil dari buku berjudul “75 Contoh
Surat Perjanjian (Surat Kontrak)”.

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA PEMASARAN BUKU

Yang bertanda tangan di bawah ini:


1. Nama :……………...
Alamat :……………...
Telepon :……………...
Faks. :……………...
Dalam hal ini bertindak atas nama Penerbit ………………... yang selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
2. Nama :……………...

17
Admin DSLA. https://www.dslalawfirm.com/id/force-majeure/, Force Majeure Dalam
Perjanjian Kerjasama Perusahaan. (diakses pada tanggal 16 Oktober 2021, pukul 22.41).
Alamat :……………...
Telepon :……………...
Faks :……………...
Dalam hal bertindak atas nama (-----nama perusahaan-----) yang selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak telah bermufakat untuk mengadakan ikatan perjanjian kerja sama
pemasaran dengan syarat dan ketentuan yang diatur sebagai berikut:

Pasal 1
BENTUK KERJA SAMA
1. PIHAK KEDUA berkewajiban memasarkan buku-buku yang diterbitkan
PIHAK PERTAMA sesuai dengan area yang diminta oleh PIHAK PERTAMA,
yaitu area pemasaran Tunggal.
2. PIHAK PERTAMA berkewajiban menyediakan jumlah buku yang diminta oleh
PIHAK KEDUA dan menyerahkan pada PIHAK KEDUA dalam bentuk titip jual
atau konsinyasi.
3. PIHAK KEDUA berhak untuk menyesuaikan luas area pemasaran sesuai
dengan jumlah buku yang diterima oleh PIHAK KEDUA dari PIHAK
PERTAMA.
4. PIHAK KEDUA berkewajiban menanggung biaya kirim, biaya penagihan,
biaya administrasi, dan biaya manajemen pemasaran atas buku-buku yang
diterimakan oleh PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK KEDUA berkewajiban menjaga jumlah stok buku yang telah diterima
dari PIHAK PERTAMA, segala risiko kehilangan setelah buku diterima
sepenuhnya menjadi tanggungan PIHAK KEDUA.
6. PIHAK PERTAMA berkewajiban menanggung segala biaya promosi sesuai
kesepakatan dengan PIHAK KEDUA. Oleh kedua belah pihak, perjanjian kerja
sama promosi akan diatur dengan kesepakatan tersendiri yang tidak terlepas
dari perjanjian ini.

Pasal 2
JANGKA WAKTU
1. Jangka Waktu Perjanjian Kerja Sama ini berlangsung selama ([-----] [---waktu
dalam huruf---]) tahun terhitung sejak tanggal perjanjian ini ditandatangani.
2. Bilamana salah satu pihak ingin mengakhiri perjanjian ini sebelum jangka
waktunya berakhir maka pihak tersebut harus memberitahukan secara tertulis
paling lambat ([-----] [---waktu dalam huruf---]) bulan sebelumnya.
3. Dalam hal perjanjian ini berakhir, segala kewajiban kedua belah pihak masih
berlangsung sampai dipenuhinya kewajiban tersebut.

Pasal 3
BUKU-BUKU YANG DIPASARKAN
1. Buku yang dipasarkan PIHAK KEDUA adalah buku-buku yang diterbitkan oleh
PIHAK PERTAMA dengan harga jual bruto ditentukan dan menjadi hak
PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa buku tersebut pada Pasal 2 ayat 1 adalah
buku yang tidak melanggar hukum. Karenanya segala tuntutan hukum dari
PIHAK KETIGA sehubungan dengan penerbitan dan pemasaran buku ini
sepenuhnya menjadi tanggungan PIHAK PERTAMA, dan karenanya PIHAK
KEDUA dibebaskan dari segala tuntutan hukum.
3. PIHAK PERTAMA aktif dalam hal membuat buku-buku baru minimal ([-----] [-
--waktu dalam huruf---]) bulan ([-----] [---jumlah dalam huruf---]) judul.

Pasal 4
POTONGAN HARGA
1. PIHAK PERTAMA memberikan potongan harga sebesar ([-----]% [---jumlah
dalam huruf---]) persen dari harga bruto atas setiap buku yang berhasil dijual
oleh PIHAK KEDUA.
2. Harga bruto buku sepenuhnya menjadi wewenang PIHAK PERTAMA dengan
tanpa mengabaikan saran yang mungkin muncul dari PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA tidak berhak menaikkan atau menurunkan harga jual bruto
tanpa izin tertulis PIHAK PERTAMA.

Pasal 5
PELANGGARAN AREA PEMASARAN
1. Area pemasaran yang disepakati oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sama sekali tidak dapat dilanggar oleh masing-masing pihak,kecuali
sebelumnya telah dibuat kesepakatan baru secara tertulis oleh kedua belah
pihak.
2. Pelanggaran area pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing pihak akan
berakibat adanya sanksi bagi yang melakukan pelanggaran.
3. Sanksi atas pelanggaran area adalah denda sebesar ([-----]% [---jumlah dalam
huruf---]) persen dari harga bruto.
4. Pihak yang melanggar wajib membayar denda pelanggaran selambat-
lambatnya ([-----] [---waktu dalam huruf---]) minggu sejak terbukti melakukan
pelanggaran wilayah.
5. Pembuktian pelanggaran wajib dilakukan oleh pihak yang merasa wilayahnya
terlanggar.
Pasal 6
LAPORAN PENJUALAN DAN PEMBAYARAN
1. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan penjualan buku bulanan kepada
PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya tanggal ([-----] [---tanggal dalam huruf-
--]) bulan berikutnya.
2. PIHAK KEDUA wajib membayar lunas buku-buku yang terjual pada bulan
yang bersangkutan seperti dimaksud pada Pasal 6 ayat 1 di atas selambat-
lambatnya ([-----] [---waktu dalam huruf---]) bulan sejak batas akhir laporan
penjualan bulanan.
3. PIHAK PERTAMA wajib membuat kwitansi penagihan minimal ([-----] [---
jumlah dalam huruf---]) rangkap dan diserahkan ke PIHAK KEDUA selambat-
lambatnya ([-----] [---waktu dalam huruf---]) minggu sebelum jatuh tempo
pembayaran.
4. Atas setiap hari kelambatan, PIHAK KEDUA wajib membayar denda
kelambatan pembayaran pada PIHAK PERTAMA sebesar ([-----]% [---jumlah
dalam huruf---]) persen. Denda kelambatan pembayaran yang disepakati oleh
kedua belah pihak maksimal ([-----]% [---jumlah dalam huruf---]) persen.
5. Apabila dari transaksi yang telah dibayarkan dari PIHAK KEDUA ke PIHAK
PERTAMA atas transaksi kredit terjadi retur ke PIHAK KEDUA maka PIHAK
KEDUA akan melakukan CN (Credit Nota) kepada PIHAK PERTAMA atas
pembayaran bulan berikutnya.

Pasal 7
PERSELISIHAN DAN LAIN-LAIN
1. Atas terjadi setiap perselisihan, kedua belah pihak bersepakat untuk
menyelesaikannya secara musyawarah menuju mufakat.
2. Apabila musyawarah yang dilaksanakan tidak memberi mufakat maka kedua
belah pihak bersepakat menyelesaikannya melalui hukum pada (-----Kantor
Kepaniteraan Pengadilan Negeri-----).
3. Hal-hal yang belum diatur pada perjanjian ini akan diatur, kemudian secara
tertulis dengan tidak terlepas ada perjanjian ini.

Dibuat di : (---tempat---)
Tanggal :(---tanggal, bulan, dan tahun---)

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

(.............................)
(............................)
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Kontrak adalah sebuah bentuk perjanjian, yang mana para pihak terikat dalam
perjanjian tersebut. Suatu perjanjian memiliki syarat sah agar perjanjian tersebut
dapat dilakukan, tertuang dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Hal-hal pokok perlu
diperhatikan dalam pembuatan perjanjian, seperti sistem pengaturan hukum kontrak,
asas, juga syaratnya.
Dalam membuat sebuah kontrak, terdapat tahapan-tahapan, yakni pra
penyusunan kontrak, penyusunan kontrak, dan pasca penyusunan kontrak. Kontrak
memiliki kerangka yang terdiri atas identitas para pihak, tanggal pembuatan kontrak,
substansi kontrak, tanda tangan pihak terkait, dan lain-lain. Bentuk kontrak dapat
dilakukan secara lisan atau tulisan, sebagai contohnya surat perjanjian kerjasama
pemasaran buku.
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Emirzon, J dan Is, M S. Hukum Kontrak Teori & Praktik, Jakarta: PT. Kencana, Hlm. 10.

Handayani, O. (2021). DIKTAT TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK. Universitas Bhayangkara


Jakarta Raya. Hlm 19

Komandoko, G dan Raharjo, H. (2009). 75 CONTOH SURAT PERJANJIAN (SURAT


KONTRAK). Yogyakarta : Pustaka Yustisia. Hlm 15

Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2007, hlm. 1.

Jurnal
AB, Ratna M P, Yustisia, N., dan Rismoyo, A K.. (2020). ANALISIS YURIDIS KONSEP
PERJANJIAN DALAM HUKUM PERSAINGAN USAHA. Jurnal Yuridis, 7 (2), 279-306.

Maharani, C C., dan Amelia, F. (2014). KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM


MEMORANDUM OF UNDERSTANDING. Neliti Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3

Muhtarom, M. (2014). Asas-Asas Hukum Perjanjian: Suatu Landasan Dalam Pembuatan


Kontrak. Jurnal Suhuf, 26(1), 48-56.

Muslih, M. (2017). Negara Hukum Indonesia Dalam Perspektif Teori Hukum Gustav Radbruch
(Tiga Nilai Dasar Hukum). Legalitas: Jurnal Hukum, 4(1), 130-152.

S, Hengki Firmanda. (2016). HAKIKAT KONTRAK MENURUT ROSCOE POUND DAN


RELEVANSINYA TERHADAP KONTRAK YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN
HIDUP. Jurnal Yuridis, 3(1), 12.

Sinaga, N A., dan Sulisrudatin, N. (2017). HAL-HAL POKOK DALAM PEMBUATAN SUATU
KONTRAK. Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara-Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal
Suryadarma, 7(2), 114.

Suyanto, H, Sugiyono, H dan Oktalia, I. (2020). IMPLEMENTASI EKSEKUSI PUTUSAN


BANI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA. Jurnal Yuridis, 7(2), 308.

W, Yuliana Yuli, Sulastri, dan R, Dwi Ariyanti. (2018). IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG


KETENAGAKERJAAN DALAM PERJANJIAN KERJA ANTARA PERUSAHAAN DAN
TENAGA KERJA DI PERSEROAN TERBATAS (PT). Jurnal Yuridis, 5(2), 189.

Undang-Undang
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Sumber Internet
Admin DSLA. https://www.dslalawfirm.com/id/force-majeure/, Force Majeure Dalam Perjanjian
Kerjasama Perusahaan. (diakses pada tanggal 16 Oktober 2021, pukul 22.41).
M. Battle Son. https://business-law.binus.ac.id/2016/02/26/beberapa-hal-yang-perlu-
diperhatikan-dalam-kontrak-bisnis-internasional/, Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan
Dalam Kontrak Bisnis Internasional. (diakses pada tanggal 16 Oktober 2021, pukul 22.38).

https://ngobrolinhukum.wordpress.com/2015/10/09/struktur-dasar-surat-perjanjiankontrak/,
Struktur Dasar Surat Perjanjian / Kontrak. (diakses pada tanggal 16 Oktober 2021, pukul
22.28).

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai