Bab ini akan memaparkan kata, kalimat dan paragraf. Materi kata akan difokuskan pada ketepatan,
kecermatan, dan keserasian diksi. Adapun materi kalimat hanya akan difokuskan pada kalimat
efektif beserta syaratnya. Materi paragraf hanya difokuskan pada pengertian, syarat, dan jenis
paragraf berdasarkan letak ide pokok, yakni induktif, deduktif, dan campuran. Diharapkan melalui
paparan ini, mahasiswa dapat memilih diksi yang tepat, menggunakan kalimat efektif, dan
membuat paragraf yang koheren dan kohesif, terutama dalam penulisan karya tulis ilmiah tingkat
perguruan tinggi.
A. Kata
Terdapat dua istilah yang harus dipahami terlebih dahulu dalam konteks kata, yakni pemilihan kata
dan pilihan kata. Pemilihan kata merupakan tindakan memilih kata yang digunakan dalam
penyampaian sejumlah informasi. Sedangkan pilihan kata adalah kata yang dipilih atas hasil
memilih kata tersebut.
Bagian ini memaparkan kata dalam konteks pemilihan kata atau yang sering disebut dengan
diksi. Dalam pemilihan kata diperlukan ketepatan, kecermatan, dan kesesuaian diksi.
1. Ketepatan Diksi
Ketepatan diksi berkaitan dengan kemampuan memilih kata yang digunakan untuk menyampaikan
ide secara tepat dan dapat diterima oleh pembaca atau pendengarnya. Ketepatan diksi semacam itu
dapat dicapai jika pemakai bahasa mampu memahami perbedaan penggunaan kata-kata yang
bermakna (1) denotasi dan konotasi, (2) sinonim, (3) eufemisme, (4) generik dan spesifik, serta
(5) konkret dan abstrak.
Makna Penjelasan Contoh
Denotasi Makna yang mengacu pada gagasan tertentu Berkas lamaran kerja
(makna dasar), yang tidak mengandung makna dimasukkan ke dalam
tambahan atau nilai rasa tertentu (makna amplop → sampul surat
sebenarnya)
Konotasi Makna tambahan yang mengandung nilai rasa Tersangka mengakui telah
tertentu di samping makna dasarnya (makna kias) menerima amplop dari
penyuap → sogokan
Sinonim Bentuk bahasa yang maknanya mirip. sedih = pilu
gembira = bahagia
Eufimisme Kata atau ungkapan yang dirasa lebih halus untuk mampus → meninggal dunia
menggantikan kata atau ungkapan yang dirasa miskin → kurang mampu
kasar, vulgar, dan tidak sopan.
Generik Makna yang masih mencakup beberapa makna warna
lain yang bersifat spesifik atau disebut dengan
makna umum.
Spesifik Makna khusus hitam, putih, merah
Konkret Kata yang maknanya dapat dibayangkan dengan kursi, meja, buku
pancaindera.
Abstrak Kata yang sulit dibayangkan dengan pancaindera. rindu, bijak, sedih
2. Kecermatan
Kecermatan dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan memilih kata yang benar-benar
diperlukan untuk mengungkapkan gagasan tertentu. Agar dapat memilih kata secara cermat,
pemakai bahasa dituntut untuk mampu memahami kehematan bahasa. Dengan demikian, kalau
ada kata atau ungkapan yang lebih singkat, kita tidak perlu menggunakan kata atau ungkapan yang
lebih panjang karena hal itu tidak ekonomis. Contoh:
Bentuk Kata Tidak Cermat Bentuk Kata Cermat
disebabkan karena disebabkan oleh (karena)
agar supaya agar (supaya)
maju ke depan maju
3. Keserasian
Keserasian dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan menggunakan kata-kata yang
sesuai dengan konteks pemakaiannya. Konteks pemakaian yang dimaksud dalam hal ini erat
kaitannya dengan faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan.
Faktor Kebahasaan Faktor Nonkebahasaan
(1) Penggunaan kata yang sesuai dengan konteks kalimat (1) Situasi pembicaraan
(2) Penggunaan bentuk gramatikal (2) Mitra bicara/lawan bicara
(3) Penggunaan idiom (3) Sarana berbahasa
(4) Penggunaan ungkapan idiomatis (4) Kelayakan geografis
(5) Penggunaan majas (5) Kelayakan temporal
(6) Penggunaan kata yang lazim
4) Penggunaan ungkapan idiomatis (dua sehubungan dengan, terdiri atas, terbuat dari,
buah kata atau lebih yang sudah bergantung pada, berkaitan dengan
menjadi satu kesatuan dalam
mengungkapkan makna)
B. Kalimat
1. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat yang digunakan dalam penuangan gagasan haruslah efektif karena jika tidak, maka
informasi yang diungkapkan tidak akan dipahami oleh pembaca/pendengar. Dengan demikian,
kalimat efektif sangatlah penting demi tercapainya komunikasi yang tepat.
Kalimat efektif adalah gagasan yang disusun agar dapat dipahami secara tepat oleh
pembaca/pendengar.
Kelugasan Kalimat efektif tidak boleh Letak kampus sebaiknya jauh dari
berbelit-belit (disampaikan keramaian, seperti terminal, pasar,
secara sederhana) stasiun, dan tempat-tempat ramai lainnya
karena tempat-tempat seperti itu ramai
(berbelit-belit)→ Letak kampus
sebaiknya jauh dari keramaian.
Ketepatan Kalimat efektif tidak boleh Desa itu memerlukan penerangan yang
menimbulkan multitafsir. memadai. (multitafsir) →
Desa itu memerlukan informasi yang
memadai.
Desa itu memerlukan listrik yang
memadai.
Kejelasan Kalimat efektif harus jelas Dalam penelitian ini memerlukan data
strukturnya dan lengkap unsur- yang valid. (struktur tidak lengkap →
unsurnya. Keterangan saja)
Penelitian ini memerlukan data yang
valid. (struktur lengkap → S – P - O)
Kehematan Kalimat efektif harus cermat dan Seminar dilaksanakan pada tanggal 29
tidak boros dalam pemakaian bulan Juli tahun 2019. (boros) →
kata. Untuk itu, perlu dihindari Seminar dilaksanakan pada 29 Juli 2019.
bentuk-bentuk yang bersinonim (hemat)
atau hipernim.
Kesejajaran Kesejajaran dalam kalimat Observasi dilakukan untuk
efektif adalah penggunaan pengumpulan, menganalisis, dan
bentuk paralel, meliputi interpretasi data. (tidak paralel) →
penggunaan imbuhan dan Observasi dilakukan untuk
struktur kalimat. pengumpulan, penganalisisan, dan
penginterpretasian data. (paralel)
C. Paragraf
1. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan bagian wacana yang memiliki satu ide pokok dan dapat dilengkapi dengan
ide penjelas, dalam ragam tulis ditandai dengan kalimat yang menjorok ke dalam atau spasi
berbeda.
2. Syarat Paragraf
Paragraf yang baik harus memperhatikan hal berikut.
1) Memiliki kesatuan gagasan (koheren)
Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan jika paragraf itu hanya mengandung satu ide
pokok dan kalimat penjelas yang tidak menyimpang dari pokok pembicaraan
2) Memiliki kepaduan bentuk (kohesi)
Sebuah paragraf dikatakan memiliki kepaduan jika terdapat keserasian hubungan
antarkalimat dalam paragraf.
3) Kelengkapan dan ketuntasan.
Aspek kelengkapan terpenuhi jika semua informasi yang diperlukan untuk mendukung atau
menjelaskan gagasan utama sudah tercakup. Sedangkan, ketuntasan dapat dimaknai dengan
selesainya penyampaian informasi secara menyeluruh.
4) Keruntutan.
Sebuah paragraf dikatakan runtut jika uraian gagasan disajikan dengan sistematis, tidak ada
loncatan informasi sehingga memudahkan pembaca dalam memahami isi paragraf.
5) Konsistensi
Sebuah paragraf dikatakan konsisten jika gagasan yang dituangkan tidak berubah-ubah, baik
dari segi penggunaan diksi maupun dalam paparan sudut pandang.
1. Paragraf Deduktif
Pengertian Contoh
Paragraf deduktif merupakan jenis paragraf Contoh 1:
yang memiliki ide pokok di awal paragraf. Radiasi tidak dapat dideteksi oleh alat indra
manusia. Deteksi hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan alat. Alat tersebut dinamakan
monitor radiasi.
Contoh 2:
Perkembangan teknologi komunikasi
dirasakan sangat cepat berubah. Perubahan
telepon dari telepon rumah ke telepon genggam
merupakan salah satu bukti nyata. Jika beberapa
tahun yang lalu komunikasi hanya bisa dilakukan
dengan suara, kini telepon genggam bisa
digunakan sambil bertatap muka. Saat ini pun
puluhan merek telepon genggam bermunculan
dalam waktu yang bersamaan dilengkapi dengan
fasilitas yang semakin lengkap.
2. Paragraf Induktif
Pengertian Contoh
Paragraf induktif merupakan jenis Contoh 1:
paragraf yang memiliki ide pokok di Deteksi radiasi hanya dapat dilakukan dengan
akhir paragraf. menggunakan alat. Alat tersebut dinamakan monitor
radiasi. Dengan demikian, radiasi tidak dapat
dideteksi oleh alat indra manusia.
Contoh 2:
Sulit rasanya saat ini menemukan mahasiswa
yang tidak memiliki komputer terlebih di kampus
yang berbasis teknologi. Komputer membantu
mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya.
Selain itu, mahasiswa dapat belajar berbagai
program komputer dan bereksperimen dengan
komputernya. Oleh sebab itu, penggunaan komputer
di kalangan mahasiswa merupakan hal yang biasa.
3. Paragraf Campuran
Pengertian Contoh
Paragraf campuran merupakan jenis Contoh 1:
paragraf yang memiliki ide pokok di Radiasi tidak dapat dideteksi oleh alat indra
awal dan akhir paragraf. manusia. Deteksi radiasi hanya dapat dilakukan
dengan menggunakan alat. Alat tersebut dinamakan
monitor radiasi. Dengan demikian, radiasi hanya
dapat dideteksi oleh monitor radiasi.
Contoh 2:
Ziddu adalah sebuah situs web yang menyediakan
fasilitas penyimpanan data secara online dalam
kapasitas besar. Tujuan dari situs tersebut adalah
menyediakan fasilitas penyimpanan berupa data,
audio, video, gambar untuk bisa di-sharing atau
dibagikan kepada orang lain selama dia online di
Internet. Cara untuk menyimpan file sangatlah
mudah Anda tinggal mengunggah file tersebut baik
secara satuan (single file) atau secara masal (multi
file). Jadi, ziddu merupakan situs web dengan
kemampuan penyimpanan data yang cukup besar.
Daftar Pustaka
Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2015. Paragraf. Jakarta: Kemdikbud.
Puspandari, Dyas. 2009. Modul Bahasa Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.
https://dosenit-com.cdn.ampproject.org/v/s/dosenit.com/kuliah-it/database/fungsi-
database/amp?amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE%3D#referrer=https%3
A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2Fdos
enit.com%2Fkuliah-it%2Fdatabase%2Ffungsi-database