Perkembangan Ibu
Ukuran rahim ibu jika diukur dari simfsis mencapai 33 cm
sedangkan jika pengukurannya dari umbilikus,tingginya sekitar 13
cm.semakin besar ukuran kehamilan,maka semakin besar pula
kemungkinan ibu hamil mengalami heartburn. Hal ini disebabkan desakan
rahim terhadap lambung, sehungga memperbesar terjadinya refluks isi
lambung pada esophagus. Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk
menghindari atau mengurangi terjadinya heartburn, antara lain:
a. Makan dalam posisi kecil tetapi sering
b. Pertahankan posisi tegak setelah makan
Mnggu ke-34
Pertumbuhan janin
BB janin telah mencapai 2-2,1 kg dengan PB total mencapai 43 cm.
Sistem kekebalan tubuh janin mulai terbentuk cairan ketuban telah
mencapai Jumlah maksimum, sedangkan janin terus mengalami
pertumbuhan sehingga janin akan semakin melekat pada dinding rahim.
Oleh karena itu, Ibu akan semakin sering merasakan gerakan
janinersalinan prematur pada minggu ke-34 tidak akan membayahakan
janin apabila tidak memiliki masalah kesehatan bawaan. Meskipun ia perlu
mendapatkan perawatan beberapa hari di RS, namun bisa bertahan hidup dan
berkembang secara normal.
Perkembangan Ibu
Ukuran rahim ibu diukur dari simfisis pubis mencapai 34 cm, dan
apabila diukur dari pusar sekitar 14 cm. Sebagian dari wanita hamil
mengeluhkan perasaan lelah, cemas, dan nyeri punggung dalam minggu-
minggu terakhir kehamilannya. Relaksasi fisik dan pikiran,serta istirahat
yang cukup dengan menghindari konsumsi kafein dapat membantu
menurunkan keluhan keluhan tersebut.
Peregangan kulit perut seiring dengan pembesaran rahim dapat
memicu perasaan gatal yang akan semakin bertambah dalam kondisi
panas dan berkeringat.Oleh karena itu, menjaga kelembapan kulit perut
sangat diperlukan untuk mengurangi perasaan gatal tersebut.
Minggu ke-35
Pertumbuhan Janin
BB Janin telah mencapai 2,2 kg dengan PB total mencapai 45 cm.
Sebagian besar organ janin telah terbentuk sempurna. Pertumbuhan saat
ini difokuskan untuk meningkatkan berat badannya. Janin laki-laki pada
minggu ini testisnya telah berada pada skrotum (kantung zakar).
Minggu ke-36
Pertumbuhan Janin
Perkembangan Bayi
Ukuran rahim, yang diukur dari simfisi pubis adalah 36 cm
sedangkan jika diukur dari pusar maka tingginya 14 cm. Kondisi rahim
yang semakin besar akan di ukuti dengan peningkatan kemungkinan
terjadinya heartburn kontraksi Braxton-Hicks akan lebih sering terjadi.
Lightening adalah kondisi dimana hasil pengukuran pada rahim ibu
kecil daripada minggu sebelumnya. Hal ini bisa diakibatkan kepala janin
yang sudah memasuki jalan lahir atau air ketuban yang mulai berkurang.
Kondisi ini bisa terjadi ketika proses persalinan dimulai. Lightening dapat
memberikan lebih banyak ruang bagi ibu untuk mengambil napas panjang
ketika mengedan. Penurunan tekanan rahim terhadap lambung juga
menurunkan lkemungkinan terjadinya heartburn. Sebalinya lightening,
justru akan meningkatkan tekanan pada kandung kemih dan rektum
sehingga meningkatkan frekuensi berkemih dan keinginan BAB.
Olahraga ringan seperti berjalan sangat penting karena akan
menjaga kelancaran aliran darah. Olahraga ringan juga mencegah
terjadinya pembengkakan pada kaki, varises vena, dan komplikasi lain.
Beberapa hal yang perlu dihindari adalah duduk dengan menyilangkan
kaki dan berdiri terlalu lama (>10 menit).
Minggu ke-37
Pertumbuhan Janin
Saat ini janin telah siap untuk dilahirkan. Organ paru-paru
telah matang dan dapat berfungsi di luar rahim. BB janin telah mencapai
2,6-2,8 kg dengan PB total 47 cm. Beberapa bayi memiliki rambut yang
tebal, namun ada pula yang belum memiliki rambut. Berat badan bayi
mencapai 2,6-2,8 kg dengan panjang total 47 cm.beberapa bayi memiliki
rambut tebal dan beberapa bahkan tidak memiliki rambut
Gambar 5.39 Janin pada Kehamilan Minggu ke-37
Sumber: kedokteran.info, 2011
Perkembangan Ibu
Usia kehamilan ibu telah memasuki masa aterm. Ukuran rahimnya
sama dengan1 atau 2 minggu sebelumnya. Pemeriksaan pelvis dapat
dilakukan untuk mengevaluasi kemajuan persalinan dan posisi pada jalan
lahir. Perhatian terhadap tanda-tanda persalinan sangat diperlukan untuk
mencegah keterlambatan pertolongan. Beberapa tanda proses persalinan
antara lain:
Minggu ke-38
Pertumbuhan Janin
Gambar 5.40 Janin pada Kehamilan Minggu ke-38
Sumber: kedokteran.info, 2011
Perkembangan Ibu
Ukuran rahim dari simfisis pubis hingga rahim mencapai 36-
38 cm. Pergerakan janin semakin sering disarankan oleh ibu.
Pemeriksaan Hb dan kadar Fe saat ini diperlukan untuk mencegah dan
menangani secara dini anemia dan defisiensi zat besi. Ibu hamil yang
mengalami defisiensi zat besi akan merasakan mudah lelah sehingga
dikhawatirkan tidak kuat saat proses persalinan nantinya.
Minggu ke-39
Pertumbuhan Janin
Gambar 5.41 Janin pada Kehamilan Minggu ke-39
Sumber: kedokteran.info, 2011
Perkembangan Ibu
Ukuran rahim ibu dari simfisi pubis hingga bagian atas rahim
sekitar 36-40 cm. Ukuran yang semakin besar ini membuat tekanan pada
rongga panggul semakin besar sehingga memperberat ketidaknyamanan
yang dirasakan ibu. Saat ini merupakan masa-masa akhir kehamilan.
Namun demikian pada kenyataanya hanya sekitar 4% saja bayi lahir
sesuai dengan perkiraan tanggal. Dengan demikian sebagian besar justru
lebih awal atau lebih lama dari perkiraa
Jurnal tentang kehamilan
The impact of COVID-19 on pregnancy outcomes: a systematic
review and meta-analysis
Abstract
Background: The impact of coronavirus disease 2019 (COVID-19) on maternal and
newborn health is unclear. We aimed to evaluate the association between severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) infection during pregnancy and
adverse pregnancy outcomes. Methods: We conducted a systematic review and meta-
analysis of observational studies with comparison data on SARS-CoV-2 infection and
severity of COVID-19 during pregnancy. We searched for eligible studies in MEDLINE,
Embase, ClinicalTrials.gov, medRxiv and Cochrane databases up to Jan. 29, 2021, using
Medical Subject Headings terms and keywords for "severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 OR SARS-CoV-2 OR coronavirus disease 2019 OR COVID-19" AND
"pregnancy." We evaluated the methodologic quality of all included studies using the
Newcastle-Ottawa Scale. Our primary outcomes were preeclampsia and preterm birth.
Secondary outcomes included stillbirth, gestational diabetes and other pregnancy
outcomes. We calculated summary odds ratios (ORs) or weighted mean differences with
95% confidence intervals (CI) using random-effects meta-analysis. Results: We included
42 studies involving 438 548 people who were pregnant. Compared with no SARS-CoV-2
infection in pregnancy, COVID-19 was associated with preeclampsia (OR 1.33, 95% CI
1.03 to 1.73), preterm birth (OR 1.82, 95% CI 1.38 to 2.39) and stillbirth (OR 2.11, 95% CI
1.14 to 3.90). Compared with mild COVID-19, severe COVID-19 was strongly associated
with preeclampsia (OR 4.16, 95% CI 1.55 to 11.15), preterm birth (OR 4.29, 95% CI 2.41
to 7.63), gestational diabetes (OR 1.99, 95% CI 1.09 to 3.64) and low birth weight (OR
1.89, 95% CI 1.14 to 3.12).
Interpretation: COVID-19 may be associated with increased risks of preeclampsia,
preterm birth and other adverse pregnancy outcomes.
Bab 6
USG (Ultrasonografi)
Tujuan Umum
Setelah membaca bab ini, maka diharapkan pembaca
mampu menjelaskan mengenai USG.
Tujuan Khusus
Setelah membaca bab ini, diharapkan pembaca mampu,
menjelaskan tentang:
A. Pengertian Dasar USG
B. Prinsip dan Manfaat USG
C. Kewenangan Bidan
C. Kewenangan Bidan
Berdasarkan KONGRES XV IKATAN BIDAN INDONESIA pada
tanggal 10-16 November 2013 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta
diputuskan bahwa bidan boleh menggunakan USG sesuai dengan batas
kompetensi kebidanan. Hasil Kongres Bidan di Solo tahun 2012
menyatakan bahwa bidan diperbolehkan menggunakan USG sesuai
dengan batas-batas kompetensinya. Hasil pemeriksaan USG tidak
diperbolehkan untuk mendiagnosa. Oleh karena itu, bidan sangat
dianjurkan untuk mengikuti Pelatihan USG, Kursus USG, Training USG
agar sesuai dengan standar kompetensi.
Bidan adalah salah satu komponen masyarakat yang sangat
penting dan dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat. Standar
Kompetensi Bidan sangat menentukan kepercayaan dari masyarakat.
Konsep standar kompetensi bidan yang disusun berdasarkan pada
kesepakatan bersama dari berbagai pihak terkait yaitu IBI, AIPKIND,
Kolegium Bidan Indonesia, Praktisi bidan, Kementerian Kesehatan,
Kementrian Pendidikan Nasional, pihak penyelenggara pendidikan dan
perempuan sebagai penerima Layanan.
Kesepakatan ini selanjutnya akan disahkan oleh PP- IBI bersama
Kolegium Bidan Indonesia. Standar Kompetensi disusun melalui
pengorganisasian kompetensi berdasarkan pendekatan yang bersifat
umum ke yang bersifat khusus/ spesifik yaitu profil, kompetensi utama,
kompetensi penunjang dan Kriteria Kinerja (Performance Criteria).
Pernyataan kompetensi (competency statement) menggambarkan tingkat
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude) yang
harus dimiliki oleh lulusan bidan.
Salah satu Standar Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
bidan adalah mampu mengembangkan diri dengan mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi terkini, serta menyadari keterbatasan
diri berkaitan dengan praktik kebidanan serta menjunjung tinggi komitmen
terhadap profesi bidan, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
kebidanan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dengan teknologi
terkini.
Contohnya adalah pengenalan USG kepada bidan saat ini sangat penting,
sebagaimana yang terdapat dalam standar kompetensi yang berlandasan
hukum pada:
1) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 230/Menkes/SK/2010
Tanggal 03 Februari 2010 tentang Kurikulum
2) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang
Sertifikasi Tenaga kesehatan
3) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1464/Menkes/per/X/2010 Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
4) International Confederation of Midwives, Essential Competencies
for Basic Midwifery Practice, 2011
5) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 5063)
6) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;
7) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 1
tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Bidan
8) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 938 Tahun 2007 tentang
Standar Asuhan Kebidanan
9) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Bidan.