Anda di halaman 1dari 22

Gambar 5.

35 Janin pada Kehamilan Minggu ke-33


Sumber: kedokteran.info, 2011

Perkembangan Ibu
Ukuran rahim ibu jika diukur dari simfsis mencapai 33 cm
sedangkan jika pengukurannya dari umbilikus,tingginya sekitar 13
cm.semakin besar ukuran kehamilan,maka semakin besar pula
kemungkinan ibu hamil mengalami heartburn. Hal ini disebabkan desakan
rahim terhadap lambung, sehungga memperbesar terjadinya refluks isi
lambung pada esophagus. Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk
menghindari atau mengurangi terjadinya heartburn, antara lain:
a. Makan dalam posisi kecil tetapi sering
b. Pertahankan posisi tegak setelah makan

Mnggu ke-34
Pertumbuhan janin
BB janin telah mencapai 2-2,1 kg dengan PB total mencapai 43 cm.
Sistem kekebalan tubuh janin mulai terbentuk cairan ketuban telah
mencapai Jumlah maksimum, sedangkan janin terus mengalami
pertumbuhan sehingga janin akan semakin melekat pada dinding rahim.
Oleh karena itu, Ibu akan semakin sering merasakan gerakan
janinersalinan prematur pada minggu ke-34 tidak akan membayahakan
janin apabila tidak memiliki masalah kesehatan bawaan. Meskipun ia perlu
mendapatkan perawatan beberapa hari di RS, namun bisa bertahan hidup dan
berkembang secara normal.

Gambar 5.36 Janin pada Kehamilan Minggu ke-34


Sumber: kedokteran.info, 2011

Perkembangan Ibu
Ukuran rahim ibu diukur dari simfisis pubis mencapai 34 cm, dan
apabila diukur dari pusar sekitar 14 cm. Sebagian dari wanita hamil
mengeluhkan perasaan lelah, cemas, dan nyeri punggung dalam minggu-
minggu terakhir kehamilannya. Relaksasi fisik dan pikiran,serta istirahat
yang cukup dengan menghindari konsumsi kafein dapat membantu
menurunkan keluhan keluhan tersebut.
Peregangan kulit perut seiring dengan pembesaran rahim dapat
memicu perasaan gatal yang akan semakin bertambah dalam kondisi
panas dan berkeringat.Oleh karena itu, menjaga kelembapan kulit perut
sangat diperlukan untuk mengurangi perasaan gatal tersebut.

Minggu ke-35
Pertumbuhan Janin
BB Janin telah mencapai 2,2 kg dengan PB total mencapai 45 cm.
Sebagian besar organ janin telah terbentuk sempurna. Pertumbuhan saat
ini difokuskan untuk meningkatkan berat badannya. Janin laki-laki pada
minggu ini testisnya telah berada pada skrotum (kantung zakar).

Gambar 5.37 Janin pada Kehamilan Minggu ke-35


Sumber: kedokteran.info, 2011
Perkembangan Ibu
Ukuran rahim yang diukur dari pusar berkisar 15 cm sedangkan
dari
simfisi fubis telah mencapai 35 cm peningkatan ukuran rahim akan
menekan kandung kemih, sehingga ibu akan merasakan peningkatan
frekuensi berkemih. Hal ini akan menjadi masalah jika mengganggu
kualitas tidur di malam hari. Untuk itu dianjurkan untuk kurang minum air
minum menjelang tidur serta menghindari jenis minuman teh dan
kopi.kedua jenis minuman ini bersifat diuresis yang akan meningkatkan
frekuensi berkemih. ASI yang mulai diproduksi dapat menimbulkan sedikit
rembesan pada bra.

Minggu ke-36
Pertumbuhan Janin

Gambar 5.38 Janin pada Kehamilan Minggu ke-36


Sumber: kedokteran.info, 2011

BB janin telah mencapai 2,3-2,5 kg dengan panjang total 46 cm.


Janin mulai menghilang. Hal ini terjadi pula pada verniks kaseosa (lapisan
serupa lilin) yang telah melindungi janin selama 9 bulan. Janin akan
menelan vernik kaseosa yang kemudian menghasilkan produk sisa
berupa mekonium. Mekonium ini akan keluar dalam waktu 24 jam setelah
bayi dilahirkan. Stressor yang dialami bayi dalam rahim, akan memicu
pengeluaran mekonium secara dini dalam rahim.

Perkembangan Bayi
Ukuran rahim, yang diukur dari simfisi pubis adalah 36 cm
sedangkan jika diukur dari pusar maka tingginya 14 cm. Kondisi rahim
yang semakin besar akan di ukuti dengan peningkatan kemungkinan
terjadinya heartburn kontraksi Braxton-Hicks akan lebih sering terjadi.
Lightening adalah kondisi dimana hasil pengukuran pada rahim ibu
kecil daripada minggu sebelumnya. Hal ini bisa diakibatkan kepala janin
yang sudah memasuki jalan lahir atau air ketuban yang mulai berkurang.
Kondisi ini bisa terjadi ketika proses persalinan dimulai. Lightening dapat
memberikan lebih banyak ruang bagi ibu untuk mengambil napas panjang
ketika mengedan. Penurunan tekanan rahim terhadap lambung juga
menurunkan lkemungkinan terjadinya heartburn. Sebalinya lightening,
justru akan meningkatkan tekanan pada kandung kemih dan rektum
sehingga meningkatkan frekuensi berkemih dan keinginan BAB.
Olahraga ringan seperti berjalan sangat penting karena akan
menjaga kelancaran aliran darah. Olahraga ringan juga mencegah
terjadinya pembengkakan pada kaki, varises vena, dan komplikasi lain.
Beberapa hal yang perlu dihindari adalah duduk dengan menyilangkan
kaki dan berdiri terlalu lama (>10 menit).

Minggu ke-37
Pertumbuhan Janin
Saat ini janin telah siap untuk dilahirkan. Organ paru-paru
telah matang dan dapat berfungsi di luar rahim. BB janin telah mencapai
2,6-2,8 kg dengan PB total 47 cm. Beberapa bayi memiliki rambut yang
tebal, namun ada pula yang belum memiliki rambut. Berat badan bayi
mencapai 2,6-2,8 kg dengan panjang total 47 cm.beberapa bayi memiliki
rambut tebal dan beberapa bahkan tidak memiliki rambut
Gambar 5.39 Janin pada Kehamilan Minggu ke-37
Sumber: kedokteran.info, 2011

Perkembangan Ibu
Usia kehamilan ibu telah memasuki masa aterm. Ukuran rahimnya
sama dengan1 atau 2 minggu sebelumnya. Pemeriksaan pelvis dapat
dilakukan untuk mengevaluasi kemajuan persalinan dan posisi pada jalan
lahir. Perhatian terhadap tanda-tanda persalinan sangat diperlukan untuk
mencegah keterlambatan pertolongan. Beberapa tanda proses persalinan
antara lain:

a. Lightening. Turunnya kepala janin ke rongga panggul atau


berkurangnya cairan ketuban sehingga membuat ukuran rahim
mengecil.
b. Blody show. Keluarnya lendir beserta darah dari vagina
c. Pecah ketuban. Remebesan cairan ketuban dari vagina
d. Peregangan, penipisan, dan pembukaan serviks
e. Kontraksi teratur disertai nyeri persalinan.

Minggu ke-38
Pertumbuhan Janin
Gambar 5.40 Janin pada Kehamilan Minggu ke-38
Sumber: kedokteran.info, 2011

BB Janin saat ini berkisar antara 2,8-3 kg dengan PB mencapai 47


cm. Lingkar kepala dan lingkar perut memiliki ukuran yang sama.
Sedangkan verniks kaseosa hampir seluruhnya menghilang dari tubuh
bayi.

Perkembangan Ibu
Ukuran rahim dari simfisis pubis hingga rahim mencapai 36-
38 cm. Pergerakan janin semakin sering disarankan oleh ibu.
Pemeriksaan Hb dan kadar Fe saat ini diperlukan untuk mencegah dan
menangani secara dini anemia dan defisiensi zat besi. Ibu hamil yang
mengalami defisiensi zat besi akan merasakan mudah lelah sehingga
dikhawatirkan tidak kuat saat proses persalinan nantinya.

Minggu ke-39
Pertumbuhan Janin
Gambar 5.41 Janin pada Kehamilan Minggu ke-39
Sumber: kedokteran.info, 2011

BB Janin saat ini mencapai 3-3,2 kg dalam PB total 48 cm. Tali


pusat bayi memiliki panjang 50 cm sehingga memungkinkan terjadinya
lilitan tali pusat pada tubuh bayi apalagi pada saat ini tubuh bayi sudah
besar dan hampir memenuhi seluruh rongga rahim.

Perkembangan Ibu
Ukuran rahim ibu dari simfisi pubis hingga bagian atas rahim
sekitar 36-40 cm. Ukuran yang semakin besar ini membuat tekanan pada
rongga panggul semakin besar sehingga memperberat ketidaknyamanan
yang dirasakan ibu. Saat ini merupakan masa-masa akhir kehamilan.
Namun demikian pada kenyataanya hanya sekitar 4% saja bayi lahir
sesuai dengan perkiraan tanggal. Dengan demikian sebagian besar justru
lebih awal atau lebih lama dari perkiraa
Jurnal tentang kehamilan
The impact of COVID-19 on pregnancy outcomes: a systematic
review and meta-analysis
Abstract
Background: The impact of coronavirus disease 2019 (COVID-19) on maternal and
newborn health is unclear. We aimed to evaluate the association between severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) infection during pregnancy and
adverse pregnancy outcomes. Methods: We conducted a systematic review and meta-
analysis of observational studies with comparison data on SARS-CoV-2 infection and
severity of COVID-19 during pregnancy. We searched for eligible studies in MEDLINE,
Embase, ClinicalTrials.gov, medRxiv and Cochrane databases up to Jan. 29, 2021, using
Medical Subject Headings terms and keywords for "severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 OR SARS-CoV-2 OR coronavirus disease 2019 OR COVID-19" AND
"pregnancy." We evaluated the methodologic quality of all included studies using the
Newcastle-Ottawa Scale. Our primary outcomes were preeclampsia and preterm birth.
Secondary outcomes included stillbirth, gestational diabetes and other pregnancy
outcomes. We calculated summary odds ratios (ORs) or weighted mean differences with
95% confidence intervals (CI) using random-effects meta-analysis. Results: We included
42 studies involving 438 548 people who were pregnant. Compared with no SARS-CoV-2
infection in pregnancy, COVID-19 was associated with preeclampsia (OR 1.33, 95% CI
1.03 to 1.73), preterm birth (OR 1.82, 95% CI 1.38 to 2.39) and stillbirth (OR 2.11, 95% CI
1.14 to 3.90). Compared with mild COVID-19, severe COVID-19 was strongly associated
with preeclampsia (OR 4.16, 95% CI 1.55 to 11.15), preterm birth (OR 4.29, 95% CI 2.41
to 7.63), gestational diabetes (OR 1.99, 95% CI 1.09 to 3.64) and low birth weight (OR
1.89, 95% CI 1.14 to 3.12).
Interpretation: COVID-19 may be associated with increased risks of preeclampsia,
preterm birth and other adverse pregnancy outcomes.

Hasil penelitian tentang "Dampak COVID-19 pada kehamilannhasill


tinjauan sistematis dan meta-analisis" menunjukkan bahwa COVID-19
dikaitkan dengan preeklamsia, kelahiran prematur dan lahir
mati.ibandingkan dengan COVID-19 gejala ringan, COVID-19 dengan
gejala berat sangat terkait dengan preeklamsia, prematur, diabetes
gestasional, dan berat badan lahir rendah (Wei et al., 2021).

REVIEW BAB 5 (SOAL LATIHAN)


1. Kapan masa subur ketika seorang wanita mengalami
hari pertama menstruasi pada tanggal 5 Januari ?
Jawab:........
2. Konsumsi asam folat 400 µg/hari saat trimester 1 sangat
penting untuk mengurangi risiko:
Jawab:.
3. Bentuk luar embrio berkembang dengan pesat pada
minggu ke:
Jawab:.........
4. Tes untuk mendeteksi adanya kelainan genetik yang dapat
dilakukan pada usia kehamilan 9-11 minggu adalah:
Jawab:.........
5. Quickening mulai dirasakan pada kehamilan:
Jawab:.........
6. Munculnya bintik hitam pada wajah yaitu di dahi,
hidung, dan pipi ibu hamil yang terjadi akibat
perubahan hormonal disebut:
Jawab:.........
7. Otak janin mengembangkan area penciuman, perasa,
pendengaran, penglihatan, dan peraba pada miggu ke:
Jawab:........
8. Wajah janin telah mendekati sempurna pada minggu ke:
Jawab:........
9. Otak janin berkembang secara progresif pada minggu ke:
Jawab:......
10. Pada minggu ke-37, berat badan dan panjang badan
janin mencapai:
Jawab:.....

Bab 6
USG (Ultrasonografi)
Tujuan Umum
Setelah membaca bab ini, maka diharapkan pembaca
mampu menjelaskan mengenai USG.

Tujuan Khusus
Setelah membaca bab ini, diharapkan pembaca mampu,
menjelaskan tentang:
A. Pengertian Dasar USG
B. Prinsip dan Manfaat USG
C. Kewenangan Bidan

A. Pengertian Dasar USG


1. Definisi
USG merupakan metode pemeriksaan diagnostik dengan
menggunakan gelombang ultrasonik untuk mempelajari struktur
jaringan berdasarkan gambaran echo dari gelombang ultrasonik
yang dipantulkan oleh jaringan.
2. Efek Biologis
Saat sebuah objek terpapar gelombang ultrasonik, maka
akan
Menimbulkan getaran partikel, perubahan tekanan, perubahan
densitas, dan perubahan suhu amun perubahan yang terjadi
bersifat sementara dan reversible, sehingga bila sumber getaran
dihilangkan.

maka kondisi objek tersebut akan kembali ke bentuk semula sehingga


pengaruh gelombang ultrasonik terhadap tubuh sangat kecil. Terdapat
beberapa fakta lain yang menambah keamanan dari metode ini dalam
penggunaannya, antara lain:

a. Gelombang ultrasonik yang digunakan adalah jenis pulsa


(berdenyut), sehingga efek kumulatif dalam jaringan sangat kecil
b. Dinding abdomen ibu akan mengabsorbsi sebagian intensitas dari
gelombang ultrasonik Vaskularisasi janin dan dinding abdomen ibu
akan menetralisir efek panas dari gelombang ultrasonik
c. Pemakaian USG digunakan secara real-time dengan cara
menggerakan probe selama pemeriksaan dapat menghindari
terfokusnya intensitas gelombang.
3. Indikasi Pemeriksaan
Meskipun di beberapa negara pemeriksaan USG menjadi tindakan
rutin yakni minimal 1-2 kali selama kehamilan ada juga yang
berpendapat bahwa pemeriksaan USG hanya dilakukan jika
terdapat indikasi. Berikut ini adalah merupakan beberapa indikasi yang
memerlukan pemeriksaan USG:
a. Usia kehamilan yang tidak jelas
b. Dugaan terdapat kehamilan multiple
c. Terdapat perdarahan dalam kehamilan
d. Ada kecurigaan terdapat kematian janin
e. Diduga terdapat kehamilan ektopik
f. Diduga ada kehamilan mola
g. Terdapat perbedaan tinggi fundus uteri dan lamanya amenore
h. Presentase janin tidak jelas
i. Diduga pertumbuhan janin terhambat
j. Diduga janin besar
k. Diduga terdapat oligohidramnion atau polihidramnion
l. Penentuan biofisik janin
m. Evaluasi letak dan keadaan plasenta
n. Adanya resiko dan dugaan cacat bawaan
o. Alat bantu dalam tindakan obstetrik
p. Dugaan kehamilan dengan IUD
q. Diduga kehamilan dengan kelainan bentuk uterus
r. Diduga kehamilan dengan tumor pelvik
s. Alat bantu dalam tindakan intervensi dalam kehamilan
(amniosentesis, biopsi vili korialis, tranfusi intrauterin, fetoskopi,
dsb.).
4. Kontraindikasi
Hingga saat ini belum diketahui kontrindikasi dari penggunaan
USG.
5. Pemeriksaan USG dalam tiap trisemester
a. Pemeriksaan Trimester I
b. Pemeriksaan Trimester II
c. Pemeriksaan Trimester III
Ultrasound, sebuah alat yang diciptakan berdasarkan pengetahuan
tentang sinar, yang dipergunakan oleh kapal selam, untuk melakukan
deteksi terhadap lawannya. Perkembangan alat ultrasonografi, yang
mempergunakan “suara" ultra (suara yang tidak dapat didengar oleh
telinga manusia) sekarang digunakan untuk kepentingan medis.
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostik
(pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia,
di mana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta
hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat non-
invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan
dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik
yang tinggi. Tidak ada kontraindikasi dalam pemeriksaan ini karena
pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita.
Diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya dalam 20 tahun
terakhir ini, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk
menentukan kelainan berbagai organ tubuh.
USG bekerja dengan cara memanfaatkan gelombang ultrasonik
sebagai prinsip kerjanya. Itulah sebabnya, USG relatif aman bagi ibu dan
janinnya. USG mempunyai frekuensi gelombang suara di atas 20 KHz
(20.000 gelombang per detik). Sebagai perbandingan gelombang suara
yang dapat kita dengar sehari-hari adalah 20-20.000 Hz. Untuk keperluan
diagnostik dibutuhkan sumber suara dengan frekuensi 1-20 MHz. Namun
yang digunakan pada umumnya adalah 3,5 MHz, 5 MHz, serta 7,5 MHz.
Penggunaan 3,5 Mhz atau lebih untuk USG perabdominam dan 5 Mhz
atau lebih untuk USG pervaginam.
Secara umum, pemeriksaan USG yang digunakan di bidang lmu
kebidanan ada 2 macam, yaitu perabdominal (lewat perut) dan pervaginal
(lewat vagina). Adapun cara lain USG bisa transperineal atau transrektal.
Pemeriksaan USG perabdominal biasanya dilakukan pada kehamilan
yang sudah cukup besar (lebih dari 12 minggu). Karena ukuran janin yang
sudah cukup besar, sehingga diperlukan probe (transduser yang mirip
mikrofon) yang lebih besar pula. Pemeriksaan USG pervaginal biasanya
dilakukan pada kehamilan kurang dari 12 minggu. Dengan dilakukan di
usia muda kehamilan inilahmaka dapat menentukan secara lebih pasti
usia janin, jumlah janin (kembar atau tidak), ukurannya, lokasi, denyut
jantung, dan keadaan uterus maupun organ-organ di sekitarnya. Apabila
kelainan-kelainan pada janin diketahui secara dini maka memungkinkan
bagi dokter untuk bertindak lebih cepat sehingga memberikan hasil yang
lebih optimal.
Selain itu, dengan pemeriksaan USG pervaginal, probe USG bisa
lebih dekat keorgan genetalia interna. Probe inilah yang akan merekam
gelombang suara yang dipantulkan oleh organ-organ tubuh si janin. Maka,
dengan lebih dekat ke janin akan memungkinkan untuk mendapat
gambaran yang lebih jelas.
Perlu diketahui untuk pemeriksaan USG perabdominal ibu hamil
akan diminta menahan air kencingnya sebelum pemeriksaan karena pada
kehamilan trimester I, organ genitalia interna masih berada di bawah
rongga panggul tertutup oleh massa usus yang berisi gas, selain juga
dilindungi oleh tulang panggul sehingga menghalangi penjalaran
gelombang USG. Untuk mengatasi hal itu harus dibantu dengan kandung
kemih yang penuh. Dengan demikian kandung kemih itu akan mendesak
massa usus keluar dari rongga panggul sehingga rahim terdesak lebih
jauh.
Ibu tidak perlu khawatir bahwa pemeriksaan pervaginal ini akan
menyebabkan perdarahan atau keguguran karena pemeriksaannya tidak
memerlukan manipulasi atau penekanan pada rahim. Pemeriksaan yang
melalui perut, ibu hamil harus berbaring telentang dan perutnya akan
diberi minyak atau jelly lalu sebuah transduser digerakkan perlahan-lahan
di permukaan perut. Pemakaian jelly ini berguna karena di atas kulit
terdapatlapisan udara yang dapat memantulkan kembali gelombang suara
yang datang.Dengan bantuan dokter ahli di bidang ini, ibu hamil akan
melihat bagian-bagian dari calon bayinya, dari kepala, kaki, bokong, atau
tulang punggung janin hingga jenis kelamin dan yang paling penting, bisa
mendeteksi adanya kelainan. Para ibu sering salah menafsirkan manfaat
pemeriksaan USG ini, di antaranya ibu hamil yang menolak pemeriksaan
USG karena merasa tidak perlu untuk memeriksa jenis kelamin anak.

B. Prinsip dan Manfaat USG


1. Prinsip USG
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih
tinggi daripada kemampuan pendengaran telinga manusia,
sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang
dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20-20.000
Cpd (Cicles per detik-Hertz) sedangkan dalam pemeriksaan USG
ini mengunakan frekuensi 1-10 MHz (1-10 juta Hz). Gelombang
suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang
terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer. Perubahan
bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan
tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-electric, yang
merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal
juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai
dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan
mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang
suara frekuensi tinggi.

2. Cara Kerja Alat Ultrasonografi


Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus
penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan
oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh
transducer, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada
bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan
dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus
menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-
macam echo sesuadengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut
akan membentur transducer, dan kemudian diubah menjadi
pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan
dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope. Dengan
demikian bila transducer digerakkan seolah-olah kita
melakukan irisan-irisan pada bagia tubuh yang diinginkan,
dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat pada
layar monitor.
3. Manfaat USG
a. Pada kehamilan trimester I:
1) Meyakinkan adanya kehamilan.
2) Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan
ukuran bayi.
3) Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan
adanya kelainan atau cacat bawaan.
4) Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah
dini pada kehamilan muda, misalnya kehamilan
ektopik
5) Masi alat KB yang terpasang saat hamil, misalnya
IUD.
6) Menentukan lokasi janin, di dalam kandungan atau di
luar rahim.
7) Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut
jantung atau pergerakan janin.
8) Mendiagnosa adanya janin kembar bila rahimnya
terlalu besar.
9) Mendeteksi berbagai hal yang mengganggu
kehamilan, misalnya adanya kista dan mioma.

b. Pada kehamilan trimester II dan III:


1) Menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila pertumbuhan rahim
terlalu cepat disebabkan oleh berlebihnya cairan amnion
atau bukan.
2) Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta
akan menyebabkan terhambatnyaperkembangan janin.
3) Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi
kelahiran premature.
4) Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya,
gerak napas, banyaknya cairan amnion.
5) Menentukan letak janin (sungsang atau tidak) atau terlilit
tali pusar sebelum persalinan.
6) Melihat adanya tumor di panggul atau tidak.
7) Menilai kesejahteraan janin.

Gambar 6.1 Hasil USG 3 dimensi


Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 6.2 Hasil USG 4 dimensi
Sumber: Dokumentasi pribadi

C. Kewenangan Bidan
Berdasarkan KONGRES XV IKATAN BIDAN INDONESIA pada
tanggal 10-16 November 2013 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta
diputuskan bahwa bidan boleh menggunakan USG sesuai dengan batas
kompetensi kebidanan. Hasil Kongres Bidan di Solo tahun 2012
menyatakan bahwa bidan diperbolehkan menggunakan USG sesuai
dengan batas-batas kompetensinya. Hasil pemeriksaan USG tidak
diperbolehkan untuk mendiagnosa. Oleh karena itu, bidan sangat
dianjurkan untuk mengikuti Pelatihan USG, Kursus USG, Training USG
agar sesuai dengan standar kompetensi.
Bidan adalah salah satu komponen masyarakat yang sangat
penting dan dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat. Standar
Kompetensi Bidan sangat menentukan kepercayaan dari masyarakat.
Konsep standar kompetensi bidan yang disusun berdasarkan pada
kesepakatan bersama dari berbagai pihak terkait yaitu IBI, AIPKIND,
Kolegium Bidan Indonesia, Praktisi bidan, Kementerian Kesehatan,
Kementrian Pendidikan Nasional, pihak penyelenggara pendidikan dan
perempuan sebagai penerima Layanan.
Kesepakatan ini selanjutnya akan disahkan oleh PP- IBI bersama
Kolegium Bidan Indonesia. Standar Kompetensi disusun melalui
pengorganisasian kompetensi berdasarkan pendekatan yang bersifat
umum ke yang bersifat khusus/ spesifik yaitu profil, kompetensi utama,
kompetensi penunjang dan Kriteria Kinerja (Performance Criteria).
Pernyataan kompetensi (competency statement) menggambarkan tingkat
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude) yang
harus dimiliki oleh lulusan bidan.
Salah satu Standar Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
bidan adalah mampu mengembangkan diri dengan mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi terkini, serta menyadari keterbatasan
diri berkaitan dengan praktik kebidanan serta menjunjung tinggi komitmen
terhadap profesi bidan, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
kebidanan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dengan teknologi
terkini.

Contohnya adalah pengenalan USG kepada bidan saat ini sangat penting,
sebagaimana yang terdapat dalam standar kompetensi yang berlandasan
hukum pada:
1) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 230/Menkes/SK/2010
Tanggal 03 Februari 2010 tentang Kurikulum
2) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun 2011 tentang
Sertifikasi Tenaga kesehatan
3) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1464/Menkes/per/X/2010 Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
4) International Confederation of Midwives, Essential Competencies
for Basic Midwifery Practice, 2011
5) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 5063)
6) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;
7) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 1
tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Bidan
8) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 938 Tahun 2007 tentang
Standar Asuhan Kebidanan
9) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Bidan.

Anda mungkin juga menyukai