Anda di halaman 1dari 6

KOMITMEN KEMBALI KE INDONESIA, RENCANA PASCA STUDI DAN

KONTRIBUSI BAGI INDONESIA

Oleh: Agung Laksono, S.Hut

Saya anak pertama dari keluarga buruh tani kecil yang sebagai penerima Bansos PKH yang
tinggal di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang lulus 3,5 tahun sebagai seorang sarjana di
Institut Pertanian STIPER Yogyakarta dengan jurusan Kehutanan. Walaupun terlahir dari keluarga
yang tidak mampu namun saya tidak putus asa dengan keadaan ekonomi keluarga untuk bercita-
cita menjadi sarjana. Saya mendapatkan beasiswa SMA di Pondok Pesantren Muhammadiyah
Boarding School Yogyakarta berupa keringanan biaya SPP dan buku pembelajaran.

Saya berniat kuliah dengan tekad untuk memutus mata rantai kemiskinan di keluarga
dengan beasiswa Bidikmisi. Cobaan hidup saya tidak berhenti disitu saja, orang tua sudah angkat
tangan atau menyerah untuk membiayai kuliah kadangkala uang saku beasiswa terjadi
keterlambatan, apalagi saya harus menanggung biaya adek saya di SMP Al Muhajirin Patuk,
Gunung Kidul Yogyakarta. Oleh karena itu saya memutuskan untuk kuliah sambal berkerja
menjadi musyrif sekaligus pengabdian sukarela di pesantren. Pada waktu itu dengan gaji Rp
500.000,00 ( Lima ratus Ribu rupiah) perbulannya . Alhamdulilah saya bisa lulus dan sekarang
bisa mendapatkan perkerjaan dengan gaji yang cukup untuk membiayai dua adek saya yang
Bernama Muhammad Anwarul Hikam yang sekarang menempuh Pendidikan di Pondok Pesantren
Ibnu Qoyim Yogyakarta dan Nadia Fathurohmah di Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding
School Yogyakarta

Saya tidak menganggap beban bagi saya dengan biaya kedua adek karena orang tua saya
pernah berkata, “ Apakah kamu tidak kasihan dengan adekmu, kamu bisa sukses menjadi sarjana
tetapi adek-adekmu kemungkinan besar bisa jadi seperti bapakmu sebagai seorang buruh tani jika
tidak kamu bantu, Apa kamu tega melihat adekmu naik sepeda onthel membawa rumput dan adek
perempuan menjadi pembantu rumah tangga sedangkan kamu bisa hidup di kemewahan. Lek,
kalau gajimu sekarang hanya megejar gaya hidup dan kemewahan pasti cukup saja tetapi semua
itu pasti tidak bisa kamu nikmati ketika melihat adek-adekmu tidak bisa mengejar cita-citannya”.
Selama kuliah sudah tertarik dengan dunia perencanaan berbasis lanskap melalui data
spasial sehingga saya mengambil judul penelitian skripsi mengenai Analisis Kemampuan Lahan
Desa Penyangga Kebun Raya Baturraden untuk Pengembangan Koleksi Tumbuhan Rentan.
Dalam peneltian tersebut dijabarkan bagaimana nilai kemampuan pengunaan lahan dan arahan
yang sesuai agar sesuai kapasitas daya dukung lingkungan sehingga penelitian tersebut sebagai
saran dan masukan untuk perencanaan pengelolaan dan pembangunan wilayah di Kacamatan
Baturraden sekaligus untuk pengembang tumbuhan koleksi di kebun raya di setiap unit satuan
lahan. Ketika saya menyusun penelitian ini tidak sendiri di bantu oleh tenaga ahli dari Kebun Raya
Baturraden Bersama Dinas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten
Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

Saya merasa bangga berkecimbung di dunia kehutanan walaupun jauh dari kemegahan dan
fasilitas yang ada di kota, karena Siti Nur Baya selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
pernah mengatakan bahwa Rimbawan memiliki tugas mulia dalam mengemban tugas. Sehingga
harus meniatkannya sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan. Dan harus yakin di setiap keringat dan
tetesan darah yang dikeluarkan saat bertugas, akan mendapat balasan pahala dari Tuhan.

Sebagai Rimbawan yang masih berkerja di PT.Taiyoung Engreen menjabat sebagai Tenaga
Teknis (Ganis) Pemanenan Hutan yang bersertifikat keahlian BNSP kemudian karena saya
memiliki basic pemetaan dan memiliki pengetahuan terkait konservasi hal itu yang membuat saya
sering dilibatkan dalam masalah dasar perencanaan lanskap sumber daya hutan seperti memetakan
potensi kawasan produksi yang akan dijadikan Rencana Kerja Tahunan (RKT) , kawasan
perlindungan plasma nutfah dan satwa dan ekosistem penyangga yang hasil akhirnya berbentuk
Penyusunana, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL-RPL) .

Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari yang selanjutnya disingkat GANIS
PHPL adalah petugas perusahaan pemegang izin di bidang pengelolaan dan pemanfaatan hutan
produksi lestari yang memiliki kompetensi dibidang pengelolaan hutan produksi lestari sesuai
dengan kualifikasinya yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Balai atas nama Direktur
Jenderal.

GANISPHPL Pemanenan Hutan yang disingkat GANISPHPL NENHUT adalah


GANISPHPL yang memiliki kompetensi dalam kegiatan pemanenan ramah lingkungan yang
meliputi pembuatan trase jalan, Pembukaan Wilayah Hutan (PWH), menara pengawasan, TPn,
TPK, Log Pond, dalam rangka penyiapan prasarana pengelolaan/pemanfaatan hutan produksi pada
hutan alam atau hutan tanaman, dan juga memiliki kompetensi dalam kegiatan penebangan,
pembagian batang, pengupasan, penyaradan dan pengangkutan hasil hutan.

Tenaga Teknis dari perusahaan yang melalui pelatihan dari Kementerian Lingkungan
Hidup Kehutanan dan setiap tiga tahun harus melakukan assessment untuk profesi sehingga
mendapatkan sertifikat BNSP. Posisi GANIS adalah bersifat netral disamping sebagai karyawan
perusahaan juga termasuk perwakilan dari pemerintah yang ditempatkan di masing-masing tempat
kerja. Hal tersebutlah yang merupakan tugas berat sebagai yang bertanggung jawab atas
kelestarian hutan.

Saya ingin melajutkan bidang studi pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan dan
tidak mengambil jurusan linier saya yaitu kehutanan. Keputusan tersebut dengan pertimbangan
ketika saya berkerja sebagai Tenaga Teknis (GANIS) Pemenenan Hutan permasalahan bukan
terletak pada teknis pemanenan kayu tetapi meminimalkan dampak lingkungan dengan
menerapakan Reduce Impact Logging ( RIL).

Perusahan kehutanan diwajibkan menurut PERMENLHK NO 8 Tahun 2021 ketika


pemanenan harus menerapkan RIL (Reduce Impact Logging). Hal yang paling sulit adalah
perencanaan pasca pemanenan pada dasarnya pemanenan hutan merupakan penentu kelestarian
hutan karena paling berdampak langsung terdapat terganggunya ekosistem hutan, bersinggungan
terdapat pembukaan wilayah hutan seperti perencanaan pohon yang ditebang agar tidak
menganggu pohon inti, pembuatan jalan sarad dan jalan angkutan yang beresiko terdapat erosi
tanah dan terganggunya fungsi ekosistem air sehingga perlu kehati-hatian dan diperlukan ilmu
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang cukup agar meminimalkan kerusakan hutan.

Hutan termasuk dari kekayaan sumber daya alam dan lingkungan bahkan pemerintah
sangat mengandalkan di sektor kehutanan dan pengunaan lahan. Hal tersebut disampaikan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bahwa dokumen penyerapan bersih (net
sink) karbon sektor hutan dan penggunaan lahan (Forestry and Other Land Use – FoLU) yang
akan membawa Indonesia menuju capaian komitmen kontribusi penurunan emisi yang ditetapkan
secara nasional (Nationally Determined Contribution – NDC) pada 2030 sedangakan NDC sendiri
adalah yaitu komitmen nasional bagi penanganan perubahan iklim global dalam rangka mencapai
tujuan Persetujuan Paris atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai
Perubahan Iklim (Paris Agreement to the United Nations Frametaork Conuention on Climate
Change (https://www.antaranews.com; 27 Agustus 2021).

Carbon net sink adalah penyerapan karbon bersih yang merujuk pada jumlah penyerapan
emisi karbon yang jauh lebih banyak dari yang dilepaskannya. Maka FOLU net sink adalah
keadaan ketika sektor lahan dan hutan menyerap lebih banyak karbon daripada yang
dilepaskannya. Dan pemerintah memberi target emisi sebesar 29% pada 2030 yang tertuang dalam
NDC, sektor kehutanan dan lahan harus menurunkan emisi sebesar 17%, dan energi sebesar 11%.
Jika kedua sektor ini diakumulasikan sudah mencapai 28%. Dapat disimpulkan bahwa sektor lahan
dan hutan menjadi tonggak besar dalam mengatasi perubahan iklim di Indonesia.

Hutan adalah mutiara yang terpendam dari sumber kekayaan Indonesia yang belum optimal
dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa dan negara misalnya sebagai contoh kita memiliki 4000
jenis kayu,3593 jenis lainnya belum dikenal dan 407 jenis mempunyai potensi ekonomis hanya
120 jenis saja yang merupakan jenis yang sering diperdangangkan.

Tantangan di Kehutanan di Indonesia sekarang mengalami permasalah yang kompleks


baik dari hulunya yaitu pengelolaah hutannya sampai bagian hilirnya yaitu pengelolaan hasil
hutan, bagaimana kita harus bersikap terdapat fenomena yang ada seperti kerusakan hutan semakin
masif padahal hutan adalah penyangga ekosistem yang memberikan solusi nyata terdapat
pemanasan global. Sedangkan di dunia hilirnya memiliki permasalahan dikutip dari kompas.id
pada tanggal 22 Oktober 2021, Produksi kayu dari hutan alam mulai menurun sejak 2005 dan turun
ke titik nadir 2019, beratnya keuangan sektor industri kehutanan, dan minimnya sumber daya
manusia yang tersedia.

Saya pernah mengalami bagaimana sulitnya dalam berkerja memenejemen hutan di


Departemen Forestry Bidang Planning di Perusahaan Hutan Tanaman Industri PT.Taiyoung
Engreen yang menjadi salah satu tonggak utama dalam manajemen pengelolaan hutan tugasnya
bagaimana pembuatan perencanaan jalan, blok tebangan, kawasan yang di lindungi dan
perencanaan lainya yang mendukung proses pengelolaan hutan secara lestari kemudian juga
mempunyai tugas sebagai jembatan kepada pihak luar terutama Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dan Instansi pemerintah dalam pengurusan dokumen legal.
Hal yang saya pernah dilakukan ketika menghadapi persoalan tersebut yang pertama
mengindetifikasi indikasi kerusakan lingkungan pada saat pemanenan hasil hutan seperti
terganggu kehidupan satwa liar, erosi tanah dan penumpukan sedimen air sungai maka hal yang
pertama dilakukan adalah memastikan apakah kerusakan lingkungan melebihi ambang batas
dengan cara pengecekan erosi tanah setiap bulan, Pengambilan data sempel air dan biota perairan
,sedangkan untuk satwa liar kemudian kami merawat dan memastikan Kawasan perlindungan
satwa liar tidak terganggu dengan sosialiasasi rutin baik di masyarakat maupun internal
perusahaan.

Ketika nanti saya lulus dari pascasarjana Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
di Institut Pertanian Bogor melalui Beasiswa LPDP Prasejatera. Saya akan tetap berkecimbung di
dunia kehutanan untuk kembali mengabdi kepada bangsa dan negara dengan mengambil peran
pada bidang pemanenan hutan yang mengedepankan kelestarian lingkungan. Sehingga nantinya
saya menjadi stakekholder yang mampu merancanakan lanskap sumber daya alam dengan matang
sesuai dengan yang saya pelajari dan praktekan selama ini, Oleh karena itu saya ingin
memperdalam terkait pengelolaan lingkungan sehingga bisa membuat saya lebih professional
dalam mengemban tugas sebagai Tenaga Teknis (GANIS) Pemanenan Hutan.

Ketika di masa depan nanti setelah berapa tahun saya ingin meyukseskan program dari
pemerintah carbon slink (Forestry and Other Land Use – FoLU). Saya ingin mengambil peran di
hulu dari pengelolaan sumber daya dan lingkungan seperti hutan adat, hutan tanaman rakyat dan
sektor UMKM lainnya yang membutuhkan bantuan dan bimbingan baik secara baik di lapangan
atau penyusunan dokumen legal yang dapat meningkatkan pendapatan secara ekonomi tanpa harus
perusakan lingkungan.

Solusi dari permasalahan bentroknya kepentingan ekonomi dan lingkungan adalah


mengalakan bisnis hijau seperti perdagangan karbon, ekowisata dan jasa lingkungan lainnya
terlebih lagi Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) No. 98
tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon, yang mengatur pasar karbon secara jelas pemerintah
telah memberikan regulasi terkait mitigasi iklim yang bisa mengajak berdamai antara ekonomi dan
lingkungan, Oleh karena itu saya ingin bersama dengan pemerintah untuk menyukseskan rencana
pemerintah tersebut dengan komitmen NDC dengan mengembangkan ilmu dan teknologi agar
target carbon sink 2030 sehingga nantinya seluruh rakyat bisa merasakan dari kekayaan sumber
daya alam Indonesia.

Pengalaman saya terkait jual beli terkait stok karbon, saya pernah mengikuti pelatihan dari
Indonesia Mapping Community (IMC) dengan judul pelatihan Stok Karbon, Emisi CO2 dari
deforestrasi, Degradasi Hutan dan Dekompoisi Gambut kemudian ketika saya berkerja saya
diminta pengambilan sampel dan pengelolaan data stok karbon di Kawasan Hutan PT.Taiyoung
Engreen bersama tamu dari Korea. Pada nantinya hasil penelitian tersebut mengetahui stok karbon
yang dapat diserap oleh kawasan berhutan dan akan nantinya dijual di perusahaan Industri Eropa.
Dari pengalaman tersebut saya tidak merasa puas berhenti sampai disitu saja karena ilmu dan
teknologi itu dinamis sehingga saya akan terus berlajar dan belajar agar nantinya dapat bisa
bermanfaat untuk Indonesia di masa depan.

Saya ingin menjadi rimbawan yang lebih ahli dari yang sekarang , bukan hanya sekedar
sebagai profesi perkerjaan saja tetapi sebagai jalan hidup untuk mencintai makhluk Tuhan yang
Maha Esa yaitu seluruh dari isi hutan yakni pepohonan, hewan, tanah, air dan udara yang kita
hirup. Saya menyadari betul perkejaan saya sebuah kerhormataan untuk kepentingan seluruh
mahluk yang diciptakan oleh Sang Pencipta.

Anda mungkin juga menyukai