Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGELOLAAN KELAS

Des 4
BAB I

PENDAHULUAN

1. A.       Latar Belakang
Tujuan yang diniatkan dalam setiap kegiatan belajar-mengajar baik yang bersifat instruksional maupun tujuan
pengiring akan dapat dicapai secara optimal apanila dapat diciptakan dan dipertahankan kondisi yang
menguntungkan bagi peserta didik. Dalam setiap proses pengajaran kondisi ini harus direncanakan dan diusahakan
oleh guru secara sengaja agar dapat dihindarkan kondisi yang merugikan ( usaha pencegahan ), dan mengembalikan
kepada kondisi yang optimal apabila terjadi hal-hal yang merusak yang disebabkan oleh tingkah laku peserta didik
di dalam kelas ( usaha kuratif ). Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan efektif apabila diketahui
secara tepat factor-faktor mana sajakah yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam
proses belajar-mengajar, mengenali masalah=masalah apa sajakah yang diperkirakan dan biasanya timbul serta
dapat merusak iklim belajar-mengajar, penguasaan berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas serta kapan
penggunaan pendekatan yang tepat.

1. B.        Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah :

1). Memahami tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran

2). Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Strategi Pembelajaran.

2). Menguasai materai perkuliahan Strategi Pembelajaran khususnya topik Pengelolaan    

      Kelas.

C.    Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan untuk menyusun makalah ini adalah metode kepusyakaan dan metode
penelusuran melalui situs-situs internet dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan dengan judul
makalah yang akan dibahas.

BAB II

PENGELOLAAN KELAS
1. A.    Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara bila terjadi gangguan dalam proses
belajar-mengajar. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana
pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran dan
hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

Made Pidarta dengan mengutip pendapat Lois V. Johnson dan Marry A. Bany, mengemukakan bahwa pengelolaan
kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas. Dalam hal ini
guru bertugas menciptakan, memelihara dan mempertahankan sistem / organisasi kelas. Sehingga individu siswa
dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya dan energinya pada tugas-tugas individual.

Menurut Hadari Nawawi ( 1989 : 115 ), pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas
dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk
melakukan kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid. Suharsimi memahami
pengelolaan kelas yang menyangkut pengelolaan siswa dan pengelolaan fisik ( ruangan, perabot, alat pengajar ).

1. B.  Tujuan Pengelolaan Kelas


Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa
dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual di dalam kelas. Fasilitas yang disediakan memungkinkan siswa
belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplai, perkembangan
intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa ( Sudirman N, 1991, 311 ). Tujuan lainnya adalah
mengantarkan anak didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak berilmu
menjadi berilmu.

Menurut Ahmad ( 1995 : 2 ), tujuan pengelolaan kelas adalah :

1).   Mewujudkan situasi dan kondisi kelas

2). Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi

      belajar-mengajar.

3). Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar.

4). Membina dan membimbing sesuia dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, serta

      sifat-sifat individu.

                  Pengelolaan dan pembelajaran dapat dibedakan tetapi memiliki fungsi sama. Pengelolaan penekanannya
pada aspek pengaturan ( management ). Sementara pembelajaran ( instruction ) penekanannya pada aspek mengelola
atau memproses materi pembelajaran. Kedua hal ini memiliki tujuan yang sama yaitu tujuan pembelajaran.
1. C.    Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas berdasarkan pendekatannya diklasifikasikan menjadi :

     1). Pendekatan Otoriter ( Autority Approach ), pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah
laku sisiwa dengan penerapan disiplin secara ketat. Dalam pendekatan ini mengandung unsure kekuasaan dan
ancaman.

     2). Pendekatan Permisif ( Permisive Approach ), pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru
dengan member kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan.

     3). Pendekatan Resep, pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan dengan member satu daftar yang dapat
menggambarkan apa yang harus dan tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah / situasi kelas.

     4). Pendekatan Pengajaran, pengelolaan kelas adalah upaya merencanakan dan mengimplemantasikan pelajan
yang baik.

     5). Pendekatan Perubahan Perubahan Tingkah Laku ( Behavior Modifikation Approach ), pengelolaan kelas
adalah upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang bersifat positif dari sisiwa dan
berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki perilaku negative siswa.

     6). Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial ( Sosio Emosional  Climate Approach ), pengelolaan kelas
adalah upaya untuk menciptakan suasana hubungan interpersonal yang baik dan sehat antara guru dengan siswa dan
siswa dengan siswa.

7). Pendekatan Proses Kelompok ( Group Proses Approach ), pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru
untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.

     8). Pendekatan Pluralistik ( Electis Approach ) adalah pandangan yang mencakup tiga pendekatan  ( perubahan
tingkah laku, iklim sosio emosional, dan proses kelompok).

1. D.    Komponen-Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas


A. Keterampilan yang Berhubungan dengan Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi Belajar yang Optimal
( Bersifat Preventif )
                        Preventif adalah upaya secini mungkin yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya
gangguan dalam pembelajaran. Keterampilan dalam hal ini berhungan dengan kompetensi guru dalam mengambil
inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan :

a)       Sikap tanggap, perhatian, keterlibatan, ketidakacuhan, dan ketidakterlibatan siswa dalam tugas-tugas di kelas.
Siswa merasa bahwa guru hadir bersama mereka dan tahu apa yang mereka perbuat. Kesan ini ditunjukkan dengan
cara :

  Memandang secara seksama, bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan     rasa persahabatan
 Gerak mendekati kelompok kecil atau individu secara wajar menandakan kesiagaan, minat, dan perhatian guru
terhadap tugas serta aktivitas siswa
Memberikan pernyataan dengan tanggapan, komentar, ataupun yang lainnyakepada siswa. Namun tanpa
menunjukkan dominasi  guru, seperti member komentar atau pertanyaan yang mengandung ancaman

 Memberikan reaksi terhadap gangguan dan ketkacuhan siswa dengan bentuk teguran pada saat dan suasana yang
yang tepat agar penyimpangan tingkah laku tidak meluas.
b). Memberi perhatian mampu menumbuhkan pengelolaan kelas yang efektif pada beberapa kegiatan yang
berlangsung pada waktu yang sama. Membagi perhatian dapat dibedakan menjadi dua :

 Visual, mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kepada kegiatan yang lain dengan kontakpandang terhadap
kelompok siswa atau individu
 Verbal, guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan dan sebagainyaterhadap aktivitas seorang
siswa sementara ia memimpin kegiatan siswa lain.
c). Memusatkan perhatian kelompok terhadap tugas-tugas yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :

 Memberi tanda untuk menciptakan suasana tenang ketika akan memperkenalkan objek, pertanyaan, atau topik
 Menuntut tanggung jawab sisiwa.
d).  Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas dan singkat dalam pelajaran.

e)   Menegur tingkah laku siswa yang mengganggu kelas atau kelompok kelas secara verbal dengan cara :

 Tegas dab jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta perbuatan menyimpang
 Menghindari peringatan yang kasar, menyakitkan atau penghinaan
 Menghindari ocehan atau ejekan, apalagi berkepanjangan.
f).  Memberi penguatan dengan cara :

 Menangkap sisiwa saat melakukan perbuatan mengganggu dan menegurnya


 Menjadikan siswa yang bertingkah laku wajar sebagai contoh atau teladan bagi siswa yang mengganggu.
g).  Kelancaran atau kemajuan siswa sebagai indicator bahwa siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran
yang diberikan di kelas dan jangan diganggu dengan sesuatu yang bisa membuyarkan konsentrasi anak didi. Ada
sejumlah kesalahan yang harus dihindari, yaitu :

 Campur tangan yang berlebihan ( Teacher Instruction )


 Kelenyapan ( Fade Away )
 Penyimpangan ( Digression )
 Ketidaktepatan  berhenti dan memulai kegiatan
 Kecepatan ( Pacing )
 Bertele-tele ( Overdwelling )
 Mengulangi penjelasan yang tidak perlu.
 

2.   Keterampilan yang Berhubungan dengan Pengembangan Kondisi Belajar yang Optimal ( Bersifat Refresif dan
Perubahan Tingkah Laku ).
Refresif adalah kemampuan guru mencari atau menemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang
terjadi dalam lingkungan pembelajaran. Strategi untuk tindak perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus-
menerus menimbulkan gangguan dan tidak mau terlibat dalam tugas di kelas, yaitu :

   a).  Perubahan tingkah laku dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis yang didahului
dengan menganalisis tingkah laku siswa tersebut.

   b).  Pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara :

 Memperlancar tugas-tugas
 Memelihara kegiatan kelompok.
   c).  Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

                  Terampil dalam mengelola kelas dapat pula diterapkan guru dengan menggunakan prinsip :

 Kehangatan dan keantusiasan guru


 Tantangan pada penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa
untuk belajar
 Bervariasi dalam penggunaan alat atau media, gaya, dan interaksi
 Keluesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya
 Penekanan pada hal-hal yang positif
 Penanaman disiplin diri.
 

1. Beberapa Masalah Pengelolaan Kelas


Gagalnya seorang guru mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas.
Indikator kegagalan itu adalah prestasi belajar siswa rendah, tidak sesuia dengan standar atau batas ukuran yang
ditentukan. Karena itu pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai oleh guru dalam
kerangka keberhasilan proses belajar-mengajar.

Keanekaragaman masalah perilaku siswa yang menimbulkan beberapa masalah pengelolaan kelas menurut Made
Pidarta adalah :

      1). Kurang kesatuan dengan adanya kelompok-kelompok dan pertentangan jenis kelamin.

      2). Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok.

      3). Reaksi negative terhadap anggota kelompok.

      4). Reaksi mentoleransi kekeliruan-kekeliruan.

      5). Mudah mereaksi perilaku negative / terganggu.


      6). Moral rendah, permusuhan, dan agresif.

      7). Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.

                  Kategori masalah pengelolaan kelas menurut Doyle ( 1986 ) terungkap dalam lima bentuk :

   1).  Berdimensi banyak ( Multidimensionality ), guru dituntut melaksanakan tugas edukatif ( menyusun persiapan
mengajar lengkap dengan alat serta sumber, menyampaikan pelajaran dan mengevaluasi ) dan tugas administrative
( mengabsen, mencatat data siswa, menyusun jadwal, mencatat hasil-hasil pengajaran, dan sebagainya ).

      2).  Serentak ( Simultaneity ), berbagai hal dapat terjadi pada waktu yang sama di kelas.

3).  Segera ( Immediacy ), interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa terjadi timbale-balik begitu cepat,
sehingga menuntut guru agar dapat segera bertindak melalui proses berpikir, menerima rangsangan dari luar,
berpikir, memutuskan dan melaksanakan tindakan.

      4).  Iklim kelas yang tidak dapat diramalkan terlebih dahulu.

      5).  Sejarah ( History ), peristiwa yang terjadi di kelas akan memiliki dampak yang akan dirasakan dalam waktu
yang jauh sesudahnya.

                  Masalah pengelolaan kelas dapay dikelompokkan menjadi dua :

1).  Masalah individu

      a).  Pola perilaku mencari perhatian baik aktif ( melucu ) maupun pasif ( berbuat serba lambat ).

      b).  Pola perilaku menunjukkan kekuatan baik aktif ( mendebat, marah-marah, menangis ) maupun pasif ( lupa
peraturan-peraturan kelas yang sudah sepakati sebelumnya ).

      c).  Pola perilaku untuk membalas dendam.

      d).  Pola perilaku dengan menampilkan peragaan ketidakmampuan ( bersikap masa bodoh terhadap pekerjaan
apapun ).

2).  Masalah kelompok :

      a).  Kelas kurang kohesif ( akrab ), karena alasan jenis kelamin, suku, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.

      b).  Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya.

      c).  Kelas mereaksi secara negative terhadap salah leorang anggotanya.

      d).  Menyokong anggota kelas yang melanggar norma kelompok.

      e).  Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
      f).  Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru.

      g).  Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan situasi yanmg baru.

                  Beberapa faktor yang mempengaruhi perwujudan pengelolaan kel;as adalah :

      a).  Kurikulum

      b).  Bangunan dan sarana, seperti penataan ruang kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan alat-alat
pengajaran, penataan keindahan dan kebersihan kelas serta pengaturan ventilasi dan tata cahaya.

      c).  Guru, mencakup bagaimana kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan raport, dan
mendisiplinkan siswa.

      d).  siswa, meliputi pembentukan organisasi dan pengelompokkan siswa. Pengelompokkan siswa dapat
dilaksanakan berdasarkan berkawan, kemampuan, dan minat. Pengelompokkan siswa yang dibagi menjadi
kelompok-kelompok kecilmenurut Udin Sarifuddin Winataputra dan Rustana Ardiwinata ( 1991 ), meliputi pola
bekerja palalel ( kelompok belajar dengan tugas yang sama ), pola bekerja komplementer ( kelompok belajar dengan
tugas yang berbeda-beda ), serta  pola kerja paralel dan komplementer ( dua kelompok belajar atau lebih mendapat
tugas yang sama, sedangkan dua atau lebih lainnya mendapat tugas yang sama ). Cara lain untuk pengelompokan
siswa adalah dengan pembentukan kelompok diserahkan kepada siswa, pembentukan kelompok diatur guru sendiri,
dan pembentukan kelompok diatur guru atas usul siswa.

      e).  Dinamika kelas, cara guru menerapkan administrasi pendidikan dan kepemimpinan pendidikan serta dalam
mempergunakan pendekatan pengelolaan kelas.

      f).  Lingkungan sekitar.

1. Pengelolaan Kelas yang Efektif


Menurut Made Pidarta, untuk mengelola kelas secara efektif perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut

1)      Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasikan untuk tujuan tertentu yang dilengkapi oleh tugas-tugas dan
diarahkan oleh guru.

2)      Guru adalah tutor ( pembimbing ) bagi semua siswa bukan individu.

3)      Kelompok memiliki perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku masing-masing individu dalam kelompok.

4)      Kelompok menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggotanya.

5)      Praktik guru cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa.

6)      Adanya srtuktur kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok.


Keharmonisan hubungan guru dengan siswa memiliki efek terhadap pengelolaan kelas. Begitu pula dengan
perhatian guru dengan siswa, keterbukaan, selalu tanggap terhadap keluhan siswa, selalu bersedia mendengar saran
dan kritik dari siswa, dan sebagainya merupakan cara untuk menghadirkan pengelolaan kelas yang efektif.

BAB III

PENUTUP

1. A.    Kesimpulan
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajr-mengajar. Tujuan pengelolaan kelas adalah
menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dn
inyelektual di dalam kelas. Pengelolaan kelas berdasarkan pendekatannya terbagi kepada enam jenis, yaitu
Pendekatan Otoriter, Pendekatan Permisif, Pendekatan Resep, Pendekatan Pengajaran, Pendekatan Perubahan
Tingkah Laku, Pendekatan SUasana Emosi dan Hubungan Sosial, Pendekatan Proses Kelompok, serta Pendekatan
Pluralistik. Keterampilan dalam pengelolaan kelas dapat bersifat Preventif serta Refresif dan Tingkah Laku. Namun
dalam penerapannya kadang terdapat masalah dalam pengelolaan kelas baik secara individu maupun kelompok yang
timbul dikarenakan adanya keanekaragaman perilaku siswa.

1. B.     Saran
     Sebagai mahasiswa yang nantinya bergelut di dunia pendidikan, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk
mengetahui dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan serta menerapkannya dalam proses
beljar-mengajar. Oleh karena itu, Perbanyaklah belajar dengan membaca buku maupun bergaul yang mampu
menambah wawasan dan pengetahuan yang mendunia dan menyeluruh.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar Cetakan III, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2006 ).

Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1991).

Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional Cetakan XIII, ( Bandung : Remaja Rosdakaarya, 2001 ).

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/catagory/makalah-pengelolaan -kelas/page/2/
 

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/09/pengelolaan-kelas/
 
http://www.infodiknas.com/bab-1-definisi-pengelolaan-kelas/
 

Anda mungkin juga menyukai