Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN PUSAT SUMBER BELAJAR

PROSEDUR MERANCANG, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SUMBER


BELAJAR OLEH GURU

DOSEN PENGAMPU: ENI ARNIKA M.E

KELOMPOK 1

 HADIANI HILMI (202111520017)


 ADE MAHARANI (202111520051)
 HENDRA WIJAYA (202111520018)
 NUR AISAH JAMIL (202111520060)

PRODI MANAJMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
(STIT) PALAPA NUSANTARA-NTB
TA.2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prosedur merancang,
implementasi dan evaluasi aumber belajar oleh guru”. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata Pelajaran menejemen pusat sumber belajar.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen sehingga makalah ini
dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Sepit, 01 November 2022


Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bila membicarakan hal mengenai pembelajaran maka, banyak sekali yangdapat dibahas.
Entah itu mengenai model pembelajaran, metode mengajar, strategi dan lain sebagainya. Itu
semua harus diperhatikan bagi seorang pengajar karena berhasil atau tidaknya proses
pembelajaran tergantung dari aspek-aspek tersebut.Untuk dapat menunjang pembeajaran
yang efektif dan efisien maka perluadanya sumber belajar.

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang berupa data,orang, dan wujud tertentu yang
dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar.Terdapat banyak fungsi yang dapat di
hasilkan karena digunakanyasumber belajar didalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur sumber belajar ?


2. Apa saja implementasi sumber belajar ?
3. Bagaimana proses evaluasi dalam sumber belajar ?

C. Tujuan

1. Agar mengetahui bagaimana prosedur sumber belajar.


2. Untuk mengetahui implementasi sumber belajar.
3. Untuk mengetahui proses evaluasi dalam dalam sumber belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prosedur Sumber Belajar

Prosedur merupakan suatu proses, langkah–langkah atau tahapan– tahapan dari serangkaian
kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, prosedur juga biasanya
melibatkan beberapa orang dalam suatu instansi.

Sumber belajar merupakan sesuatu yang dimanfaatkan pada kegiatan proses belajar
mengajar oleh guru dan siswa untuk memudahkan mempelajari dan memahami materi
pelajaran (Haryono, 2015:37). Sumber belajar digunakan mempermudah seseorang dalam
mencapai tujuan belajar untuk memahaman bidang ilmu yang dipelajari.

1.Analisis kebutuhan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengkaji berbagai persoalan yang terkait dengan perancangan
sumber belajar di sekolah berdasarkan tuntutan karakteristik setiap mata pelajaran dalam
kurikulum berbasis kompetensi, baik dari sisi kompetensi yang harus dimiliki, maupun dari
segi materi ataupun bahan yang akan disampaikan kepada anak didik. Disamping itu,
analisis kebutuhan didasarkan atas masukan-masukan dari para pengelola dan pelaksana
pembelajaran meliputi: kepala sekolah, pengawas, guru dan siswa.

Analisis difokuskan kepada kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam merancang


sumber belajar, termasuk kemampuan-kemampuan yang dipersyaratkan berkenaan dengan
merancang sumber belajar

2.Penetapan sumber belajar


Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah
menetapkan sumber belajar yang akan digunakan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara
mengkaji berbagai teori dan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan, kemudian
menyusun konsep dan konstruknya, aplikasi, serta implementasinya. Konsep dan konstruk
yang telah tersusun, akan dijadikan rujukan dalam menetapkan sumber belajar.

3.Pengembangan sumber belajar


Pengembangan sumber belajar ini, dilakukan dengan cara mengkaji dan meneliti berbagai
masukan yang berasala dari penetapan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran.
Selanjutnya hasil dari pengembangan tersebut, dapat dijadikan bahan bagi kegiatan revisi
pengggunaan sumber belajar. Hasil revisi ini, kemudian menjadi rujukan untuk digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar.

4.Evaluasi sumber belajar


Kegiatan ini melihat kriteria keberhasilan dalam merancang sumber belajar dan
mengevaluasi pelaksanaan penggunaan sumber belajar. Dengan evaluasi, kita dapat
mengamati kekurangan-kekurangan yang sumber belajar tersebut, sehingga ada suatu
perbaikan untuk mencapai sumber belajar yang lebih baik, yang sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan yang telah ditetapkan. 1

B. Implementasi Sumber Belajar

Secara sederhana implementasi pembelajaran dapat diartikan sebagai


pelaksanaan atau penerapan dalam pembelajaran. Secara garis besar, implementasi
pembelajaran merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang
disusun secara matang dan terperinci dalam melakukan proses pembelajaran.

Menurut Asep Jihad, implementasi pembelajaran adalah suatu proses


peletakan ke dalam praktek tentang suatu ide, program atau seperangkat aktivitas
baru bagi orang dalam mencapai atau mengharapkan perubahan.

1
http://nanaonan.blogspot.com/2010/11/prosedur-merancang-sumber-belajar.html
Sedangkan menurut Hamzah, implementasi pembelajaran adalah menerapkan
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa impelementasi
pembelajaran adalah proses penerapan dalam pembelajaran untuk melaksanakan ide,
program atau seperangkat aktivitas baru dengan mengharapkan ada perubahan dalam
diri orang yang diajarkan.

Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan
pendidikan. Pengawasan itu turut menentukan lingkungan itu membantu kegiatan belajar.
Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para
siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang
diharapkan. Salah satu faktor yang mendukung kondisi balajar di dalam suatu kelas adalah
job description proses belajar mengajar yang berisi serangkaian pengertian peristiwa belajar
yang dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa.
Sehubungan dengan hal ini, job description guru dalam implementasi proses belajar
mengajar adalah:
1. Perencanaan instruksional, yaitu alat atau media untuk mengarahkan kegiatan-
kegiatan organisasi belajar.
2. Organisasi belajar yang merupakan usaha menciptakan wadah dan fasilitas-fasilitas
atau lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan yang mengandung kemungkinan terciptanya
proses balajar mengajar.
3. Menggerakan anak didik yang merupakan usaha memancing, membangkitkan, dan
mengarahkan motivasi belajar siswa. Penggerak atau motivasi disini pada dasarnya
mempunyai makna lebih dari pemerintah, mengarahkan mengaktualkan, dan memimpin.
4. Supervise dan pengawasan, yakni usaha mengawasi, menunjang, membantu,
menugaskan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan perencanaan
instruksional yang telah didesain sebelumnya.
5. Penelitian yang lebih bersifat penafsiran (assasment) yang mengandung pengertian
yang lebih luas dibanding dengan pengukuran atau evaluasi pendidikan.
2

2
http://nanaonan.blogspot.com/2010/11/prosedur-merancang-sumber-belajar.html
C. Upaya pengelolaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar.

Berbagai upaya diusahakan untuk menganalisis proses pengelolaan belajar mengajar ke


dalam unsur-unsur komponennya. Komponen-komponen tersebut meliputi:
a. Merencanakan, yaitu mempelajari masa mendatang dan menyusun rencana kerja.
b. Mengorganisasi, yakni membuat organisasi, usaha, manager, tenaga kerja dan bahan.
c. Pengkoordinasikan, yaitu menyatukan dan mengkorelasikan semua kegiatan.
d. Mengawasi, memeriksa agar segala sesuatu dikerjakan sesuai dengan peraturan yang
digariskan dan instruksi-instruksi yang diberikan.

D. Tahap-tahap pengelolaan dan pelaksanaan prose belajar mengajar.

1. Perencanaan

a. Menetapkan apa yang akan dilakukan, kapan dan bagaimana melaksanakannya.


b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang
maksimal melalui penentuan target.
c. Mengembangkan alternatif-alternatif.
d. Mengumpulkan dan menganalisis informasi.
e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dari keputusan.

Konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang:

a. Perencanaan pengajaran sebagai teknologo, yaitu rencana yang mendorong


penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif atau teori-teori
konstruktif terhadap solusi dan problem-problem untuk menggerakkan pembelajaran.
b. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah sistem, yaitu sebuah susunan dari sumber-
sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran.
c. Perencanaan pengajaran sebagai suatu disiplin, yaitu cabang dari pengetahuan yang
selalu memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan
implementasinya terhadap strategi tersebut.
d. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah sain, yaitu mengkreasikan secara detail
spesifikasi pengembangan, implementasi, evaluasi dan pemeliharaan situasi maupun fasilitas
pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi
pembelajaran.
e. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses, yaitu pengembangan pengajaran
secara sitematis yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan
pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
f. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas, yaitu ide pengajaran dikembangkan
dengan memberi hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam sebuah proses.

2. Pengorganisasian.
a. Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan tenaga kerja yang diperlukan untuk
menyusun keangka yang efisien dalam melaksanakan rencana-rencana melalui suatu proses
penetapan kerja yang diperlukan untuk menyelesaikannya.
b. Mengelompokkan komponen kerja kedalam struktur organisasi secara teratur.
c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.
d. Merumuskan dan menetapkan metode dan prosedur.3
e. Memilih, mengadakan pelatihan dari pendidikan tenaga kerja serta mencari sumber-
sumber lain yang diperlukan.

Sedang menurut Lvor K Davies, cara-cara mengorganisasikan adalah sebagai berikut:

a. Memilih teknik mengajar yang tepat.


b. Memilih alat bantu belajar audiovisual yang tepat.
c. Memilih kelas (jumlah murid) yang tepat.
d. Memilih strategi yang tepat untuk mengkomunikasikan paraturan, prosedur-prosedur
serta pengajaran yang kompleks.

3. Memimpin.

3
http://nanaonan.blogspot.com/2010/11/prosedur-merancang-sumber-belajar.html
a. Memperkuat motivasi belajar.

1) Memotivasi interinsik yaitu motivasi yang mengacu pada faktor-faktor dari dalam
tersirat baik dalam tugas itu sendiri pada diri siswa. Dengan kata lain keinginan untuk
menambah pengetahuan dan untuk melacak, merupakan faktor intrinsik pada semua orang,
2) Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang mengacu kepada faktor dari luar dan
ditetapkan pada tugas atau pada siswa oleh guru atau oarang lain. Motivasi ekternal ini biasa
berupa penghargaan, pujian, hukuman, atau cobaan.

b. Menentukan strategi belajar mengajar yang tepat, yaitu meliputi:

1) Gaya mengajar.
2) Pendekatan-pendekatan yang digunakan.
3) Metode-metode.
4) Simulasi, studi kasus dan permainan.

c. Mengajar keterampilan pisikomotor.

Yaitu dengan tugas-tugas industrial dan tugas-tugas tersebut dapat diidentifikasikan menjadi
enam kelas kerja utama yaitu:

1) Pekerjaan tangan, meliputi pekerjaan manusia dengan tangannya sendiri.


2) Pekerjaan tangan dengan menggunakan alat.
3) Pekerjaan mesin bertujuan satu yaitu penggunaan mesin yang digerakan secara
menkanik.
4) Pekerjaan dengan mesin ganda yaitu penggunaan mesin yang digerakkan secara
otomatis maupun semi otomatis.
5) Pekerjaan dengan mesin bermanfaat ganda yaitu penggunaan mesin yang digerakan
oleh tenaga.
6) Pekerjaan tidak berulang meliputi pekerjaan bersepesialisasi dan tidak berulang.

4. Mengarahkan.

1) Menyusun kerangka waktu dan biaya secara terperinci.


2) Memprakarsakan serta menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan rencana
dan dalam mengambil keputusan.

3) Mengeluarkan intruksi-intruksi yang spesifikasi.


4) Membimbing, memotivasi dan supervisi.

6. Kontrol atau pengawasan.

a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dibandingkan dengan rencana.


b. Melaporkan penyimpangan-penyimpangan untuk tindakan pengkoreksian serta
merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar dan saran-saran.
c. Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan-
penyimpangan.

Cara belajar aktif tidak bisa dipertentangkan dengan cara belajar siswa tidak aktif. Yang
dapat dikemukakan adalah terdapat kegiatan belajar yang mempunyai kadar keaktifan siswa
yang tinggi, dan ada kegiatan belajar dengan keaktifan siswa yang rendah. Tidak ada
kegiatan belajar dengan kadar keaktifan nol. Cara belajar siswa aktif tidak selamanya
berorientasi keterampilan, tetapi juga bisa terjadi waktu siswa mempelajari konsep, fakta,
dan prinsip. Bisa juga belajar keterampilan proses terjadi dengan kadar keaktifan siswa
rendah. Belajar konsep dengan dengan kadar keaktifan siswa rendah cenderung
memperlihatkan modus belajar mengajar yang lebih ekpositori, sedangkan belajar
keterampilan proses dengan kadar keaktifan siswa tinggi cenderung bermodus discovery.

Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilan,
yakni pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, dan keduanya saling
ketergantungan satu sama lain. Kemampuan mengatur proses belajar mengajar yang baik,
akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar, sehingga merupakan titik awal
keberhasilan pengajaran. Siswa dapat belajar dalam suasana wajar, tanpa tekanan dan dalam
kondisi yang merangsang untuk belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa memerlukan
sesuatu yang memungkinkan dia berkomunikasi secara baik dengan guru, teman, maupun
dengan lingkungannya. Kebutuhan akan bimbingan, bantuan, dan perhatian guru yang
berbeda untuk setiap individu siswa.

Untuk menciptakan suasana yang menumbuhkan semangat belajar, meningkatkan


prestasi belajar siswa, mereka memerlukan pengorganisasian proses belajar yang baik.
Proses belajar mengajar merupakan suatu rentetan kegiatan guru menumbuhkan organisasi
proses belajar mengajar yang efektif, yang meliputi: tujuan pengajaran, pengaturan
penggunaan waktu luang, pengaturan ruang dan alat perlengkapan pelajaran dikelas, serta
pengelompokan siswa dalam belajar.
Tujuan pengajaran merupakan pangkal tolak keberhasilan dalam pengajaran. Makin
jelas rumusan tujuan makin mudah menyusun rencana dan mengimplementasikan kegiatan
belajar mengajar dengan bimbingan guru. Dalam perumusan tujuan instruksional khusus
perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Kemampuan dan nilai-nilai apa yang ingin dikembangkan pada diri siswa.
b. Bagaimana cara mencapai tujuan itu secara bertahap atau sekaligus.
c. Apakah perlu menekankan aspek-aspek tertentu.
d. Seberapa jauh tujuan itu dapat memenuhi kebutuhan perkembangan siswa.
e. Apakah waktu yang tersedia cukup untuk mencapai tujuan-tujuan itu.4

Selanjutnya berkenan dengan waktu yang tersedia untuk setiap pelajaran per semester,
pertahun, sangat terbatas. Karena itu diperlukan pengaturan waktu, diharapkan siswa
melakukan berbagai kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pengajaran. Waktu yang
tersedia bisa dirasakan lama dan sumber kebosanan buat anak dalam belajar. Sebaliknya,
bisa juga dirasakan singkat bila diisi dengan kegiatan-kegiatan yang menyemangatkan siswa
dalam belajar. Waktu yang tersedia hendaknya diisi dengan aktivitas bermakna dan dapat
memberikan hasil belajar produktif selain menggairahkan.

Dalam pengaturan ruang belajar perlu diperhatikan:

1. Ukuran dan bentuk kelas.


2. Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa.
3. Jumlah siswa dalam kelas.
4. Jumlah siswa dalam tiap kelompok.
5. Jumlah kelompok dalam kelas.
6. Komposisi siswa dalam kelompok, yang pandai, yang kurang pandai, jenis kelamin
laki-laki dan perempuan.

Agar kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan cara belajar siswa, diperlukan
pengelompokan siswa dalam belajar. Dalam penyusunan anggota kelompok perlu
pertimbangan antara lain:

4
http://nanaonan.blogspot.com/2010/11/prosedur-merancang-sumber-belajar.html
1) Kegiatan belajar apa yang akan dilaksanakan.
2) Siapa yang akan menyusun anggota kelompok, guru, siswa, atau guru dan siswa
bersam-sama.
3) Atas dasar apa kelompok itu disusun.
4) Apakah kelompok itu selalu tetap atau berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan cara
balajar.

Untuk mewujudkan suasana belajar dimana siswa menjadi pusat kegiatan belajar atau
kegiatan siswa aktif, organisasi, kursi, dan alat-alat lain harus mudah dipindah-pindahkan
untuk kepentingan kerja kelompok. Ruangan dan fasilitas yang tersedia perlu diatur untuk
melayani kegiatan belajar. Ruang gerak guru dalam organisasi proses belajar mengajar tidak
terbatas. Kegiatan mengarahkan, menjelaskan, memberikan jawaban spontan, serta
memberikan umpan balik, merupakan kegiatan guru untuk memenuhi kebutuhan siswa yang
beraneka ragam.

Pengelompokan siswa dapat dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu:

a. Menurut kesenangan berteman.


Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok siswa yang disusun atas keakraban antar
siswa. Kelompok terdiri atas sejumlah siswa yang menurut mereka kawan-kawan dekat.
Mereka duduk mengelilingi meja yang disusun berhadapan. Dalam pengelompokan ini
setiap siswa mempelajari atau melakukan kegiatan yang sama.

b. Menurut kemampuan.
Untuk memudahkan pelayanan guru, siswa-siswa dikelompokan menjadi kelompok
cerdas, sedang, menengah, dan kelompok siswa yang lambat dan pengelompokan ini dapat
diubah sewaktu-waktu sejalan dengan perkembangan kemampuan individual siswa dalam
mempelajari mata pelajaran.

c. Menurut minat.
Suatu ketika ada siswa yang senang menulis, menggambar, sementara siswa yang lain
lagi senang ilmu social, ilmu alam, atau matematika. Para anak didik dikelompokan atas
dasar kegiatan yang sama. Siswa yang melakukan aktivitas belajar yang sama,
dikelompokan. Dalam hal ini guru mengamati tiap siswa disamping memberi dorongan
untuk berpindah dari suatu kegiatan ke kegiatan yang lain.

Perlu diketahui bahwa proses belajar yang bermakna adalah proses belajar yang
melibatkan berbagai aktivitas para siswa. Untuk itu guru harus berupaya untuk
mengaktifkan kegiatan belajar tersebut, misalnya melalui karyawisata, atau melalui seminar.

E. Proses Evaluasi Dalam Sumber Belajar

Dalam evaluasi selalu mengandung proses. Proses evaluasi harus


tepat terhadap tipe tujuan yang biasanya dinyatakan dalam bahasa prilaku. Dikarenakan
tidak semua perilaku dinyatakan dengan alat evaluasi yang sama, maka evaluasi menjadi
salah satu hal yang sulit dan menantang, yang harus disadari oleh para guru. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 57 ayat(1), evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan
secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan, di antaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program
pendidikan (Sukardi, 2008:1).

Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada evaluasi pengolahan pembelajaran yang


dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan strategi pembelajaran yang dilaksanakan,
keefektifan media pembelajaran, cara mengajar yang dilaksanakan, dan minat, sikap serta
cara belajar mahasiswa. ( Sri Jutmini,dkk. 2007 hlm.7)

Sasaran evaluasi proses pembelajaran adalah pelaksana dan pengolahan pembelajaran untuk
memperoleh pemahaman tentang strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen, cara
mengajar, dan media pembelajaran yang digunakan oleh dosen dalam pembelajaran, serta
minat, sikap dan cara/ kebiasaan belajar mahasiswa.

Evaluasi proses pembelajaran difokuskan pada proses pendidikan yang dilaksanakan serta
berbagai variabel yang terlibat dalam proses pendidikan tersebut. Proses pendidikan
merupakan interaksi edukatif antara guru atau pendidik dan peserta didik. Interaksi edukatif
adalah interaksi yang bertujuan mendidik seperti dalam proses pembelajaran dan aktifitas
lain. Adapun variabel-variabel yang terlibat dalam interaksi ini meliputi guru, siswa,
lingkungan belajar, budaya, sarana, prasarana, sumber belajar, dan sebagainya. Semua
aktifitas dan variabel ini menjadi fokus dalam evaluasi proses.5

5
https://mayamawan.wordpress.com/2011/12/27/evaluasi-sumber-belajar/

Anda mungkin juga menyukai