Dimensi Budaya Geert Hofstede
Dimensi Budaya Geert Hofstede
Hofstede)
Hofstede (2010) adalah seorang sosiolog yang pada tahun 1967 sampai 1973 telah
berhasil melakukan penelitian dengan mengumpulkan data dari 50 negara yang
berbeda dalam perusahaan swasta International Bussiness Machine (IBM). Penelitian
ini mendapatkan jawaban kurang lebih dari 100.000 kuesioner.
“The collective programming of the mind that distinguishes the members of one group
or category of people from another.”
1. Power Distance, terkait kepada solusi-solusi yang berbeda terhadap masalah dasar dari
ketidaksetaraan manusia;
2. Uncertainty Avoidance, terkait dengan tingkat dari stres dalam lingkungan sosial
menghadapi masa depan yang tidak diketahui;
3. Individualism versus Collectivism, terkait dengan integrasi dari individu ke dalam
kelompok-kelompok utama;
4. Masculinity versus Feminimity, terkait dengan pembagian dari peran emosi antara
wanita dan laki-laki
5. Long Term versus Short Term Orientation, terkait kepada pilihan dari fokus untuk
usaha manusia: masa depan, saat ini, atau masa lalu
6. Indulgence versus Restraint, terkait kepada gratifikasi dibandingkan kendali dari
kebutuhan dasar manusia untuk menikmati hidup
Berikut akan saya uraikan masing-masing dimensi tersebut di atas:
POWER DISTANCE
Power Distance atau jarak kekuasaan adalah sejauh mana anggota dari suatu organisasi
atau lembaga yang berada dalam posisi yang kurang kuat menerima dan berharap
kekuasaan didistribusikan secara tidak merata. Dimensi budaya yang mendukung jarak
kekuasaan rendah (Small Power Distance) mengharapkan dan menerima hubungan
kekuasaan secara lebih konsultatif atau demokratis. Orang berhubungan satu sama lain
terlepas dari posisi formalitas mereka. Bawahan mersaa lebih nyaman serta menuntut
hak untuk berkontribusi dalam pengambilan keputusan.
4
Pendidikan berpusat pada siswa Pendidikan guru yang berpusat
5 Hirarki berarti ketimpangan peran,
Hirarki berarti ketimpangan eksistensial
didirikan untuk kenyamanan
UNCERTAINTY AVOIDANCE
Uncertainty about the future is a basic fact of human life with which we try to cope
throuhj the domains of technology, law, and religion. In organizationas these take the
form of technology, rules, and rituals. Uncertainty avoidance should not be confused
with risk avoidance(Hofstede, 2001).
2 Kemudahan, stres yang lebih rendah, Lebih tinggi stres, emosi, kecemasan, dan
pengendalian diri, kecemasan rendah neurotisisme
9 Dalam politik, warga merasa dan Dalam politik, warga merasa dan
dipandang sebagai kompeten dipandang sebagai tidak kompeten
terhadap otoritas terhadap otoritas
10 Dalam agama, filsafat dan ilmu Dalam agama, filsafat dan ilmu:
pengetahuan: relativisme dan keyakinan kebenaran utama dan teori-
empirisme teori besar
INDIVIDUALISM VS COLLECTIVISM
It describes the relationship between the individual and the collectivity that prevails in
a given society. It is reflected in the way people live together-for example, in nuclear
famiies, or tribes – and it has many implications for values and behavior (Hofstede,
2001).
No Collectivism
Individualism
2
“Aku” – kesadaran “Kami” – kesadaran
3
Hak privasi Menekankan pada kebersamaan
4
Berbicara pikiran seseorang sehat Harmony harus selalu dipertahankan
5 Lainnya diklasifikasikan sebagai Lainnya tergolong dalam kelompoknya
individu atau kelompok lain
6 Pendapat pribadi diharapkan: satu Pendapat dan orang yang telah ditentukan
orang satu suara oleh di-kelompok
10
Tugas menang atas hubungan Hubungan menang atas tugas
MASCULINITIY VS FEMINIMITY
The dominant gender role patterns in the vast majority of both traditional and modern
societies. (I will use ‘sex’ when referring to biological functions and ‘gender’ when
referring to social functions) (Hofstede, 2001).
2 Pria dan wanita harus sederhana dan Pria harus tegas dan wanita mungkin
peduli bersikap tegas dan ambisius
4
Simpati untuk yang lemah Kekaguman terhadap yang kuat
5 Ayah dan ibu berurusan dengan Ayah berurusan dengan fakta-fakta, ibu
fakta-fakta dan perasaan dengan perasaan
6 Kedua anak laki-laki dan perempuan Gadis menangis, anak laki-laki tidak;
mungkin menangis tapi tidak harus anak laki-laki harus melawan, gadis tidak
bertengkar harus berjuang
7
Ibu memutuskan jumlah anak Ayah memutuskan ukuran keluarga
8 Banyak wanita dalam posisi politik Beberapa wanita dalam posisi politik
yang terpilih yang terpilih
9 Agama berfokus pada sesama Agama berfokus pada Tuhan atau dewa-
manusia dewa
Dimensi ini dikembangkan oleh Hostede bersama Michael Harris Bond di Hongkong
(Hofstede, 2001). Dimensi ini sangat dipengaruhi oleh ajaran Confucian. Dimensi ini
akan membingungkan orang yang hidup di wilayah Barat, karena merasa hal ini tidak
diperlukan. Empat elemen ajaran yang mempengaruhi terbentuknya dimeni ini adalah:
Masyarakat yang memiliki dimensi orientasi hubungan jangka pendek (short term
orientation), nilai dipromosikan terkait dengan masa lalu dan sekarang, termasuk
kestabilan, menghormati tradisi, menjaga selalu penampilan di muka umum, dan
memenuhi kewajiban-kewajiban sosial.
No Long-Term Orientation
Short-Term Orientation
3 Ada pedoman yang universal tentang Apa yang baik dan yang jahat tergantung
apa yang baik dan yang jahat pada keadaan
INDULGENCE VS RESTRAINT
Michael Minkov seorang ahli bahasa dan sosiolog dari Bulgaria pada tahun 2007,
bersama dengan Geert Hofstede dan Geert Jan Hofstede (2010) mengajukan tiga
dimensi budaya yang baru yaitu Exclusionism versus Universalism, Indulgence versus
Restraint, Monumentalism versus Flexumility. Kemudian Hofstede melihat korelasi
yang kuat antara Exclusionism versus Universalism dengan
dimensi Collectivism/Individualism; dan Monumentalism versus Flexumility juga
berkorelasi kuat dengan Short Term/Long Term Orientation. Sehingga dimensi baru
yang ditetapkan oleh Hofstede sebagai dimensi budaya terbaru adalah
dimensi Indulgence versus Restraint.
No Restraint
Indulgence
1 Persentase lebih tinggi dari orang Lebih sedikit orang yang sangat bahagia
menyatakan diri mereka sangat
bahagia
4
Lebih tinggi pentingnya rekreasi Lebih rendah akan pentingnya rekreasi
7 Lebih banyak orang secara aktif Lebih sedikit orang secara aktif terlibat
terlibat dalam olahraga dalam olahraga
10 Menjaga ketertiban di negara ini Jumlah yang lebih tinggi dari polisi per
tidak diberikan prioritas tinggi 100.000 penduduk
Sumber:
Hofstede, G., Hofstede, G. J., & Minkov, M. (2010). Cultures and Organizations:
Software of the Mind (Rev. 3rd ed.). New York: McGraw-Hill.
Demikian penjelasan singkat saya mengenai teori dimensi budaya yang dikembangkan
oleh Geert Hofstede. Semoga bermanfaat untuk menambah wawasan atau bisa menjadi
inspirasi bagi para akademisi ilmu sosial. Saya sedang menggunakan teori ini dalam
penelitian saya, dan saya membutuhkan gambaran dimensi budaya bangsa Indonesia
saat ini.
Mohon dukungan dari rekan-rekan semua untuk menjawab 24 butir pernyataan dalam
kuesioner berikut:
https://docs.google.com/forms/d/1G6-mNpp-
XjzYTblq9rPWFuy8KWDhRqnNqx1UhpsYmQw/viewform#responses
Kuesioner tersebut akan mengukur budaya bangsa kita dalam enam dimensi. Berada di
kutub dimensi manakah kita saat ini. Bagi rekan-rekan dan sahabat yang sudah mengisi
kuesioner saya, saya ucapkan banyak terima kasih.