Anda di halaman 1dari 15

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan

Disusun oleh:

Nama:Hairia Masahida
La ari Buton
Kelas: Xll MIPA 1

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU DINAS


PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGRI 2 MALUKU TENGGARA
LANGGUR
MOTTO
" DISIPLIN DALAM BERTUGAS, DEWASA DALAM BERTINDAK ,DAN DINAMIS
DALAM KEGIATAN"
Orang yang disiplin adalah orang yang dewasa dalam bertindak,dan sebagai persiapan setelah
mendapatkan tanggung jawab atau tugas besar di masa depan
Sedangkan orang yang malas bertindak tidak akan berhasil ,namun kemudian berharap banyak
pada orang lain
Orang yang dinamis dalam berkegiatan adalah orang yang di siplin dan dewasa dalam bertindak
meski menjadi orang yang disiplin, dewasa dan dinamis tidak mudah tapi kita berusaha
mempelajari semua itu
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis dengan judul" Pemanfaatan ampas tahu sebagai pakan ternak di maluku tenggara "
dia buat untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian sekolah tahun pelajaran 2022/2023, telah

Di setujui dan di sahkan pada :

Hari:

Tangggal:

Mengetahui,

Kepala sekolah Guru pembimbing

Mohamad R Raharusun,s.Pd.lng. Mohamad Suad S.Pd


NIP. 196908251993031006. NIP.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.Dengan segenap kerendahan hati, segala puji
penulis panjatkan atas kehadirat Allah, yang senantiasa memberikan nikmat iman, islam,serta
sehat wal’afiat dan nikmat lainnya. Tidak ada manusia pun yang dapat menghitungnya kecuali
rahmat, hidayah, serta kasih sayang kepada seluruh makhluknya, sehingga penulis dapat
mengerjakan karya tulis ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan ampas tahu sebagai pakan ternak
dikotual dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Penyusunan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah
satu persyaratan untuk kelulusan di tahun pelajaran 2022/2023. Tentunya, semua ini tidak
terlepas dari bantuan dan peran berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis inginmenyampaikan ucapan terima kasih
kepada :

1 Kepala sekolah dan staf dewan guru SMA Negri 2 Maluku Tenggara yang membantu
penulis dalam bentuk pengajaran dan pembinaan selama penulis menempuh pendidikan
2 Bapak Mohamad suad s.pd selaku pembimbing atas bimbingan dan arahan sehingga
terselesainya karya tulis ilmiah ini
3 Ibu Nova C Leleury s.pd selaku wali kelas XII MIPA 1 yang selalu memotivasi penulis
4 Orang tua tercinta dan saudara yang telah membantu penulis dalam penulisan iniberubah doa
dan motivasi untuk keberhasilan penulis
5 Teman teman angkatan 2023 yang saling memberikan dukungan sehingga terselesaikannya
karya tulis ini

Akhir kata, besar harapan penulis karya ilmiah ini dapat memberikanbanyak manfaat bagi para
pembacanya, walau masih banyak kekurangan.Oleh karena itu, penulis masih sangat
membutuhkan kritik dan saranberupa motivasi untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang lebih
baik dimasa mendatang.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................i


Halaman Pengesahan...................................................................................................................ii
Kata Pengantar.............................................................................................................................iii
Daftar Isi........................................................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................4
1.3Tujuan Penulisan.........................................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................... ...........4
BAB II
Landasan teori
2.1 Tahu....................................................................................................................................5
2.2 Ampas Tahu........................................................................................................................6
2.3 Kedelai................................................................................................................................7

BAB III
PEMBAHASAAN
3.1 Konsumsi Ransum....................................................................................................................8
3.2 Bobot Badan Akhir....................................................................................................................9
3.3 Tambahan Bobot Badan..........................................................................................................10
103.4 Konversi Ransum (FCR)........................................................................................................11
BAB IV
4.1 Simpulan............................................13
4.2 Saran...............................................................................................................................13
Daftar Pustaka ...............................................................................................................................v
Lampiran........................................................................................................................................vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masih banyak orang yang belum tahu tentang manfaat dari ampas tahu. Ampas tahu adalah salah
satu jenis makanan yang sangat terkenal di beberapa daerah di Indonesia seperti Jawa Tengah
dan beberapa daerah lainnya. Namun bagi daerah perkotaan biasanya memang belum mengenal
makanan yang berasal dari tahu ini yaitu, ampas tahu. Ampas tahu adalah zat buangan yang
diperoleh selama proses produksi tahu.
Kedelai hasil perebusan akan didiamkan selama beberapa saat, kemudian akan digiling. Lalu,
sari-sari tahu hasil dari kedelai giling akan diendapkan menjadi tahu. Sementara itu sisa dari
kedelai giling yang tidak terpakai akan menjadi ampas.
Karakter ampas sama seperti tahu yaitu memiliki warna yang lebih putih dan lembut. Disinilah
ampas tahu dapat diolah menjadiberbagai macam jenis makanan lainnya yang juga memiliki gizi
yang cukup untuk tubuh. Selama ini limbah ampas tahu belum dimanfaatkan secara maksimal.
Ampas tahu lebih banyak digunakan sebagai pakan ternak (sapi dan babi) atau bahkan dibuang
begitu saja. Padahal ampas tahu memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan bisa diolah
menjadi makanan yang lezat dan aman dikonsumsi.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diperoleh sebagai berikut:
”Apakah ampas tahu bermanfaat untuk ternak ruminansia ?”
1.3 Masalah Pembatasan
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah
"Pemanfaatan ampas tahu sebagai pakan ternak

1.4 Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein kasar pada ampas tahu
2. Tujuan Khusus:
Memanfaatkan ampas tahu dalam pembuatan pakan ternak .
1.5 Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan tentang penganekaragaman pangan dengan penambahan ampas
tahu
b. Bagi masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat tentang penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan
ampas tahu.
c. Bagi Peneliti Lanjutan
Penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan acuan apabila mengadakan penelitian sejenis.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tahu
Tahu adalah makanan yang terbuat dari hasil sari fermentasi kacang kedelai. Walaupun terlihat
seperti makanan yang murah, namun kandungan manfaat yang terdapat di dalam tahu cukup
untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam tubuh kita. Kandungan gizi yang terdapat di dalam tahu
misalnya seperti protein, karbohidrat, lemak, fosfor, kalori dan mineral, serta vitamin B
kompleks thiamin, kalsium, vitamin B12 dan vitamin E. Nama tahu sendiri adalah nama serapan
dari bahasa Hokkian dari kata hanzi, hanyu pinyin atau dhofu yang artinya kedelai terfermentasi.
Asal tahu sendiri berasal dari Tiongkok Cina.
Menurut para ahli sejarah mengungkapkan penemu tahu bernama Liu An sekitar tahun 164 SM .
Liu An sendiri adalah seorang ilmuan filosofI keturunan bangsawan dari Dinasti Han.
Kemungkinan besar Liu An memadatkan tahu dengan air lant sehingga menjadi kental. Tahu
dibawa oleh orang - orang Cina ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu pada akhirnya menyebar
ke seluruh dunia. Di dalam 100 gram tahu terkandung berbagai macam gizi dan berbagai macam
vitamin yang diperlukan untuk tubuh dan digunakan untuk kesehatan di dalam tubuh kita.
1Berikut kandungan – kandungan yang terdapat dalam 100 gram tahu, yaitu:
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Tahu
Kandungan gizi Jumlah
Gizi 3,5 oz
Energi 318 kJ
Karbohidrat 1,9 gram
Lemak 4,8 gram
Lemak jenuh 0,7 gram
Protein 8,1 gram
Zat besi 1 mg
Kalsium 350g (35%)
Sodium nn 7mg (0%)
Vitamin b1 0,06 mg
Vitamin a 0 IU
Vitamin c. 0 mg

Diatas merupakan kandungan yang terdapat pada tahu.


2 Beberapa manfaat-manfaat tahu, yaitu sebagai berikut :
a. Mencegah penyakit jantung
Sejumlah studi dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan bahwa asupan rutin protein
kedelai yang terkandung dalam tahu dapat membantu menurunkan LDL (kolesterol buruk) tanpa
menurunkan HDL (kolesterol baik), yang menyebabkan penurunan risiko penyakit jantung.
b. Meningkatkan produksi energi
Tahu merupakan sumber makanan yang kaya zat besi, yang menyediakan 30 persen dari nilai
harian yang direkomendasikan untuk zat besi dalam 100 gram. Zat besi dalam tahu terutama
digunakan sebagai bagian dari hemoglobin yang membantu dalam ransportasi dan pelepasan
oksigen ke seluruh tubuh mempromosikan produksi energi.
c. Membantu menurunkan berat badan
Tinggi protein membuat perut tidak cepat merasa lapar. Juga, sifat rendah kalori (sekitar 80
kalori dalam 100 gram) tidak menambahkan kalori ekstra untuk menu diet Anda.
d. Membuat kulit sehat
Tahu dapat menjaga elastisitas kulit dan menunda proses penuaan dini. Mineral, vitamin dan
protein dalam tahu menjadi sumber nutrisi yang sangat dibutuhkan kulit. Makanan ini juga dapat
mengecangkan otot. Dan ternyata tahu juga bisa digunakan sebagai masker wajah yang berguna
untuk mengecangkan wajah.3
2.2 Ampas Tahu
Ampas tahu merupakan hasil ikutan proses pembuatan tahu, yang dapat digunakan sebagai
bahan pakan ternak ruminansia dan unggas. Bahan pakan ini mudah didapat dan memiliki nilai
gizi cukup baik dengan kandungan protein kasar 21%. Sebagai pakan tambahan, ampas tahu
dapat berfungsi melengkapi protein dari hijaun
2.3 kedelai
Kedelai yang mempunyai nama ilmiah Glyicne max L dan dalam famili leguminose, dan genus
Glycine. Kedelai mempunyai kandungan protein 35%. Kedelai tumbuh di tempat dengan
ketinggian 0-500 m di atas permukaan air laut. Iklim yang dikehendaki adalah iklim tropis.6
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.7
a. Kedelai dapat dibedakan menurut warnanya, bijinya, batangnya, dan menurut umurnya.
1. Menurut warna bijinya, ada 2 macam :
a. Kedelai warna putih
b. Kedelai warna hitam
2. Menurut batangnya, ada 2 macam :
a. Kedelai berbatang tegak. Cabangnya ada yang pendek
dan ada yang panjang.
b. Kedelai bercabang banyak. Sering disebut kedelai
menjalar, bentuk ujung melilit.
3. Menurut umurnya, ada 3 macam:
a. Kedelai berumur panjang lebih dari 90 hari.
b. Kedelai berumur sedang, 85-90 hari.
c. Kedelai berumurn pendek (genjah), 75-85 hari.
b. Kedelai dapat dimanfaatkan untuk :
1. Makanan manusia
2. Makanan ternak
3. Bahan industri (cat, lak, insektisida)
c. Makanan yang terbuat dari kedelai, antara lain :
1. Blendung kedelai
2. Kedelai rebus
3. Kedelai goreng
4. tahu
BAB III
PEMBAHASAN

Konsumsi Ransum
Ternak yang diberi ransum komersial 100% (R1) mengkonsumsi ransum sebanyak 170,20 kg
selama 15 minggu atau 1,62 kg (DM) perhari. Sedangkan babi yang diberi ransum dengan
penggantian ransum komersal dengan ampas tahu 5%, 7,5% (R2, R3) masing-masing lebih
rendah 2,26 dan 0,32%, sedangkan dengan yang penggantian ransum komersial dengan ampas
tahu 10% (R4) mengkonsumsi ransum lebih tinggi 0,89% (Tabel 2), namun secara statustik tidak
berbeda nyata (P>0,05). Kalau dihitung konsumsi harian perlakuan R2, R3 dan R4 masing-
masing 1,58; 1,59 dan 1,64 kg. Tidak terjadi perbedaan konsumsi antar perlakuan hal ini
disebabkan bobot badan babi juga tidak berbeda. Selain itu penggantian ransum komersial
dengan ampas tahu sampai level 10% tidak menyebabkan perbedaan kandungan energi ransum.
Kandungan energi ransum sangat berpengaruh terhadap konsumsi. Jika kandungan energi
ransum rendah, maka konsumsi akan tinggi, sebaliknya jika kandungan energi tinggi maka babi
akan mengkonsumsi ransum lebih sedikit.

Bobot Badan Akhir


Ternak yang mendapat perlakuan R1 memiliki bobot badan akhir 89,50 kg, paling tinggi diantara
perlakuan. Ternak yang diberi perlakuan R2, R3 dan R4 mempunyai bobot badan akhir masing-
masing 6,15; 3,07 dan 2,79% lebih kecil dibandingkan dengan R1 (Tabel 2), namun secara
statistik tidak berbeda nyata (P>0,05). Bobot badan sangat dipengaruhi oleh konsumsi, jika babi
dalam keadaan sehat, makin banyak konsumsi umumnya bobot akhir akan lebih tinggi.
Sebenarnya bobot akhir Ternak ini masih bisa bertambah terus sampai mencapai 100 kg, bahkan
lebih namun karena dipelihara baru 105 hari maka beratnya belum mencapai 100 kg. Umumnya
bobot pasar adalah 100 kg, biasanya dicapai dalam waktu 140 hari atau selama 5 bulan.
Tambahan Bobot Badan
Tambahan bobot badan ternak yang mendapat perlakuan R1 selama penelitian adalah 69,75 kg,
paling tinggi diantara perlakuan. Ternak yang mendapat perlakuan R2, R3 dan R4 masing-
masing 64,50; 67,50 dan 66,67 kg atau lebih rendah masing-masing 7,53; 3,22 dan 4,41% (Tabel
4), namun secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,05). Tambahan bobot badan sangat
dipengaruhi konsumsi ternak tersebut. Konsumsi ransum ternak yang mendapat perlakuan R1
memang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan R2 dan R3, namun lebih rendah
dibandingkan R4. Ternak yang mendapat perlakuan R4 konsumsi ransumnya paling tinggi
kemungkinan akibat kandungan ampas tahu yang lebih tinggi sehingga palatabelitasnya juga
lebih tinggi. Selain itu aroma ampas tahu akan merangsang babi untuk makan lebih banyak.
Konversi Ransum (FCR)

Konversi ransum atau feed convertion ratio (FCR) adalah perbandingan


antara ransum yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan dalam satuan waktu tertentu.
Nilai FCR menunjukkan seberapa efisiensi ternak dalam menggunakan ransum. Makin kecil nilai
FCR maka akan semakin efisien dalam penggunaan ransum. Pada ternak yang diberi perlakuan
R1 nilai FCR nya 2,69, sedangkan pada perlakuan R2, R3 dan R4 berturut-turut: 2,63; 2,70 dan
2,60. Pada perlakuan R2 dan R4 masing-masing lebih randah 2,23 dan 3,34%, tetapi pada
perlakuan R3 lebih tinggi 0,03%, dan secara statistik tidak berbedanyata (P>0,05). Berdasarkan
nilai FCR tersebut artinya babi yang mendapat perlakuan R4 kelihatan paling efisien
menggunakan ransum.
Namun bila dihitung biaya pakan untuk 1 kg pertambahan berat badan (PBB), maka perlakuan
R1 adalah Rp 11.878/kg PBB, sedangkan ransum pada perlakuan R2, R3, dan R4 berturut-turut
Rp 13.630/kg PBB, Rp 13.451/kg PBB dan Rp 14.452/kg PBB. Perlakuan R2, R3, dan R3
memiliki harga yang lebih mahal, hal ini disebabkan oleh konsumsi pakan yang meningkat
mengakibatkan biaya pakan semakin tinggi. Biaya pakan yang tinggi tersebut dipengaruhi oleh
ampas tahu dalam bentuk kering memiliki harga yang lebih mahal.
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan:
Dari studi literatur yang dilanjutkan dengan hasil pembahasan makadapat ditarik beberapa
kesimpulan :
1. Ampas tahu memiliki nilai nutrisi yang baik dan digolongkan ke dalambahan pakan sebagai
sumber protein.
2. Ampas tahu apabila diolah dan diawetkan, baik secara kering maupunsecara basah dapat
dimanfaatkan dan disimpan dalam waktu yangcukup lama.
3. Ampas tahu digunakan sebagai ransum memberikan pengaruh yangbaik terhadap performans
ternak ruminansia.
4. ampas tahu apabila diproteksi dengan tannin dalam rumen akan tanahterhadap degradasi, hal
ini dicerminkan dengan menurunnya konsentrasi VFA NH3, bakteri, dan protozoa rumen.
Saran:
Penggunaan ampas tahu secara ekonomis sebenarnya tidak terlalu menguntungkan kalau
harganya Rp 1000/kg, namun dari aspek lingkungan sangat bermanfaat sebab kalau tidak
digunakan ampas tahu akan mencemari lingkungan, terutama bau. Oleh karena itu ampas tahu
tetap dapat disarankan untuk mencampur ransum ternak jangan lebih dari 10% (1:1 ) basah,
kalau lebih volumenya terlalu banyak, dikhawatirkan ternakakan kekurangan asupan energi.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat statistik Provinsi Bali. 2013. Bali dalam Angka 2013.

Badan Pusat Statistik (Statistics Indonesia). 2015. Produksi Kedelai Tahun 2014.

Budaarsa, K. 1997. Kajian penggunaan rumput laut dan sekam padi sebagai sumber serat

dalam ransum untuk menurunkan kadar lemak karkas dan kolesterol daging

babi. Disertasi, Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Budaarsa K., P.H. Siagian, dan Kartiarso. 2007. Penggunaan rumput laut dan sekam

sebagai sumber serat dalam ransum terhadap kadar lemak karkas babi. Jurnal Ilmu Ternak 7. 2 : 95-100

Budaarsa, K. 2012. Babi Guling Bali, dari Beternak, Kuliner hingga Sesaji. Penerbit

Buku Arti, Denpasar.

Davis, J.M., P.E. Urriola, G.C. Shurson. S.K. Baidoo and L. J. Johnston. 2014. Effects of

adding supplemental tallow to diets containing 30% distillers dried grains with

solubles on growth performance, carcass characteristics, and pork fat quality in

growing-finishing pigs. Journal of Animal Science. 93.1:266-277.

Duldjaman.M. 2004. Penggunaan ampas tahu untuk meningkatkan gizi pakan domba

lokal. Media Peternakan. 27.3: 107-110.

Eklund. M., N. Sauer , F. Schöne, U. Messerschmidt, P. Rosenfelder , J. K. Htoo and

R. Mosenthin. 2015. Effect of processing of rapeseed under defined conditions in a

pilot plant on chemical composition and standardized ileal amino acid digestibility

in rapeseed meal for pigs. Journal of Animal Science: Vol. 93 No. 6, p. 2813-

2825

Ferdian Kusuma. 2008. Pengaruh pemberian tepung ampas tahu dalam ransum terhadap

performans puyuh (Coturnix-cortunix japonica) setelah 6 bulan produksi. Skripsi.

Universitas Bengkulu: Bengkulu.

Hernaman, I., R. Hidayat dan Mansyur. 2005. Ampas tahu adalah limbah hasil

pengolahan kedele menjadi tahu. Jurnal Ilmu Ternak. 5.2:94-99.


Murni. R, Suparjo, Akmal, BL. Ginting. 2008. Buku Ajar Teknologi Pemanfaatan

Limbah untuk Pakan. Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan

Universitas Jambi.

Nuraini, S.A.Latif, dan Sabrina. 2009. Potensi monascus purpureus untuk membuat

pakan kaya karotenoid monakolin dan aplikasinya untuk memproduksi telur

unggas rendah kolesterol. Working Paper. Fakultas Peternakan.

Shurtleff, W. And A. Aoyagi. 1975. The Book of Tohu, Food for Mankind. Ten Speed

Press. California, USA.

Sri Harjanto. 2011. Pengaruh penggunaan ampas tahu dalam ransum terhadap performan

babi landrace jantan kastrasi. Skripsi Fakultas Pertanian Jurusan Agronomi,

Universitas Negeri Sebelas Maret.

Suprapti, M. L. 2005. Pembuatan Tahu. Kanisius: Yogyakarta

Tanwiriah, Wiwin, 2009. Pengaruh tingkat pemberian ampas tahu dalam ransum

terhadap performan entok (muscovy duck) pada periode pertumbuhan. karya

ilmiah. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.

Tarmidi, A.R. 2010. Penggunaan Ampas Tahu dan Pengaruhnya pada Pakan Ruminansia. Layanan dan
Produk Umban Sari Farm.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai