Abstrak
Pimpinan perusahaan memiliki tanggung jawab meningkatkan kinerja karyawan dengan meningkatkan
keterlibatan karyawan pada pekerjaan. Gaya kepemimpinan yang tepat dinilai akan mampu meningkatkan
kinerja karyawan karena menyebabkan karyawan merasa termotivasi. Tujuan penelitian ini adalah
menjelaskan pengaruh servant leadership terhadap kinerja karyawan melalui employee engagement pada
Restoran Shaburi & Kintan Buffet di Surabaya. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif, variabel penelitian
meliputi: servant leadership, employee engagement, dan kinerja karyawan. Jumlah sampel sebanyak 60
karyawan. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan structural
equation model dengan program PLS. Temuan penelitian ini menunjukkan: servant leadership berpengaruh
secara langsung terhadap employee engagement, tetapi tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja
karyawan. Employee engagement berpengaruh secara langsung terhadap kinerja karyawan. Employee
engagement adalah variabel yang memediasi pengaruh servant leadership terhadap kinerja karyawan.
Kata kunci: Servant Leadership, Employee Engagement, Kinerja Karyawan, Restoran Shaburi & Kintan
Buffet.
Abstract
Company leaders are responsible for improving employee performance by increasing employee
involvement on the job. The right leadership style enhances employee performance because it causes
employees to feel motivated. This study aims to explain the influence of servant leadership on employee
performance through employee engagement at Shaburi & Kintan Buffet Restaurants in Surabaya. This type
of research is quantitative research, and research variables include servant leadership, employee engagement,
and employee performance. The number of samples is 60 employees. The data collection techniques used a
questionnaire. The data analysis technique used a structural equation model with the PLS. This study's findings
indicate that servant leadership directly affects employee engagement but does not directly affect employee
performance. On the other hand, employee engagement directly affects employee performance. Therefore,
employee engagement is a variable that mediates the influence of servant leadership on employee
performance.
Keywords: Servant Leadership, Employee Engagement, Employee Performance, Shaburi Restaurant and
Kintan Buffet.
63
64 Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol. 7, No. 2, September 2021: 63–74
e. Organizational Stewardship 1) Karyawan saat ini bekerja pada tingkat kinerja yang
Seorang servant leadership memiliki sikap percaya terbaik
kepada para karyawannya dan juga harus memiliki 2) Karyawan selalu melakukan yang terbaik dalam
keterbukaan dan persuasi daripada mengontrol pekerjaannya
karyawannya. Indikatornya yaitu: 3) Karyawan menetapkan standar yang sangat tinggi
1) Pemimpin yang berkeyakinan organi-sasi perlu dalam bekerja
memainkan peran moral dalam masyarakat. 4) Karyawan selalu bekerja dengan kualitas yang
2) Pemimpin berkeyakinan bahwa organisasi perlu tinggi
berfungsi sebagai komunitas. 5) Karyawan bangga dengan prestasi kerjanya
3) Pemimpin melihat potensi organisasi untuk ber-
kontribusi pada masyarakat. Hubungan Antara Servant Leadership dan
4) Pemimpin mendorong pengikutnya memiliki Employee Engagement
semangat komunitas.
5) Pemimpin mempersiapkan organisasi membuat Servant leadership memiliki pengaruh yang signi-
perubahan positif di masa depan. fikan terhadap employee engagement, melalui komit-
men, loyalitas, kepemilikan, dan mitra perusahaan
Employee Engagement secara keseluruhan yang berkontribusi pada keberhasil-
an organisasi (Carter & Baghurst, 2013). Karyawan
Employee engagement adalah usaha yang mene- yang bekerja dengan servant leader, memiliki ikatan
kankan para karyawan terlibat dalam pekerjaan dan yang kuat dengan organisasi karena hubungan peer to
perusahaan sebagai kebutuhan umum (Kartz & Kahn, peer. Karyawan merasa dihargai sehingga memiliki
1966). Dimensi dan indikator employee engagement tanggung jawab, memberikan pelayanan yang baik
adalah sebagai berikut (Soanne et al., 2012): kepada pelanggan, dan berkontribusi pada kesuksesan
a. Emotional Engagement perusahaan.
Kondisi dimana seseorang terlibat secara emosional
di dalam pekerjaannya. Indikator: Hubungan Antara Servant Leadership dan Kinerja
1) Karyawan menikmati pekerjaannya sehingga Karyawan
melupakan hal yang lainnya.
2) Karyawan jarang terganggu saat melakukan Servant leadership memiliki pengaruh yang
pekerjaannya. signifikan terhadap kinerja karyawan (Harwiki, 2016).
b. Cognitive Engagement Servant leadership merupakan model kepemimpinan
Seseorang yang sangat fokus dan bekerja keras yang tepat untuk digunakan pada organisasi pada saat
ketika melakukan pekerjaannya. Indikator: ini maupun saat masa depan. Servant leadership dapat
1) Karyawan sungguh-sungguh mencurahkan per- mem-berikan keleluasaan yang besar kepada karya-
hatiannya pada pekerjaannya. wannya untuk bekerja, hal ini dapat dilakukan karena
2) Karyawan merasa terikat secara emosional servant leadership memenuhi kebutuhan fisik, spiri-
dengan pekerjaannya. tual, emosional, dan menciptakan kualitas hidup
c. Physical Engagement organisasi yang lebih baik (Setyaningrum et al., 2017).
Seseorang yang bersedia untuk bekerja ekstra untuk
perusahaan. Indikator: Hubungan Antara Employee Engagement dan
1) Karyawan mengerahkan banyak tenaga untuk Kinerja Karyawan
melakukan pekerjaannya.
2) Karyawan tidak akan meninggalkan pekerjaan Terdapat 2 faktor penting antara employee enga-
sampai pekerjaan selesai. gement terhadap kinerja karyawan yaitu lingkungan
kerja dan hubungan tim atau rekan kerja (Jagannathan,
Kinerja Karyawan 2014). Employee engagement dapat meningkatkan
perasaan positif karyawan terhadap organisasinya yang
Kinerja karyawan merupakan bagian dari inter- dapat meningkatkan kinerja karyawannya (Bedarkar &
aksi antara kemampuan dan motivasi (Robbins S. P., Pandita, 2014). Keterlibatan karyawan terhadap per-
1998). Serta kinerja karyawan merupakan pencapaian usahaan tempat karyawan bekerja, para karyawan
seseorang yang diukur melalui standar dan kriteria yang merasa terikat dalam bekerja yang membuat karyawan
telah ditetapkan oleh suatu perusahaan. Beberapa indi- merasa bangga atas hasil kerjanya, sehingga dengan
kator dari kinerja karyawan menurut (Rodwell et al., keterlibatan ini karyawan lebih produktif dalam bekerja
1998), antara lain: (Robertson-Smith & Markwick, 2009).
66 Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol. 7, No. 2, September 2021: 63–74
Uji Structural Equation Modeling (SEM) Pengujian model struktural (Inner Model)
Pemodelan persamaan struktural (SEM) adalah Inner model dalam PLS (Partial Least Square)
kumpulan teknik statistik yang memungkinkan serang- dapat mengevaluasi penggunaan R Square untuk
kaian hubungan antara satu atau lebih variabel indepen- konstruk dependen, nilai path atau t-values tiap path
den baik kontinu atau diskrit, dan satu atau lebih dapat digunakan untuk menguji signifikansi antar
variabel dependen baik kontinu atau diskrit untuk konstruk dalam model struktural. Selain penggunaan R
diperiksa. Pada penelitian ini peneliti menggunakan Square, evaluasi inner model dapat menggunakan Q
PLS (Partial Least Square) sebagai jenis analisis Struc- Square predictive relevance (Abdillah & Jogiyanto,
tural Equation Modeling (SEM). Data yang diperoleh 2015). Fungsi dari Q Square predictive relevance untuk
dari kuesioner akan diproses menggunakan PLS memvalidasi sebuah model terutama apabila variabel
(Partial Least Square). Partial Least Square merupa- laten endogen memiliki model pengukuran reflektif
kan suatu teknik prediktif yang dapat digunakan untuk (Haryono, 2017). Kriteria dari penilaian pada R Square
menangani banyak variabel independen (Ramzan & adalah jika nilainya 0,75 artinya model kuat; 0,50
Khan, 2010). Dalam penerapan PLS (Partial Least artinya model sedang; dan 0,25 artinya model lemah.
Square) peneliti menggunakan aplikasi Smart PLS 3.0. Sedangkan kriteria penilaian yang terdapat pada Q
Square yang baik adalah jika nilai Q Square > 0
Pengujian Model Pengukuran (Outer Model) sehingga dapat ditunjukkan model mempunyai predic-
tive relevance dan jika Q Square < 0 menunjukkan
Outer model merupakan model pengukuran untuk bahwa model kurang memiliki predictive relevance
mengetahui hubungan antara blok indikator dengan (Ghozali & Latan, 2015), artinya model penelitian bisa
variabel latennya. Outer model merupakan pengujian memprediksikan variabelnya.
untuk mengukur validitas dan reliabilitas suatu data
(Abdillah & Jogiyanto, 2015). Pengujian Hipotesis
a. Uji Validitas Konvergen
Validitas konvergen mengukur hubungan dari Pengujian hipotesis dilakukan agar dapat meng-
setiap konstruk, uji validitas konvergen yang ada di analisis dan membuat kesimpulan terhadap suatu
dalam PLS (Partial Least Square) dengan indikator permasalahan yang diteliti. Uji hipotesis ditujukan agar
reflektif dapat dinilai berdasarkan loading factor dapat mengetahui pengaruh antara variabel bebas
yang ada pada seluruh indikator yang mengukur dengan variabel terikat. Menurut (Abdillah & Jogi-
konstruk tersebut. Rule of Thumb dapat digunakan yanto, 2015), untuk menguji hipotesis menggunakan
untuk validitas konvergen yaitu untuk outer loading PLS (Partial Least Square) dapat dilihat dari hasil nilai
dengan nilai > 0,70 serta untuk Average Variance koefisien path atau inner model. Untuk menguji ke-
Extracted (AVE) bernilai > 0,50 (Abdillah & terdukungan hipotesis dapat menggunakan perbanding-
Jogiyanto, 2015). an antara nilai T-tabel dan T-statistik. Jika nilai dari T-
b. Uji Validitas Diskriminan statistik > T-tabel maka hipotesis tersebut terdukung.
Validitas diskriminan memiliki hubungan dengan Nilai T-tabel yang digunakan dalam penelitian ini
prinsip konstruk yang berbeda dan tidak berkorelasi adalah 1,96.
tinggi, kemudian uji validitas diskriminan dapat
dinilai dari nilai cross loading pengukuran dengan FINDING
konstruknya. Dalam uji validitas diskriminan, nilai
dari cross loading lebih dari 0,70 dalam satu Profil Responden
variabel (Abdillah & Jogiyanto, 2015).
c. Uji Reliabilitas Jumlah responden penelitian sebanyak 60 respon-
Selain uji validitas, PLS (Partial Least Square) juga den. Sebagian besar responden adalah laki-laki yaitu
dapat melakukan uji reliabilitas agar dapat menge- sebesar 78,3%. Sebagian besar responden dengan pen-
tahui akurasi, konsistensi, dan ketepatan suatu alat didikan akhir SMA/SMK dengan persentase terbesar
ukur dalam melakukan suatu pengukuran. Dalam yaitu 85%. Sebagian besar responden dengan usia
PLS (Partial Least Square) uji reliabilitas terdapat antara 17-27 tahun dengan persentase sebesar 73,3%,
dua metode yaitu composite reliability dan cron- sebagian besar responden telah bekerja di restoran
bach’s alpha dengan masing – masing nilainya > antara 1-2 tahun (61,7%), dan sebagian besar responden
0,70 (Abdillah & Jogiyanto, 2015). bekerja di bagian service sebesar 68,3%.
68 Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol. 7, No. 2, September 2021: 63–74
Statistik Deskriptif Servant Leadership Tabel 3. Statistik eskriptif Variabel Employee Enga-gement
Uji diskriminan menggunakan nilai Fornell- Analisis outer model menjelaskan hubungan
Larcker criterion menunjukkan bahwa nilai autokore- antara variabel dengan indikator, sedangkan inner
lasi (korelasi variabel dengan dirinya sendiri) lebih model adalah model yang menjelaskan hubungan antar
tinggi dibandingkan korelasinya dengan variabel lain variabel penelitian sesuai yang dihipotesiskan dalam
sehingga pengujian terpenuhi. Pengujian diskriminan penelitian. Model secara keseluruhan (overall model)
menggunakan cross loading menunjukkan bahwa nilai sebagaimana ditunjukkan gambar 2.
loading setiap indikator pada setiap variabelnya
masing-masing lebih tinggi dibandingkan loadingnya Analisis Outer Loading
pada variabel lain setiap indikator pada setiap variabel
memiliki discriminant yang baik. Outer loading menjelaskan kemampuan setiap
indikator dalam menjelaskan variabel. Penjelasan outer
Average Variance Extracted (AVE) loading dari setiap variabel penelitian adalah sebagai
berikut:
Berdasarkan Nilai AVE dari setiap variabel diper- 1. Outer loading variabel servant leadership
oleh nilai di atas 0,50, maka bisa dinyatakan bahwa uji Variabel servant leadership terdiri dari dua puluh
AVE memenuhi ketentuan pengujian. dua indikator dan nilai outer loading setiap indikator
adalah berbeda-beda. Nilai outer loading pada
Pengujian Reliabilitas setiap indikator nilainya antara 0,814–0,950, se-
makin tinggi nilai outer loading berarti indikator
Pengujian reliabilitas menggunakan cronbach tersebut semakin mampu menjelaskan variabel
alpha dan composite reliability. Nilai reliabilitas cron- servant leadership. Berdasarkan pada perbandingan
bach alpha dan nilai composite reliability di atas 0,60 nilai loading pada setiap pernyataan pada variabel
sehingga uji reliabilitas terpenuhi. servant leadership, nilai loading paling tinggi
70 Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol. 7, No. 2, September 2021: 63–74
adalah pada indikator lima belas dengan pernyataan menyebabkan semakin rendahnya employee enga-
“Pemimpin saya sangat persuasif (memberikan gement.
alasan dan prospek baik yang meyakinkan terkait 2. Inner model 2:
masa depan saya dan Shaburi & Kintan Buffet)”. Inner model ini menjelaskan pengaruh servant
Artinya bahwa penilaian karyawan terhadap leadership dan employee engagement terhadap kinerja
kemampuan pimpinan dalam memberikan persuasif karyawan dan berdasarkan nilai loadingnya bisa
kepada karyawan dinilai sebagai indikator yang disusun persamaan struktural sebagai berikut:
paling menentukan servant leadership. Kinerja Karyawan = 0,014 Servant leadership +
2. Outer loading variabel employee engagement 0,832 Employee engagement
Variabel satisfaction terdiri dari enam indikator dan
nilai loading setiap indikator adalah berbeda-beda Persamaan struktural (inner model) di atas menun-
yaitu antara 0,783–0,917, semakin tinggi nilai jukkan bahwa servant leadership maupun employee
loading berarti indikator tersebut semakin mampu engagement memiliki pengaruh positif terhadap
menjelaskan variabel satisfaction. Berdasarkan kinerja karyawan, artinya ketika servant leadership
maupun employee engagement semakin tinggi
pada perbandingan nilai loading pada setiap per-
menyebabkan kinerja karyawan semakin tinggi, dan
nyataan pada variabel employee engagement, nilai
ketika keduanya menurun menyebabkan penurunan
loading paling tinggi adalah pada indikator kelima
kinerja karyawan.
dengan pernyataan “Saya mengerahkan banyak
upaya ketika melakukan pekerjaan saya”, artinya Analisis Koefisien Determinasi (R Square)
bahwa upaya yang dikerahkan sekuat tenaga dalam
bekerja dinilai sebagai indikator yang paling me- Analisis koefisien determinasi menjelaskan
nentukan seberapa tinggi employee engagement. pengaruh persamaan inner model yaitu pengaruh antar
3. Outer loading variabel kinerja karyawan variabel penelitian. Output smartPLS, nilai koefisien
Variabel kinerja karyawan terdiri dari lima indi- determinasi dalam inner model ditunjukkan tabel
kator dan nilai loading setiap indikator adalah ber- berikut:
beda-beda yaitu antara 0,905–0,954, semakin tinggi
nilai loading berarti indikator tersebut semakin Tabel 5. Analisis Koefisien Determinasi
mampu menjelaskan variabel kinerja karyawan.
Berdasarkan pada perbandingan nilai loading pada
setiap pernyataan, nilai loading paling tinggi adalah
pada indikator pertama dengan pernyataan “Saya
selalu bekerja pada tingkat kinerja yang terbaik”,
artinya tingkat kinerja yang terbaik adalah indikator
yang paling mampu menjelaskan tinggi rendahnya Nilai koefisien determinasi variabel employee
kinerja karyawan. engagement sebesar 0,752 dan variabel yang mempe-
ngaruhi employee engagement adalah servant leader-
Analisis Inner model ship, sehingga bisa dijelaskan bahwa servant leadership
mempengaruhi employee engagement dengan penga-
Inner model dalam PLS menjelaskan hubungan ruh sebesar 75,2%.
antar variabel penelitian sesuai dengan model peneliti- Nilai koefisien determinasi variabel kinerja karya-
an: wan sebesar 0,713 dan variabel yang mempengaruhi
1. Inner model 1: kinerja karyawan adalah servant leadership dan emplo-
Inner model ini menjelaskan pengaruh servant yee engagement, sehingga bisa dijelaskan bahwa
leadership terhadap employee engagement, dan servant leadership dan employee engagement mempe-
berdasarkan nilai loadingnya bisa disusun persama- ngaruhi kinerja karyawan dengan pengaruh sebesar
an struktural sebagai berikut: 71,3%
pengaruh yang signifikan terhadap employee engage- dinilai tidak secara nyata memiliki dampak langsung
ment secara keseluruhan yang berkontribusi pada terhadap kinerja karyawan.
keberhasilan organisasi. Dari penelitian ini, juga me- Temuan penelitian ini didukung oleh penelitian
nunjukkan bahwa karyawan yang bekerja dengan (Lisbijanto & Budiyanto, 2014) pada karyawan-karya-
seorang servant leader di Restoran Shaburi & Kintan wan koperasi di Surabaya. Hasil penelitian tersebut
Buffet, memiliki ikatan yang kuat dengan organisasi menunjukkan bahwa servant leadership tidak memiliki
karena hubungan peer to peer. Selain itu didukung pengaruh secara langsung terhadap kinerja karyawan,
dengan hasil wawancara terhadap Karyawan Shaburi & namun melalui variabel lainnya sebagai variabel
Kintan buffet para karyawan merasa pendapat dan mediasi. Hal ini disebabkan karena gaya kepemimpinan
perilakunya dihargai. Selain itu karyawan merasa selalu yang cocok diterapkan untuk karyawan sebuah
bertanggung jawab, memberikan pelayanan yang baik perusahaan belum tentu sesuai jika diterapkan pada
kepada pelanggan, dan berkontribusi pada perusahaan karyawan perusahaan lainnya. Untuk itu, gaya kepe-
sehingga para karyawannya merasa terlibat atas kesuk- mimpinan termasuk servant leadership tidak secara
sesan perusahaan. Para karyawan merasa lingkungan langsung mempengaruhi kinerja tetapi harus melalui
perusahaan menjadi lebih baik karena apabila para variabel lainnya karena dari servant leadership menye-
karyawan melakukan kesalahan mereka tidak langsung babkan karyawan memiliki keterlibatan yang tinggi,
dimarahi tetapi diingatkan terlebih dahulu letak kesalah- dan dari keterlibatan tersebut yang menyebabkan kiner-
annya sehingga hal ini membuat lingkungan kerja lebih ja karyawan meningkat.
kondusif. Dengan kepercayaan yang diberikan oleh
pimpinan kepada karyawannya, para karyawan merasa
Pengaruh Employee engagement Terhadap Kinerja
bahwa karyawan dibutuhkan dan dihargai oleh per-
Karyawan
usahaan tersebut sehingga para karyawan merasa
terlibat dalam pekerjaannya yang membuat karyawan
bahagia bekerja di perusahaan tersebut. Dengan sikap Karyawan yang bekerja di Restoran Shaburi &
rendah hati dan selalu menghormati para karyawan, Kintan Buffet memiliki tingkat keterlibatan yang
dapat mendorong perilaku toleransi para karyawannya berbeda-beda terhadap pekerjaannya. Berdasarkan nilai
dalam bekerja (Keith, 2008). rata-rata dari setiap indikator, diketahui bahwa setiap
indikator dengan kategori penilaian tinggi, artinya
Pengaruh Servant leadership Terhadap Kinerja karyawan memiliki tingkat keterlibatan yang tinggi
Karyawan dengan pekerjaan di Restoran Shaburi & Kintan Buffet.
Hasil pengujian hipotesis penelitian mengenai
Responden menilai servant leadership di Restoran pengaruh employee engagement terhadap kinerja
Shaburi & Kintan Buffet adalah tinggi, penilaian ini karyawan menunjukkan bahwa employee engagement
didasarkan dari evaluasi karyawan terhadap 22 indi- memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
kator dari servant leadership. Penilaian yang tinggi juga karyawan. Pengaruh yang signifikan ini bisa diartikan
bisa diartikan jika karyawan menilai tinggi terhadap yaitu tingkat employee engagement secara nyata
gaya kepemimpinan yang dipraktikkan di perusahaan mempengaruhi baik buruknya kinerja karyawan.
yaitu ketika mengatur karyawan. Temuan penelitian ini didukung oleh penelitian
Berdasarkan hasil uji pengaruh tidak langsung
(Jagannathan, 2014) bahwa terdapat 2 faktor penting
servant leadership ke kinerja karyawan melalui emplo-
antara employee engagement terhadap kinerja karya-
yee engagement pengaruhnya lebih besar dan signifi-
kan. Hal ini menunjukan employee engagement me- wan. Selain itu, berdasarkan penelitian (Bedarkar &
mediasi sempurna hubungan antara servant leadership Pandita, 2014), menunjukkan bahwa terdapat hasil
dengan kinerja karyawan. yang signifikan antara employee engagement terhadap
Pengaruh servant leadership terhadap kinerja kinerja karyawan. Employee engagement dapat me-
karyawan tidak signifikan karena adanya mediasi sem- ningkatkan perasaan positif karyawan terhadap organi-
purna dari employee engagement. sasinya yang dapat meningkatkan kinerja karyawan-
Hasil pengujian hipotesis penelitian mengenai nya. Dengan employee engagement terhadap perusaha-
pengaruh servant leadership terhadap kinerja karya- an tempat karyawan bekerja, para karyawan merasa
wan, diputuskan bahwa servant leadership tidak terikat dalam bekerja yang membuat karyawan merasa
memiliki pengaruh secara langsung terhadap kinerja bangga atas hasil kerjanya, sehingga dengan keter-
karyawan. Pengaruh yang tidak signifikan ini bisa libatan ini karyawan lebih produktif dalam bekerja
diartikan yaitu gaya kepemimpinan servant leadership (Robertson-Smith & Markwick, 2009).
Agatha: Pengaruh Servant Leadership Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Employee Engagement 73
Bedarkar, M., & Pandita, D. (2014). A Study on the Robbins, S. P. (1998). Organization Behavior, Con-
Drivers of Employee Engagement Impacting cepts, Controversies, Application (7th Ed.). Engle-
Employee Performance. Journal of Social and wood Cliffs dan PT. Prehallindo.
Behavioral Sciences, 133, 106-115. https://doi. Robertson-Smith, G., & Markwick, C. (2009). Emplo-
org/10.1016/j.sbspro.2014.04.174 yee Engagement: A Review of Current Thinking.
Carter, D., & Baghurst, T. (2013). The Influence of Institute for Employment Studies.
Servant Leadership on Restaurant Employee Rodwell, J. J., Kienzle, R., & Shadur, M. A. (1998). The
Engagement. Journal of Business Ethics, 124(3), Relationships Among Work-Related Perceptions,
1-12. https://doi.org/10.1007/s10551-013-1882-0 Employee Attitudes, and Employee Performance:
Csikszentmihalyi, M. (1982). Beyond Boredom and The Integral Role of Communication. Journal of
Anxiety. Jossey Bass. Human Resource Management, 37(3&4), 277-
Greenleaf, R. K. (1973). The Servant as Leader. Center 293.
for Applied Studies. Roscoe. (1975). Fundamental Research Statistics for
Hair, J. e. (2010). Multivariate Data Analysis (7th ed.). the Behavioral Sciences. Holt, Rinehart, and
Pearson. Winston.
Harwiki, W. (2016). The Impact of Servant Leadership Setyaningrum, R. P., Setiawan, M., & Surachman.
on Organizational Culture, Organizational Com- (2017). Organizational Commitments Are Media-
mitment, Organizational Citizenship Behaviour tion of Relationships Between Servant Leadership
(OCB), and Employee Performance in Women and Employee Performance. Jurnal Aplikasi
Cooperatives. Journal of Social and Behavioral Manajemen, 15(4), 693-701.
Simamora, P., Sudiarditha, I., & Yohana, C. (2020). The
Sciences, 219, 283-290.
Effect of Servant Leadership on Employee Perfor-
Jagannathan, A. (2014). Determinants of Employee
mance with Employee Engagement and Organi-
Engagement and Their Impact on Employee Per-
zational Citizanship Behavior (OCB) as a Media-
formance. International Journal of Productivity
tion Variabel in Mandiri in Health. International
and Performance Management, 63(3), 308-323.
Journal on Advance Science, Education, and
https://doi.org/10.1108/IJPPM-01-2013-0008
Religion, 3(13-25), 2.
Kahn, W. A. (1990). Psychological Conditions of Per-
Soanne, E., Truss, C., Alfes, K., Shantz, A., Rees, C., &
sonal Engagement and Disengagement at Work. Gatenby, M. (2012). Development and Applica-
The Academy of Management Journal , 33(4), tion of a New Measure of Employee Engagement:
692-724. https://doi.org/10.2307/256287 The ISA Engagement Scale. Journal of Human
Kartz, D., & Kahn, R. L. (1966). The Social Psychology Resource Development International, 15(5), 529-
of Organization. A Wiley International Edition. 547. https://doi.org/10.1080/13678868.2012.726
Keith, K. M. (2008). The Case for Servant Leadership. 542
Westfield, Ind. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kua-
Lisbijanto, H., & Budiyanto. (2014). Influence of litatif, dan R&D. Alfabeta.
Servant Leadership on Organization Performance Thomas, & Feldman, D. C. (2010). The Relationships
Through Job Satisfaction in Employees Coopera- of Age With Job Attitudes: A Meta-analysis.
tives Surabaya. International Journal of Business Personnel Psychology, 63(3), 677-718.
and Management Invention, 4(1-6), 3. Trisnadewi, D. A. (2012). Pengaruh Kompensasi
Nasution, R. (2003). Teknik Sampling. From Jurnal Finansial dan Kepemimpinan Terhadap Kepuas-
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara: an Kerja Karyawan pada Hotel Barong Bali di
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm- Legian, Kuta-Badung. Unpublished undergraduate
rozaini.pdf thesis, Universitas Warmadewa Denpasar, Bali.
Riyadi, M., Fakhri, M., & Winarno, A. (2020). The Wildermuth, C., & Pauken, P. D. (2008). A Perfect
Effect of Servant Leadership Toward Employee Match: Decoding Employee Engagement-Part I:
Performance Through Employee Engagment as Engaging Cultures and Leaders. Journal of
Intervening Variable. Journal of Critical Reviews, Industrial and Commercial Training, 40(3), 122-
3(4615-4621), 7. 128. https://doi.org/10.1108/00197850810868603