Nim : 220611601539
Offering : PJKR - C
KELOMPOK 1
Sport Medicine
SPORT MEDICINE
BAB III
AKTIVITAS FISIK : PRESTASI KESEHATAN VS CEDERA OLAHRAGA
TEMA 1 - Epidemiologi dan Pencegahan Cedera Olahraga
Tubuh manusia terbentuk atas banyak jaringan dan organ yang masing-masing memiliki
tugas dan fungsi khusus. Sel adalah unit atau unsur terkecil tubuh yang dimiliki semua
bagian. Sel disesuaikan dengan tugas dan fungsinya. Olahraga tidak terlepas dari adanya
gerakan yang selanjutnya akan melibatkan berbagai struktur/jaringan pada tubuh
manusia, misalnya : jaringan ikat, otot, pembuluh darah, saraf, ligament, sendi dan tulang.
Gerakan terjadi apabila mobilitas dan elastisitas jaringan penompang dan penggerak sendi
terjamin.
Cedera Olahraga
Seiring dengan manfaat yang dapat dirasakan dalam olahraga juga terdapat kenaikkan
terjadinya cedera yang dialami, terutama sekali cedera yang parah/berlarut. Cedera
olahraga (sport injuries) adalah segala macam cedera yang timbul, baik pada waktu
latihan, berolahraga, pertandingan olahraga ataupun sesudahnya. Pengetahuan tentang
cedera olahraga berguna untuk mempelajari cara terjadinya cedera olahrga, mengobati,
menolong, menanggulangi, serta tindakan pemcegahan.
Bagian-Bagian Tubuh Yang Sering Mengalami Cidera Dan Presentasenya
Kepala 1%
Leher 1,5%
Lengan 14%
Badan 1%
Punggung 16%
Tangan dan Pergelangan Tangan 4%
Pinggang/Pinggul 5,5%
Paha 9%
Lutut 22,5%
Kaki/Tungkai Bawah 10% k.
Tumit 14%
Telapak Kaki 1,5%
Penyebab Terjadinya Cidera Olahraga
1. Dalam Tubuh
2. Luar Tubuh
Latihan-latihan dan peningkatan keterampilan.
Pengawasan lapangan dan perlengkapan pertandingan.
Penggunaan perlengkapan pelindung.
Pengawasan penggunaan obat-obatan (doping).
Peraturan-peraturan pencegahan cedera.
Pemanasan sebelum melakukan aktivitas inti.
Penyakit kardiovaskular
Osteoporosis dan patah tulang terkait
Aktivitas fisik dan massa tulang
Aktivitas dan nyeri punggung bawah
Kegemukan dan obesitas
Sistem kekebalan
Kesehatan mental
TEMA 3 - Aktivitas Fisik pada Lansia
Komposisi tubuh
Otot rangka
Sistem kardiovaskular dan pernapasan
Jaringan ikat
Sistem endokrin
Kemampuan beradaptasi orang tua untuk berolahraga
Perspektif penampang
Perspektif memanjang
TEMA 4 – OLAHRAGA PADA ANAK SEHAT DAN PENYAKIT KRONIS
Aspek Perkembangan Ilmu Olahraga
Perubahan ukuran tubuh
Perubahan proporsi tubuh
Perubahan massa otot
Perubahan jenis serat otot
Pengembangan kontrol neuromotorik
- Tekanan darah
- Adipositas
Pencegahan Kecelakaan
Profil Psikologis yang ditingkatkan
Peningkatan Aktivitas Fisik
Pencegahan Sakit Punggung di Masa Depan
TEMA 5 - Individu penyandang cacat dan latihan
Latihan fisiologi dalam kelompok orang cacat fisik tertentu
KELOMPOK 2
Biomekanika Olahraga
Bab 4
Manejemen Stres Kompetitif Dalam Olahraga Elit
1. Bagaimana menilai gejala kecemasan
2. Pendekatan restrukturisasi untuk intervensi manajemen stres
3. Klarifikasi dan kontekstualisasi istilah istilah kunci
Penggunaan manajemen stres dalam bidang stres persaingan dan
kecemasan sering terhambat oleh kurangnya konsistensi dan, kadang-
kadang, pemahaman tentang istilah sentral yang diadopsi dalam literatur.
Hal ini tidak dimaksudkan untuk memberikan perdebatan mendalam
tentang masalah ini seperti yang terjadi dalam beberapa teks psikologi
olahraga baru-baru ini
tujuan utama
1. hubungan dinamis antara atlet dan lingkungan latihan dan kompetisi mereka.
2. Stresor kompetisi dan respons atlet
mengalami gejala kecemasan tidak selalu memiliki efek negatif pada kinerja.
Secara khusus, ketika Thorpe berbicara tentang mengubah harapan dan tekanan
menjadi cara yang positif untuk kinerja, pemikirannya selaras
denganrestrukturisasi pendekatan pengobatan diadopsi dalam program
manajemen stres kontemporer (yaitu, berusaha untuk menafsirkan gejala risiko
dan konsekuensi cedera), serta kondisi cuaca dan lingkungan dapat
mengakibatkan atlet memiliki respons kecemasan yang berbeda.
Perbedaan penting yang harus dibuat pada tahap ini adalah pemisahan kecemasan
menjadi gejala kognitif dan somatik.
1. Hubungan antara kecemasan dan kinerja olahraga
Salah satu pendekatannya adalah bahwa peningkatan kecemasan persaingan, dan
khususnya gejala kognitif, selalu berdampak buruk pada kinerja. Ini adalah
premis yang mendasari untukpengurangan pendekatan untuk mengelola stres.
1.
kecemasan yang optimal di mana kinerja mereka akan dimaksimalkan.
Pernyataan ini menyebabkan intervensi yang disesuaikan secara individual di
mana, pada waktu-waktu tertentu, pengurangan akan diperlukan jika pelaku
terlalu cemas, tetapi pada kesempatan lain praktisi dapat mempertimbangkan
untuk meningkatkan tingkat kecemasan untuk melakukan fungsi energi.
1. Bagaimana menilai gejala kecemasan
psikolog olahraga biasanya mengadopsi pendekatan gabungan untuk melihat
bagaimana kecemasan mental dan fisik para pemain dan apakah mereka
menafsirkan gejala kecemasan yang dialami sebagai positif atau negatif terhadap
kinerja. Penilaian ini sering menggunakan kombinasi kuesioner psikometrik yang
divalidasi bersama prosedur wawancara dengan atlet yang bersangkutan dan
pelatih mereka.
Psikolog olahraga juga dapat meminta pemain untuk merekam gejala kecemasan
mereka dalam beberapa bentuk buku harian dan, akhirnya, dapat mengamati
perilaku mereka dalam situasi stres.
1. Pendekatan restrukturisasi untuk intervensi manajemen stres
Keterampilan ini didukung melalui penggunaan self-talk dan merupakan variasi
pendekatan dari terapi perilaku kognitif rasional-emotif di bidang psikologi
klinis. Penggunaan keterampilan ini didasarkan pada premis bahwa atlet
mengalami dan menilai situasi yang mengarah pada keyakinan yang rasional
(yaitu, interpretasi positif dari gejala kecemasan) atau irasional (yaitu, interpretasi
negatif dari gejala kecemasan). Keyakinan rasional menyebabkan konsekuensi
fungsional (menguntungkan) untuk kinerja, sedangkan keyakinan irasional
menyebabkan konsekuensi disfungsional (berbahaya) untuk kinerja.
Secara tradisional, ketika mempelajari keterampilan, atlet dibawa melalui tiga
tahap progresif yang berfokus padamengidentifikasi,memperdebatkan, lalu
menggantikaninterpretasi negatif mereka tentang gejala kecemasan.
Atlet mempertahankan tingkat kontrol yang lebih besar atas tujuan proses dan
kinerja daripada tujuan hasil.
Implikasinya dalam kaitannya dengan pencapaian interpretasi positif dari
kecemasan adalah bahwa ketika atlet mempertahankan tingkat kontrol yang lebih
besar atas suatu situasi, mereka lebih mungkin untuk menafsirkan gejala
kecemasan mereka sebagai positif terhadap kinerja.
Oleh karena itu, konsultan psikologi olahraga yang bekerja menuju interpretasi
kecemasan positif harus mempertimbangkan pengaturan kinerja dan jenis tujuan
proses sebagai mekanisme perlindungan
Pencitraan mental adalah keterampilan psikologis kedua yang dapat digunakan
atlet sebagai strategi manajemen kepercayaan diri untuk melindungi terhadap
interpretasi negatif dari kecemasan kompetitif.
KELOMPOK 4
Sosiologi Olahraga
Masalah
Secara luas disepakati bahwa bentuk-bentuk tradisional pemberian PKB bagi
guru tidak efektif dalam mendukung pembelajaran guru. Ini, mungkin, tidak
mengejutkan, mengingat bahwa desain CPD tradisional terdiri dari kursus
sporadis, satu kali, satu hari, di luar sekolah yang terputus baik dari pembelajaran
sebelumnya maupun dari konteks di mana pembelajaran apa pun akan diterapkan.
Solusi
Penelitian telah menyarankan cara di mana pengembangan profesional dapat
lebih efektif untuk guru dan pelatih. Dalam pendidikan jasmani, misalnya,
disarankan agar CPD:
• mampu melibatkan guru sebagai pembelajar aktif;
• diatur seputar konten praktis;
• terletak dalam konteks di mana pembelajaran akan diperlukan;
• kolaboratif, untuk memungkinkan rekan profesional belajar bersama
• berlanjut/berkelanjutan daripada sporadis;
• berfokus pada pengembangan kapasitas pembelajaran;
• mendukung praktik reflektif;
• inovatif;
• mampu mendukung guru untuk menjadi pembelajar mandir
KELOMPOK 6
Sejarah dan Filafat Olahraga
BAB 4
Sejarah dan perkembangan filosofis olahraga dan jasmani
Ketika crhistoper columbus berlayar dari eropa pada tahun 1492 ia menemukan amerika.
Menjelang akhir tahun 1500 pemukiman didirikan di pantai timur benua itu. Dibenua
tang dikenal dengan amerika utara penduduk asli amerika yang disebut para indian sudah
tinggal disana. mereka dianggap tidak beradap,primitif dan lebih rendah dari penjajah
eropa.
OLAHRAGA DI INGGRIS
OLAHRAGA DI NEW ENGLAND
• Agak lebih ramah dengan kegiatan rekreasi. Franklin sangat peduli dengan
lingkungan pendidikan di mana murid akan muncul. Dia menyerukan lingkungan yang
sehat yang menampilkan taman, padang rumput, kebun buah-buahan, dan
lapangan bermain di mana siswa dapat berpartisipasi dalam olahraga seperti lomba lari,
kompetisi gulat, lompat dan berenang. . Pada 1749, ia membuka pintu ke
akademi pertamanya di Philadelphiadi mana pendidikan jasmani dan kompetisi olahraga
adalah bagian dari kurikulum.
• Pacuan kuda sangat populer sejak awal, para warga newyork sangat suka melihat
balapan dan bertaruh pada hasilnya
• Warga newyork juga menikmati bowling,golf, versi awal kriket, dan tenis.
• Dimusim dingin mereka menembak dan juga bermain kereta seluncuran dan ice
skatting.
OLAHRAGA DI SELATAN
Diamerika selatan sendiri berbeda dari utara dalam banyak hal. Pertumbuhan olahraganya
lebih baik dari pada utara. Tidak adanya reformis, banyak imigran yang membawa
berbagai olahraga masuk ke amerika selatan terutama inggris. Katolikisme lebih toleran
terhadap kegiatan olahraga daripada Puritanisme.
• Olahraga pacuan kuda sangat digemari oleh warga amerika selatan, tidak dapat
dipungkiri praktek perjudian juga terjadi diselatan. Tidak hanya masyarakat umum,dari
kalangan bangsawan hingga pejabat negara juga senang dengan olahraga ini,
seperti Gorge washington, Thomas Jefferson, James Madison, John Marshal, dan lain
lain.
• Sebagian budak mengalami kehidupan yang sulit. Dilarang keras mengajarkan
membaca dan menulis pada para budak. Tak dapat dipungkiri banyak orang kulit putih
yang bertaruh dengan ini. Namun para budak juga menjadi peserta dalam
olahraga sebagai joki dan petinju. Memberikan hiburan dan perjudian bagi para orang
kulit putih.
• Tinju amerika sangat dipengaruhi oleh inggris. Tinju dilakukan di ring dan tidak ada
batas waktu. Sebuah ronde dianggap berakhir jika seorang pria jatuh. Belum ada
peraturan yang pasti apalagi pengawasan medis dan sebagian besar peserta mati muda
diatas ring.
KELOMPOK 7
Filsafat Keolahragaan
GAME KE OLAHRAGA
Pemikiran awal Suits adalah bahwa suatu permainan bisa menjadi olahraga dengan
memenuhi persyaratan tertentu, yaitu,
CATUR
Catur termasuk Olahraga
catur termasuk ke dalam olahraga karena aspek keterampilan yang membutuhkan strategi
untuk memenangkan permainan dalam bersaing dengan oposisi dengan
mempertandingkan individu satu lawan satu.
Permainan ini juga membutuhkan tenaga untuk menjaga konsentrasi tingkat tinggi dan
kekuatan otak untuk menyusun permainan agar berjalan mulus dan sesuai dengan strategi
yang digunakan.
Pada tahun 2000 catur diakui sebagai salah satu “cabang olahraga resmi” dunia (bukan
lagi sekedar “permainan”) oleh International Olympic Committee (IOC) atau Komite
Olimpiade Internasional. Olimpiade khusus Catur diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun
sekali dan bukan seperti Olimpiade multi cabang olahraga lainnya yang diselenggarakan
4 (empat) tahun sekali, dikarenakan kerumitan, keunikan dan dinamika permainan catur
yang berkembang pesat seiring perkembangan teknologi komputer dunia.
Berikut ini merupakan penjelasan menurut Komite Olimpiade Internasional atau
International Olympic Committee (IOC) mengapa catur dianggap merupakan sebagai
salah satu olahraga, yaitu:
1. Olahraga Otak
Salah satu alasan IOC menganggap catur sebagai olahraga adalah karena banyaknya
penelitian tentang catur yang memiliki manfaat dalam kemampuan pengembangan otak.
Hasilnya adalah ketika sedang bermain catur, otak membutuhkan energi yang cukup
banyak untuk melakukan konsentrasi yang cukup tinggi dalam mengatur langkah-langkah
selanjutnya dalam menyerang dan bertahan.
2. Olahraga Strategi
Dalam olahraga ini, membutuhkan ketelitian dalam membaca permainan dan
memprediksi lawan ketika akan melangkah. Sebab dua hal tersebut merupakan aspek
penting dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya dan menyusun taktik serta
strategi yang pas untuk beradaptasi dan mengontrol permainan.
Jadi, alangkah pentingnya memiliki strategi dan mengetahui strategi lawan sebelum
bertanding, berdasarkan pengalaman dan kemampuan selama lawan sedang bertanding
dengan yang lain.
3. Catur adalah Permainan yang Kompetitif
Seperti olahraga lainnya, catur adalah permainan yang kompetitif. Tujuan utama
permainan ini adalah menaklukkan lawan dengan memakan raja atau memaksa lawan
untuk menyerah. Setiap langkah harus dipertimbangkan. Jika konsentrasi salah satu
pemain buyar, dan ia melakukan kesalahan, keunggulannya bisa berbalik dengan sekejap
mata
4 . Catur Membutuhkan Keterampilan
Seperti pesepakbola yang harus belajar mengendalikan dan menendang bola, pemain
catur pun harus belajar dengan tekun untuk mengingat langkah pembuka, mempelajari
strategi yang dipakai oleh para grandmaster, dan berbagai macam hal lainnya. Intinya,
untuk memenangkan pertandingan catur, kamu butuh strategi dan keterampilan. Di
olahraga ini, kamu tidak bisa sepenuhnya mengandalkan keberuntungan.
Manfaat Bermain Olahraga Catur?
Ada beberapa studi penelitian yang menunjukkan, bahwa catur merupakan olahraga yang
sangat baik untuk kesehatan otak. Berikut ini adalah manfaat-manfaat yang dihasilkan
dari bermain catur, antara lain:
1. Meningkatkan daya ingat
2. Meningkatkan kreativitas
3. Mencegah terjadinya Pikun
Sumber :
http://koni-kotabandung.or.id/v2/mengenal-olahraga-catur/
https://kumparan.com/info-sport/apakah-catur-termasuk-olahraga-simak-penjelasannya-
di-sini-1xEdxL0EHsd
https://review.bukalapak.com/hobbies/7-alasan-kenapa-catur-dianggap-sebagai-cabang-
olahraga-74986