ANTARA
CHUSNIA (PENGGUGAT)
MELAWAN
ZAINUL ARIFIN (TERGUGAT)
Surabaya, 13 Februari 2020
Kepada Yth,
SURABAYA
Dengan Hormat,
Kami yang bertanda tangan dibawah ini Dewi Fatmawati, S.H.M.H advokat pada
Kantor Advokat Triwulan Jaya Law and Partner,yang berkedudukan dan beralamat di
Jl.Mahoni No.33 Surabaya Berdasarkan surat Kuasa Khusus tanggal 6 April 2020,
Bertindak untuk dan atas nama:
Nama : Chusnia.S.H
Umur : 27 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
dalam hal ini memilih berdomisili di kantor kuasanya seperti yang telah disebut di
atas yang selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
1. Bahwa telah terjadi sewa menyewa antara Bapak Muliyono (Alm.) (Pihak
yang Menyewakan) dan TERGUGAT (Pihak Penyewa), dengan obyek sewa
menyewa berupa tanah dan bangunan sebagaimana yang tercantum dalam
Sertifikat Hak Milik Nomor : 352/Kelurahan Sememi, Gambar Situasi
Nomor : 5598/94 tanggal 10-06-1994 (sepuluh Juni seribu sembilan ratus
sembilan puluh empat), Kelurah an Sememi, Kecamatan Benowo, Kota
Surabaya, Propinsi Jawa Timur, seluas ± 400 m2 (empat ratus meter persegi)
sejak bulan Juli 2017.
2. Bahwa oleh karena Bapak Muliyono selaku Pihak yang menyewakan, Pada
tanggal 1-1-2018 (satu Januari dua ribu delapan belas) telah meninggal dunia,
sebagaimana Kutipan Akta Kematian No. 3578-KM-10012018-0074
tertanggal 11-1-2018 (sebelas Januari duaribu delapan belas), Maka
berdasarkan hukum obyek sewa menyewa tersebut saat ini beralih kepada Para
ahli warisnya, yaitu PARAPENGGUGAT.
5. Bahwa dalam Perjanjian Sewa Menyewa tersebut diatas pada pokok sebagai
berikut :
9. Bahwa atas surat tertanggal 9 Juli 2019 yang dikirim oleh PARA
PENGGUGAT, TERGUGAT memberikan tanggapan dan mengiriman surat
tertanggal 24 Juli 2019 yang pada pokoknya berisi bahwa TERGUGAT
menyatakan bahwa telah melakukan perpanjangan pembayaran sewa
menyewa selama 5 (lima) tahun yaitu sejak 5 Oktober 2019 - 5 Oktober 2024
dengan melakukan pembayaran sebesarRp. 150.000.000,- (seratus lima puluh
juta rupiah).
10. Bahwa dalam surat tersebut diatas, lagi-lagi TERGUGAT tidak melampirkan
bukti pembayarannya dan setiap PARA PENGGUGAT meminta bukti
pembayaran selalu dipersulit dan hanya dijanji-janjikan. Bahwa
menindaklanjuti surat-surat tersebut diatas, maka pada tanggal 7 Agustus
2019, kuasa hukum TERGUGAT meminta kepada PARA PENGGUGAT
untuk melakukan menyelesaian secara kekeluargaan. Dengan diwakili oleh
kuasa hukum PARA PENGGUGAT maka dilakukan pertemuan. Bahwa
adapun hasil dari pertemuan pertama dengan kuasa hukum TERGUGAT,
TERGUGAT menyampaikan bahwa TERGUGAT selaku pihak penyewa,
sanggup untuk melakukanpembayaranRp.30.000.000,-(tigapuluh juta rupiah)
dan mohon perpanjangan waktu sewa selama 3 (tiga) tahun hingga tahun
2022.
11. Bahwa atas penawaran tersebut PARA PENGGUGAT meminta agar sewa
diperpanjang cukup 2 (dua) tahun saja tanpa penambahan uang sewa, atau
sebagaimana yang diminta TERGUGAT dengan masa sewa diperpanjang 3
(tiga)tahundenganpembayaransejumlahRp.40.000.000,- (empat puluh juta
rupiah);
13. Bahwa atas penawaran TERGUGAT tersebut, agar perkara ini segera dapat
terselesaikan maka PARA PENGGUGAT menyepakatinya penawaran awal
dari TERGUGAT yaitu perpanjangan selama sewa 3 tahun (tiga tahun) dan
penambahan pembayaran sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).
Akan tetapi ketika PARA PENGGUGAT berkenan untuk menerima
penawaran tersebut, justru TERGUGAT menolaknya dengan alasan tidak mau
lagi dantetap pada perjanjian awal akan menyelesaikan sewa menyewa hingga
5 (lima) tahun kedepan;
17. Bahwa saat melakukan perjanjian pada tanggal 5 Oktober 2017 di kantor
Notaris /PPATSoeprayitno, S.H. pihak yang menyewakan (Bapak. Muliyono
(alm)) tidak diberi berkas perjanjian tersebut sehingga pihak yang
menyewakan sama sekali tidak diberi kesempatan untuk mempelajari
perjanjian, lebih-lebih lagi pihak yang menyewakan secara status ekonomi
berada dibawah TERGUGAT dan orang yang awam hukum.
18. Bahwa dalam perjanjian tertanggal 5 Oktober 2017, patut diduga adanya
penyalahgunaan keadaan yang dilakukan oleh TERGUGAT terhadap Bapak
Muliyono (alm) selaku pemilik obyek sewa menyewa.
19. Bahwa dengan dilakukannya perjanjian sewa menyewa selama jangka waktu
20 (dua puluh ) tahun dengan nilai sewa tetap (flat rate) sebesar Rp.
30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dan pembayaran dilakukan dengan cara
dicicil adalah suatu perjanjian yang sangat merugikan pihak yang
menyewakan dan hal ini patut diduga adanya itikad tidak baik dari
TERGUGAT oleh karena isi dari perjanjian semua yang menyusun adalah
TERGUGAT kemudian dilegalisasi di kantor Notaris sedangkan salinan
perjanjian pihak yang menyewakan tidak diberi;
20. Bahwa lebih-lebih isi perjanjian sangatlah merugikan bagi pihak yang
menyewakan oleh karena dengan nilai sewa tetap, pembayaran dicicil dan
adanya denda sebesar 2x (dua kali) nilai sewa yaitu sebesar Rp. 60.000.000,-
(enam puluh juta rupiah) bagi pihak yang menyewakan apabila pihak yang
menyewakan memutus perjanjian adalah suatu penghukuman yang tidak adil,
dalam perjanjian tersebut tidak dicantumkan klausul-klausul denda apabila
TERGUGATtidak tepat waktu dalam melakukan pembayaran dan apabila
TERGUGAT merubah fungsi dari obyek sewa;
21. Bahwa oleh karena perjanjian tertanggal 5 Oktober 2017 di susun oleh
TERGUGAT tanpa memberikan salinannya kepada pihak yang menyewakan
sehingga sangatlah jelas perjanjian tersebut dipolitisasi oleh TERGUGAT
dengan maksud menguntung kandiris endiri dan secara tegas merugikan pihak
yang menyewakan.
22. Bahwa patut diketahui dalam perjanjian tertanggal 5 oktober 2017 antara
TERGUGAT dengan Bapak Muliyono (alm) (Pewaris PARA PENGGUGAT)
adalah suatu perjanjian yang patut diduga adanyasuatu Penyalahgunaan
keadaanatau misbruik van omstandigheden (undue influence) yaitu suatu
perbuatan sedemikian rupa yang dilakukan oleh salah satu pihak terhadap
pihak lain yang terikatdalam perjanjiandengan memanfaatkan posisi yang
tidak seimbang salah satu belah pihak dengan tujuan untuk mengambil
keuntungan ekonomis.Bahwa Bapak Muliyono (alm)
adalahorangyangawamhukumdan tidak pernah mengadakan perjanjians
ebelumnya lebih-lebih lag isecara status sosial Pihak yang menyewakan
berada dibawah status sosial Pihak Penyewa(TERGUGAT).
23. Bahwa dalam perjanjian sewa menyewa sebagaimana tersebut diatas, jelaslah
bahwa TERGUGAT memanfaatkan posisi pihak yang menyewakan Bapak
Muliyono (alm) dengan membuat draft perjanjian sewa menyewa dengan
jangka waktu sewa selama 20 tahun dan harga sewa dibawah pasar, lebih-lebih
lagi nilaisewajugaflatsebesarRp.30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dan
pembayarannya juga dibayar secara termin tanpa mencantumkan nilai
dendaapabila TERGUGAT terlambat melakukan pembayaran
24. Bahwa sesuai fakta yang ada TERGUGAT baru membayar nilai sewa selama
2 tahun akan tetapi TERGUGAT menyatakan dalam surat tertanggal 10
Januari 2019 bahwa sudah membayar sebesar Rp. 220.000.000,- (dua ratus
dua puluh juta rupiah) jelaslah pernyataan tersebut adalah suatu pernyataan
yang mengada-ada oleh karena bahwa sesuai perjanjian sewa menyewa
disebutkan bahwa TERGUGAT akan membayar dengan cara termin sehingga
jika pada tahun ketiga (2019) TERGUGAT menyatakan telah membayar
edk sebesar Rp. 220.000.000,- (dua ratus dua puluh juta rupiah) adalah suatu
yang sangat tidak masuk akal lebih-lebih lagi TERGUGAT tidak
menunjukkan bukti pembayaran kepada PARA PENGGUGAT, setiap PARA
PENGGUGATmeminta bukti pembayarannya selalu saja tidakditanggapi;
27. Bahwa sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1321 dan Pasal 1449 BW, bahwa
cacat kesepakatan atau cacat kehendak itu terjadi jika terjadi karena
kekhilafan/ kesesatan, penipuan, dan paksaan. Kitab Undang-undang Hukum
Acara Perdata (BW) tidak mengatur mengenai “Penyalahgunaan Kehendak”
atau yang sering disebut dengan Misbruik Van Omstadigheden.
Penyalahgunaan keadaan sebagai salah satu syarat cacat kehendak
berkembang, oleh karena perkembangan beberapa peristiwa hukum dalam
hukum perjanjian.adapun berikut ini yurisprudensi terkait pembatalan
perjanjian karena penyalahgunaan keadaan:
28. Bahwa suatu perjanjian yang sekalipun telah memenuhi ketentuan Pasal 1320
KUHPerdata tentang persyaratan untuk membuat perjanjian, bukan berarti
perjanjian yang telah disepakati bersama oleh pihak-pihak itu sah berlaku
sebagai undang-undang, yang harus ditaati dan dilaksanakan. Bahwa dalam
perkara ini jelaslah isi perjanjian yang dibuat oleh TERGUGAT sangat
melemahkan PARA PENGGUGAT dan tidak adanya suatu keadilan. Oleh
karena tanggungjawab dibebankan besar kepada PARA PENGGUGAT akan
tetapi tanggungjawab dari TERGUGAT dibuat sangat ringan dan tanpa ada
pertanggungjawaban. Apabila disamping memenuhi ketentuan Pasal 1320
KUHPerdata juncto Pasal 1321 KUHPerdata, atas perbuatan yang dilakukan
oleh TERGUGAT dalam membuat perjanjian adalah suatu perbuatan yang
bertentangan atau melanggar asas dalam perjanjian, khususnya asas keadilan.
Dan apabila permasalahan sebagaimana diuraikan diatas itu dikaitkan dengan
ketentuan Pasal 1321 KUHPerdata tentang alasan untuk membatalkan
perjanjian karena adanya cacat kehendak, meliputi : kekhilafan atau kesesatan;
paksaan; dan penipuan. Ketentuan Pasal 1321 KUHPerdata belum atau tidak
mengatur permasalahan itu (penyalahgunaan keadaan). Akan tetapi PARA
PENGGUGAT sebagai pihak yang merasa sangat dirugikan adanya klausula-
klausula perjanjian, dapat mohon kepada Hakim untuk pembatalan perjanjian
dengan alasan karena adanya penyalahgunaan keadaan yang mengakibatkan
kerugian cukup besar;
Secara garis besar penyalahgunaan kedaan dibagi dalam dua kelompok yaitu:
- Penyalahgunaankedaankarenakeunggulanekonomi(economische
overwicht) dari satu pihak terhadap pihak lain;
30. .Bahwa dalam perkara ini jelaslah telah terjadi Penyalah gunaan keadaan
yaitu penyalahagunaan karena ekonomi,oleh karena TERGUGATmemiliki
posisi ekonomi lebih unggul dari pihak yang menyewakan Bapak
Muliyono (alm) sehingga terdesak melakukan perjanjian yang bersangkutan.
Maka karena itu PARA PENGGUGAT mohon kepada Pengadilan Negeri
Surabaya untuk:
Memerintahkan kepada TERGUGAT atau siapa saja yang mendapat hak dari
padanya untuk segera keluar dari tanah dan bangunan milik PARA
PENGGUGAT (Obyek sewa menyewa milik PARA PENGGUGAT) yaitu
tanah dan bangunan sebagaimana tercantum dalam Sertifikat Hak Milik
Nomor : 352/K elurahan Sememi, Gambar Situasi Nomor : 5598/94 tanggal
10-06-1994 (sepulu h Juni seribu sembilan ratus sembilan puluh empat),
Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya, Propinsi Jawa
Timur, seluas ± 400 m2(empat rat us meter persegi) dan segera menyerahkan
tanah dan bangunan tersebut kembali kepada PARA PENGGUGAT dalam
keadaan baik dan tanpa ada persyaratan apapun.
31. Bahwa atas penyalahgunaan keadaan yang dilakukan oleh TERGUGAT dalam
pembuatan perjanjian sewa menyewa tertanggal 5 Oktober 2017 sanglatlah
merugikan PARA PENGGUGAT oleh karena PARA PENGGUGAT tidak
mendapatkan suatu kepastian hukum atas suatu perbuatan hukum (sewa
menyewa) dan tidak bisa sepenuhnya mendapatkan haknya sebagai pemilik
obyek sewa menyewa untuk menguasai sepenuhnya tanah dan bangunan
miliknya oleh karena TERGUGAT sampai saat ini tidak memberikan suatu
kepastian dan tidak mau meninggalkan obyek sewa menyewa serta terkesan
tidak menghiraukan keberadaan PARA PENGGUGAT. Padahal sesuai fakta
TERGUGAT hanya melakukan membayaran selama 2 tahun yang seharusnya
bulan Oktober 2019 telah berakhir akan tetapi TERGUGAT hingga saat ini
tidak meninggalkan obyek sewa tersebut;
34. Bahwa mengingat gugatan PARA PENGGUGAT ini didasarkan atas bukti-
bukti otentik yang mempunyai nilai pembuktian sempurna dan tidak dapat
disangkal lagi akan kebenarannya, maka oleh karena itu cukup alasan menurut
hukum apabila putusan dalam perkara ini dinyatakan dapat dilaksanakan lebih
dahulu, meskipun ada bantahan, banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij
voorraad);
PRIMER
SUBSIDAIR
Jika Pengadilan Negeri berpendapat lain, mohon kiranya memberikan putusan yang
seadil-adilnya.
Hormat Kami,
Kuasa Penggugat
Dewi Fatmawati.S.H.M.H