24 April 2019
Diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk menyetujui laporan
keuangan tahun bukun 2018. Dua Komisaris Garuda Indonesia, Chairul Tanjung dan Dony
Oskaria menganggap laporan keuangan Garuda Indonesia tidak sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Chairal sempat meminta agar keberatan itu
dibacakan dalam RUPST, tapi atas keputusan pimpinan rapat permintaan itu tak
dikabulkan. Hasil RUPST menyetujui laporan keuangan Garuda Indonesia tahun 2018
Garuda Indonesia memasukkan keuntungan dari PT Mahata Aero Teknologi yang memiliki
utang kepada Garuda Indonesia. PT Mahata memiliki utang terkait pemasangan wifi dalam
penerbangan yang belum dibayarkan
Kronologi Kasus Garuda Indonesia
25 April 2019
Pasar merespons kisrus laporan keuangan Garuda
Indonesia. Sehari usai kabar penolakan laporan
keuangan oleh dua komisioner beredar, saham
perusahaan dengan kode GIAA merosot tajam 4,4
persen.
Accounting
untuk mengontrol dan membatasi Creative
Accounting.
Accounting
berusaha menyesuaikan akun untuk
Creative Accounting.
Fraud yang terjadi mengakibatkan PT Garuda Indonesia menerima rangkaian sanksi dari berbagai
pihak. Sanksi administratif, denda uang dan bahkan hingga pembekuan saham dengan kode saham
GIAA oleh BEI. Kasus Garuda Indonesia ini dapat menjadi pembelajaran bagi seluruh perusahaan agar
selalu berhati-hati dalam melakukan usahanya agar tidak terjadi creative accounting. Catatan
tambahan bagi auditor eksternal agar dapat lebih independen dan bekerja lebih baik.
Sektor akuntansi menjadi sektor yang krusial dan patut diberikan pengawasan lebih.
Terima Kasih