Anda di halaman 1dari 3

VICKERS HARDNESS TEST

PENDAHULUAN

A. SEJARAH
Sebagai alternatif uji Brinell, uji kekerasan Vickers dikembangkan pada tahun 1924 oleh dua pria,
Smith dan Sandland, di Vickers Ltd. Test ini dirancang sebagai reaksi terhadap kebutuhan untuk
memiliki uji yang lebih baik atas keterbatasan material yang lebih efektif.
Uji Vickers menggunakan prinsip yang sama dengan uji Brinell namun yaitu melakukan penekanan
pada benda uji, yang membedakan kedua Teknik uji ini adalah terletak pada indenter dimana pada
uji Vickers menggunakan indenter berbentuk piramida berlian daripada indenter Brinell yang
berbentuk bola.
Hasil dari Teknik uji ini lebih konsisten dan serbaguna. Pada tahun 1939 sebuah alternatif untuk
tes Vickers diperkenalkan oleh Fredrick Knoop di Biro Standar Nasional Amerika Serikat.
Uji Knoop menggunakan format piramida yang lebih dangkal dan memanjang serta dirancang
untuk digunakan di bawah gaya uji yang lebih rendah daripada uji Vickers, memungkinkan pengujian
pada bahan rapuh maupun tipis yang lebih akurat.

B. MEKANISME PENGUJIAN
Pengujian Vickers merupakan jenis hardness test dengan cara menusuk atau menekan benda uji
menggunakan indenter berbentuk piramida berlian dengan permukaan sudut yang berhadapan
136°. Setelah benda uji ditekan dengan menggunakan indentor, bekas penekanan akan terbentuk
lalu akan dilakukan perhitungan hasil nilai kekerasan yang disebut HV.

C. SYARAT PENGUJIAN
Vickers hardness test memerlukan beberapa hal yang harus dipenuhi agar pengujian dapat
dilakukan dengan hasil yang diinginkan. pertama benda uji harus memiliki permukaan yang halus,
rata, bersih dari cat, karat, minyak dan kotoran lainnya. Untuk mendapat permukaan benda uji yang
disebutkan, harus dilakukan pengamplasan atau penggerindaan.
Kedua mata indentor harus berbentuk piramida berlian dengan material ASTM E384, ISO 6507
maupun JIS Z 2244.
Ketiga waktu yang diperlukan untuk melakukan indentasi berdasarkan ketentuan yang ada, dan
lakukan kalibrasi pada alat uji Vickers yang akan digunakan.
Keempat selalu memastikan mikroskop sudah dilakukan kalibrasi untuk mengukur lekukan hasil
indentasi.
D. SOP PENGUJIAN
Beberapa Langkah standar operasi prosedur uji keras Vickers adalah ;
1. Permukaan benda kerja disiapkan. Kedua permukaan benda kerja diratakan menggunakan
kikir atau amplas kasar, sehingga kedua bidang sejajar. Permukaan benda kerja dihaluskan
menggunakan amplas.
2. Perangkat uji kekerasan Vickers disiapkan pada universal hardness test yaitu bandul, indentor
piramida intan, benda kerja pada landasan, dan handle diatur pada posisi ke atas.
3. Waktu penekanan diatur sesuai ketentuan yang ada
4. Benda uji diletakkan pada meja uji dan dinaikkan mendekati indentor
5. Tekan tombol start untuk menghidupkan mesin
6. Lakukan pengamatan pada bekas indentasi dengan menggunakan optic dengan cara rumah
penakanan diputar dan diganti lensa mikroskop
7. Kekerasan pada masing masing titik dihitung dengan persamaan kemudian diambil rata
ratanya.

E. CARA MEMPEROLEH NILAI KEKERASAN


Rumus yang digunakan untuk melakan perhitungan kekerasan Vickers adalah sebagai berikut.
𝐹
𝐻𝑉𝑁 = 1,854 2
𝑑
Sebagai contoh dilakukan pengujian pada stainless steel dengan beban sebesar 10 kgf. Sehingga
didapat diagonal indentasi 311,4
10 𝑥 9,81
𝐻𝑉𝑁 = 1,854
311,42
98,1
𝐻𝑉𝑁 = 1,854
96969,96
𝐻𝑉𝑁 = 0,00187

F. CONTOH PENGGUNAAN
Pengujian Vickers dilakukan untuk pengujian berbagai macam logam dengan kekerasan yang
beragam mulsi dari stainless steel, tembaga, baja hingga alumunium.

G. DAFTAR PUSTAKA
- https://www.academia.edu/49595916/Uji_Kekerasan_Vickers_dan_Rockwell
- https://www.zwickroell.com/id/industri/logam/standar-logam/uji-vickers-iso-6507/
- https://www.testingindonesia.com/memahami-metode-pengujian-vickers-pada-hardness-
tester-230

Anda mungkin juga menyukai