Anda di halaman 1dari 5

GO-JEK Jadi Satu-Satunya Perusahaan Asal Asia Tenggara dalam Daftar 56 Perusahaan yang Mengubah

Dunia

Perusahaan penyedia layanan on-demand berbasis aplikasi ini berhasil masuk dalam daftar 56
Perusahaan yang mengubah dunia rilisan Fortune atau disebut dengan daftar “Change the World.” GO-
JEK menempati peringkat ke-17, bersama sejumlah perusahaan-perusahaan kelas dunia lainnya seperti
Apple (peringkat-3), Unilever (peringkat-21), Microsoft (peringkat-25), dan masih banyak lagi. GO-JEK
menjadi satu-satunya perusahaan asal Asia Tenggara yang masuk dalam daftar tersebut.

Fortune menyebutkan bahwa layanan on-demand GO-JEK mampu mengejutkan perekonomian kota di
mana bisnis-bisnis UMKM terbantu dengan pelonjakan pendapatan setelah menjadi mitra perusahaan.
Mitra pengemudi yang jumlahnya lebih dari 300 ribu pun dapat menikmati berbagai manfaat kesehatan,
asuransi, pelatihan keselamatan, hingga layanan keuangan mikro.

Terdapat tiga penilaian dalam memilih perusahaan dalam daftar tersebut. Penilaian paling utama dalah
berdasarkan dampak sosial yang terukur. Penilaian lainnya adalah berdasarkan pada nilai bisnis
perusahaan dan tingkat inovasi – sehingga mampu membuat perusahaan lain mengikuti dalam
melakukan dampak sosial yang sama.

Kategori penilaian tersebut sesuai dengan pilar utama GO-JEK yaitu Social Impact, Speed, dan Innovation

Selain masuk dalam daftar “Change the World” dari Fortune, GO-JEK juga baru-baru ini mendapatkan
penghargaan sebagai Top 10 Most Powerful Brand in Indonesia pada acara Brand Asia 2017. Dalam
penghargaan yang diberikan oleh MarkPlus, Inc bekerjasama dengan Nikkei BP Consulting tersebut, GO-
JEK juga dinobatkan sebagai Top 3 Brand Performer dan Top 3 Most Powerful Transportation/Logistic
Brands. Sebelumnya, GO-JEK juga mendapatkan penghargaan dalam Bank Indonesia Awards sebagai
Perusahaan Fintech Teraktif Pendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) Inklusi dan Edukasi
Keuangan serta Pemberdayaan UMKM.

Apakah Kamu Pemenang GO-JEK Awards 2017?

Di hari ulang tahun GO-JEK yang ke-7 ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada kamu karena
telah menjadi pelanggan setia kami. Karena kamu, GO-JEK bisa melebarkan sayap seperti sekarang ini.
Setiap tahunnya, untuk merayakan ulang tahun GO-JEK, kami memberikan penghargaan dan apresiasi
untuk para pelanggan setia GO-JEK, partner merchant dan juga para mitra GO-JEK yang sudah menjadi
bagian penting dari GO-JEK.

Berapa Jumlah Pengguna dan Pengemudi Go-Jek?

Layanan yang dimiliki Go-Jek dipakai secara aktif oleh 15 juta orang setiap minggunya. Para weekly
active user ini dilayani sekitar 900.000 mitra pengemudi Go-Jek.

Setiap bulannya, lebih dari 100 juta transaksi terjadi di platform Go-Jek.
Ratusan juta transaksi tersebut tidak hanya dari transportasi online, Go-Jek juga melayani bisnis
pengiriman makanan melalui fitur Go-Food. Selain Go-Food, solusi keruwetan sehari-hari dihadirkan
melalui Go-Mart, Go-Send, Go-Box, Go-Med, Go-Life, dan lainnya.

Baru-baru ini, Go-Jek pun mengakuisisi tiga startup lokal yang bergerak di sektor financial technology
(fintech) untuk memperkuat dompet digital Go-Pay. Ketiganya adalah Kartuku, Midtrans, dan Mapan.

Andre mengatakan, tahun 2018 akan menjadi tahun ketika Go-Pay akan berkembang di luar ekosistem
Go-Jek, menyediakan layanan pembayaran yang aman, nyaman, mudah, dan tepercaya, baik secara
online maupun offline.

Kontribusi Go-Jek Terhadap Ekonomi Indonesia Capai Rp 8,2 T

Perusahaan layanan transportasi online Go-Jek berkontribusi Rp 8,2 triliun bagi perekonomian Indonesia
setiap tahun

Selain itu, kontribusi Go-Jek kepada perekonomian nasional melalui mitra usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) diperkirakan mencapai Rp 1,7 triliun per tahun atau sekitar Rp 138,6 miliar per
bulan. Angka kontribusi tersebut merupakan hasil kajian Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI)

Riset yang dilakukan pada 7 ribu responden yang terdiri dari pengemudi Go-Jek, konsumen dan mitra
UKM di 9 kota. Hasil riset ini juga menyebutkan pemberhentian layanan Go-Jek akan berdampak buruk
bagi 78% responden

Pada 2017 lalu, Go-Jek diketahui memiliki sekitar 900.000 mitra pengemudi yang melayani 15 juta
pengguna setiap minggu. Go-Jek juga menyediakan berbagai layanan lain seperti jasa antar makanan
(Go-Food), isi ulang pulsa (Go-Pulsa), pijat (GO-Massage), hingga jasa bersih-bersih hunian (G-Clean).

Berdasarkan situs Crunchbase, suntikan modal investor asing ke Go-Jek telah mencapai lebih dari US$3
miliar (Rp 40,2 triliun).Terakhir, konglomerasi otomotif terbesar di Indonesia, Astra International, ikut
menanamkan modal senilai $150 juta atau setara dengan Rp 2 triliun

Go-Jek Targetkan 10 Juta Pengunduh pada 2016

CEO Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim menargetkan pada 2016 aplikasi Go-Jek diunduh sebanyak 10
juta kali oleh pengguna. “Saat ini Go-Jek sudah mencapai 5,5 juta app download,” katanya dalam acara
peluncuran Go-Box di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, 7 Oktober 2015.

Selain itu, saat ini Go-Jek telah memiliki lebih dari 150 ribu pengemudi yang tersebar di sembilan
wilayah, yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Bali.

Menurut dia, rata-rata jumlah order Go-Jek juga meningkat sebesar 138 persen setiap bulan.
Selain itu, kata Nadiem, Go-Jek telah menambah 100 karyawan yang dikhususkan untuk mengurus
bagian teknologi.

Kebocoran Go-Jek Memuncak, Rute Sehari-hari Pengguna Bisa Dilacak

Data sensitif milik pelanggan dan pengemudi Go-Jek, seperti nama, alamat, nomor telepon, koordinat,
dan tujuan, masih bisa diakses dari API endpoint yang dimiliki Go-Jek

Menurut pengamat teknologi sekaligus Direktur Eksekutif ICT Watch, Donny Budi Utoyo, kebocoran data
pada aplikasi Go-Jek sudah gawat dan tidak bisa ditoleransi lagi.

"Kalau Go-Jek masalahnya bukan hanya data pribadi, seperti nama, alamat, dan nomor telepon,
melainkan juga siapa ke mana, lewat mana, dan beli apa," kata Donny melalui telepon kepada
KompasTekno, Rabu (20/1/2016).

Dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Selasa (12/1/2015) lalu, CEO Go-Jek Nadiem
Makarim mengklaim, pihaknya telah membenahi dan menyelesaikan hampir semua bug di aplikasi Go-
Jek, walau belum 100 persen sempurna

"Keamanan data selalu menjadi prioritas utama kami. Demi keamanan dan kenyamanan para pelanggan,
Go-Jek akan terus melakukan penyempurnaan terhadap sistem layanan kami," kata Nadiem

Pelajaran Dari 6 Tahun Perjalanan GO-JEK

Sekarang, mungkin hampir semua orang tahu GO-JEK. Tapi bagaimana dengan 6 tahun yang lalu?
Jangankan untuk mendapatkan penumpang, untuk mencari 20 driver saja, jaman dulu dibutuhkan waktu
hampir dua minggu.

karena kita adalah perusahaan tech Start Up, sudah sewajarnya kita membayar mahal untuk sebuah
teknologi. Agar bisa lebih banyak lagi dampak yang kita berikan.

Di GO-JEK itu kita bukan cuma menghidupi diri sendiri tapi menghidupi ratusan ribu keluarga di luar
sana"

Masih sama oleh yang disampaikan Mikey, salah satu co-founder GO-JEK, bahwa pelajaran dan
kesuksesan GO-JEK saat ini adalah hasil dari banyak formulasi. Tapi kunci utamanya adalah, Jangan
pernah takut untuk mengambil keputusan.

Menurut Sam, VP Dynamic Culture GO-JEK, modal utama dalam membangun GO-JEK adalah Nekat.
Dulu, siapa yang sangka kalau perusahaan ojek bisa sebesar ini

Orang-orang di GO-JEK itu bukan cuma orang-orang yang ngejar jabatan atau gaji, tapi punya niat tulus
untuk membantu orang lain. Dan dimana kita tahu caranya bekerja dengan hati? Hanya kita yang bisa
merasakan.
Ada Apa dengan Go-Jek & Blue Bird

Setelah kolaborasi antara PT Blue Bird Tbk (BIRD) dengan Go-Jek diumumkan, harga saham BIRD pada
Selasa kemarin, 10 Mei 2016, ditutup melonjak 7,6 persen. Pada pembukaan perdagangan Rabu sampai
dengan pukul 14.20 WIB, BIRD terus menanjak 5 persen ke level Rp4.750, sebelum ditutup di level
Rp4.500.

Dalam laporan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), dijelaskan bahwa kerja sama kedua
perusahaan akan meliputi aspek teknologi, sistem pembayaran, dan promosi.

Maraknya aplikasi transportasi online telah menggerus laba bersih BIRD pada kuartal I 2016 hingga
anjlok sebesar 38 persen menjadi Rp138 miliar.

DI tahun 2015, Blue Bird memiliki total armada 33.427 taksi yang terdiri dari taksi reguler, taksi
eksekutif, limusin, sewa mobil dan bus. Total armada taksi sendiri di tahun 2015 berjumlah 27.942
dengan 26.719 unit taksi reguler dan 1.223 taksi eksekutif. Namun, bila menilik pertumbuhan armada
taksi di tahun 2015 yang cuma sebesar 4,1 persen, berarti ada perlambatan dibanding tahun
sebelumnya yang 17 persen. Bahkan, tahun lalu armada taksi eksekutif BIRD malah bertumbuh negatif 5
persen.

PT Sucorinvest Central Gani pada bulan Februari 2016 di Jabodetabek, 51 persen responden
menyatakan telah menggunakan Uber dan sebanyak 67 persen responden yang belum pernah
menggunakan Uber menyatakan akan mencoba aplikasi tersebut. Ini artinya aplikasi transportasi online
seperti Uber menjadi ancaman bagi BIRD.

Blue Bird telah memiliki aplikasi transportasi sendiri bernama My Blue Bird. Namun, di Android aplikasi
itu baru diunduh 8.743 kali--terpaut jauh dibandingkan Go-Jek.

Selain itu, survei Sucorinvest juga mengungkapkan bahwa 24 persen responden mengaku sudah
menggunakan aplikasi smartphone untuk memesan dan mendapatkan taksi.

GO-JEK telah diunduh lebih dari 10.000 kali selama 2015

Pada periode Januari 2015, aplikasi diunduh 32.360 kali pada Januari 2015, 17.582 pengunduh Android
dan 14.778 pengunduh dari iOS.

Unduhan meningkat pada Februari 2015 sebesar 81.843 kali, di mana 31.737 pengunduh menggunakan
iOS dan 50.106 pengunduh menggunakan Android. Pada Maret 2015 unduhan melonjak menjadi
131.795 kali di mana 81.893 kali diunduh dari Android dan 49.902 kali diunduh lewat iOS.

Saat awal diluncurkan pada Januari 2015, jumlah pengemudi hanya sekitar 700 orang, namun hingga
pekan keempat Maret 2015, jumalh pengemudi sudah mencapai 3.700 orang.

Di luar Jabodetabek, GO-JEK juga mulai populer, terbukti jumlah pengemudi ojek di Bali juga
berkembang hingga lebih dari 500 orang hingga Maret 2015. Sementara di Bandung, pengemudi
mencapai 300 orang.
Perbedaan GO-JEK dari aplikasi pemesanan lain adalah fitur di luar transportasi, yakni layanan kurir
cepat, berbelanja, dan layanan pesan antar makanan (GO-FOOD).

Besar tarif layanan GO-JEK tergantung pada lokasi jemput-antar, namun Nadiem mengatakan tarif GO-
JEK per kilometer adalah Rp4.000.

Gojek bidik wilayah operasional baru

Saat ini, jumlah pengemudi ojek yang tergabung dalam Gojek Indonesia mencapai 14.000 orang atau
naik 40% dibandingkan posisi 10.000 pengemudi Gojek sejak awal peluncuran Januari 2015. Adapun,
pengunduh aplikasi Gojek mencapai 2 juta user atau naik 300% dibandingkan 500.000 user per Januari
2015.

Kedepan, perusahaan berkomitmen akan meningkatkan infrastruktur Gojek Indonesia dari dana
investasi yang sudah ada. Namun, ia enggan menyampaikan nilai investasi Gojek untuk tahun 2015

Jangan Kaget! Transaksi Gojek Capai Rp 177,5 T pada 2018

Aplikasi yang didirikan oleh Nadiem Makarim dan Kevin Aluwi ini menyatakan meraih transaksi senilai
US$ 12,5 miliar atau Rp 177,5 triliun (kurs Rp 14.200) selama 2018.

"Gojek telah melihat transaksi senilai US $ 12,5 miliar di seluruh platform pada tahun 2018, dengan
pertumbuhan yang konsisten dan eksplosif," ujar Kevin Aluwi, seperti dikutip dari Straitstimes, Kamis
(24/1/2019).

Gojek telah mengumpulkan miliaran dolar dari investor seperti Tencent Holdings, JD.com dan Temasek
Holdings dalam perebutan pangsa pasar

Anda mungkin juga menyukai