FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JANABADRA
YOGYAKARTA
UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2021/2022
CPL
Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif, dalam kinerja
mandiri yang bermutu dan terukur untuk mengimplementasikan pengetahuan dan ilmu
humaniora
Mampu merancang dan melaksanakan penelitian di bidang hukum sesuai kaidah
penelitian ilmiah
Menguasai konsep teoritis dan pengetahuan faktual dengan menggunakan metode yang
aplikatif berazaskan kemanusiaan dan kebangsaan dalam menyelesaikan masalah hukum
CPMK
1. Mahasiswa akan dapat memahami dan menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan
dengan negara hukum demokratis, ilmu pengetahuan perundang-undangan yang terdiri
dari ilmu perundang-undangan dan teori perundang-undangan, jenis peraturan
perundang-undangan, Teori Norma Hukum, dan Hierarki Peraturan Perundang-
Undangan.
2. Jawaban harus diketik diketik dalam file word ini dimulai pada halaman 3 dengan
mencantumkan nama lengkap dan nomor mahasiswa kemudian disimpan dan wajib
DIUNGGAH dalam format pdf (portable data format).
3. Unggah jawaban Anda ke janalearning (http://janalearning.janabadra.ac.id/) di
TOPIK 16 sebelum batas waktu pengumpulan berakhir. Pastikan jawaban Anda sudah
terunggah dengan benar. Jangan lupa cek sekali lagi file unggahan Anda.
4. Kerjakanlah terlebih dahulu soal yang saudara anggap paling mudah, tidak harus urut
nomor.
5. Jujurlah kepada diri sendiri. Jangan menggunakan hasil pekerjaan orang lain dan/atau
copy and paste dari internet untuk didaku sebagai hasil pekerjaan sendiri.
6. Keterlambatan mengirimkan jawaban akan mengurangi nilai.
7. Kop ujian, petunjuk ujian dan soal ujian jangan dihapus. Penghapusan akan
mengurangi nilai.
SOAL UJIAN :
1. Apa beda sumber hukum dan sumber dari segala sumber hukum? Jelaskan!
2. Apakah semua jenis norma hukum memiliki persamaan yang pokok? Jelaskan!
3. Apa sama fungsi DPR dan DPD dalam pembentukan Undang-Undang? Jelaskan!
4. Apa sama mekanisme pembuatan Peraturan Daerah Propinsi dan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota? Jelaskan!
5. Apa sebabnya naskah akademik perlu memiliki landasan sosiologis, yuridis dan
politis? Jelaskan dan berilah contoh nyata!
6. Apa beda materi muatan peraturan pemerintah pengganti undang-undang dengan
materi muatan peraturan presiden? Jelaskan!
7. Betulkah regulatory impact assesment / regulatory impact analysis adalah sesuatu
jenis metode penelitian? Jelaskan!
SEMOGA BERHASIL
3
JAWABAN :
1. Sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang
mempunyai kekuatan yang besifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau
dilaggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum menurut
pendapat ahli hukum sering disebut juga sebagai doktrin. Sedangkan sumber
dari segala sumber hukum adalah suatu yang menjadi inti terdalam dari
sumber hukum dan cita-cita hukum. Segala peraturan perundang-undangan
harus selaras, tunduk, dan tidak boleh bertentangan dengan hal yang dinggap
menjadi sumber dari segala sumber hukum, misalnya di indonesia yaitu
pancasila, nilai-nilai pancasila ini menjadi grounnorm atau saat fundamental
norm.
2. Secara substansial semua jenis norma hukum memiliki persamaan pokok,
persamaan pokok itu adalah sama sama Di Taati,patuhi,serta Di hayati Oleh
Semua Warga Masyarakat dalam Konteks Wilayah Hukum Tertentu.
Kesamaan pokok lainya adalah norma hukum yang satu dan yang lainya
memiliki nilai yang terkandung didalamnya serta bersifat mengikat, semua
jenis norma hukum ini manjadi landasan dalam kehidupan masyarakat.
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
merupakan lembaga yang sama dalam. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga negara dalam rumpun
legislatif akan tetapi dalam hal pembentukan Undang-undang DPR dan DPD
memiliki perbedaan fungsi disatu sisi DPR memiliki fungsi legislasi atau
sebagai lembaga legislatif dan disisi lain DPD dalam fungsinya juga dapat
mengajukan RUU dan ikut serta dalam pembahasan RUU tertentu Fungsi DPD
tercantum jelas dalam Pasal 22D UUD 1945. dalam hal pembuatan Undang-
4
undang DPR dan DPD memiliki fungsi yang sama dalam dalam pengajuan
Rancangan Undang-undang.
4. Mekanisme penyusunan peraturan provinsi dan daerah memiliki kesamanan,
hal tersebut dijelaskan dalam UU nomor 12 Tahun 2011 sebagai berikut :
Proses penyusunan Peraturan Daerah Provinsi sesuai UU Nomor 12
Tahun 2011.
1. Rancangan Perda Provinsi dapat diusulkan oleh DPRD Provinsi atau
Gubernur.
2. Apabila rancangan diusulkan oleh DPRD Provinsi, proses penyusunan
adalah sebagai berikut.
- DPRD Provinsi mengajukan rancangan Perda kepada Gubernur secara
tertulis.
- DPRD Provinsi bersama gubernur membahas rancangan Perda Provinsi.
- Apabila memperoleh persetujuan bersama, Rancangan Perda disahkan oleh
gubernur menjadi Perda Provinsi.
3. Apabila rancangan diusulkan oleh gubernur, proses penyusunan adalah
sebagai berikut.
- Gubernur mengajukan rancangan Perda kepada DPRD Provinsi secara
tertulis.
- DPRD Provinsi bersama gubernur membahas rancangan Perda Provinsi.
Dasar yuridis ialah ketentuan hukum yang menjadi dasar hukum (rechtsgrond)
bagi pembuatan peraturan perundang-undangan. Dasar yuridis ini terdiri dari dasar
yuridis dari segi formil dan dasar yuris dari segi materiil. Dasar yuridis dari segi
formil adalah landasan yang berasal dari peraturan perundang-undangan lain untuk
memberi kewenangan (bevoegdheid) bagi suatu instansi membuat aturan tertentu.
Sedangkan dasar yuridis dari segi materiil yaitu dasar hukum untuk mengatur
permasalahan (objek) yang akan diatur. Dengan demikian dasar yuridis ini sangat
penting untuk memberikan pijakan pengaturan suatu peraturan perundang-
undangan agar tidak terjadi konflik hukum atau pertentangan hukum dengan
peraturan perundang-undangan di atasnya.
Dasar politis merupakan kebijaksanaan politik yang menjadi dasar selanjutnya
bagi kebijakan-kebijakan dan pengarahan ketatalaksanaan pemerintahan .
Diharapkan dengan adanya dasar politis ini maka produk hukum yang diterbitkan
dapat berjalan sesuai dengan tujuan tanpa menimbulkan gejolak di tengah
masyarakat.
Secara sosiologis Naskah Akademik disusun dengan mengkaji realitas masyarakat
yang meliputi kebutuhan hukum masyarakat, aspek sosial ekonomidan nilai-nilai
yang hidup dan berkembang (rasa keadilan masyarakat). Tujuan kajian sosiologis
ini adalah untuk menghindari tercerabutnya peraturan perundang-undangan yang
dibuat dari akar-akar sosialnya di masyarakat. Banyaknya peraturan perundang-
undangan yang setelah diundangkan kemudian ditolak oleh masyarakat lewat aksi-
aksi demonstrasi merupakan cerminan peraturan perundang-undangan yang tidak
memiliki akar sosial kuat. Dengan demikian Naskah Akademik memegang
peranan yang sangat penting dalam pembentukan peraturan perundang-undangan
karena didalamnya terdapat kajian yang mendalam mengenai substansi masalah
yang akan diatur.
Contoh naskah akademik :
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kota
Mataram yang merupakan badan pelayanan investasi sesuai dengan amanat
Peraturan perundang-undangan yaitu adalah dibentuk berdasarkan peraturan
Perundang–undangan yaitu Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
7
(supremasi hukum) Dengan demikian, dalam suatu negara hukum setiap kegiatan
kenegaraan atau pemerintahan wajib tunduk pada aturan-aturan hukum yang
menjamin dan melindungi hak-hak warganya, baik dibidang sipil dan politik
maupun di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Dengan perkataan lain, hukum
ditempatkan sebagai aturan main dalam penyelenggaraan kenegaraan dan
pemerintahan untuk menata masyarakat yang damai, adil dan bermakna. Oleh
karena itu, setiap kegiatan kenegaraan atau pemerintahan harus dilihat sebagai
bentuk penyelenggaraan kepentingan masyarakat (public service) yang terpancar
dari hak-hak mereka yang mesti dilayanani dan dilindungi.
B. Landasan Yuridis
Dalam sebuah negara hukum pada asasnya setiap tindakan pemerintah harus
dilakukan berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh hukum. Suatu tindakan
pemerintah yang dilakukan tanpa dasar kewenangan adalah berakibat batal demi
hukum. Dalam melaksanakan salah satu fungsi pemerintahan, dalam membentuk
Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Perizinan Di Kota Mataram,
Pemerintah Kota Mataram menggunakan dasar kewenangan
sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya
Daerah Tingkat II Mataram (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3531);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
10