Anda di halaman 1dari 2

Teori-Teori Modern

1. Teori Heckscher – Ohlin

Dalam teori tersebut menjelaskan mengenai munculnya perdagangan yang menganggap bahwa
negara dicirikan oleh faktor-faktor yang berbeda sedangkan fungsi produksinya tetap sama di
seluruh negara. Teori Heckscher – Ohlin (H-O) memiliki dua kondisi penting sebagai dasar dari
munculnya perdagangan internasional yaitu ketersediaan faktor produksi dan intensitas dalam
pemakaian faktor produksi atau proporsi faktor produksi. Oleh karena itu teori ini juga bisa disebut
sebagai teori proporsi atau ketersediaan faktor produksi. Produk yang berbeda membutuhkan
jumlah yang berbeda dari faktor produksi. Perbedaan tersebut disebabkan oleh bagaimana teknologi
yang menentukan cara mengkombinasikan faktor-faktor produksi untuk membuat suatu produk.

Dalam teori ini keunggulan komparatif disebabkan oleh perbedaan kondisi penawaran antar negara ,
perbedaan ini akan menimbulkan perbedaan dalam harga relatif dari faktor produksi antar negara.
Selanjutnya perbedaan tersebut membuat perbedaan dalam biaya alternatif dari harga barang yang
menjadi alasan terjadinya perdagangan internasional. Menurut teori ini setiap negara memikili
spesialiasi khusus pada jenis barang tertentu dan mengekspornya yang bahan baku utamanya
melimpah atau harganya murah di negara tersebut dan mengimpor barang yang bahan baku
utamanya langka atau mahal.

2. Teori Siklus Produk

Teori siklus produk dari Venom (1966) yang dikembangkan oleh Williamson (1983) dapat digunakan
untuk menjelaskan dinamika keunggulan komparatif dari suatu produk atau industri. Venom
berpendapat bahwa banyak barang manufaktur yang melalui beberapa tahapan produk yang
prosesnya bisa pendek atau panjang yang terdiri dari 4 tahap yaitu pengembangan atau penciptaan
(inovasi) atau introduksi, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Jadi menurut Venom
keunggulan komparatif dari barang tersebut berubah mengikuti perubahan waktu dari satu negara
ke negara lain

Tahap pertama adalah tahap inovasi atau awal mula suatu produk baru yang
ditemukan/dikembangkan. Tahap ini mempunyai beberapa ciri yaitu modal investasi,desain serta
metode produksi yang mengalami perubahan secara terus menerus. Pada tahap ini tidak hanya
memerlukan modal yang sedikit tetapi juga membutuhkan SDM yang berkualitas tinggi dan
menguasai teknologi. Selain tingkat itu tingkat pendapatan rata-rata dan selera masyarakat
merupakan faktor perangsang bagi perusahaan-perusahaan di dalam negeri untuk melakukan
inovasi.

Tahap kedua disebut tahap perluasan (pertumbuhan) produksi. Pada tahap ini permintaan baik dari
dalam negeri maupun internasional meningkat dan oleh karena itu produk baru tersebut juga di
ekspor. Tahap ini juga merupakan tahap awal dari standarisasi produk dan proses pembuatannya.
Pola proses produksinya juga berubah dengan mulai menerapkan sistem perakitan dan ini berarti
ekonomi eksternal menjadi sangat penting. Apabila perusahaan inovator adalah perusahaan
multinasional yang produksinya dilakukan di cabang-cabang luar negeri dan jika tidak mempunyai
cabang di luar negeri, perusahaan di negara lain harus memiliki lisensi untuk memproduksinya. Jadi
pada tahap ini mulai muncul pemasok-pemasok baru yang dapat berproduksi dengan skala
ekonomis sehingga biaya dan harga produksinya lebih murah dibandingkan di negara inovator.

3. Teori Skala ekonomis


Teori ini bertolak belakang dengan teori Heckscher – Ohlin. Teori H-O berpendapat skala
penambahan hasil yang konstan sedangkan di dalam teori skala ekonomis berpendapat skala
penambahan hasil tidak tepat melainkan meningkat terus. Jika terdapat skala ekonomis, suatu
perusahaab di suatu negara dapat berspesialisasi dalam produksi suatu jangkauan yang terbatas dan
mengeskpornya dengan harga yang lebih murah dari produk yang sama dari perusahaan di negara
lain yang tidak memiliki skala ekonomis. Oleh karena itu dalam era perdagangan bebas, skala
ekonomis menjadi salah satu faktor penentu tingkat daya saing global atau keunggulan suatu
perusahaan.

Ball dan McCulloch (2000) menyatakan bahwa perdagangan internasional muncul karena adanya
perbedaan harga relatif antar negara. Perbedaan ini berasal dari perbedaan biaya produksi yang
diakibatkan oleh :

 Perbedaan atas karunia tuhan pada faktor produksi


 Perbedaan dalam teknologi yang digunakan
 Perbedaan dalam efisiensi permintaan faktor produksi
 Nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain

Anda mungkin juga menyukai