Anda di halaman 1dari 3

REVIEW

HUKUM KEKERABATAN ADAT


(BAB 4-5)

Prof. H. Hilman Hadikusuma SH

BAB 4
HUBUNGAN ANAK DAN ORANG TUA
Antara anak dan orang tua, memiliki hubungan timbal balik yang dipengaruhi
oleh susunan kekerabatan. Dalam susunan patrilinial, sistem pertalian darah yang
lebih diutamakan yaitu ayah. Sedangkan dalam susunan matrilinial, sistem pertalian
darah yang lebih diutamakan yaitu ibu. Kedudukan anak dalam kekerabatan patrilinial
yaitu, anak laki-laki lebih diutamakan daripada anak perempuan. Mengapa? Karena
anak laki-laki adalah penerus keluarganya. Nah, jika pada suatu keluarga memiliki
anak laki-laki lebih dari satu, maka anak paling tualah yang menjadi penanggung
jawab keluarga tersebut. Seperti yang telah disebutkan pada pasal 45-46 U.U
Perkawinan no.1 tahun 1974.
Selain itu, ada juga pertalian darah. Dimana, anak perempuan adalah sebuah
turunan laki-laki yang kedudukannya dibawah pengaruh kekuasaan ayah dan saudara
laki-lakinya. Seperti pada suatu adat di Lampung, dimana anak-anak harus hormat
kepada pihak kelamanya dan harus bertanggung jawab atas kehipudan adik-adiknya.
Selanjutnya ada pertalian perkawinan. Pada hal ini membahas mengenai anak yang
sah adalah anak yang dilahirkan akibat perkawinan yang sah. Dan anak yang diluar
perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan keluarga ibunya.
Nah untuk melihat status sah anak tersebut, maka ditentukan melalui kenyataan
juridis, bukan biologis. Jadi, dapat dikatakan jika anak yang lahir dari hubungan ayah
dan ibu yang tidak sah itu anak haram. Selanjutnya ada pertalian adat. Dalam hal ini,
hubungan anak yang bukan anak kandung terjadi karena perkawinan orang tua karena
adanya pengangkatan anak adat.
Setelah itu terdapat kekerabatan dalam matrilinial. Dalam jenis tersebut,
sistem pertalian lebih diunggulkan pada garis keturunan perempuan. Sedangkan
dalam pertalian darah, anak laki-laki dan perempuan adalah anak-anak dalam
kekerabatan ibu. Jika pada pertalian perkawinan, kedudukan anak terhadap orang tua
ini ditentukan dalam bentuk perkawinan orang tuanya. Apakah perkawinan dilakukan
dengan pembayaran jujur atau perkawinan semanda. Selain itu, ada juga pertalian
adat, dimana memungkingkan untuk pengangkatan anak yang sedarah atau sepertalian
adat.
Selanjutnya ada kekerabatan parental. Susunan dalam kekerabatan ini yaitu
berupa kekerabatan bilateral. Susunan kekerabatan ini biasanya terdapat pada daerah
Aceh, Melayu, Sunda, Jawa, Madura, Kalimantan, dan Sulawesi. Hubungan pertalian
darah pada susunan kekerabatan ini yaitu apabila sianak hanya berhubungan dengan
bapak dan ibunya saja, maka artinya hanya bapak dan ibu saja yang bertanggung
jawab atas anaknya. Dan dikatakan bilateral apabila anaknya tidak terikat pada ibu
dan ayahnya saja. Sedangkan permasalahan pertalian perkawinan yaitu perkawinan
bebas. Terakhir yaitu pada pertalian adat, pada susunan ini titik berat bukan berada
pada takut akan putusnya garis keturunan, akan tetapi keinginan untuk mempunyai
anak.

BAB 5
HUBUNGAN ANAK DAN KERABAT
Adanya hubungan ini terjadi karena adanya kekerabatan. Terjadinya
kekerabatan karena adanya hubungan pertalian darah, perkawinan, maupun adat.
Seperti hubungan pertalian darah pada kekerabatan patrilinial. Dalam kekerabatan
tersebut dibagi menjadi dua, yaitu sepertalian darah dari bapak dan sepertalian darah
dari ibu. Selanjutnya menurut pertalian perkawinan, dalam kekerabatan sepertalian
perkawinan ini dibagi atas anak menantu dengan mertua dan periparan dan
permandaan. Yang terakhir yaitu bertali adat, dimana pada hubungan ini terbagi atas
hubungan adat mewaris, hubungan beradat tidak mewaris dan hubungan tidak beradat.
Selanjutnya kekerabatan matrilinial yang bertali darah, sama halnya dengan
susunan patrilinial yang mana hubungan anak dengan kerabat bertali darah dari ibu
ataupun ayah. Sedangkan pada bertali perkawinan juga sama dengan susunan
patrilinial. Akan tetapi, pada matrilinial ini perkawinan hanya dalam bentuk semanda,
dimana sang suami ikut kepada pihak istri. Yang terakhir bertali adat, pada susunan
ini hanya berlaku dilingkungan masyrakat minangkabau.
Terakhir yaitu hubungan anak dan kerabat dalam parental. Dimana pada
pertalian darah, perkawinan, dan adat tidak jauh beda dengan susunan patrilinial dan
matrilianal. Yang membedakan hanya pada pertalian darah, dimana hubungan anak
dengan saudara ayah atapun ibu berimbang sama, tanpa adanya perbedaan. Dan
terdapat perbedaan pada susunan pertalian adat. Dimana pertalian adat tidak
dibedakan antara hubungan beradat dan hubungan tidak beradat. Mengapa demikian?
Karena adanya pengakuan dan tidak melibatkan kerabat.

Anda mungkin juga menyukai