Anda di halaman 1dari 6

Analisis Kesalahan Berfikir Ide Bisnis Warteg Drive Thru

Dosen Pengampu : Elvira Azis

Disusun Oleh :
Anindya Rizkitita - 1401204069
Fairuz Afiffah Khairunnisa - 1401204227
Zalfa Maritza Aulia L - 1401204250
Rifa'atul Mahmudah – 1401204204
Muhammad Rizal Affandi - 1401204347

MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG
TAHUN 2022
A. Definisi Berpikir kreatif dan Asumtif
Berpikir Kreatif adalah sebuah proses yang mengembangkan ide-ide yang tidak biasa dan
menghasilkan pemikiran yang baru yang memiliki ruang lingkup yang luas. Berpikir kreatif dapa
t menghasilkan pemikiran yang bermutu, proses kreatif tersebut tentunya tidak dapat dilaksanaka
n tanpa adanya pengetahuan yang didapat dengan pengembangan pemikiran dengan baik. Berpik
ir kreatif memberikan dukungan kepada peserta didik sehingga peserta didik lebih terpacu untuk
lebih kreatif.

- Berikut Pengertian Berpikir Kreatif Menurut Para Ahli, yaitu:


Menurut Susanto (2013) Berpikir kreatif merupakan sebuah proses yang melibatkan unsu
r-unsur orisinalitas, kelancaran, fleksibelitas, dan elaborasi. Hal tersebut menunjukan bahwa berf
ikir kreatif dapat mengembangkan daya pikir yang mencangkup wawasan dengan unsur unsur ya
ng luas. Berpikir kreatif dapat menghasilkan pemikiran yang bermutu.

Sesuai dengan pendapat Sani (2014) yang menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan 
kemampuan mengembangkan ide yang tidak biasa, berkualitas, dan sesuai tugas. Hal ini merupa
kan pengembangan diri terhadap ideide baru yang memiliki mutu yang baik. 

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan, bahwa berpikir kreatif adalah sebuah proses
yang mengembangkan ide-ide yang tidak biasa dan menghasilkan pemikiran yang baru yang me
miliki ruang lingkup yang luas. 

- Indikator Berpikir Kreatif 


Berpikir kreatif adalah aktivitas berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif dan ori
sinil. Baer (dikutip Aryana, 2007) mengemukakan berpikir kreatif yaitu:

1. lancar, adalah kemampuan menghasilkan banyak ide, 


2. luwes, adalah kemampuan menghasilkan ide - ide yang bervariasi, 
3. orisinal, adalah kemampuan menghasilkan ide baru atau ide yang sebelumnya tidak ada,
dan 
4. memerinci, adalah kemampuan mengembangkan atau menambahkan ide - ide sehingga
dihasilkan ide yang rinci atau detail. 

Hal ini bahwa berpikir kreatif memiliki beberapa indikator untuk menghasilkan ide yang
baru. Kreativitas seseorang ditunjukkan dalam berbagai hal, seperti kebiasaan berpikir, sikap,
pembawaan atau kepribadian, atau kecakapan dalam memecahkan masalah. 

Menurut Rahayu, dkk (2011) Kemampuan berpikir kreatif ada 5 aspek, diantaranya
berpikir lancar, berpikir luwes, orisinal, elaborasi, dan evaluasi.  Menurut KBBI, berfikir asumtif
bermakna asumtif/asum·tif/ a bersifat dugaan (perkiraan). Berfikir asumtive juga didefinisikan
sebagai keyakinan, konvensi, atau ide yang diterima tanpa memastikan bahwa hal tersebut
merupakan hal yang konkret (pasti) atau tidak. Asumtif juga didefinisikan sebagai keyakinan
yang belum teruji: apa yang kita pikirkan tanpa disadari kita memikirkannya, sering didasarkan
pada asumsi yang belum kita pikirkan secara kritis. Namun, seorang pemikir kritis
memperhatikan asumsi-asumsi ini karena terkadang salah atau salah arah. Hanya karena kita
menganggap sesuatu itu benar, bukan berarti itu benar.

B. Deskripsi Bisnis
Warteg drive thru adalah warung tegal berkonsep drive thru seperti restoran cepat saji
pada umumnya. Misalnya Drive Thru Mcd, Kfc, Burger King, dIl. Di Rizkita Warteg tidak
hanya tersedia drive thru saja, tapi juga tersedia layanan dine in (makan ditempat), delivery
(pesan antar), dan take away ambil sendiri.
Bisnis warteg drive thru ini terinspirasi dari restoran cepat saji Mcdonald dengan
menerapkan metode pemesanan offline tapi tanpa harus keluar dari kendaraan masing-masing.
Ditambah pada masa pandemi ini seluruh aktivitas diluar harus dibatasi seperti Kerja dikantor,
sekolah, belanja, makan ditempat diberi batas waktu dan kapasitas orang dikurangi. Namun tidak
dapat dipungkiri, kita harus tetap makan makanan bergizi agar antibodi tetap terjaga.
Maka dari itu dengan adanya warteg drive thru, diharapkan dapat membantu konsumen
agar lebih cepat, praktis, dan murah untuk mendapatkan makanan sehat dengan harga murah.
Walaupun sedang sibuk menjalani aktivitas, dengan adanya Warteg Drive Thru, membantu
menghemat waktu konsumen untuk membeli makanan yg bergizi namun harganya tetap
terjangkau
Jika ditinjau dari 3 dasar berpikir asumtif, maka dapat dijabarkan kesalahan-kesalahan
sebagai berikut:

1. Aspek Desirability, asumsi yang dibangun atas dasar keinginan target customer.
Banyak ibu rumah tangga diluar sana yang harus bekerja sekaligus mengurus suami dan a
naknya. Kesibukannya cukup banya, terkadang malas masak untuk makan malam karena
ener habis kerja sepanjang hari. Dengan demikian warteg drive thru ini cukup dibutuhkan
untuk orang yang tidak memiliki waktu banyak, sibuk, dan ingin yang praktis.

2. Aspek Feasibility, asumsi yang dibangun atas dasar kelayakan bisnis.


Saat ini dimasa pandemic Covid-19, yang dimana seluruh aktifitas diluar rumah harus
dibatasi. Banyak orang yang berusaha menghasilkan ide produk dan bisnis baru yang bisa
berjalan dimasa pandemi ini, salah satunya terciptanya ide bisnis warteg drive thru ini.
Akan tetapi, dilihat dari kelayakan bisnis, saat ini warteg drive thru harus memiliki lahan
yang cukup besar, dan karyawannya juga harus banyak. Dari segi harga, harga makanan
di warteg drive thru ini akan sedikit lebih mahal dibandingkan dengan warteg pada
umunya, karena biaya lahan, listrik, dan biaya lainnya akan lebih mahal pula. Jadi,
kemungkinan terburuk yang akan muncul adalah sepinya pengunjung dan kurangnya
ketertarikan pengunjung untuk membeli makanan di warteg drive thru ini.

3. Aspek Viability, asumsi yang dibangun terkait dengan kelangsungan hidup bisnis. Produc
t-life cycle dapat menjadi acuan bagi setiap bisnis untuk mengetahui siklus bisnis yang se
dang ditempati dan strategi yang tepat di setiap siklus nya. Saat ini, Warteg Drive Thru b
erada dalam siklus introduction. Pada siklus ini, tim berusaha untuk meningktakan brandi
ng Rizkita Warteg Drive Thru itu sendiri. Pada tahap ini keuntungan yang didapat masih t
ergolong kecil, karena biaya promosi yang cukup besar. Jika Rizkita Warteg Drive Thru
ini tidak bisa mempertahankan pelanggan dan target marketnya, maka bisa diasumsikan b
ahwa warteg drive thru akan kalah saing dengan warteg umumnya yang ada disekitar Riz
kita Warteg Drive Thru.

C. Resiko Warteg Drive Thru


1. Sulit membuat akses jalan sebagai jalur drive thru. Drive thru adalah jenis layanan
pesan bawa pulang yang disediakan suatu bisnis, di mana pelanggannya dapat
menggunakan suatu layanan atau membeli suatu produk tanpa perlu meninggalkan
mobil atau sepeda motor. Ciri khas dari drive thru adalah jalur khusus yang akan
dilakui okeh kendaraan konsumen. Biasanya jalur ini membentuk melingkar. Dengan
membangun warteg drive thru, terdapat kesulitan untuk membuat jalur drive thru
karena akan memakan lahan yang cukup luas.
2. Adanya warteg drive thru, dapat menimbulkan kemacetan. Kemacetan ini berasal
dari tidak sebandingnya waktu pelayanan konsumen dengan waktu datangnya
konsumen baru yang masuk antrian. Terlebih lagi warteg memiliki pilihan menu
yang cukup banyak, sehingga akan memakan waktu cukup lama bagi konsumen
untuk melakukan pemesanan. Diperkirakan waktu pelayanan konsumen dari awal
pemesanan hingga pembayaran adalah 10 menit. Jika setiap 2 menit sekali ada
kendaraan baru yang memasuki antrian, maka dapat menyebabkan kemacetan.
3. Menghilangkan esensi atau ciri khas warteg. Warteg sudah menjadi istilah eneric
warung makan kelas menengah bawah yang menyediakan makanan dan minuman
dengan harga yang sangat terjangkau. Dengan adanya bisnis warteg drive thru ini
yang notabene nya adalah suatu bisnis yang diperuntukkan untuk para pemilik
kendaraan baik mobil ataupun motor yang ingin membeli produk warteg, maka akan
menimbulakn resiko hilangnya esensi atau ciri khas dari warteg.

D. Solusi
Agar tidak menimbulkan kemacetan jika warteg sedang ramai pembeli, sebelum
membangun warteg drive thru sebaiknya diperhatikan kembali dalam memilih lokasi
yang cukup luas namun tetap strategis seperti di tengah kota, sehingga pelanggan bisa
nyaman untuk memesan warteg drive thru tersebut. Tidak hanya lokasi yang harus
diperhatikan, kualitas pelayanan warteg dalam melayani pelanggan juga harus
diperhatikan agar pelanggan tidak terlalu lama menunggu makanan tiba sehingga tidak
menimbulkan antrian yang terlalu panjang.
Agar tidak menghilangkan esensi warteg pada umumnya, menu yang disediakan oleh
warteg drive thru tidak berbeda dengan warteg – warteg pada umumnya dan untuk
bangunan warteg menyerupai dengan bangunan warteg – warteg pada umumnya hanya
saja dimodifikasi dari pelayanan drive thru nya.

E. Kesimpulan
Berpikir kreatif merupakan sebuah proses yang melibatkan unsur-unsur orisinalitas,
kelancaran, fleksibelitas, dan elaborasi. Berpikir kreatif adalah aktivitas berpikir untuk
menghasilkan sesuatu yang kreatif dan orisinil. Kemampuan berpikir kreatif ada 5 aspek,
diantaranya berpikir lancar, berpikir luwes, orisinal, elaborasi, dan evaluasi. Risiko
asumtive juga didefinisikan sebagai keyakinan, konvensi, atau ide yang diterima tanpa
memastikan bahwa hal tersebut merupakan hal yang konkret (pasti) atau tidak. Warteg
drive thru adalah warung tegal berkonsep drive thru seperti restoran cepat saji pada
umumnya. Bisnis warteg drive thru ini terinspirasi dari restoran cepat saji Mcdonald
dengan menerapkan metode pemesanan offline tapi tanpa harus keluar dari kendaraan
masing-masing. Maka dari itu dengan adanya warteg drive thru, diharapkan dapat
membantu konsumen agar lebih cepat, praktis, dan murah untuk mendapatkan makanan
sehat dengan harga murah. Namun perlu juga diperhatikan 3 dasar berfikir asumtif yaitu :
1. Aspek Desirability, asumsi yang dibangun atas dasar keinginan target customer.
2. Aspek Feasibility, asumsi yang dibangun atas dasar kelayakan bisnis.
3. Aspek Viability, asumsi yang dibangun terkait dengan kelangsungan hidup
bisnis.
Ciri khas dari drive thru adalah jalur khusus yang akan dilalui oleh kendaraan
bermotor. Namun ada beberapa risiko dalam membangun bisnis warteg drive thru ini
yaitu :

1. Memakan lahan yang cukup luas.


2. Dapat menimbulkan kemacetan.
3. Menimbulakn risiko hilangnya esensi atau ciri khas dari warteg.

Sumber:
https://kumparan.com/wildan-shah/sesat-pikir-anggota-koperasi-1vI36gauwaD#:~:text=Ketiga
%2C%20adalah%20pemikiran%20asumtif%3A%20kecenderungan,sesuatu%20tanpa%20bukti
%20dan%20data.
https://kbbi.web.id/asumtif
https://library.louisville.edu/ekstrom/criticalthinking/assumptions#:~:text=An%20assumption
%20is%20an%20unexamined,haven't%20thought%20about%20critically.

Anda mungkin juga menyukai