Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KASUS YANG BERHUBUNGAN


DENGAN UU ST. NO. 419 TGL. 22 DESEMBER 1949

Dewi Amalia Sulistiani

31119089

Farmasi 4B

PRODI FARMASI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS BTH

TASIKMALAYA

2022
I. KASUS DAN PEMBAHASAN

Pada 28 Januari 2015, sebuah berita yang dimuat di koran lokal dengan judul
“Edarkan Carnophen, Nelayan Ditangkap” menyebutkan bahwa Satresnarkoba Polres
Lamongan kembali menangkap pengedar Carnophen. Pelaku adalah seorang
nelayan ,Beny Ardiansyah, warga perumahan Bong Ris Kelurahan Blimbing
Kecamatan Paciran. Hasil penggeledahan berhasil ditemukan 100 butir Carnophen di
balik saku jaket dan 2.440 butir yang disimpan di dalam almari kamar tidurnya.
Maraknya kasus peredaran obat–obat terlarang khususnya Carnophen di
kalangan nelayan menyebabkan pihak kepolisian melakukan beberapa upaya
pemberantasan. Dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan obat keras (daftar G)
Carnophen pada nelayan adalah dapat memberikan efek ketergantungan yang tinggi
bagi pemakai. Pemakai menganggap menggunakan Carnophen merupakan suatu
kebutuhan untuk menambah stamina (doping), penghangat badan, dan digunakan
untuk keperluan sehari–hari dalam melakukan aktivitasnya sebagai nelayan.
Faktor penyebab tingginya penyalahgunaan Carnophen pada nelayan adalah
kemudahan nelayan dalam mendapatkan barang tersebut. Nelayan dapat membeli
Carnophen dengan harga yang terjangkau dan dapat memperolehnya dari rekan
sesama nelayan. Penegakan hukum terhadap tindak pidana peredaran obat keras
(daftar G) jenis Carnophen sudah dilakukan secara maksimal. Hal ini diharapkan
mampu menurunkan peredaran pil jenis Carnophen di kalangan nelayan di wilayah
Kabupaten Lamongan.
Jenis pekerjaan yang terkait dengan peredaran obat keras Carnophen adalah
nelayan, wiraswasta dan mahasiswa/pelajar. Posisi pertama adalah nelayan. Profesi
nelayan merupakan jenis pekerjaan paling banyak menggunakan/mengkonsumsi obat
keras (daftar G) jenis Carnophen. Hal ini berdasarkan pernyataan narasumber bahwa
Carnophen pada nelayan digunakan sebagai penambah stamina ketika mencari ikan di
laut. Nelayan beranggapan bahwa setelah mengkonsumsi pil Carnophen efek yang
dirasakan adalah badan merasa kuat ketika berada di tengah laut dan tubuh menjadi
hangat. Latar belakang tersebut yang menyebabkan penggunaan Carnophen pada
nelayan baik secara sadar maupun tidak masih sangat tinggi.
Istilah “penyalahgunaan obat” (drug abuse) sebenarnya kurang tepat oleh
karena istilah tersebut mengandung arti berbeda bagi setiap orang. Ada hal yang
membedakan arti istilah penyalahgunaan obat dari “penggunaan secara salah pada
obat” (drug misuse). Penyalahgunaan obat cenderung ditafsirkan sebagai penggunaan
obat dengan tujuan non medis, biasanya untuk mengubah kesadaran. Sedangkan
penggunaan secara salah pada obat cenderung pada arti kesalahan indikasi, kesalahan
dosis atau penggunaan yang terlalu lama.
Obat keras adalah obat-obatan yang tidak digunakan untuk keperluan teknik,
yang mempunyai khasiat untuk mengobati, menguatkan, membaguskan,
mendesinfeksikan dan lain-lain tubuh manusia, baik dalam bungkusan maupun tidak.
Maka dari itu obat yang termasuk dalam golongan obat keras tidak boleh dijual secara
bebas dan tanpa izin karena untuk menjual obat memang tidak sembarangan dan
harus juga memiliki suatu izin.
Carnophen atau yang lebih dikenal dengan nama pil jin, zenith dan
PCC, mengandung zat aktif carisoprodol. Zat aktif ini merupakan relaksan otot
yang bekerja secara sentral sehingga sering diresepkan untuk meringankan
kejang otot dan rasa sakit (Toth dan Urtis, 2004).

Kemudahan dalam memperoleh pil zenith dan harganya yang


terjangkau menjadi faktor penyebab tingginya angka penyalahgunaan. Faktor
lain yang berpengaruh adalah pengetahuan masyarakat yang terbatas tentang
bahaya penyalahgunaan pil zenith. Dari berbagai kasus penyalahgunaan zenith
yang muncul seringkali berasal dari masyarakat ekonomi lemah. Pil zenith
digunakan oleh pekerja kasar seperti buruh dan kuli bangunan dengan alasan
agar badan tidak mudah lelah.

Efek yang didapat oleh rata-rata pengguna setelah mengkonsumsi pil


Carnophen adalah efek fly, apabila para pengguna tidak mengkonsusmi pil
Carnophen dalam sehari saja maka pengguna tersebut akan merasa gelisah. Rata-rata
pengguna menggunakan uang bulanan untuk membeli pil Carnophen yang
dikonsumsi sehari-hari. Faktor tekanan dari kelompok/teman yang mempengaruhi
rata-rata pengguna untuk tidak berhenti menggunakan pil Carnophen.

II. UU YANG BERHUBUNGAN

Uu St. No. 419 Tgl. 22 Desember 1949 pada pasal 12 yang berbunyi yaitu

1) Hukuman penjara setinggi-tingginya 6 bulan atau denda uang setinggitingginya


5.000 gulden dikenakan kepada :
a. Mereka yang melanggar peraturan-peraturan larangan yang dimaksudkan
dalam Pasal 3, 4 dan 5.
b. Pedagang kecil yang diakui yang berdagang berlawanan dengan Ayat-ayat
khusus yang ditentukan pada surat izinnya atau bertentangan dengan
peraturan umum yang dimaksud dalam Pasal 6 Ayat 5.
c. Pedagang Besar yang diakui yang berdagang bertentangan dengan syarat-
syarat yang dimaksud kan dalam Pasl 7 Ayat 4.
d. Merka yang berdagang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan pada Pasal
8 Ayat 1.
e. Merka yang berdagang bertentangan dengan Peraturan-peraturan yang
dikeluarkan oleh Sec.V.St. sesuai dengan Pasal 8 Ayat 2.
f. Mereka yang tidak mentaati ketentuan-ketentuan dalam Pasal 6 Ayat 7; Pasal
7 Ayat 6 atau Pasal 9 Ayat 1 dan 3.
2) Obat-obat keras dengan mana atau terhadap mana dilakukan pelanggaran dapat
dinyatakan disita.
3) Jika tindakan-tindakan yang dapat dihukum dijalankan oleh seorang Pedagang
kecil atau Pedagang Besar yang diakui maka sebagai tambahan perdagangan
dalam obat keras dapat dilarang untuk jangka waktu setinggitinggnya 2 tahun.
4) Tindakan-tindakan yang dapat dihukum dalam Pasal ini dianggap sebagai
pelanggaran.
III. SANKSI
Sanki yang diberikan yaitu Hukuman penjara setinggi-tingginya 6 bulan atau
denda uang setinggitingginya 5.000 gulden
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, R. (1949). Undang-undang Republik IndonesiaSt. No. 419 tgl. 22


Desember 1949. Jakarta Republik Indones.

Muthaharah, M., Nurhanifah, D., & Hendera, H. (2019). EFEK


NEUROPSIKIATRIK PADA PENYALAHGUNAAN PIL ZENITH
(CARNOPHEN) OLEH KULI BANGUNAN DI BANJARMASIN. Jurnal
Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), 149-155.

Tabrani, M. A. Penyebab Terjadinya Tindak Pidana Peredaran Obat Berbahaya


(Daftar G) Jenis Carnophen (Studi di Kabupaten Tuban) (Doctoral
dissertation, Brawijaya University).

Rusdianto, A. F. (2015). Penanggulangan Tindak Pidana Peredaran Obat Keras


(Daftar G) Jenis Carnophen di Kalangan Nelayan (Studi di Polres
Lamongan) (Doctoral dissertation, Brawijaya University).

Farid, M., & Astuti, P. (2018). Proses Penegakan Hukum Tindak Pidana Penjualan
Obat Penggugur Kandungan Secara Ilegal (Studi Kasus Di Kepolisian
Resort Kota Sidoarjo). Novum: Jurnal Hukum, 5(4).

Anda mungkin juga menyukai